Perumusan Masalah Pasangan Inferil Kecemasan Infertilitas

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran kecemasan pasangan infertil yang berkunjung ke RS Adenin Adenan Medan Tahun 2010”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi gambaran kecemasan pasangan infertil yang berkunjung ke RS Adenin Adenan Medan Tahun 2010

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi adanya kecemasan pasangan infertil yang berkunjung ke RS Adenin Adenan Medan Tahun 2010. b. Untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pasangan infertil yang berkunjung ke RS Adenin Adenan Medan Tahun 2010.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pasangan Infertil

Sebagai sumber informasi terhadap kecemasan infertilitas khususnya pada pasangan infertil

2. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi dan bahan bacaan di perpustakaan serta sebagai bahan penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

3. Bagi Peneliti

Untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama pendidikan dan menambah wawasan dan pengalaman. Sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan D IV Kebidanan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Definisi Hawari 2006 mendefinisikan kecemasan sebagai gangguan dalam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal. Apek fisik pada kecemasan infertilitas ini yaitu mudah tersinggung, dan suasana hati mudah berubah. Aspek kognitif berupa menurunnya daya ingat dan daya konsentrasi, pikiran kacau, dan pikiran hanya dipenuhi satu hal. Apek interpersonal berupa mudah curiga pada orang lain, mudah menyalahkan orang lain, dan problem seksual dengan pasangannya Hidayah, 2007. Segala bentuk situasi yang mengancam kesejahteraan organisme dapat menimbulkan kecemasan, konflik dan bentuk frustasi lainnya merupakan sumber dari kecemasan Atkinson, 1999. Gangguan Kecemasan terhadap infertil berupa rasa takut dan khawatir yang tidak menyenangkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis dan perilaku menghindar Rahmi, 2006. Menurut Asmadi 2008, Faktor yang dapat menjadi pencetus seseorang Universitas Sumatera Utara merasa cemas dapat berasal dari diri sendiri meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan dalam melakukan aktifitas sehari-hari, dan faktor dari luar dirinya yaitu adanya sesuatu yang dapat mengancam terhadap identitas diri, harga diri, dan hubungan interpersonal.

2. Tingkat Kecemasan

Peplau membagi tingkat kecemasan ada empat Stuart, 2006 yaitu : a Kecemasan ringan yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan ini mnyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. b Kecemasan sedang yang memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan hal yang lain. Kecemasan ini mempersempit lapang persepsi individu. Dengan demikian individu mengalami tindak perhatian yang selektif namun dapat brfokus pada lebih banyak area jika diarahkan untuk melakukannya. c Kecemasan berat yang sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain. d Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terpengarah, ketakutan dan teror. Hal yang rinci terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan Universitas Sumatera Utara kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemapuan untuk berhubungan dengan orang lain, pesepsi yang menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat kecemasan ini sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian. Gejala-gejala tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tingkat Kecemasan Tanda Fisik Intelektual Sosail dan Emosional Minimal mendekati 0 Kecemasan Ringan +1 Tekanan darah, nadi, respirasi dalam batas normal. Pupil kontraksi, otot relaksasi sedikit atau tidak ada tahanan pada gerakan pasif. Rangsangan sistem simpatik pada tingkat Aktifitas kognitif minimal, sikap mengabaikan stimulus dari lingkungan, tidak berusaha aktif terhadap proses informasi, kesadaran tidak berubah. Lapangan perseptual terbuka, mampu Tidak ada interaksi sosial, tidak ada usaha menghadapi stimulus dari lingkungan, aktifitas emosional minimal, mengabaikan situasi, merasa kuat dan merasa puas Tingkah laku spontan. Perasaan positif dan Universitas Sumatera Utara Kecemasan Sedang +2 rendah, ketengan otot skeletal mulai ringan sampai moderat, tubuh relaksasi, pergerakan lambat dan mempunyai arti. Kontak mata dipertahankan, suara tenang dan intonasi baik. Sistem saraf simpatis aktif : Tekanan darah meningkat, denyut jantung meningkat, pernafasan meningkat, Sistem saraf simpatis aktif : tekanan darah meningkat, pernafasan meningkat, pupil dilatasi. Peningkatan tegangan otot bersamaan dengan merubah fokus perhatian, sadar akan lingkungan luar, berfikir positif pada dirinya, perhatian rendah terhadap sesuatu yang tak terduga atau hal yang negatif. Persepsi sempit, fokus perhatian khusus pada stimulus eksternal atau internal. Berusaha menyadari proses informasi. Pikiran terpusat pada diri sendiri, pikiran tentang kemampuan diri sendiri, berusaha nyaman, percaya diri dan puas. Aktifitas menyendiri. Meningkatkan kemampuan dalam belajar menganalisa masalah, pengaturan kognitif dan gerakan, Meningkatkan kemampuan dalam belajar menganalisa masalah, pengaturan kognitif dan gerakan, merasa ada tantangan Universitas Sumatera Utara Berat +3 penekanan penginderaan, dan gerakan tidak menentu. Suara menunjukkan kesan perhatian dan ketertarikan masalah yang terjadi. Kecepatan bicara meningkat, nada suara meningkat, kewaspadaan meningkat. Respon berjuang atau lari dari masalah. Sistem saraf simpatis dihambat secara umum. Rangsangan pada medulla adrenal ditandai dengan peningkatan katekolamin, denyut mendapatkan sumber- sumber penting untuk pemecahan masalah. Hasil positif pemecahan masalah belum tentu dicapai. Kapasitas persepsi sangat sempit, perhatian yang berlebihan pada satu stimulus, penyelesaian masalah tidak efektifsulit, tidak perduli pada dalam menyelesaikan dilemamasalah. Rasa percaya diselingi rasa takut. Harga diri rendah dan kemungkinan tidak mampu. Perilaku lari fligh dari masalah dimanifestasikan dengan menarik diri, mengingkari dan depresi. Ancaman pada diri meningkat, mengalami disosiasi. Universitas Sumatera Utara jantung cepat, palpitasi, glukosa darah meningkat, aliran darah ke sistem pencernaan menurun, aliran darah ke otot rangka meningkat, penegangan otot berlebihan, kaku, hiperventilasi, reaksi fisik meningkat, agitasi, gerakan tidak menentu, meremas tangan, resah, gemetar, terpaku tidak bergerak. Nafsu makan hilang, mual. Efek verbal : gagap, cepat, nada suara meningkat, berbicara putus-putus, ragu-ragu. Ekspresi wajah : ancaman, mengingkari masalah, disorientasi waktu dan tempat. Kemungkinan berfikir secara negatif, aktualisasi diri rendah. Universitas Sumatera Utara Kontak mata sedikit, gerakan mata ratamanatap, menggeretakkan gigi, rahang kaku.

