D. Kinerja Usaha Terkini
1. Produksi
Tingkat rata-rata rendemen CPO Lonsum pada tahun 2008, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Kegiatan operasional Lonsum mencakup
pengelolaan perkebunan dari tahap pengembangan hingga tahap produksi; pengoperasian pabrik pengolahan minyak sawit dan produk turunan sawit,
karet remah, biji kakao, kopi dan teh, engineering dan sistem pengelolaan proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan perkebunan dan pabrik
pengolahan, termasuk prasarana pendukungnya seperti jalan, perumahan dan sarana umum di sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan
fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkonsentrasi pada kegiatan pembibitan dan persemaian, proteksi tanaman, serta pengendalian dampak
lingkungan dan pencapaian proses pengembangan yang berkelanjutan. a.
Lahan perkebunan Sejak tahun 2008 Lonsum telah mulai mengelola kembali lahan-lahan
perkebunan sawit dan karet yang sempat terabaikan. Lonsum memiliki dan mengoperasikan areal perkebunan seluas 65.578 hektar yang tersebar di
berbagai penjuru nusantara, dan kini tengah mengupayakan pengembangan perkebunan plasma seluas 31.553 hektar, yang hasilnya
akan diolah di pabrik Lonsum sesuai dengan perjanjian kontrak.
Perkebunan kelapa sawit merupakan lahan usaha Lonsum terbesar, dengan luas areal 41.870 hektar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan
Kalimantan Timur. Perkebunan karet meliputi lahan seluas lebih dari 17.600 hektar terutama terletak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan
Sulawesi Selatan. Perkebunan kakao mencakup areal seluas kurang lebih 4.400 hektar dari lahan yang ditanami, dan perkebunan teh seluas hampir
600 hektar di dataran tinggi Jawa Barat yang subur Lebih dari 85 keseluruhan areal perkebunan karet, kakao dan teh
berada pada tahap menghasilkan. Sementara 27.359 hektar perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara merupakan kebun produktif dengan
prasarana yang sudah tertata rapi. Sisanya seluas 9.277 hektar sebagian besar merupakan perkebunan kelapa sawit yang baru mulai matang dalam
berbagai tahap pengembangan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Langkah konkrit ke arah sasaran tersebut di atas adalah membagi
perkebunan Lonsum menjadi beberapa Strategic Business Unit SBU dan menempatkan seorang General Manager GM yang bertanggung jawab
atas sasaran kinerja masing-masing SBU. Pada tahun 2008, Perseroan menambah empat GM yang ditunjuk berdasarkan proses seleksi yang
ketat, sehingga jumlah keseluruhan GM menjadi sepuluh pada akhir tahun tersebut. Salah seorang GM juga memiliki tanggung jawab fungsional
guna mengelola kebun sawit plasma Perseroan yang luas di Sumatera Selatan. Prioritas utama dalam waktu dekat adalah memecahkan berbagai
masalah pertanahan yang diwarisi. Sebuah studi dilakukan sejak akhir tahun guna mengupayakan terobosan dalam skema usaha plasma agar
b. Pengiriman Tepat Waktu
Salah satu tujuan utama pendekatan baru ini adalah untuk menyatukan berbagai elemen dalam sistem transportasi dan penyimpanan ke dalam
landasan terpadu menyeluruh. Dengan landasan semacam ini tidak hanya akan meningkatkan efektivitas dalam pengiriman komoditas Lonsum,
namun juga dalam pengiriman serta penyimpanan pupuk, peralatan dan suku cadang pabrik, bahan bakar solar, dan segala yang dibutuhkan oleh
perkebunan.
2. Pemasaran
Selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di Palembang menjadi awal upaya Lonsum mengalihkan basis penjualan CPO dari ex-
pabrik menjadi ex-tangki timbun, yang lebih menguntungkan. Komoditas yang dipasarkan Lonsum merupakan hasil dari perkebunan yang dikelolanya
sendiri, yaitu produk
3. Penjualan
Keunggulan Lonsum dalam hal mutu dan penyediaan produk memungkinkan Perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang
menguntungkan dengan jaminan piutang Perseroan.
a Kantor Pemasaran Singapura