82
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Data Informan
Pada bab ini akan membahas mengenai data-data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di lapangan melalui wawancara dengan informan.
Peneliti mengumpulkan data dari 4 informan Utama dan 1 informan Tambahan. Dalam hal ini, data yang diperoleh langsung dari binaan yang ada di Kelurahan
Aekkanopan Timur Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara. Dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan, diperoleh berbagai data-
data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan
petikan wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut.
INFORMAN 1 Nama
: JS TempatTanggal Lahir
: Aekkanopan, 21 agustus 1995 Usia
: 20 tahun Pekerjaan
: tidak ada Alamat
: Aekkanopan timur Agama
: Islam
83
Suku : India
JS adalah remaja berusia 20 tahun dengan tingi 163 cm kulit sao matang, hidung mancung layaknya bagaimana orang india. Remaja tanggung ini adalah
salah satu korban candu narkoba di lingkungannya. Tidak main-main lagi tembok penjara sudah pernah dia masuki hanya karena jebakan barang haram yang telah
merusak mentalnya. Tetap saja narkoba masih saja jadi candu buat JS sampai saat ini.
Di dalam keluarganya JS adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara. Ayahnya JS adalah pedagang ikan dipasar sedangkan ibunya bekerja dirumah sambil berjualan
makanan kecil. Adiknya duduk dibangku SMA sedangkan kakaknya telah menikah. JS sendiri tidak memiliki kegiatan karena dia tidak melanjut sekolah.
Semuanya berjalan dengan harmonis tidak ada alasan dari sini untuk JS menggunakan narkoba.
Berawal dari kelas 6 SD ketika itu JS disuru membeli rokok oleh pemuda di lingkungannya sebut saja, bang jek. Dari situ ada rasa penasaran tersendiri oleh
JS seperti apa rasa rokok itu. “waktu kelas 6 SD aku itu, oih...pas pertama kali awak isap batuk-batuk awak, habis itu udalah. Habis main layang-layang sepuku
di belakang SD dulu narik rokok sama si jon,” tuturnya. Sejak saat itu adalah barang baru untuk kebutuhan JS dalam kegiatannya sehari-hari.
Sewaktu SD di sekolah JS adalah langganan penerima hukuman dari gurunya karena JS sangat sering tak mengerjakan PR nya. JS malas sekolah dan
berbolos ria. Bahkan dia sudah 2 kali tinggal kelas. Tak tau entah mengapa JS seperti itu sampai ibunya sering kali memarahinya.
84
Tak lulus ke SMP Negeri JS melanjut sekolah ke SMP swasta yang tak jauh dari rumahnya. Di SMP JS bukanya malah berubah bahkan JS semakin
kacau. Tidak sekolah cabut dan berkelahi itu adalah kegiatan JS. Tak heran jika disinilah awal JS menggunakan Narkoba. berikut penuturannya :
“Iya wak, waktu itu tau sendiri la kau kek mana disini, awak pun pas SMP kek manalah jogalnya. Pas itu waktu pas dibelakang SD, sore-
sore itu. Nengok main kartu aku, ada bg jen isap ganja dia, pening- pening enak awak cium asapnya, ditawarinya kuisaplah, awak pun lagi
suntuk juga dapat surat panggilan orang tua dari sekolah, kenak tarik la trus asap itu”.
Disamping itu, ketika bolos sekolah JS juga mnjelaskan dia mendapat temannya menggunakan narkoba atau ganja. Disitulah JS semakin dalam dengan
ganja setelah mendapat teman CK disekolahnya. Uang jajannya digunakan hanya untuk membeli sebongkah ganja yang hanya merusak masa depannya.
