Hubungan persepsi dengan perilaku merokok

Didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurlailah 2010 menyebutkan juga bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan dengan tipe perilaku merokok menunjukan nilai sebesar -0,132 dengan nilai signifikan sebesar 0,149. Hal ini menunjukan bahwa nilai p value kurang dari 0,05 p0,05. Dan adapun penelitian lain yang dilakukan oleh Rizkiani 2002 mengenai hubungan antara stress dan perilaku merokok menunjukan p value sebesar 0,252 dengan taraf signifikasi tingkat kesalahan sebesar 0,05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima. Kesimpulan dari hasil tersebut adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara stress dengan perilaku merokok pada pegawai negeri laki-laki. Persepsi tentang perilaku merokok penting bagi seseorang untuk berperilaku merokok atau tidak Jamal, 2006. Seseorang memiliki perbedaan persepsi megenai perilaku merokok, ada yang baik dan buruk, keduanya tetap merokok. Hal ini dimungkinkan karena masih terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, diantaranya demografi, sosiopsikologis, dan perasaan terancam oleh penyakit Potter dan Perry, 2005. Hal ini membuktikan bahwa karyawan yang merokok karena dipengaruhinya perasaan yang negatif memiliki persepsi yang negatif pula tentang dampak merokok terhadap kesehatan, dapat disimpulkan bahwa karyawan yang merokok karena ingin menghilangkan perasaan yang tidak menyenangkan pada dirinya memiliki persepsi bahwa merokok tidak berbahaya bagi kesehatan. Dari hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi tentang dampak merokok terhadap kesehatan, yaitu faktor kepuasan psikologis, pengaruh dari lingkungan keluarga dan memiliki ketergantungan terhadap merokok. Peningkatan konsumsi rokok bisa dipengaruhi adanya faktor, salah satunya anggota keluarga yang juga merokok. Hal ini berarti bahwa faktor lingkungan, yaitu keluarga memberikan sumbangan yang berarti pada peningkatan perilaku merokok pada subjek penelitian Sarafino,1994.

E. Keterbatasan penelitian

Selama proses penelitian masih terdapat keterbatasan-keterbatasan yang terjadi : 1. Selama proses pengumpulan data ada beberapa kendala yang dialami peneliti, ada beberapa responden disaat dilakukan wawancara penerimaan kurang bersahabat sehingga peneliti mengalami kesulitan namun peneliti menyadari bahwa tidak adanya waktu khusus pada responden dan waktu pengisian kuesioner pada saat jam kerja sehingga cukup menggangu reponden. Hal ini yang menyebabkan reponden tergesa-gesa saat pengisian kuesioner. 2. Dari segi intrumen penelitian juga mempunyai keterbatasan karena instrumen berupa kuesioner dalam bentuk objektif dan sudah disediakan alternative jawabannya, sehingga jawaban yang diberikan oleh responden kurang memuaskan jika dibandingkan dengan instrumen yang bersifat terbuka.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian serta saran tentang persepsi tentang dampak merokok dengan perilaku merokok pada karyawan di PT. Sintas Kurama Perdana Kawasan Pupuk Kujang Cikampek.

A. Kesimpulan

1. Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan, yaitu : a. Dari data demografi responden diperoleh data terbanyak yaitu responden berjenis kelamin laki-laki 96,7, berpendidikan menengah 41,0 , memiliki penghasilan UMR atau Rp 2.400.000 70,5, dan usia 32 tahun 60,7. b. Berdasarkan hasil analisa uji statistik didapatkan bahwah tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang bahaya merokok dengan perilaku merokok pada karyawan. Dengan r hitung P value 0,440. 76

B. Saran

Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu: a. Untuk mencegah meningkatnya prevalensi merokok dimasa mendatang perlu penanganan dari Dinas Kesehatan yaitu: 1. Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap bahaya merokok secara menyeluruh kepada karyawan di Kawasan Industri PT. Sintas Kurama Perdana. 2. Menegakan secara hukum terhadap orang-orang yang merokok di fasilitas umum. b. Kebiasaan merokok sudah sangat meluas dikalangan masyarakat, maka untuk menanggulanginya melalui media cetak dan elektronik perlu dikembangkan persepsi tentang buruknya kebiasaan merokok. c. Untuk menurunkan konsumsi rokok, maka pemerintah harus melakukan beberapa hal yaitu: 1. Membuat peraturan untuk penjual rokok, sehingga tidak semua penjual dapat menjual rokok. 2. Melarang iklan rokok secara keseluruhan. 3. Membuat peraturan larangan membeli rokok, sehingga tidak semua orang dapat mebeli rokok.