Hakikat Zakat Tujuan, Hikmah dan Hakikat Zakat Infak dan Shadaqah

Hakikat zakat yang demikian menanamkan kesadaran bahwa segala yang ada di bumi dan dilangit serta seisinya adalah milik Allah dan harta yang dimiliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah dari Allah SWT semata. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi: ⌫ ☺ ⌧ ⌧ ☺ ☺ ⌧ ☺ Artinya : “ Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya; tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar. Artinya “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima Taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. at-taubah :104 Berdasarkan surat at-Taubah ayat 104, zakat adalah menyerahterimakan harta benda kepada Allah SWT, sebelum diterima oleh orang fakir dan orang yang berhak menerimanya. Zakat adalah proses pengoperan hak milik kepaad Allah SWT. Dengan demikian hakikat zakat sebenarnya adalah mengeluarkan harta benda kepada Allah ta’ala. Artinya orang fakir miskin menerima pengalihan harta itu bukan dari orang kaya, akan tetapi dari Allah Ta’ala. Harta yang diberikan Allah kepada orang-orang kaya dikembalikan lagi oleh mereka kepada Allah, dan Allah yang berikan kepada orang miskin. 20 Jadi orang miskin bukan menerima harta dari orang kaya melainkan dari Allah.

E. Sasaran Zakat

20 Ibid, h. 46 Mustahiq zakat atau orang yang berhak menerima zakat harta benda zakat maal ada delapan asnaf golongan yakni fakir, miskin, amil petugas zakat, muallaf orang yang baru masuk islam, riqab budak, gharimin orang yang berhutang, fisabilillah orang yang berjihad dijalan Allah, ibnu sabil yang dalam perjalanan. Sebagaimana didasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi : ☺ ☺ ☺ ⌧ ⌧ ☺ Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS. At-Taubah 9 : 60 1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau mempunyai harta atau usaha yang kurang dari seperdua kecukupannya, Tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanjanya. 21 21 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Bandung: Sinar Baru Algresindo, 1995, h. 213