Setiap harinya begitulah kegiatan yang dilakukan oleh JS pergi ke sekolah, cabut, dapat surat panggilan yang sering membuat dia dimarahi oleh ayah dan
ibunya. Di lingkungannya JS juga turut berperan dalam pengguna narkoba. bahkan JS juga sering bermain judi, uang kemenangan judinya dia gunakan untuk
membeli narkoba. Jika kalah JS mengaku sering mengambil uang ayahnya ketika berjualan. Tak heran karena tingkah lakunya JS sadar bahwa dia sudah mulai
dibenci oleh orang-orang tua di lingkungannya. Menginjakkan kaki di bangku SMA JS mendapat amunisi baru untuk dia
gunakan sebagai bahan pelampiasan dan candunya berupa narkoba jenis shabu-
85
shabu. Narkoba ini dalam bahasa anak mudanya disebut BR, Garam dan kristal. Dia mendapat garam ini dari kawan-kawan CK sepermainanya. Karena dia mulai
bosan dan bius pada ganja kurang dengan itu dia beralasan melanjutkan hasratnya menggunakan narkoba ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Berikut penuturannya :
“Oih..kok shabu uda la aku, disininya gembongnya itu, uda biasa nya itu. Pas SMA la aku itu, uda makin kurang bius ganja ini
kupakek la BR itu. SMP uda pernah juga nya aku ditawari bg wen. Cuma kupake gitu aja. SMA la mulai berguru aku untuk itu.”
Semakin dalam dengan Narkoba tak sampai 1 tahun di SMA JS pun dipecat dari sekolahnya karena bolos dan nakal. Setelah menjalani masa tanpa
sekolah JS pun semakin naik level lagi bahkan dia sudah mulai berani merampok hanya untuk menghirup serbuk kematian itu. Dengan tingkah laku seperti itu JS
pun akhirnya kena batunya sampai di penjara. Ketika itu JS sudah tak tahan ingin nyabu tetapi uang yang dipegangnya
tidak ada. Pada saat itu dia mencari teman untuk bisa nyabu dimalam harinya, sama seperti JS temannya pun tak memiliki uang. Akhirnya solusi pun didapatkan
dengan mencuri. Berikut penjelasnya :
“Mau makek aku wak, Cuma gak ada uang waktu itu, kuajak la si roy untuk CK, uangnya pun gak ada, menggambar la kami sore-sore
itu, nengok-nengok apa yang mau dicuri, abis itu dapat kami la kreta pas kami ambil ketauan, lari-lari kami kenak tangkap pak polisi juga.”
5 bulan di penjara anak-anak, JS pun pulang . Waktu itu dia mengaku mulai sadar untuk bertobat. Dibalik itu semua tetaplah godaan lebih kuat
86
dibandingkan niatnya dan dia pun semakin kuat dalam memakai narkoba dan akhirnya dia masuk penjara lagi. Sementara orang tua JS sudah tak peduli lai
dengan apa yang dilakukan oleh JS tak mau berubah walaupun sudah sangat sering diperingatkan. Mengikuti pengadilan dan setahunnya keluar dari penjara JS
tetap saja menggunakan narkoba tapi tak seperti masa lalunya. Berikut penuturannya :
“Kok sekarang gak kek dulu lagi la aku wak, kok ada uang pakek kok gak ada tak kupakek paling dari kawanlah. Uda capek awak
masuk penjara itu.”
Begitulah JS saat ini dia tak sesering dulu lagi menggunakan narkoba dan dia pun mengungkapkan ingin menyudahinya tapi apa daya dia belum mampu
untuk melakukannya. Saat ini dia sudah mau untuk bekerja mencari uang dibandingkan dulu yang mencuri dan setiap harinya menggunakan narkoba.
Tetapi sedikit atau banyaknya pun tetap saja menggunakan narkoba disitu saya berpesan kepada JS untuk menyudahinya dan jika tak mampu saya sarankan untuk
ikut rehabilitasi pecandu atau memperkuat ibadahnya demi memenuhi kebutuhan rohaninya.
INFORMAN 2 Nama
: NA TempatTanggal Lahir
: Aekkanopan, 22 April 1995 Usia
: 20 tahun
87
Pekerjaan : tidak ada
Alamat : Aekkanopan timur
Agama : Islam
Suku : Jawa
NA merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Remaja berusia 20 tahun ini terlahir dari keluarga sederhana. Ayahnya buruh bangunan dan ibunya
berjualan di pasar. Dia adalah orang yang cerdas dan baik di lingkungannya. tidak disangka orang baik sepertinya bisa masuk dalam candu narkoba.
Semasa SD NA adalah salah satu murid yang disayang oleh guru-guru disekolahnya. dia orang yang kerap mendapatkan juara di kelas bahkan dia juga
jago dalam bermain sepak bola, selain dari itu dia juga orang yang sangat bersahabat. Bahkan dia juga menjadi contoh buat 2 adiknya yang tak jauh
dibawah umurnya. Dia mengaku tidak pernah berpikir mengapa ia bisa sampai seperti ini menjadi pengguna narkoba.
Lulus dari SD dengan nilai yang cukup baik memuluskan langkah NA melanjut ke SMP Negeri 1 di kualuh hulu. Kelas VII dan VIII NA masih giat
bersekolah dan berprestasi dikelas secara akademik maupun ekstrakuler. Tak heran jika ia memilki teman banyak di sekolahnya.
Memasuki kelas IX di SMP disinilah NA mendapat banyak goncangan dimana kondisi ayah dan ibunya kurang bersahabat. Ia mulai tidak giat lagi
bersekolah, PR dirumah banyak Ia tinggalkan sehingga membuat prestasinya menurun di kelas. Selain dari itu NA juga sudah mulai ikut-kutan dengan teman-
88
temannya yang nakal dan suka membolos. Walaupun demikian NA tetap saja menuntaskan SMP nya dengan lulus.
Setelah lulus dari SMP permasalahan dalam keluarga NA semakin darurat dimana ia kerap kali melihat ibunya merkelahi dengan ayahnya. Disamping dari
itu NA semakin sering menghabiskan waktunya dengan bermain-main dan mulai mengikuti sebagian teman-teman di lingkungannya yang nakal. Disinalah NA
mulai mencoba-coba untuk menghisap rokok yang berawal dari tawaran temannya. Berikut penuturannya :
“gini bang, waktu itu malas aku dirumah, batokak aja orang bosku, main- main aku sama orang kawanku, ditawari aku rokok, ku isap aja la.”
Pendaftaran SMA sudah dimulai dan NA melanjutkan sekolahnya keluar daerah agar dia tidak terganggu dengan teman-temannya yang nakal yang sempat
ia temani dan untuk meringankan biaya orangtuanya juga karena NA tinggal ditempat pamannya di kota pinang. Setahun menjalani masa SMA di kota pinang
NA mendapat kabar yang sangat tidak menyenangkan. Dimana kedua orangtuanya telah memutuskan untuk bercerai. Disinilah NA semakin kacau dan
iya memutuskan untuk berhenti sekolah dan pulang ke Aekkanopan. Masa remaja dengan semangat dan mimpi yang tinggi dibalik labilnya
pemikiran NA sudah dibenturkan dengan masalah perceraian kedua orangtuanya. Pasti gejolak dan emosi yang dialami NA semakin memicu untuk menolak
kenyataan, sayangnya tidak ada yang mendukung dan menguatkan NA sehingga ia ikut dalam pergaulan yang salah. Ditambah lagi ibu yang sudah pergi dengan
89
suaminya yang baru tinggallah NA dengan adik-adiknya bersama ayahnya di Aekkanopan.
Seiring berjalannya waktu NA pasrah dengan kenyaataan tetapi berada pada jalur yang salah. Ia melampiaskan kekesalannya berteman dengan teman-
temannya yang nakal dan disinilah NA mulai menggunakan Narkoba. dimana narkoba yang pertama kali ia gunakan adalah shabu yang ia dapat dari teman-
temannya. Selanjutnya ia mulai sangat bersahabat dengan shabu. Berikut penturannya :
“Pas pertama kali kupake itu bang, memang besok-besoknya langsung kecarian aku, jadi pengen aja bawaannya awak cari uang, tapi untuk belik itu,
pernah ada uangku 150 dari cor bangunan, 2 hari aja putus aku, kubelikkan terus shabu, gampangnya belinya, uda tau pulak aku, berdua kami di ladang
sama kawanku.”
Rendahnya aktivitas spritual dan tidak adanya lagi semangat dengan berbagai masalah yang datang ditengah masa-masa remaja lantas membuat
hancurnya mimpi yang telah di ukir oleh NA. Merokok, menyalahgunakan narkoba menjadi bagian dari kebutuhan NA ditengah kegiatan sehari-hri yang ia
jalani. Kini ia putus sekolah dan menjadi pemuda pengangguran yang tidak semestinya ia jalani. NA mengaku ada niat ingin berubah dari masa saat ini.
Tetapi ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sementara minimnya pekerjaan yang ada.
