Akibat hukum ini merupakan kondisi yang diharapkan akan terjadi setelah dilakukannya pembelian kembali saham. Salah satu yang paling mendasar dalam
akibat hukum tersebut adalah bahwa pembelian kembali tidak akan membuat modal dan kekayaan bersih perseroan menjadi berkurang secara hukum dan
emiten tersebut tetap dapat memenuhi persyaratan sebagai perseroan yang sehat dan memiliki rasio perimbangan antara hutang dengan modal.
Akibat hukum pembelian kembali saham emiten terhadap para pihak selanjutnya akan dijelasakan dalam uraian-uraian dibawah ini.
Akibat hukum pembelian kembali saham
A. Terhadap Harta dan Kekayaan Perseroan Terbatas
Akibat –akibat hukum yang timbul akibat pembelian kembali saham terhadap harta dan kekayaan perseroan terbatas meliputi.
1. Buyback tidak mengakibatkan harta kekayaan bersih perseroan menjadi
lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan. Hal ini merupakan ketentuan dasar dalam buyback
sebagaimana disampaikan dalam pasal 37 ayat ayat 1 huruf a Undang- Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, dan hal ini
merupakan sebagai konseskuensi logis untuk perlindungan modal dan kekayaan perseroan terbatas, sebab sekalipun perseroan melakukan
pembelian kembali saham menarik sebagian sahamnya dari pasar modal namun emiten tidak dianggap melakukan pengurangan modal karena
sahamnya akan dikuasai selam tiga tahun untuk selanjutnya akan diambil
Universitas Sumatera Utara
langkah apakah saham tersebut akan dilepas ke bursa atau dihapuskan dengan cara pengurangan modal.
60
Kekayaan bersih perseroan terbatas adalah seluruh harta kekayaan perseroan dikurangi seluruh kewajiban perseroan sesuai dengan laporan keuangan
terbaru yang disahkan oleh RUPS dalam kurun waktu enam bulan terakhir.
B. Terhadap Modal Perseroan Terbatas
Akibat hukum pembelian kembali saham terhadap modal perseroan terbatas meliputi
1. Buyback tidak mengakibatkan pengurangan modal bagi perseroan. Sekalipun
perseroan telah “menarik” sebagian sahamnya dari bursa dan menahannya untuk sementara, dengan kata lain perseroan menguasai keseluruhan saham
yang pernah dikeluarkan oleh perseroan tersebut, namun hal tersebut tidak mengakibatkan modal perseroan yang terdiri atas sejumlah saham menjadi
berkurang. Sebab saham tidak dihapuskan, akan tetapi hanya ditahan sementara paling lama 3 tahun untuk selanjutnya akan diambil opsi oleh
perseroan apakah akan dilepaskan ke pasar modal jika kondisinya telah membaik atau akan dihapuskan yang berakibat pengurangan modal bagi
perseroan tersebut
61
Dalam hal ini menjelaskan fungsi buyback sebagai perlindungan modal suatu perseroan yang telah menempatkan sebagian modalnya untuk
ditentukan nilainya oleh mekanisme pasar. .
60
Jamin Ginting, Op cit. hal 63
61
Pasal 37 UU No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Universitas Sumatera Utara
2. Buyback tidak mengakibatkan kekayaan bersih perseroan menjadi lebih kecil
dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan. Ketentuan ini adalah sebuah syarat logis untuk sebuah perusahaan
yang sehat, sebab sebuah perusahaan tentunya agar dapat menjalankan usahanya dengan lancar haruslah memiliki kekayaan minimal setara dengan
jumlah modal yang dimilikinya ditambah dengan cadangan wajib dalam kondisi perseroan tersebut tidak memiliki hutang.
Jika saham telah ditarik dari peredaran, saham tersebut masih tetap ada dalam pembukuan emiten yang bersangkutan, bukan langsung dihapuskan. Akan
tetapi saham tersebut dikenakan beberapa kondisi yang menempatkan saham- saham yang sedang mengalami kondisi buyback tidak sama dengan saham-
saham biasa yang tidak dalam kondisi buyback. Sehingga saham yang sedang mengalami kondisi buyback tersebut tetap saja
masuk dalam perhitungan aset dan modal emiten sehingga nilai aset dan modal emiten tidak mengalami penurunan sekalipun ada saham emiten yang
dikua sai oleh emiten akibat kondisi buyback. Hal ini selaras dengan persamaan dasar akuntasi yang memberikan ketentuan
Harta = Utang+Modal, dimana saham merupakan salah modal perseroan terbatas yang dibagi dalam pecahan tiap lembar saham. Saham adalah bukti
telah dilakukannya penyetoran penuh modal yang diambil bagian oleh para pemegang saham perseroan terbatas.
62
62
Gunawan Wijaya, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, Jakarta: Forum Sahabat, 2008 halaman 27
Dengan demikian nilai emiten harta emiten sama dengan penjumlahan hutang emiten dan modal yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
oleh emiten. Jika modal emiten berkurang maka emiten harus melakukan penyesuaian dalam jumlah utang dan hartanya.
C. Terhadap Direksi