96 H
: ß
1
= ß
2
= ß
3
= ß
4
= 0, variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap PDRB.
H
a
: ß
1
≠ ß
2
≠ ß
3
≠ ß
4
≠ 0, variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap PDRB.
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa PDRB dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel Angkatan Kerja yang bekerja, PMA,PMDN,Pendapatan Asli Daerah
dan dummy krisis ekonomi dengan hasil yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari F
hitung
: 107.8819, lebih besar dari F
tabel
: 2,9 yang menunjukkan bahwa variabel tersebut signifikan pada α = 5.
Tabel 4.16 Hasil Uji-F uji koefisien regresi secara serempak
f
hitung
dF
F
tabel
Probabilitas Keterangan
Kesimpulan 107,8819
k-1 = 5 n-k = 15
α = 5 2,90
0,00000000
f
hitung
f
tabel
F signifikan
Sumber : Data Diolah
3. Koefisien Determinasi R² Untuk mengetahui tingkat perkembangan perekonomian di Provinsi DKI
Jakarta yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu Angkatan Kerja yang bekerja AK, Penanaman Modal Asing PMA, Penanaman Modal Dalam
Negeri PMDN, Pendapatan Asli Daerah PAD, dan Dummy krisis ekonomi Dt dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi. Dari perhitungan nilai
R
2
adalah
0,9729.
Hal ini berarti 97,29 permasalahan diatas dapat dijelaskan oleh model yang ada pada penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 2.71
variabel PDRB dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
97
D. Analisis Hasil Estimasi
1. Hasil Regresi Utama Pada regresi model utama diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.17 Hasil Regresi antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen
Dependent Variable: PDRB Method: Least Squares
Date: 012111 Time: 15:41 Sample: 1987 2007
Included observations: 21
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. Ket.
AK 24.53288
6.422312 3.819944
0.0017 Signifikan pada
= 5 PMA
9.645496 2.622839
3.677502 0.0022 Signifikan
pada = 5
PMDN 3.974152
1.583337 2.509985
0.0240 Signifikan pada
= 5 PAD
8.108178 3.149886
2.574118 0.0212 Signifikan
pada = 5
DT 22775472
8435154. 2.700066
0.0165 Signifikan pada
= 5 C
65190208 14280254
4.565059 0.0004 Signifikan
pada = 5
R-squared 0.972944 Mean dependent var
2.17E+08 Adjusted R-
squared 0.963926 S.D. dependent var
66094785 S.E. of regression
12553557 Akaike info criterion 35.76386
Sum squared resid
2.36E+15 Schwarz criterion 36.06230
Log likelihood -369.5206 F-statistic
107.8819 Durbin-Watson
stat 1.909549 ProbF-statistic
0.000000 Sumber : Olah data Eviews 4.0
E. Interprestasi dan Pembahasan
Persamaan regresi sebagai berikut: PDRB = 24,53288 AK + 9,645496 PMA + 3,974152 PMDN
98 + 8,108178 PAD + 22775472 DT + 65190208
Dalam Beberapa pengujian telah dilakukan sebelumnya ternyata menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik, terbebas dari penyakit asumsi
Klasik. Analisis ini menyatakan bahwa variabel-variabel penelitian yang mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto selama dua puluh satu tahun
yaitu dari tahun 1987-2007 adalah Angkatan Kerja yang bekerja, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, dan Pendapatan Asli Daerah dan
Dummy Krisis ekonomi dan
Interpretasi ekonomi dari persamaan yang diperoleh adalah:
1. Nilai konstanta sebesar 651,902.08 menunjukan apabila Angkatan Kerja yang bekerja, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri, PAD dan
dummy krisis ekonomi sebagai variabel independen dianggap tidak ada maka besarnya nilai PDRB adalah 651,902.08 satuan.
2. Apabila kenaikan Angkatan Kerja yang bekerja sebesar 1 satuan, maka PDRB DKI Jakarta akan naik sebesar 24,532.88 satuan. Berdasarkan hasil yang
didapat bahwa Angkatan Kerja yang bekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBRB. Hal ini adalah sudah sesuai dengan teori yang ada, yaitu
semakin meningkatnya Angkatan Kerja yang bekerja semakin meningkat juga tingkat agregat output atau terjadi pertumbuhan ekonomi.