INFORMAN 3
90
Nama : CJ
TempatTanggal Lahir : Aekkanopan, 12 April 1998
Usia : 20 tahun
Pekerjaan : tidak ada
Alamat : Aekkanopan timur
Agama : Islam
Suku : Jawa
Sebut saja CJ, remaja berusia 17 tahun ini tenang dan pendiam.Tahun ini iasedang duduk dibangku SMK kelas XI jurusan mesin. SMK yang ia duduki
adalah SMK swasta yang berada di Aekkanopan. Tidak seperti informan lainnya, ia adalah pengguna narkoba pemula yang baru memakai narkoba di tahun 2015
ini. Di dalam keluarga CJ merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Ayahnya bekerja sebagai mandor bangunan sementara ibunya berjualan dirumah. Adiknya duduk di bangku SMP dan yang paling kecil duduk di bangku SD. CJ
merupakan anak dari keluarga yang berkecukupan dan harmonis. Sehingga tidak ada alasan buat CJ jatuh ke dalam narkoba dari kelurga ataupun ekonomi.
Semakin meluasnya akses masuk narkoba mengakibatkan semakin mudahnya narkoba di negara ini didapatkan. Bukan menjadi rasia umum lagi jika
siswa saat ini sudah banyak menggunakan narkoba. Hal tersebut menjerat CJ jatuh
91
kedalam narkoba melalui teman-temannya yang sudah duluan menggunakan narkoba. berikut penuturannya :
“Kok aku bang ikut-ikutannya awalnya sama kawanku, pas pulang sekolah itu. Ayok CK CK, katanya gitu bang, bingung aku, kata
kawanku satu lagi ayok. Ikut aku sama orang itu, pigi la kawanku ini membelinya terus ke kebun la kami, uda bawa las segar orang itu sama
ada kaca dan pipet, bingung aku, dipasang orang itu la, enak ini, enak katanya, penasaran aku, ku coba la, pertama tak tau aku manareknya
bang, diajari orang itu la..kutarek terus, mak, oyong aku, tapi mau lari- lari aja bawaannya. Itu la bang”.
Seiring berjalannya waktu CJ semakin terpengaruh dengan kedua temannya. CJ tidak menyadari bahwa ia sudah berada dalam suatu masalah.
Sering bolos dan semakin urak-uarakan begitulah CJ saat ini. Meminta uang jajan lebih dan uang Praktek dan lain-lain disalahgunakan hanya untuk membeli
narkoba CK dengan teman-temannya. Sementara itu orang tua CJ tidak mengetahui bahwa anaknya sudah terjerat dalam candu narkoba. Santai dan biasa
saja itulah jurus yang dilakukan CJ agar kedua orang tuanya tidak mengetahuinya.
Sedalam-dalamnya bangkai dikubur pasti baunya akan tercium juga, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Dan akhirnya pun CJ
ketauan oleh orangtua sudah menggunakan narkoba. badan semakin kurus, mata hitam dan surat panggilan dari sekolah. Orangtua CJ heran dimana anaknya yang
selalu pergi kesekolah malah mendapat surat panggilan karena jarang masuk
92
sekolah. Disinilah CJ ketauan bahwa ia selama ini membolos sekolah. Dirumah CJ pun dimarahi oleh orangtuanya dan orangtunya kini mulai mencari tau
mengapa CJ mulai sering membolos. Berikut penuturannya :
“Pas makek kami bang dikebun, enak la kami, uda fly la ibaratnya kok makek bang, bisalah pulaknya datang bosku, dihabisi la aku disitu, kawanku
dimaki-maki, pulang aku dimarahi dan dipukuli, tapi untunglah bosku datang bang, gak polisi.”
CJ mengaku dan yakin bahwa ada yang memberitahukan dia menggunakan narkoba, ia yakin itu juga dari temannya yang lain memberitahukan
kepada ayahnya ataupun disuruh ayahnya untuk mengikutinya. Sampai saat ini ia hanya bisa kesal dengan orang yang memberitahukannya itu tanpa mengetahui
siapa itu. CJ pun dimarahi orangtuanya dan diancam akan dimasukkan penjara kalau masih menggunakan narkoba. CJ pun berjanji kepada orangtuanya agar
tidak menggunakan narkoba. Setelah ketauan menggunakan narkoba, CJ pun mendapat penjagaan ketat
dari kedua orangtuanya. Dia tidak lagi diberikan kepercayaan untuk mengendarai sepeda motor ke sekolah melainkan diantarkan ayahnya. Tas, dompet selalu
diperiksa orangtua CJ ketika pulang sekolah maupun secara diam-diam. Tidak hanya itu, uang jajan CJ pun dipangkas dari 20 ribu menjadi 15 ribu per-harinya.
