22
2.4.1. Jenis – Jenis Uang Beredar di Indonesia
Menurut Bank Indonesia 2004, di Indonesia hanya dikenal dua macam jumlah uang beredar saja, yaitu:
1. Jumlah uang beredar dalam arti sempit narrow money – M
1
, di defenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
terdiri dari uang kartal C dan uang giral D. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang memiliki nilai nominal.
2. Jumlah uang beredar dalam arti luas broad money – M
2
, didefenisikan sebagai kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang
terdiri dari uang kartal C, uang giral D dan uang kuasi. Dengan kata lain M
2
adalah M
1
ditambah dengan tabungan dan simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek , temasuk rekening pasar uang dan pinjaman
semalan antar bank. Elemen – elemen pada M
1
dapat dikatakan sebagai besaran moneter bebas bunga interest-free monetary aggregates karena elemen – elemen tersebut belum
mengandung bunga. Sementara uang kuasi yang terdiri dari tabungan dan deposito berjangka dikategorikan ke dalam uang mengandung bunga interest monetary
aggregates.
2.5. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk mengetahui hubungan kausalitas antar beberapa variabel makroekonomi yang
berhubungan dengan jumlah uang beredar ataupun suku bunga BI atau BI Rate. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Dinnul alfian Akbar 2012 melakukan
Universitas Sumatera Utara
23
hubungan kausalitas antara inflasi, tingkat suku bunga dan jumlah uang yang beredar pada periode Juni 2005 – Juni 2011. Berdasarkan hasil pengujian yang
dilakukannya dapat disimpulkan bahwa kelebihan jumlah uang beredar akan mendorong turunnya suku bunga, dimana kelebihan jumlah uang beredar yang
dimaksud adalah proses penawaran uang yang tinggi yang berdampak juga terhadap inflasi. Jika suku bunga meningkat , maka individu masyarakat akan
lebih menabungkan uangnya di bank saving karena akan mengharapkan pengembalian yang menguntungkan.
Studi yang dilakukan oleh Pender Gbenedio, O felix Ayadi, dan Okpala Amon 1999 melakukan hubungan kausalitas dan kointegrasi antara jumlah uang
beredar dengan tingkat suku bunga di negara Nigeria periode 1985-1995. Berdasarkan hasil pengujiannya, dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga
dengan jumlah uang beredar memliki hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam jangka panjang yang terjadi di negara Nigeria.
Kemudian studi yang dilakukan oleh Andreas Scharbert 2005, menganalisis hubungan antara jumlah uang beredar dengan target suku bunga di
Europe Bank. Berdasarkan hasil penelitian, dapat menyatakan bahwa target suku bunga di Europe Bank dapat menstabilkan jumlah uang beredar dalam jangka
panjang dan positif. Jika jumlah uang beredar yang terlalu besar maka akan mengakibatkan dampak postif terhadap target suku bunga berupa menaikan suku
bunganya secara bertahap agar jumlah uang beredar tetap stabil.
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun Penelitian
Penelitian Hasil Penelitian
Dinnul Alfian Akbar 2012
Meneliti mengenai hubungan kausalitas
antara inflasi, tingkat suku bunga , dan jumlah
uang beredar periode Juni 2005- Juni 2011
Kelebihan jumlah uang beredar akan
mendorong turunnya suku bunga, dimana
kelebihan jumlah uang beredar merupakan
proses penawaran uang yang tinggi yang
berdampak terhadap inflasi.
Pender Gbenedio, O Felix Ayadi, dan Okpala
Amon 1999 Meneliti mengenai
hubungan kausalitas dan kointegrasi antara
jumlah uang beredar dengan tingkat suku
bunga di negara Nigeria periode 1985-1995
Antara jumlah uang beredar dengan tingkat
suku bunga memiliki hubungan yang saling
mempengaruhi satu sama lain dalam jangka
panjang.
Andreas Scharbet 2005
Meneliti mengenai hubungan antara target
suku bunga di Europe Bank dengan jumlah
uang beredar. Menyatakan bahwa
target suku bunga dapat menstabilkan jumlah
uang beredar dalam jangka panjang dan
positif.
2.6. Kerangka Konseptual