4. Gejala Kecemasan

Hamilton menguraikan gejala kecemasan sesuai karakteristik respon kecemasan Hawari, 2006. Perasaan cemas, meliputi : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung. Ketegangan, meliputi : merasa tegang, lesu, tidak bisa beristirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menagis, gemetar gelisah. Ketakutan, meliputi : takut pada gelap, takut pada oran asing, takut ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, takut pada kerumunan orang banyak. Gangguan tidur, meliputi : sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk. Gangguan kecerdasan meliputi : sukar konsentrasi, daya ingat menurun, daya ingat buruk. Perasaan depresi murung, meliputi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih bangun dini hari, perasaan berubah-ubah sepanjang hari. Gejala somatikfisik otot, meliputi : sakit dan nyeri otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil. Gejala somatikfisik sensorik, meliputi : tinnitus telinga berdenging, penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas, perasaan ditusuk-tusuk. Gejala kardiovaskular jantung dan pembuluh darah, Universitas Sumatera Utara meliputi : takikardia denyut jantung cepat, berdebar-debar, nyeri dada, denyut nadi mengeras, rasa lesulemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang berhenti sekejap. Gejala pernafasan, meliputi : sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar konstipasi, kehilangan berat badan. Gejala urogenital, meliputi : sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan tidak ada haid, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin frigid, ejakulasi dini. Menurut Stuart 2006 respon terhadap kecemasan meliputi respon fisiologis, perilaku, kognitif dan efektif yatu : 1 Respon fisiologis Respon kecemasan terhadap kardiovaskuler adalah palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, takanan darah menurun. Respon kecemasan terhadap sistem neoromuskular adalah reflek meningkat, reaksi terkejut, mata berkedip-kedip, insomnia, tremor, rigiditas, geisha, mondar-mandir, wajah tegang, kelemahan umum, tungkai lemah, gerakan yang janggal. Respon kecemasan terhadap sistem gastrointestinal adalah kehilangan nafsu makan, menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen , nyeri abdomen, mual, nyeri ulu hati, diare. Respon kecemasan terhadap sistem perkemihan adalah tidak dapat menahan kencing, sering berkemih. Respon kecemasan terhadap kulit adalah Universitas Sumatera Utara wajah kemerahan, berkeringat setempat telapak tangan, gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat, berkeringat seluruh tubuh. 2 Respon perilaku Respon kecemasan terhadap perilaku adalah gelisah, ketenangan fisik, tremor, reaksi terkejut, bicara cepat, kurang kordinasi, cenderung mengalami cidera, menarik diri dari hubungan interpersonal, inhibisi, melarikan diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi, sangat waspada. 3 Respon Kognitif Respon kecemasan pada kognitif adalah perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan berfikir, lapang persepsi menurun, keativitas menurun, produktifitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri, kehilangan objektivitas, takut kehilangan kendali, takut pada gambar visual, takut cidera atau kematian, kilas balik, mimpi buruk. 4 Respon afektif Respon kecemasan pada afektif adalah mudah teranggu, tidak sabar, gelisah, tegang, gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati rasa, rasa bersalah, malu.