Hal ini membuat CJ gerah dan emosi. Mendapat perlakuan seperti itu CJ mulai diam-diam mncuri uang di kedai rumahnya. Seminggu berjalan CJ memang masih
belum menggunakan narkoba.
93
Memasuki minggu kedua dari ketauan orangtuanya. CJ mendapat godaan, lagi-lagi dari kedua temannya yang mengajak CJ untuk CK alias nyabu. Kali ini
CJ menolak untuk tidak ikut. Karena CJ masih takut untuk melakukannya melihat penjagaan ketat dari kedua orangtuanya. CJ pun memilih untuk langsung pulang
kerumah. Sesampai dirumah CJ pun menghabiskan waktunya bermain game dan merokok dikamarnya, rokok yang ia curi dari jualan ibunya.
Satu bulan berlalu CJ mulai bosan dengan perlakuan ketat oleh orangtuanya. Disamping itu ajakan dari kedua temannya semakin menggodanya.
Entah bagaimana CJ mulai berpikir keras untuk dapat menggunakan narkoba lagi. Walaupun ia hanya pengguna pemula tetapi ia mengaku suka dengan efek dari
narkoba itu yang tanpa ia sadari tahap itu akan membawanya menjadi pecandu yang kuat. Kali ini ia mulai membujuk kedua orangtuanya agar dapat diberi
kepercayaan untuk menggunakan sepeda motor ke sekolah. Karena ia juga tidak bebas untuk bepergian. Tetapi tetap saja orang tuanya tidak mengizinkannya.
Berselang dua bulan sebelum wawancara ini, CJ mengaku disitu ia dapat lagi menggunakan narkoba. Pada waktu itu adalah hari libur kenaikan kelas.
Berikut penuturannya :
“Pas libur naik kelas itu bang, diajak kawanku yang dua itu aku main- main, permisi la aku dari rumah bg, pas pulak bosku ada borongan,
sebenarnya tak dikasi lagi aku main-main sama orang itu, Cuma orang itu joinku, tak tau rupanya mau nyabu, takut aku kubilang, uda tenang aja kau
katanya, makek lagi la aku disitu, dirumahnya kami makek, pas pigi bosnya.”
94
Sampai saat ini CJ pun masih menggunakan narkoba, tetapi terbilang jarang. Karena ia tidak diberi kebebasan dari orangtuanya. Ia hanya bisa secara
diam-diam.
INFORMAN 4 Nama
: RJ TempatTanggal Lahir
: Aekkanopan, 18 September 1999 Usia
: 16 tahun Pekerjaan
: tidak ada Alamat
: Aekkanopan timur Agama
: Islam Suku
: Jawa RJ adalah remaja tanggung yang saat ini berusia 16 tahun, ia adalah anak
ketiga dari tiga bersaudara. Ibu bekerja sebagai penjual mie dan makanan di pasar sementara ayah meninggalkan ibunya kawin dengan wanita lain, tinggallah ibunya
sendiri mengurus ketiga anak-anaknya. Perceraian itu terjadi ketika RJ masih kecil berusia 3 tahun. RJ sendiri adalah anak satu-satunya laki-laki, sementara
kedua kakaknya membantu ibunya berjualan di pasar. Sejak kecil RJ adalah anak yang lincah dan lasak, ia selalu bermain
kesana-kemari, berlari-lari dengan teman-teman kecilnya. Bermain guli dan
95
layang-layang adalah hobinya dulu. Bahkan ketika belum memasuki SD ia sudah dapat menerbangkan layang-layang dengan mudah. Masa kecil yang dijalaninya
tampaknya cukup menyenangkan. Memasuki sekolah dasar adalah awalnya RJ mengenal rokok. Ia
menjelaskan ketika itu ia sedang bermain layang-layang di halaman sekolah, datanglah pemuda yang dilingkungan SJ sebut saja bang jon dan menyuguhkan
rokok kepadanya. Sontak awalnya RJ heran dan ia mengaku menolak untuk pertama kalinya tetapi bang jon terus menyuruhnya untuk merokok. Berikut
penuturannya :
“Pas main layang-layang aku bang waktu SD kelas 2 itu, datang bang jon, dikasinya aku rokok, kutolak, tapi dibelakang sd kau isap
kok takut kau, gitu katanya, jujur karena takut aku ditengok orang makanya tak ku isap, lagian bang itu pun agak mamaksa, ku isapla
dibelakang SD, batuk-batuk aku.”
