Problematika Pendistribusian Zakat Selangor

D. Problematika Pendistribusian Zakat Selangor

Dalam kaidah pengelolaan zakat, Islam menyarankan dibuatnya peraturan tentang zakat agar sistem yang dibentuk dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Para asnaf tidak lagi merasa khawatir akan melanjutkan kehidupan, karena setidaknya mereka dapat menikmati hasil pengumpulan zakat yang dilakukan oleh negara. Selain itu, manajemen zakat baik pengumpulan atau distribusi akan lebih teratur dan tertib. Karena di samping petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemerintah, mereka turut dikontrol dengan peraturan yang ditetapkan. Untuk mempraktikkan perkara tersebut bukanlah suatu hal yang mudah,karena itu dalam pengelolaan zakat oleh Lembaga Zakat Selangor telah terjadi beberapa masalah yang mengganggu sistem pengurusan zakat di Selangor. Tetapi masalah tersebut bukanlah masalah yang begitu serius sehingga mencegah para asnaf menerima bagiannya. Namun sebagai suatu kekurangan, haruslah ditangani dengan segera agar ia tidak lagi membebani pihak Lembaga Zakat Selangor. Permasalahan ini penulis dapatkan melalui wawancara penulis bersama Puan Azimah, yaitu Eksekutif Bahagian Perancangan Korporat eksekutif bagian perencanaan perusahaan Lembaga Zakat Selangor. 21 Antara masalah-masalah tersebut adalah: a. Sebagian masyarakat tidak yakin dengan pendistribusian yang dilakukan oleh institusi zakat khususnya dalam usaha mengentas kemiskinan. Di pihak 21 Wawancara pribadi dengan Puan Azimah, Pegawai Eksekutif Bahagian Perancangan Korporat, Pejabat Tadbir Urus Korporat, Lembaga Zakat Selangor LZS, tanggal 24 Oktober 2010, jam 10.00 pagi bertempat di Kantor Majelis Agama Islam Selangor. institusi zakat sendiri khususnya LZS, berbagai bantuan telah disalurkan untuk memastikan asnaf fakir miskin mendapat pembelaan sewajarnya seperti bantuan keuanganmakanan bulanan, bantuan pendidikan dan lain sebagainya. Antara ujian yang dihadapi oleh LZS sendiri dalam menghadapi golongan asnaf fakirmiskinmualaf adalah: - Sikap asnaf itu sendiri yang sentiasa ingin dibantu oleh institusi zakat dan tidak ingin mandiri serta sentiasa mengharapkan bantuan setiap tahun. - Kesulitan untuk mengenal sasaran golongan fakir, miskin dan muallaf. Walaupun telah menggunakan panduan, masih terdapat keraguan dalam penerimaan data. Contohnya, permohonan yang melepasi Had Kifayah tetapi masih dalam keadaan susah dan muallaf yang memohon bantuan muallaf sedangkan temponya telah habis. - Terdapat asnaf yang telah diberi bantuan modal tetapi gagal meneruskan perniagaannya dan memohon bantuan untuk perniagaan yang lain. - Terdapat asnaf yang mengharapkan bantuan keuangan dan makanan semata tanpa berusaha mencari pendapatan lain. - Terdapat asnaf yang tidak memanfaatkan bantuan yang diberi dengan sewajarnya, bantuan tersebut digunakan untuk perkara yang tidak memberi faedah. 22 22 Wawancara pribadi bersama Puan Azimah, Pegawai Eksekutif Bahagian Perancangan dan Korporat, Op Cit. - Terdapat pemohon bantuan zakat yang tidak bersikap jujur dan benar dalam memberi laporan. b. Persepsi umat Islam kepada penafsiran asnaf fakirmiskin bahwa mereka haruslah dari golongan orang tua, ibu tunggal, orang cacat dan tidak memiliki aset. Tidak kesemuanya layak dikategorikan sebagai asnaf fakirmiskin, karena penilaian adalah berdasarkan had kifayah sebuah keluarga. Ada juga persepsi menyatakan bahwa seorang yang mempunyai rumah khusus di kota, tidak layak dikategorikan sebagai asnaf fakirmiskin. 23 c. Pembelaan dan bantuan berlanjutan pada peringkat awal merupakan keperluan bagi asnaf fakirmiskin yang telah memberikan had kifayah. Kebanyakan asnaf fakirmiskin telah dibantu melalui programbimbingan dan bantuan berlanjutan dari distribusi zakat yang diperoleh khususnya mereka yang mendapat bantuan modal ekonomi. Namun, apabila mereka tidak terdaftar sebagai penerima bantuan, ada diantara mereka yang tidak dapat meneruskan kehidupan dan mereka kembali menjadi fakirmiskin. d. Peningkatan distribusi zakat untuk asnaf fisabilillah berlaku di kebanyakan negeri di Malaysia setiap tahun dan adanya pendapat agar institusi zakat perlu mengurangkan distribusi zakat untuk asnaf fisabilillah. Tetapi jika dinilai, distribusi zakat kepada asnaf fisabilillah adalah kebutuhan untuk menampung keperluan aktivitas-aktivitas dakwah, pendidikan dan pengembangan syiar 23 Wawancara pribadi bersama Puan Azimah, Pegawai Eksekutif Bahagian Perancangan Korporat, Op Cit . yang secara tidak langsung membantu menangani masalah kemiskinan jiwa, jati diri, akhlak dan ilmu di kalangan umat Islam. e. Selain itu, LZS juga menghadapi pertindihan distribusi zakat yang menyebabkan asnaf yang sama menerima bantuan. Hal ini berlaku disebabkan oleh budaya distribusi zakat sendiri oleh pembayar kepada asnaf tanpa melalui institusi zakat yang telah ada. Niat murni dan keinginan pembayar zakat adalah suatu amalan yang mulia dan harus dipuji. Akan tetapi, adalah baik sekiranya dilaksanakan secara bersama dengan institusi zakat untuk menghindari berlakunya pertindihan penerima yang sama menerima bantuan. 24 f. Akhir ini terwujudnya satu persepsi masyarakat bahwa apabila berlaku kasus- kasus berkaitan kemiskinan di kalangan umat Islam, segalanya dipertanggung jawabkan kepada institusi zakat. Institusi zakat seperti LZS adalah pelengkap bagi berbagai agensi kerajaan yang telah ada baik di peringkat Kerajaan Pusat maupun Kerajaan Negeri. Tanggung jawab menangani kemiskinan adalah tanggung jawab bersama antara berbagai agensi kerajaan, swasta, institusi zakat dan masyarakat. 25 24 Wawancara pribadi bersama Puan Azimah Mohd Tamyes, Pegawai Eksekutif Bahagian Perancangan Korporat, Op Cit. 25 Wawancara pribadi bersama Puan Azimah, Pegawai Eksekutif Bahagian Perancangan Korporat, Ibid.

E. Analisa Pendistribusian Zakat Oleh Lembaga Zakat Selangor