Latar Belakang Masalah Peran Manajemen Keuangan Untuk Memeperoleh Laporan Keuangan Yang Akurat Pada PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk

guna memenangkan informasi persaingan antar perusahaan, namun sayangnya tidak disadari bahwa muncul resiko tak berfungsinya guna teknologi tersebut. Dunia kini semakin menyatu, dalam perdagangan internasional tidak lagi dikenal batas negara, pasar modal semakin terintegrasi dan muncul blok-blok baru ekonomi sebagai upaya untuk mempertahankan dan melindungi industri dalam negri. Kondisi yang demikian bisa saja menciptakan peluang sekaligus tantangan bagi perubahaan untuk selalu mempertajam daya saing. Kesempatan menjelajah dunia semakin efisien dengan munculnya phone-banking. Modal berpindah tempat dari satu negara ke negara lain secepat kita menekan tombol keyboard komputer pribadi dirumah. Fenomena seperti ini memaksa manajer keuangan untuk kreatif dan hati-hati dalam mengelolah aset-aset perudahaan. Jika kinerja perusahaan jelek dapat dipastikan investor dengan cepat akan mengalihkan investasinya ketempat lain. Perkembangan lain adalah bahwa efesiensi pasar modal mengalami perbaikan dan investor semakin pandai. Konsisi ini jelas memberikan manfaat baik bagi investor maupun manajer keuangan itu sendiri. Pasar modal yang efisien diyakini dapat digunakan sebagai alternatif untuk lebih mendisiplinkan manajer keuangan perusahaan. Manajer keuangan yang tidak cakap, dilihat dari kinerja perusahaan yang jelek pasti akan kehilangan jabatan dan dihargai rendah oleh pasar. Selanjutnya krisis ekonomi yang berlangsung tahun 1998 hingga kini telah memberikan pelajaran yang sangat berharga. Selama ini bagian keuangan selalu dipandang tidak penting dan hanya sebagai pusat biaya saja. Tetapi krisis itu telah menyadari arti strategisnya bagian keuangan dan pentinggnya pengelolaan keuangan yang baik. Berapa banyak perusahaan yang sehat tiba-tiba hancur ketitik yang paling rendah akibat pengelolaan keuangan yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah pokok. Perusahaan menggunakan utang yang terlalu berlebihan, pendanaan yang tidak sesuai dengan investasi ditambah lagi dengan ketidak cocokan dominator mata uang antara pendapatan dan biaya operasi; itu semua mengakibatkan posisi keuangan perusahaan menjadi sangat rentan terhadap gejolak eksternal. Tetapi, manajer keuangan yang profesional tentu tidak dapat menyalahkan faktor pasar dan eksternal atas kerugian perusahaan. Para manajer keuangan juga memiliki tanggung jawab untuk menentukan syarat-syarat kredit ketika pelanggan ingin melakukan pembelian, berapa banyak persediaan yang sebaiknya dimiliki oleh perusahaan, berapa banyak uang tunai yang disimpan dalam kasir, keputusan untuk memilih atau mengakusisi perusahaan-perusahaan lain dan berapa banyak laba perusahaan yang akan dimasukkan kembali kedalam bisnis atau dibayarkan sebagai deviden Tujuan utama manajemen keuangan adalah memberikan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk melakukan pengelolaan keuangan, pengambilan keputusan bagi manajer, pemegang saham jika ada, pemerintah atau pihak-pihak yang berkepentingan. Bentuk dari laporan keuangan yang menitik beratkan pada kecepatan serta daya akurasi yang tinggi sesuai dengan sifat dan usahanya, menurut fenomena tersebut, menarik minat penulis untuk mengangkat topik manajemen keuangan sebagai suatu pembahasan utama penulisan skripsi minor dengan judul “PERAN MANAJEMEN KEUANGAN UNTUK MEMPEROLEH LAPORAN KEUANGAN YANG AKURAT PADA PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk.” , yang bergerak pada bidang perkebunan yang mengelolah perkebunan karet, kopi, kakao dan teh dimana hasil olahannya akan diekspor keberbagai negara didunia dan mengoperasikan 38 perkebunan di empat pulau di Indonesia: Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang dikemukakan penulis untuk diteliti adalah mengenai peran manajemen keuangan pada PT. London Sumatra Indonesia, Tbk. adalah sebagai berikut: 1. Apakah fungsi dan peranan manajemen keuangan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. telah memadai dan mendukung pencapaian laporan keuangan yang akurat bagi perusahaan ? 2. Komponen laporan keuangan apa saja yang dikelolah oleh manajemen keuangan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah: 1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara. 2. Untuk mengetahui seberapa besar kekuatan yang mempengaruhi manajemen keuangan dimasa yang akan datang. 3. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam sebuah organisasi perusahaan. 4. Untuk mengetahui hubungan antara manajer keuangan dengan rekan- rekan mereka di departemen akuntansi, pemasaran, produksi dan sumber daya manusia. 5. Untuk mengetahui bagaimana cara para manajer keuangan memberikan kontribusinya dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah: 1. Untuk mendapat gambaran yang jelas tentang keadaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. dalam melaksanakan kegiatan dengan menerapkan sistem manajemen keuangan yang ada. 2. Untuk menambah wawasan khasanah pengetahuan penulis tentang penerapan laporan keuangan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk.. 3. Mencoba memberikan saran-saran agar manajemen keuangan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. dapat membantu memanfaatkan sepenuhnya laporan keuangan yang ada untuk membantu perusahaan mencapai tujuannya.

BAB II PROFIL PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk.

A. Sejarah Ringkas

PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk, yang berkantor di jalan Jenderal Ahmad Yani No.2 Medan- Sumatera Utara pada tahun 1904, berdasarkan Akta Notaris Raden Kadirman No. 93 tanggal 18 Desember 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.J.A5 121 20 Tanggal 14 September 1963, tambahan No.531. Perusahaan ini mengelola bermacam- macam usaha antara lain : 1. Industri dan Bahan kimia 2. Perkebunan 3. Pauls yang terdiri dari bermacam- macam dagang 4. Perdagangan umum Internasional Semua usaha di atas tersebar diseluruh dunia tetapi untuk di Indonesia perusahaan ini hanya bergerak di bidang perkebunan saja. Harrison dan Crosfield mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1906 dan perkebunan ini pada mulanya