Begitulah RJ kerap disuruh untuk menarik rokok, dan ia pun semakin mengikutinya dan lama kelamaan RJ pun jadi tergantung dengan rokok itu bahkan
RJ pun bercerita ia pernah mengutip rokok puntungan sisa kalau mau merokok. Tak heran memang lingkungan RJ memiliki banyak remaja yang menjadi korban
dari candu narkoba. Memang RJ adalah anak yang kurang mendapatkan penjagaan dan
pengarahan dari orangtunya, dikarenakan ibunya pagi sudah pergi ke pasar untuk membuka warung jualan sementara kedua kakaknya bersekolah dan di sore
harinya ibunya pun tetap berjualan dan kakaknya ikut membantu ibunya.
96
Tinggalah RJ sendiri dan bermain-main dan bebas memilih bermain pada siapapun yang kemudian ikut-kutan dengan remaja yang sudah merokok.
Semakin hari RJ pun semakin kerap bergaul dengan teman-teman yang diatas umurnya. Seiring dengan itu RJ pun menjelaskan ketika ia menginjakkan
kaki di kelas 5 SD ia sudah mulai menjajaki yang namanya gelek atau ganja. Tak heran jika ia mulai malas masuk ke sekolah dan sering membolos. Hal ini
membuat ibu RJ mendapat surat panggilan dari sekolah. Dengan kesibukan dan hanya satu-satunya tulang punggung keluarga RJ bermohon kepada para guru agar
mentolerir anaknya dan dia berjanji akan menyuruh anaknya ke sekolah. Tetapi tetap saja RJ tak bisa berubah karena ia sudah nyaman berada di zonanya saat itu.
Tak sampai lulus SD RJ pun berhenti sekolah dan ia menghabiskan waktunya untuk bermain-main. Disela-sela itu RJ ikut tetap bergabung dengan
remaja yang lain dan tak lupa mereka menarik ganja. Tempat-tempat menggunakan ganja adalah tempat sunyi dan aman dari keramaian. Berikut
penuturannya :
“kami make biasanya di belakang SD bang kalau malam, di toilet yang gk dipake itu la, kalau siang ke kebun, biar jangan ketauan.”
Lagi-lagi RJ naik peringkat dengan cepat, berselang 1 tahun dari ganja ia sudah mencoba-coba narkoba jenis shabu. Dengan bermodalkan pergaulan ia
dengan mudah mencoba barang barunya itu. Tak lagi ganja, ia sudah
97
meninggalkannya. Ia menjelaskan shabu lebih mudah dicari dibandingkan ganja. Tak tau alasannya itulah yang ia lihat akhir-akhir ini.
Saat ini dengan shabu adalah teman setia RJ, ia berani bekerja mocok- mocok, memikul barang pagi hari dipajak, ikut kerja bangunan hanya untuk
membeli shabu. Jika tidak memiliki uang RJ mencari tau temannya siapa yang sedang menyabu. Bahkan saat ini RJ mengaku punya utang 400 rb dengan
bandarnya. Sementara itu ibunya sudah lelah menasehatinya dan tidak mau ambil pusing dengan membiarkannya. Sedangkan kakaknya sudah tidak lagi bersekolah
karena tidak memiliki uang untuk melanjut ke perkuliahan dan akhirnya kakaknya pun ikut berjualan dengan ibunya.
Informan Tambahan
Informan tambahan yang saya jadikan dalam penelitian ini adalah ibu ros, salah satu pemilik ladang yang sering dijadikan tempat penyalahgunaan narkoba
ataupun tempat para pecandu melampiaskan nafsu dengan ganja ataupun shabu. Selain itu ibu ros sendiri adalah masyarakat yang akrab di lingkungannya. Apalagi
ibu ros berjualan di rumahnya yang kerap para pecandu membeli rokok dan dia akrab dengan pecandu dan menasihati para pecandu agar jangan menggunakan
narkoba. Jelas secara perasaan ibu ros mengerti juga faktor penyebab remaja menggunakan narkoba.
98
Melalui ibu Ros juga saya mendapatkan 1 informan yang saya anggap adalah informan yang menarik ceritanya, yaitu NA. Warung ibu ros kerap
dijadikan tempat duduk-duduk para remaja. Ia sering mendengar para remaja hendak menggunakan narkoba. walaupun ibu ros akrab dengan para pemuda
tetapi dia khawatir karena ladang di belakang rumahnya sering digunakan untuk memakai ganjashabu. Sering dilarang tetapi tetap saja mereka masih pergi kesitu.
Pernah ibu ros memarahi tapi hanya bisa bertahan dalam 3-4 hari saja. Menurut pengamatan ibu Ros remaja yang kerap menggunakan narkoba
adalah remaja yang putus sekolah, dan para pemuda yang pengangguran atau bekerja tidak jelas. Ditambahkannya lagi bahwa adanya perceraian mengakibatkan
para anak-anak kurang perhatian dan menyalahgunakan keadaan. Tak bisa dipungkiri lingkungan bu ros adalah lingkungan yang tingkat perceraiannya tinggi
dimana ada 4 keluarga yang sudah bercerai. Ibu Ros juga menjelaskan bahwa begitu mudahnya para remaja
mendapatkan narkoba dan menggunakannya. Ibu Ros heran dan sempat menanyakannya kepada para remaja. Ternyata para remaja tak sulit untuk
menjawabnya, seperti bukan suatu rahasia umum lagi lokasi dan tempat pembelianya. Hal inilah juga memuluskan langkah dan niat para remaja untuk
mendapatkan butiran barang haram itu. Narkoba yang digunakan remaja adalah jenis shabu, tidak ada jenis
lainnya. Dulunya Ibu Ros melihat masih ada menggunakan ganja. Sehigga saat ini tak jarang terlihat bong asap atau corong yang disembunyikan diladang Ibu Ros.
99
Bong atau corong itu terbuat dari botol minuman yang dirakit menjadi alat yang digunakan oleh pecandu untuk memakai shabu.
Ibu ros sangat membantu saya dalam mencari tau dan mendekatkan saya dengan informan. Ibu ros berharap adanya badan penyuluhan dan pendidikan anti
narkoba di setiap kelurahaan agar tidak semakin banyak remaja yang menggunakan narkoba. karena ibu ros melihat sudah banyak putus sekolah akibat
dari narkoba bahkan bukan menjadi rahasia umum lagi jika pecandu saat ini menjadi pelaku pencurian dan perampokan.
Selain dari ibu ros, saya juga mencari informasi dari wartawan BNN bapak Wilsen sinaga selaku Wartawan berita BNN yang ditempatkan di Labuhan Batu
Utara. Ia adalah salah satu orang yang mengetahui banyak khasus-khasus narkoba di Labuhan Batu Utara. Akhir-akhir ini ia mengatakan tertangkap 5 pemuda
menggunakan narkoba di Kelurahaan Aekkanopan. Bapak Wilsen Sinaga mengatakan, semakin maraknya pengguna narkoba
terkhusus pada remaja dikarenakan minimnya mental remaja saat ini. Kelabilan dan keinginan untuk bersenang-bersenang lebih dominan dibandingkan keinginan
untuk mencapai cita-cita. Dari rentan 1 tahun ini sudah terdapat 10 khasus narkoba di Kabupaten Labuhan Batu Utara dengan umur 16-35 Tahun
Selain dari Pada itu akses narkoba yang kian meluas dan mudah memanjakan para kawula muda dan pecandu lainnya mendapatkan narkoba itu
sendiri. Ia berharap pihak kepolisian semakin ketat dalam menutup akses peredaran masuknya narkoba ke Kabupaten Labuhan Batu Utara.