3. Apabila kenaikan Penanaman Modal Asing sebesar 1 satuan maka PDRB DKI Jakarta akan naik sebesar 9,645.49 satuan. Berdasarkan hasil yang didapat
PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu dengan meningkatnya investasi pada suatu daerah maka
99 akan meningkat pula PDRB daerah tersebut, atau perekonomiannya tumbuh.
Hal ini menjadi tantangan bagi pihak birokrat atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengoptimalkan peningkatan PMA dengan memberikan iklim
investasi yang lebih kondusif. Beberapa diantaranya dengan melakukan efisiensi perijinan atau regulasi kebijakan di bidang investasi, jaminan hukum
dan ketertiban berusaha, atau bahkan memberikan insentif bagi investasi yang padat karya, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan usaha
tersebut diharapkan dapat menarik minat dan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Provinsi DKI Jakarta sehingga dapat meningkatkan
PDRB. 4. Apabila kenaikan Penanaman Modal Dalam Negeri sebesar 1 satuan maka
PDRB DKI Jakarta akan naik sebesar 3,974.152 satuan. Berdasarkan hasil yang didapat PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. Hal
ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu dengan meningkatnya investasi pada suatu daerah maka akan meningkat pula PDRB daerah tersebut, atau daerah
tersebut perekonomiannya tumbuh. Dalam hal ini upaya dilakukan baik pemerintahan daerah dan peran serta masyarakat dalam mengembangkan
investasi di sektor-sektor ekonomi maupun sektor usaha lainya yang ada di dalam negeri tersebut adalah dengan cara memperbaiki infrastruktur di
Provinsi DKI Jakarta serta menciptakan kondisi keamanan dan ketertiban yang lebih kondusif di Provinsi DKI Jakarta. Sehingga dapat menghasilkan dan
menggunakan hasil-hasil output atau produk yang berasal dari dalam negeri
100 sehingga meningkatkan hasil produksi yang dapat meningkatkan tingkat
PDRB. 5. Apabila kenaikan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1 satuan maka PDRB DKI
Jakarta akan naik sebesar 8,108.178 satuan. PAD berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB, hal ini sudah sesuai dengan teori dimana apabila
PAD suatu daerah meningkat maka PDRB daerah tersebut akan meningkat atau terjadi pertumbuahan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta. PAD sebagai
pendorong perekonomian, dimana penerimaan dari hasil pendapatan daerah digunakan sepenuhnya untuk kegiatan-kegiatan ekonomi atau yang
memberikan dorongan bagi perkembangan kegiatan ekonomi. Jadi apabila PAD meningkat maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat
meningkatkan PDRB. 6. Dummy krisis ekonomi Dt menunjukkan hasil yang signifikan pada
= 5. Dimana pengaruhnay positif. Dengan hasil signifikan sebesar 0,0165. Krisis
ekonomi pada Juli 1997 ditandai dengan anjloknya nilai rupiah terhadapdollar AS berkisar antara 300 dari nilai kurs awal tahun 1997 sebesar Rp 5.700,-
per US 1 hingga puncaknya krisis ekonomi tahun 1998 sebesar Rp 16.000. Laporan Tahun Bank Indonesia 1999.
Masa ini ditandai dengan : - menurunnya daya beli secara drastis
- lenyapnya minat investasi - meningkatnya pengangguran di berbagai sektor
101 Kondisi tersebut diperparah oleh sisi penawaran yang juga turun. Bukan
saja produksi yang merosot sejalan dengan merosotnya permintaan tetapi juga terjadi kerusakan kelembagaan yang relatif akut sehingga menyebabkan daya
respon elastisitas penawaran sangat lemah. Dari hasil olah data yang dengan metode regresi linier berganda, dapat
diketahui bahwa krisis ekonomi justru berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Provinsi DKI Jakarta. Peningkatan PDRB atau tumbuhnya
perekonomian di Provinsi DKI Jakarta, pada masa krisis ekonomi, kemungkinan terjadi diakibatkan dari banyaknya aliran dana dari luar negeri
yang masuk ke Provinsi DKI Jakarta, hal ini terjadi karena rendahnya nilai kurs rupiah.