30
bertujuan hanya untuk menghi-langkan rasa sakit yang berlebihan dan supaya tidak dianggap sebagai orang gila. Penggunaan Narkoba menjadi sangat intensif
beberapa kali sehari, karena begitu reaksi obatNarkoba sudah habis akan terjadi gejala putus obat sakau seperti rasa sakit yang amat sangat dan tidak tertahan-
kan serta tidak bisa diatasi dengan apa saja kecuali mengkon-sumsi Narkoba lagi. Dengan demikian mereka sudah tidak mungkin lagi bersosialisasi di tengah-
tengah masyarakat apalagi melakukan aktifitas sehari-hari.
2.2.4 Dampak penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan Narkoba ini akan memberikan dampak yang sangat luas dan kompleks sebagai berikut :
a Dampak terhadap pribadiindividu pemakai
b Terjadi gangguan fisik dan penyakit yang diakibatkan langsung dari efek
samping Narkoba seperti kerusakan dan kegagalan fungsi organ-organ vital, seperti merusak ginjal, liver, otak susunan saraf, jantung, kulit dan
lain-lain. c
Selain itu dapat secara tidak langsung menyebabkan penyakit lain yang lebih serius diakibatkan perilaku menyimpang karena penga-ruh Narkoba,
seperti tertular HIVAIDS, Hepatitis C, penyakit kulit dan kelamin, dan lain-lain.
d Terjadi gangguan kepribadian dan psikologis secara drastis seperti berubah
menjadi pemurung, pemarah, pemalas dan menjadi masa bodoh.
31
e Dapat menyebabkan kematian yang disebabkan karena over dosis atau
kecelakaan karena penurunan tingkat kesadaran. f
Dampak terhadap keluarga antara lainnya Mencuri uang atau menjual barang-barang di rumah guna dibelikan Narkoba.
g Perilaku di luar dapat mencemarkan nama baik keluarga. Keluarga
menjadi tertekan karena salah satu anggota keluarganya menjadi target operasi polisi dan menjadi musuh masyarakat.
h Dampak terhadap masyarakatlingkungan social.
http:ananglgcenatcenut.blogspot.com. Diakses tanggal 07 Mei 2015 pukul 20:45 WIB.
2.2.5 Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Zat Psikotropika dapat menimbulkan bahaya adiksi ketergantungan. Jenis candu, menurut Hastutiningrum 1997, antara lain menekan fungsi jantung
dan pernafasan, kemunduran fisik dan psikis, merusak generasi, ketergantungan dan bahkan kematian. Sedangkan jenis koka, antara lain menyebabkan bertambah
aktifnya kerja mental, berkurangnya kelelahan, halusinasi, insomnia, euphoria, dan ketergantungan.
Sementara MDMA Metilen Dioksi Metaamfetamin, salah satu derivat amfetamin yang masuk golongan psikotropika yang dikenal pula dengan nama
ekstasi atau inex, menurut Soewadi 1996, antara lain dapat memberikan peningkatan yang luar biasa, merasa sehat secara berlebihan, meningkatkan
keberanian, rasa percaya diri bertambah, menghilangkan rasa malu dan canggung,
32
meningkatkan gairah, paranoid, halusinasi dan rasa melayang. Secara fisik dapat terjadi kaedaan sebagai berikut: ketergantungan, meningkatnya denyut jantung,
naiknya suhu badan,penglihatan kabur, berkeringat, perilaku tidaj wajar dan kejang.
Penyalahgunaan narkoba, menurutnya, juga dapat menghilangkan pengendalian diri sehinga dapat membuat seseorang lepas kontrol, menjadi
hyperaktif, dan meningkatnya aktivitas seksual. di samping itu seseorang bisa menjadi lebih berani dan agresif, perilaku berubah, banyak bicara, tidak dapat
menyembunyikan rahasia hati, emosi menjadi lebih labil dan kontrol diri hilang, terjadi gangguan daya ingat, rasa percaya diri berlebihan, kepribadian jadi sangat
ekspansif disertai meningkatnya efek yang patologik dengan letupan emosi yang berlebihan.
Hawari juga menyebut berbagai jenis narkoba dan akibat serta bahayanya. Minuman keras adalah jenis adalah jenis minuman yang mengandung alkohol
yang termasuk zat adiktif. Artinya, zat tersebut dapat menimbulkan adiksi, yaitu ketagihan dan ketergantungan. Minuman keras dapat menimbulkan gangguan
mental organik GMO, yaitu gangguan dalam funsi berfikir, perasaan dan perilaku.
Timbulnya GMO disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat otak. Karena sifat adiktif alkohol ini peminum lama-kelamaan, tanpa
disadari, akan menambah takarandosis samai pada dosis keracunan intoksikasi atau mabuk. GMO yang terjadi pada seseorang ditandai dengan gejala-gejala:
33
a terdapat dampak perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan tindak
kekerasan, ketidakmampuan menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial dan pekerjaan;
b timbul gejala fisiologik, misalnya pembicaraan cadel, gangguan
koordinasi, cara berjalan yang tidak mantab, dan muka merah; c
timbul gejala psikologik, misalnya perubahan perasaan, mudah marah dan tersinggung, banyak bicara melantur, dan gangguan perhatian.
Ganja yang termasuk narkotika, dapat merupakan pencetus bagi terjadinya gangguan jiwa, yaitu adanya waham delusi mirip dengan waham yang terdapat
pada gangguan jiwa skizofrenia. Pemakaian ganja juga dapat menimbulkan dampak munculnya gangguan mental organik GMO pada pengisap ganja yaitu:
a euforia, rasa gembira tanpa sebab;
b perasaan identifikasi subjektif, yaitu mengalami gangguan persepsi tentang
diri dan lingkungannya, halusinasi, dan ilusi wham; c
perasaan waktu berlalu dengan lambat, misalnya waktu 10 menit bisa dirasakan 1 jam;
d apatis, sikap acuh tak acuh terhadap diri dan lingkungan, tidak ada
kemauan atau inisiatif, dan masa bodoh; e
timbul gejala fisik yaitu mata merah, nafsu makan bertambah dan mulut kering;
f efek dalam tingkah laku terjadi gangguan dalam perilaku, misalnya
muncul kecurigaan yang berlebihan, ketakutan berlebihan, aktivitas sehari- hari yang biasa dilakukan menurun, malas sekolah, kuliah, bekerja,
kehilangan kawan dan pekerjaan Afiatin,2008:10.
34
2.3 Proses terjebak narkoba