100
Untuk memberikan Informasi dan sumber agar skripsi ini sesuai yang diharapkan, saya mewawacarai bapak Lurah Aekkanopan Timur yaitu bapak
Djamal. Bapak djamal dulunya adalah seorang guru di SMK Negeri 1 Kualuh Selatan, tentunya dia banyak memahami kondisi-kondisi remaja apalagi ia adalah
lurah yang akrab di Kelurahan Aekkanopan Timur Bapak Djamal mengatakan bahwa Kelurahaan Aekkanopan yang
dipimpinnya ini sudah dihantui oleh bayang-bayang narkoba. hal itu dilihat dari mulai banyaknya kasus-kasus penyalahgunaan narkoba di Kelurahaan ini. Ia
berpendapat hal ini tidak terlepas dari kurangnya tingkat pendidikan masyarakat dan tingginya masyarakat yang berusia remaja.
Banyak tindakan yang salah yang dilakukan oleh anak remaja masa sekarang, seperti di dalam lingkungan sekolah adalah bolos dari jam pelajaran lalu
lari ke warnet bermain Game atau sebagainya, terlambat datang ke sekolah karena disengaja, menghabiskan uang sekolah, berantam di sekolah hingga tawuran antar
sekolah dan berbagai tindakan yang melanggar norma-norma. Pada usia remaja, dimulai dari mengkonsumsi rokok, akan lebih mudah
naik kepada pemakaian Ganja dengan rasa ingin tahu dan coba-coba bersama teman-teman lainnya. Tidak sedikit pada jaman sekarang ini anak SMP banyak
yang merokok dan juga tidak sedikit dari pelajar SMP yang sudah mengkonsumsi narkoba. Mereka mendapatkan narkoba bisa jadi dari teman-teman mereka yang
memiliki kenalan penjual narkoba dan sudah pernah mengkonsumsi sebelumnya. Rokok adalah pintu masuk ke dalam pemakaian Narkoba, dengan
kebiasaan merokok maka si anak ingin mencoba memakai narkoba jenis ganja,
101
ingin mengetahui bagaimana sebenarnya rasa narkoba tersebut. Di luar kesadaran seseorang itu dan tidak dengan sepengetahuannya maka mereka mengalami
ketagihan diakibatkan Zat yang sudah masuk didalamnya, Sehingga seseorang itu ketagihan untuk mengkonsumsi Narkoba.
Alasan mengapa remaja mau mengkonsumsi Narkoba adalah ketika ia memiliki berbagai masalah-masalah yang sangat sulit untuk dipecahkan, banyak
dari remaja memilih jalan yang salah dengan mengkonsumsi narkoba, masalah tersebut merupakan beban yang sangat berat dalam dirinya, misalnya adalah
masalah yang dialaminya di sekolah, atau di bangku perkuliahan. Banyak permasalahan yang dapat menimbulkan remaja mengalami frurtasi seperti
masalah percintaan, perkelahian dengan teman sekolah, sebaya, dan teman bermain, dendam yang sudah lama dibawakan dalam dirinya dan lain sebagainya.
Masalah-masalah yang dihadapi jika penyelesaiannya tidak ada maka seseorang itu akan semakin stress, jenuh, bingung tidak tahu untuk bertindak, ditambah lagi
teman-teman yang pengguna Narkoba yang kurang perduli ajkan masalah yang dihadapi. Pemakaian Narkoba akhirnya dianggap seseorang itu menjadi solusi
yang utama, seakan-akan masalahnya selesai jika sudah mengkonsumsi Narkoba tersebut.
Keluarga mempunyai peranan terpenting di dalam kehidupan remaja, sifat remaja yang masih mencari identitas yang seharusnya orangtua selalu menemani
anaknya dan menjaga komunikasi dengan anaknya supaya hubungan itu bisa baik dan remaja mendapati dirinya kearah yang lebih baik. Banyak keluarga yang
kurang peduli kepada anaknya khususnya remaja, para orangtua menganggap bahwa anaknya khususnya remaja sudah mampu menjalani hidup dengan baik dan
102
sulit untuk terpengaruh dengan dunia luar, namun faktanya banyak remaja yang semakin mudah terjerumus ke dalam lembah kegelapan.
Hal-hal tersebut sering dianggap sepele dan berakibat fatal pada remaja. Dimana bapak Djamal juga mengatakan pentingnya peran sekolah dalam
memberikan informasi dan penyeluhan narkoba. Aspek moralitas dan kegiatan rohani yang harus ditanamkan dan diperbanyak oleh sekolah kini sudah mulai
luntur. Bapak Djamal berharap masalah narkoba yang saat ini menjadi musuh bangsa segera terselesaikan.
5.2 Analisis Data