B. Pasangan Inferil

Pasangan infetil adalah pasangan suami isteri yang pada umumnya telah menikah selama satu tahun dengan persetubuhan yang teratur, tanpa menggunakan Universitas Sumatera Utara kontrasepsi namun belum juga menghasilkan keturunan dan dianjurkan melakukan pemeriksaan. Moeloek, 2002. Bayak pasangan merasa khawatir ketika kehamilan tidak kunjung datang setelah berusaha selama dua atau tiga bulan. Namun, tertundanya kehamilan biasanya terjadi dan sebenarnya tidak perlu dikhawtirkan. Jika terlalu dikhawatirkan dan didominasi oleh keinginan untuk segera hamil, maka kecemasan itu akan terjadi semakin besar ketika kehamilan tidak juga terjadi. Rasa cemas itu bisa menjadi bagian dari masalah dan justru memperpanjang penantian untuk hamil Charlish, 2005.

C. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas

Infertilitas kemandulan adalah pasangan yang menjalani hubungan seksual secara teratur 2-3 kali seminggu tanpa perlindungan selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan Jones, 2002. Infertilitas adalah kemampuan seorang isteri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya Prawirohardjo, 2005.

2. Pengelompokkan Infertilitas

Infertilitas d kelompokkan menjadi 2 yaitu : Infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Infertilitas primer yaitu apabila isteri belum pernah hamil walaupun Universitas Sumatera Utara bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan. Sedangkan infertilitas sekunder yaitu isteri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan Prawiohardjo, 2005.

3. Faktor Penyebab

Kesuburan secara mutlak dipengaruhi oleh proses-proses fisiologis dan anatomis. Kesuburan pada wanita merupakan satu unit psikosomatis yang selalu dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor psikis dan faktor organis atau fisis. Kesulitan-kesulitan psikologis berkaitan dengan koitus dan kehamilan, dan biasanya mengakibatkan ketidakmampuan wanita untuk menjadi hamil atau untuk menjadi ibu. Maka sumber utama dari kemandulan adalah : sebab-sebab psikologis yang kemudian sering menggangggu proses-proses fisiologis Kartono, 1992 Infertilitas dapat disebabkan oleh pihak laki-laki 40, wanita 40 dan sisanya akibat kelainan pada suami istri atau tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan di negara berkembang faktor penyebab infertilitas antara lain : a. Banyaknya pria dan wanita penderita penyakit kelamin yang tidak mendapatkan pengobatan memadai. Hal ini mengakibat-kan radang panggul pada wanita dan epididimis pada pria yang dapat mengurangi kesuburan. b. Pada perempuan antara lain : 1 Penyumpatan pada kedua tuba. 2 Gangguan ovulasi. Universitas Sumatera Utara 3 Masalah serviks. 4 Masalah endokrin. c. Pada pria antara lain : 1 Varikokel. 2 Kegagalan testikuler Glasier, 2006. Faktor-faktor organikpsikologi juga merupakan penyebab terjadinya infertilitas karena kekakuan yang berlebihan emotion stress dapat juga menurunkan kesuburan wanita. Selain itu pendapat umum mengatakan bahwa ketegangan jiwakecemasan dapat menyebabkan spasmus di daerah antara uterus dan tuba utero-tubal junction. Di negara Jugoslavia ditemukan 678 kasus dengan keluhan sterilias, 544 kasus 81,6 disebabkan oleh kelainan organik, dan 124 kasus 18,4 disebabkan oleh faktor penanggulangan infertilitas dan subfertilitas yang mempunyai kadar psikologi sebaiknya dilakukan dengan pendidikan psikologi Prawirohardjo, 2003. Menurut Nadesul 2007 penyebab nonmedis pada infertil ini yaitu faktor stres. Sres tersebut dapat menghambat ovulasi dan dapat membuat suami menjadi impotensia. Suami-istri yang masing-masing sibuk dengan kegiatan diluar merupakan penyebab yang paling sering, disaat suami menginginkan seks isteri tidak berada di rumah, begitu pula sebaliknya ketika isteri menginginkan seks namun suami belum berada di rumah, dan pada saat keduannya berada dikamar mereka sudah terlanjur letih dan irama seksnya sudah tidak sinkron. Universitas Sumatera Utara

4. Pemeriksaan Infertilitas

Pemeriksaan infertilitas harus selalu dimulai dengan pertanyaan mengenai kesehatan. Umumnya dan cara hidup mereka dan riwayat medis yang seksama harus ditanyakan dengan jelas apakah mereka telah benar-benar menjalani pernikahan secara benar, dan telah aktif dalam kehidupan seksualnya. Apabila ada masalah seksual, maka dinasehatkan untuk melakukan konseling psikoseksual dan pendidikan. Pasangan tersebut sebaiknya dirujuk ke klinik yang sesuai Naylor, 2005.

a. Syarat-syarat Pemeriksaan

Setiap pasangan infertil harus diperlakukan sebagai suatu kesatuan. Itu berarti kalau istri saja dapat diperiksa sedangkan suaminya tidak mau diperiksa. Adapun syarat-syaratnya pemeriksaan pasangan infertil adalah sebagai berikut: 1 Istri yang berumur 20-30 tahun baru akan diperiksa setelah berusaha untuk mendapatkan anak selama 12 bulan. Pemeriskaan dapat dilakukan lebih dini apabila : a Pernah mengalami keguguran berulang b Mengidap kelainan endokrin c Pernah mengalami peradangan rongga panggul atau rongga perut d Pernah mengalami bedah kandungan 2 Istri yang berumur antara 31-35 tahun dapat diperiksa pada kesempatan pertama pasangan itu datang kedokter. 3 Istri pasangan infirtil yang berumut antara 36-30tahun hanya dilakukan pemeriksaan infertil kalau belum mempunyai anak dari perkawinan ini. Universitas Sumatera Utara 4 Pemeriksaan infirtilitas tidak dilakukan pada pasangan infirtil yang salah satu anggota pasangannya mengidap penyakit yang dapat membahaya-kan kesehatan istri atau anaknya. a Pemeriksaan khusus suami : semen analisa faktor sperma b Pemeriksaan khusus istri : faktor ovarium, faktor tuba, faktor uterus, dan faktor serviks. 5 Riwayat terdahulu a Pertumbuhan badan, termasuk stigma endokrin. b Penyakit TBC, endometrosis dan tumor. c Operasi : trauma di daerah pelvis mis: apendikstome. d Perkawinan yang lalu : fertil dan infertil. e Obstetri : kehamilan, persalinan dan komplikasinya. f Ginekologi : haid, keputihan g Pemeriksaan infertilitas sebelumnya. 6 Riwayat sekarang a Lama infertilitas : Pemakaian kontasepsi dan lamanya usaha untuk hamil. b. Kehidupan seks : Libido, frekuensi dan teknik coisus dan kebiasaa pasca coitus. c. Psikomatik : Umum dan khusus terhadap infertilitas Rabet, 2003. Universitas Sumatera Utara

D. Kecemasan Infertilitas

Infertilitas dikenali sebagai stresor utama yang dapat mempengaruhi konsep diri, hubungan dengan pasangan, keluarga, teman-teman dan karier. Penelitian terbaru mengungkap profil ketegangan infertilitas, yang mencakup ketegangan, kekhawatiran, gejala depresi dan pengasingan diri Despianti, 2007. Kebanyakan orang yang tidak subur atau mereka yang mempunyai kesuburan menderita kesedihan yang serupa dengan kehilangan karena kematian, rasa kehilangan serta intensitasnya dapat sebesar rasa kehilangan seorang anak yang hidup namun tetap ada bedanya. Perbedaaan pertama adalah ketika seseorang meninggal, tidak akan ada harapan untuk mereka kembali hidup. Lain halnya dengan ketidaksuburan, seringkali paling tidak untuk jangka waktu yang panjang, orang masih menyimpan harapan ia akan mendapatkan seorang anak. Hal ini memperumit proses kesedihan. Kedua, pada ketidaksuburan kesedihan tersebut tidak mempunyai objek yaitu tidak ada anak, tidak ada foto, tidak ada kenangan untuk dikenang dan ditangisi. Peter dan Diane Houghton yang tidak mempunyai anak dan membentuk Asosiasi Nasional untuk orang-orang tanpa anak di Inggr is the National Association for the childless in Britain, menyebut pengalaman kesedihan semacam itu pada pasangan tanpa anak dengan ”kesedihan yang tidak terfokus” karena tidak dapat dipuatkan pada seseorang maupun suatu peristiwa Jones, 1997. Pasangan yang pada tahap awal evaluasi infertil sering merasa sangat ketakutan, anxietas dan merasa malu bahwa ia tidak bisa hamil, atau malu karena untuk mengatasi masalahnya mereka akan membicarakan hubungan intim mereka Universitas Sumatera Utara dengan perawat dan pasti akan dilakukan pemeriksaan organ reproduksi. Sehingga dalam wawancara, perawat harus mampu memotivasi klien sehingga tercipta suasana kooperatif dengan tidak menghakimi dan tetap empati Ma’rifah, 2009. Universitas Sumatera Utara BAB III KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Teoritis