Metode Penelitian Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Bagan Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang (1980-2000)

11 sangat sederhana sehingga wilayah operasi pun menjadi terbatas, hanya di sekitar perairan pantai. Di samping itu, ketergantungan terhadap musim sangat tinggi, sehingga tidak setiap saat nelayan bisa turun ke laut, terutama pada musim ombak yang bisa berlangsung sampai lebih dari satu bulan. Jadi dengan kesederhanaan alat yang digunakan pada musim tertentu tidak ada tangkapan yang bisa diperoleh. Sumber selanjutnya yang penulis gunakan adalah laporan penelitian dari Agus Suriadi dkk dalam judul “ Laporan Penelitian Hibah Bersaing: Model Pemberdayaan Sosial Ekonomi Komunitas Nelayan Miskin Berbasis Perempuan”. Di dalam laporan ini dinyatakan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi nelayan, misalnya melalui kebijakan yang dikenal dengan modernisasi perikanan atau revolusi biru blue revolution, belum mampu memberikan hasil yang memuaskan secara berkeadilan untuk semua lapisan, bahkan cenderung menimbulkan persoalan baru pada komunitas nelayan. Analisis Profil Rumah Tangga Nelayan Di Sumatera Utara, Perwakilan BPS Propinsi Sumatera Utara yang bekerjasama dengan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumut. Di dalam buku ini sangat jelas sekali dijabarkan jenis-jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di Sumatera Utara baik itu jenis pukat, jaring, pancing dan jenis rawai. Buku ini sangat membantu peneliti menjadi pegangan dalam melakukan wawancara mengenai kajian alat tangkap.

1.5 Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian ilmiah memiliki metodologi, Demikian juga dengan penelitian sejarah. Dimana metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara Universitas Sumatera Utara 12 kritis rekaman peninggalan masa lampau 13 1. Heuristik, yaitu tahap awal untuk mencari data-data melalui berbagai sumber dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam tahap heuristik ini peneliti mencari data-data melalui dua cara, yaitu studi lapangan field research dan studi kepustakaan library research. Pada studi lapangan field research peneliti lebih menekankan pada metode wawancara. Di saat melakukan wawancara di lapangan banyak pengalaman yang peneliti dapatkan salah satunya peneliti mengetahui bagaimana pengalaman para nelayan saat di laut melalui cerita mereka yang begitu bersemangat menceritakannya. Dan saat peneliti ingin ikut terjun langsung ke laut untuk mengetahui bagaimana pengoperasian alat tangkap, tetapi hal tersebut tidak bisa dilakukan karena terkendala dengan jam kerja nelayan yang tidak memungkinkan peneliti ikut. Untuk studi kepustakaan library research terdapat beberapa sumber yang dijadikan informasi, antara lain sumber buku yang didapatkan di perpustakaan USU, perpustakaan daerah di Medan ataupun perpustakaan lainnya yang ada di kota Medan. . Adapun metode sejarah terbagi dalam empat langkah antara lain heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. 2. Kritik Sumber, dimana setelah tahap heuristik maka sumber-sumber yang ada dilakukan kritik untuk mencari kebenaran dari sumber-sumber yang didapat. Dalam tahap ini sumber- sumber yang telah terkumpul diproses melalui kritik internal, informasi yang didapat baik dari wawancara ataupun dari sumber-sumber tertulis dilihat kebenaran isinya. Kemudian sumber primer dan sekunder tersebut masuk ke proses selanjutnya yaitu kritik eksternal. Dalam proses ini data diverifikasi secara fisik untuk mencari kebenaran dari sumber-sumber tersebut. Hal ini dilaksanakan agar penulis dapat menghasilkan suatu tulisan yang benar- 13 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, diterjemahkan oleh Nugroho Notosusanto, Jakarta : UI Press, hlm. 32 Universitas Sumatera Utara 13 benar obyektif yang berasal dari data-data yang terjaga keasliannya dan keobyektifannya tanpa ada unsur kesubjektifitasan yang mempengaruhi hasil penulisan. 3. Interpretasi, pada tahap ini setelah data tersebut melewati kritik sumber maka penulis melakukan tahapan yang ketiga yaitu penafsiran atau penganalisisan terhadap hasil dari kritik sumber. Di dalam proses interpretasi ini bertujuan untuk menghilangkan kesubjektifitasan sumber, walaupun kita ketahui kesubjektifitasan itu tidak mungkin bisa dihilangkan seluruhnya. Interpretasi ini dapat dikatakan data sementara sebelum penulis membuatkan hasil keseluruhan dalam suatu penulisan. 4. Historiografi, yaitu tahap akhir dalam metode sejarah. Tahapan ini berisi tentang penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. Penulisan hasil penelitian sejarah ini hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian, sejak awal heuristik sampai dengan akhir yaitu penarikan kesimpulan sehingga dapat dikatakan penulisan tersebut bersifat kronologis atau sistematis. Berdasarkan penulisan sejarah itu pula dapat dinilai apakah penelitiannya berlangsung sesuai dengan prosedur yang digunakannya tepat atau tidak, apakah sumber dan data yang mendukung penarikan kesimpulannya memiliki validitas yang memadai atau tidak, jadi dengan penulisan sejarah ini dapat ditentukan mutu penelitian dan penulisan sejarah itu sendiri Universitas Sumatera Utara 14 BAB II GAMBARAN UMUM DUSUN BAGAN KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam