4. Hakikat.
Inti ajaran diserapditerima tetapi syariatnya tidak dilaksanakan. Contohnya, karena inti ajaran sholat adalah berdoa dan ingat kepada Allah,
maka mereka meninggalkan sholat. Yang mereka lakukan hanya doa dan ingat. Melakukan puasa cukup hanya tidak memakan makanan tertentu saja
atau puasa khusus lainnya tanpa tuntunan syariat. Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, Islam harus
dihayati dan diamalkan secara kaffah utuh, tidak sepotong-potong atau sebagian. Penghayatan Islam secara kaffah dilakukan dengan cara
menggabungkan penghayatan yang sepotong-potong, sehingga menghasilkan penghayatan yang utuh.
2. Kejelasan Ruang Lingkup Aqidah Islam
Meminjam sistematika Hasan al-Banna maka ruang lingkup pembahasab aqidah adalah:
a. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang behubungan
dengan Ilah Tuhan, Allah seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat- sifat Allah, af‟al Allah dan lain-lain.
b. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang kita-kitab Allah, mu‟jizat, keramat dan lain sebagainya.
c. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis Syaitan, Roh dan lain sebagainya.
d. Sam‟iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bias
diketahui lewat sam‟I dail naqli berupa al-Qur‟an dan Sunnah seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surge neraka
dan lain-lain sebagainya.
12
Disamping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistematika arkanul iman
yaitu: “ Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat termasuk pembahasan tentang makhluk rohani lainnya seperti Jin, Iblis dan
12
Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc., MA. Kuliah Aqidah Islam Yogyakarta: LPPI 2000 hal. 6
Syaitan, iman kepada kita-kita Allah, iman kepada Nabi dan Rasul, iman kepada Hari Akhir, dan iman kepada Taqdir Allah.
3. Kejelasan Sumber Aqidah Islam
Para ulama, semoga Allah merahmati mereka semua, telah sepakat aqidah islam yang suci mulia ini bersumber kepada:
1. Al-Qur‟an
Secara bahasa al- Qur‟an berasal dari kata qur‟aana yang artinya bacaan
atau yang dibaca, yang asal katanya adalah qara. Inilah pendapat yang terkuat menurut Dr. Shubhi Ash-Shalih yang dikutip pula oleh Depag RI. Sedangkan
istilah syara‟, al-Qur‟an adalah kalam firman Allah SWT yang merupakan mu‟jizat yang diturunkan diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan
yang ditulis di mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir serta membacanya adalah ibadah.
13
Prof. Dr. Hasbi Ash-Shiddieqy, mengatakan al- Qur‟an itu wahyu illahi
yang diturunkan kepada Muhammad SAW, yang telah diturunkan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukum kafir orang yang
mengingkarinya.
14
Setelah ditampilkan berbagai definisi, dapat dikatakan bahwa al- Qur‟an
adalah firman Allah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui Malaikat Jibril secara mutawatir, berbahasa Arab, sebagai mu‟jizat, untuk
menuntun manusia, agar memperoleh kebahagian dunia dan akhirat serta membacanya mendapat pahala.
Bagi kaum muslimin, al- Qur‟an merupakan sumber utama dalam segala
hal yang meliputi masalah aqidah keyakinan, syari‟at hukum, akhlak moral, dan masalah-masalah lainnya yang menyangkut tashauwur
konsepsi. Mereka meyakini bahwa al- Qur‟an kalam Allah yang merupakan
13
Darwis Abu Ubaidah. Panduan Akidah ahlu Sunnah wal Jamaah, Jakarta: Pustaka al- Kautsar 2008 hal. 10
14
Prof. Dr. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu al- Qur‟an Jakarta: Bulan
Bintang 1988 hal. 17
sebaik-baik perkataan. Mereka menggunakan perkataan yang mulia itu di atas segala perkataan manusia dari golongan mana pun.
15
2. As-Sunnah
Secara bahasa sunnah berarti, jalan yang ditempuh baik yang terpuji atau tercela atau tradisi yang dibiasakan, sekalipun tidak baik. Sedangkan menurut
istilah syara‟, sunnah bermakna segala sesuatu yang dinukil diterima dari Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, sifat kejadian bentuk,
tingkah-laku, atau perjalanan hidup beliau, baik sebelum diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya.
Dalam keyakinan aqidah kaum muslimin, as-Sunnah mendapatkan tempat yang sangat mulia. Ia berada pada urutan kedua sebagai petunjuk,
pegangan bagi umat manusia setelah kitab suci al- Qur‟an. Ketinggian dan
kemuliannya itu telihat dari berbagai ketetapan hukum dalam ajaran islam, bahkan as-Sunnah merupakan kunci untuk memahami agama yang mulia ini.
Tidak seorang pun yang diperbolehkan keluar dari kedua ketentuan ini, seperti berpegang pada al-
Qur‟an saja tanpa melihat pada ketetapan Sunnah, sebagaima yang telah diperlihatkan oleh Inkar Sunnah. Meninggalkan Sunnah
dalam agama Islam, bukan hanya mendurhakai Muhammad sebagai Rasul Allah, lebih dari itu sesungguhnya manusia yang seperti ini telah mendurhakai
Allah SWT. Karena pada hakikatnya, Allah lah yang memerintahkan untuk senantiasa mentaati Rasulullah SAW.
16
Jadi sumber aqidah Islam adalah al- Qur‟an dan as-Sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan oleh Allah dalam
al- Qur‟an dan Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani diyakini dan
diamalkan.
4. Aqidah Sebagai Hal Pokok Dalam Islam