Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

2 kebutuhan tersebut. Begitu juga dengan plato yang menyatakan “ bahwa manusia pada hakikatnya memiliki sifat serakah”. 2 Dan islam sendiri membenarkan seseorang memiliki kekayaan lebih banyak dari orang lain, sepanjang cara dan pemanfaatannya benar yaitu dengan memperlihatkan kewajiban dan tanggung jawab kepada kesejahteraan masyarakat. Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat di manfaatkanb untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 3 Zakat merupakan pokok agama yang penting dan strategis dalam islam, ia bukan saja berfungsi membentuk kesalehan pribadi tetapi juga membentuk kesalehan sosial. Oleh karena itu zakat sering disebut sebagai ibadah maliyah ijtima’iyah. 4 maksudnya adalah ibadah yang dilaksanakan dengan sesama manusia sehingga zakat harus di aktualisasikan dan diterapkan dalamkehidupan ekonomi umat sebagai rahmat bagi manusia . pembentukan kepribadian yang memiliki kesalehan pribadi dan sosial ini menjadi dalah datu tujuan di turunkannya risalah islam kepada manusia. Ajaran islam secara normatif telah mengatur persoalan zakat dari aspek makna, hikmah tujuan zakat itu sendiri juga dari aspek pengelolaan pemungutan dan penyalurannya. Demikian pula secara historis sejak zaman nabi dan pemerintah islam zakat merupakan persoalan yang urgen untuk 2 Deliarnov, ”perkembangan pemikiran ekonomi”, jakarta : PT raja grafindo persada,203,h.30 3 Penjelasan undang undang republik indonesia no.38 thn 1999 tentang pengelolaan zakat. 4 Yusuf qardawi, Al-ibadah fill islam” beirut : muassasah risalah 1993, h. 2355 3 diatur. Sejalan dengan perkembanganpemikiran dikalangan umat islam dan perjuangannya untuk membumikan islam kedalam kehidupan masyarakat masalah ini kemudian dibakukan dengan lahirnya UU no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaaan zakat. Undang undang no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaaan zakat ini diterapkan dan diberlakukan . masyarakat berharap banyak bahwa zakat itu akan lebih diefektifkan dalam pengambilan maupun pendistribusiannya. Konsekuensi undang-undang itu adalah memposisitifkan hal-hal yang tadinya hanya bersifat normatif. 5 Hal ini sejalan dengan undang-undang tersebut. Zakat yang diberikan kepada mustahik akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidak adaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja,dengan adanya madalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif tersebut. Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara di jadikannya dana zakat sebagai modal usaha, pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan membantu fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung. 5 Didin hafidudin, ”islam aplikatif”, jakarta : gema insani press,2001, h.103 4 Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimalbila dikelola oleh Lembaga Amil Zakat LAZ atau Badan Amil Zakat Infak dan Shadaqah BAZIS karena LAZ dan BAZIS sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. Mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi, memberikan pengarahan serta pelatihantersebut benar-benar dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan yang layakdan mandiri. Secara demografik dan kultural bangsa indonesia khususnya masyarakat muslim indonesia sebenarrnya memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemeretaan pendapatan yaitu institusi zakat, infak dan shadaqah. Karena secara demografik, mayoritas penduduk indonesiaadalah beragama islam. Secara kultural kewajiban zakat, dorongan berinfak dan shadaqah di jalan Allah telah mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat muslim. Denganindonesia secara idealdapat terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat. Apabila hal itu dapat terlaksana dalam aktifitas sehari-hari umat islam, maka secara hipotik zakat termasukdidalamnya adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional. 6 Besarnya potensi zakat, infakdan shadaqah di indonesia mendorong berkembangnya lembaga-lembaga yang dapat membantu pemerintah dalam menghimpun, mengelola dan menyalurkan dana zakat, infak dan shadaqah dari masyarakat. Menjamurnya lembaga-lembaga Amil zakat, infak dan 6 Djamal Doa, ”Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan zakat Harta”Jakarta:Nuansa Madani,2002 cet.II,h.3 5 Shadaqah menandakan bahwa kesadaran masyarakat mengenai kewajiban zakat, kesadaran untuk berinfakdan bershadaqah mulai tumbuh. Rumah zakat indonesia adalah lembaga amil zakat LAZ yang menyalurkan dana zakat produktif pada suatu program yang kemudian dikembagngkan yaitu program pemberdayaaan ekonomi, program ini adalah program pemberdayaan pembinaan umat atau mustahik produktif dengan memberikan bantuan modal usaha yang disalurkan dengan fasilitas qardul hasan untuk bantuan modal yang berupa hewan ternak. Dengan bantuan modal usaha yang diberikan rumah zakat indonesia, mustahik dapat mengembangkan usaha mereka. Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan mereka. Berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari zakat akan menyeraptenaga kerja. Hal in berarti angka penganggurandapat dikurangi. Berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatuproduk barang ataupun jasa, meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi inilah yang kakan menjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai zakat produktif dengan judul: “ PENGELOLAAN ZAKAT, IFAK, SHADAQAH Studi ksus pada Rumah Zakat Indonesia” 6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya pembahasan mengenai pengelolaan zakat infak dan shadaqah, maka perlu pembatasan masalah yang jelas. Pembatasan masalah ini di harapkan agar pembahasan tidak terlalu meluas dan melebarserta agar terarah. Adapun pembatasan permasalahan dalam skripsi ini adalah pengelolaan zakat indonesia, untuk pemberdayaan ekonomi umat khususnya umat islam. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang di hadapi adalah permasalahan ekonomi umat seperti pengangguran, kemiskni\\inan di indonesia saat ini, adapun selanjutnya dapat penulis rumuskan permasalahansebagai berikut: a. Apa Prinsip pengelolaan zakat infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia? b. Bagaimana mekanisme pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia? c. Apa saja program penghimpunan dan penyalurkan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta memberikan kontribusi peneliti terhadap wacana, pemikiran kajian dan praktik pemberdayaan 7 ekonomi umat melalui pengelolaan zakat, infak dan shadaqah. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah: a. Mengetahui prinsip pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah pada rumah zakat indonesia. b. Mengetahui mekanisme pengelolaan zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia. c. Mengetahui program-program penghimpunan dan penyaluran zakat, infak dan shadaqah pada rumah zakat indonesia 2. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi baik bagi praktisimaupun akademisi diantaranya: a. Bagi penulis, penelitian ini dapat bernilai lebih untuk menambahdan memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan serta pengalaman di dalam pemberdayaanekonomi umat melalui zakat produktif dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada di bangku perkuliahan. b. Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan pemikiranbagi ilmu syariah pada umumnya dan keuangan islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif. c. Bagi praktisi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuaan.