108
Ada banyak remaja yang mempunyai keyakinan yang keliru dan menganggap enteng akan hal-hal yang membahayakan, sehingga mengabaikan
pendapat orang lain, menganggap dirinya pasti dapat mengatasi bahaya itu, atau merasa yakin bahwa pendapatnya sendirilah yang benar, akibatnya mereka dapat
terjerumus ke dlam tindakan kenakalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.
d. Religiusitas yang rendah
Anak yang bertumbuh dan berkembang di dalam keluarga yang religiusitasnya rendah, bahkan tidak pernah mendapat pengajaran dan pengertian
mengenai Tuhannya secara benar, maka biasanya memiliki kecerdasan spritual yang rendah. Dengan demikian tidak ada patokan akan nilai-nilai yang dianutnya
untuk bertindak, sehingga berperilaku sesuka hatinya, tidak tahu masalah yang baik dan buruk dan tidak takut akan berbuat dosa.
Terbukti dari semua informan yang diambil tidak satu pun yang memiliki nilai religiuitas yang tinggi. Dimana seluruh informan sering mengabaikan sholat
5 waktu dan sholat jumat.
2. Faktor Narkoba itu sendiri
109
Salah satu faktor pencetus terjadinya penyalahgunaan narkoba adalah karena tersedianya narkoba. Maraknya peredaran narkoba, menjadikan narkoba
bukanlah sesuatu yang langka bagi remaja. Berbagai macam jenis narkoba yang saat ini beredar pesat di tengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan remaja
Kelurahaan Aekkanopan Timur. Seperti yang dituturkan oleh Putra yang merupakan remaja pengguna narkoba, berikut penuturannya:
“Pas pertama kali kupake itu bang, memang besok-besoknya langsung kecarian aku, jadi pengen aja bawaannya awak cari uang, tapi untuk belik itu,
pernah ada uangku 150 dari cor bangunan, 2 hari aja putus aku, kubelikkan terus shabu, gampangnya belinya, uda tau pulak aku, berdua kami di ladang
sama kawanku.”
Berdasarkan wawancara dengan Fahri tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa, apapun jenis narkoba yang beredar dan sangat mudahnya mendapatkan
narkoba tersebut bukan menjadi pemicu utama dalam keterlibatan remaja Kelurahaan Aekkanopan Timur untuk mengkonsumsi Narkoba tetapi mentalitas
remaja tersebut yang menjadi hal terpenting dalam menolak untuk terjerumus ke dalam barang haram tersebut.
Selain dari pada itu, jenis narkoba yang selalu dikonsumsi di Kelurahan Aekkanopan Timur adalah Ganja dan shabu. Tetapi saat in dikarenakan ganja
tidak mudah lagi mendapatkannya dan perderan shabu semakin marak maka para remaja saat ini dominan untuk mengkonsumsi shabu.
3. Faktor Lingkungan
110
Lingkungan juga ditengarai sebagai faktor penting dalam mempengaruhi tindak penyalahgunaan narkoba bagi remaja. Lingkungan yang paling dekat
dengan remaja adalah keluarga dan kelompok teman sebaya. Faktor lingkungan keluarga, menurut Palmer dan Lindle 1996 dan Hawkins, dkk. 1997, dapat
berperan sebagai faktor risiko dan juga faktor protektif dalam penylahgunaan narkoba pada remaja. Faktor risiko berarti kondisi yang dapat menimbulkan
terjadinya penyalahgunaan narkoba, sedangkan faktor protektif adalah kondisi yang dapat menghambat terjadinya penyalahgunaan narkoba. Faktor-faktor risiko
keluarga dalam penyalahgunaan narkoba yaitu: model dari orang tua dan saudara yang sudah menyalahgunakan narkoba, sikap orang tua yang permisif terhadap
pengguna narkoba, kurangnya perhatian orang tua terhadap anak-anaknya, peranan hukuman terhadap anak-anak yang terlalu sering dan inkonsisten, atau
orang tuanya terlalu otoriter Afiatin,2008:16-17. Menurut pendapat Siregar 1995 dan Hawari 1991 dalam
Afiatin,2008:17, keluarga yang mempunyai masalah penyalahgunaan narkoba ditandai oleh karakteristik: ayah tidak mau terlibat dalam kehidupan keluarga, ibu
yang dominan overprotektif, inkonsistensi antara sikap membujuk dan dengki, sering terjadi konflik, orang tua terlalu menuntut keberhasilan anak sehingga
mendorong anak melarikan diri ke “alam impian” melalui narkoba. Keluarga- keluarga yang jarang atau tidak pernah, mengalami penggunaan narkoba ditandai
oleh keterikatan nilai-nilai tradisional, ikatan keluarga yang kuat, ada hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, pengaruh orang tua lebih kuat daripada
pengaruh teman sebaya.
111
Selain lingkungan keluarga, kelompok teman sebaya juga merupakan faktor resiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja. Menurut
Coleman, dalam Scarr, dkk, 1986, kelompok teman sebaya menjadi sangat meningkat perannya selama masa remaja. Hal ini disebabkan berbagai hal, yaitu:
1. Terjadinya perkembangan fisik yang pesat yang mendorong remaja untuk
mengatasi permasalahan dan pengalaman baru dengan sedikit informasi yang dimiliki;
2. Kelompok teman sebaya memberikan informasi yang konkret, meskipun
kadang-kadang tidak tepat. 3.
Teman sebaya memberika dukungan psikologis dengan memberikan teknik dan dukungan untuk menentang otoritas orang dewasa.
4. Teman sebaya memungkinkan remaja untuk mencoba satu identitas baru
sebagai pengalaman nyata, misalnya: merokok sebagai simbol kejantanan dan kedewasaan, remaja ingin membuktikannya dengan mencobanya
dihadapan teman-teman sebayanya.
Faktor lingkungan tempat tinggal juga dikatakan sebagai pendorong keterlibatan dalam penyalahgunaan narkoba, tempat tinggal di dunia hitam atau
terlalu padat penduduk, suasana huburan yang menggoda, bagi anak-anak remaja awal, kebiasaan hidup orang-orang yang mempunyai aktivitas di tempat-tempat
hiburan dengan gayanya yang kurang pas dengan anak-anak, sudah jelas bahwa ini mempunyai dampak negatif.
112
Seperti halnya dengan anak-anak keluarga mampu yang dapat dengan mudah membuang uang dan mencari hiburan di night club, diskotik, atau mencari
tempat-tempat hiburan yang tidak sesuai dengan usianya, atau mengadakan pesta di rumah sendiri atau rumah teman, mungkin juga villa-villa mewah milik orang
tuanya. Yang jelas akibat dari semua itu sama saja, yaitu hidup lepas kendali dan terjerumus terhadap kenakalan remaja atau tersesat ke penyalahgunaan narkoba
Mastauli,2007:44.
a.Lingkungan keluarga