protein dalam tubuh janin yang sedang berkembang, serta nikotin dapat menyebabkan jantung janin berdenyut lebih lambat dan menyebabkan
gangguan pada system saraf. Kelainan bawaan pada bayi yang baru lahir seperti kelainan kantup kantung, ternyata juga lebih sering ditemukan pada
bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang perokok dibanding yang tidak merokok. Para ahli mulai mendeteksi adanya kecendrungan gangguan
tumbuh kembang anak dari ibu perokok, baik dari sudut fisik, emosi maupun kecerdasan. Semua keadaan tersebut terjadi karena pengaruh
bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO, sianida, tiosianat, nikotin dan karbonik anhidrase, selain mengganggu kesehatan ibu juga dapat
menembus plasenta dan mengganggu kesehatan janin dalam kandungan Aditama,1997.
d. Penyakit gangguan perkembangbiakan
Seperti yang dikatakan oleh Chanoine J.P 1991, merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi atau memiliki anak, fertilitas pria ataupun
wanita perokok akan mengalami penurunan, wanita perokok akan mengalami masa menopause lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang
bukan perokok. Merokok juga dapat menimbulkan impotensi Sitepoe, 2000.
e. Gangguan alat pencernaan
Seperti yang dikatakan oleh Harisson 1987, sakit maag atau gastritis lebih banyak dijumpai pada mereka yang merokok,dibandingkan dengan
yang bukan perokok. merokok mengakibatkan penurunan tekanan pada ujung bawah dan atas lambung sehingga mempercepat terjadinya sakit
maag. Pencernaan protein terhambat bagi mereka yang merokok. Merokok juga mengurangi rasa lapar atau nafsu makan Sitepoe, 2000.
b. Bahaya merokok secara emosional
Silvan Tomkins dalam Sarafino, 2002 menyebutkan empat tipe perilaku merokok yaitu :
1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif positif affect smoking adalah orang yang merokok untuk memperoleh persaan yang
positif dimana dengan merokok individu merasakan adanya penambahan persaaan yang bersifat positif, misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman
dan untuk membentuk image-image yang diinginkan. Kemudian ditambahkan lagi sub tipe ini dalam Prihatiningsih, 2007, yaitu :
f. Pleasure relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya
merokok setelah makan kenyang atau minum kopi. g. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. h. Pleasure of handing cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh
dengan memegang rokok. Perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokok dengan jari-jarinya.
2. Perilaku merokok pada orang yang dipengaruhi oleh perasaan negatif negatif affect smoking, yaitu orang yang menggunakan rokok untuk
mengurangi perasaan yang kurang menyenangkan, misalnya keadaan cemas dan marah.
3. Perilaku merokok yang adiktif addictive smoking yaitu individu yang sudah ketagihan pada rokok akan senderung menambah dosis rokok yang
akan digunakan berikutnya karena efek rokok sebelumnya telah mulai berkurang sesaat setelah rokoknya habis dihisap, individu mempersiapkan
hisapan rokok berikutnya. Umumnya individu merasa gelisah bila dirumahnya tidak tersedia rokok.
4. Perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan habitual smoking, dalam hal ini perilaku merokok sudah menjadi kebiasaan dalam individu. Merokok
bukan lagi untuk mengendalikan perasaannya secara langsung, melainkan karena sudah terbiasa.
Gilchrist, Schinke, Bobo dan Snow dalam Sweeting, 1990 membedakan perokok dalam 3 tipe, yaitu:
a. Experimental smoker, yaitu orang yang pernah mencoba rokok tetapi tidak menjadi kebiasaan. Orang yang termasuk dalam kelompok ini biasanya
tidak atau belum mengalami kecanduan nikotin. b. Regular smoker, yaitu orang yang merokok secara teratur dan telah menjadi
kebiasaan. Seseorang yang menjadi perokok reguler karena telah mengalami kecanduan nikotin.
c. Non smoker, yaitu orang yang tidak pernah mencoba merokok. Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang
kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditandai oleh frekuensi dan intensitas
merokok yang berbeda pada setiap tahapnya Mathew dkk dalam
Richardson, 2002, dan seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin.
c. Bahaya merokok secara ekonomi
Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang
diterima negara dari industri rokok pajak dan sebagainya mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang
disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar. Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok,
absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena
mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok. Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup
para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya
karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung
.
Astuti lindia ,2004
2. Bahan
– Bahan Yang Terkandung Dalam Rokok
Tembakau merupakan kandungan rokok yang terdiri dari campuran ratusan zat kimiawi. Yang khas dari tembakau adalah nikotin dan eugenol,
yang sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap asap yang dihasilkan.
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap