10
BAB II KONSEP KEMURNIAN AQIDAH ISLAM
A. Pengertian Kemurnian Tajdid
Secara bahasa, kata tajdid berarti ia merupakan proses menjadikan sesuatu yang terlihat usang untuk dijadikan baru kembali. Dalam hal ini tajdid-
aktivitas koreksi ulang atau konseptualisasi ulang pada hakikatnya selalu berorientasi pada pemurnian yang sifatnya kembali pada ajaran asal dan bukan
adopsi pemikiran asing dalam pelaksanaannya diperlukan pemahaman yang dalam akan paradigma dan pandangan hidup islam yang bersumber dari al-
Qur‟an dan as-Sunnah, serta pendapat para ulama yang terdahulu yang secara ijma‟ dianggap shahih. Selain itu diperlukan juga pemahaman terhadap
kebudayaan asing dan pemikiran yang menjadi asasnya, namun pemahaman yang dimaksud bukanlah mengambil konsep asing tersebut.
7
Pemurnian dalam istilah islam berarti menghidupkan kembali rambu- rambu Islam dan menegakkan kembali pilar-pilar Islamiyah agama ini dengan
menjaga nash-nash yang shahih secara bersih, dan membersihkan agama ini dari bid‟ah dan penyimpangan yang mengotorinya, baik dalam bidang
Nazhariyah pemikiran, Amaliyah ibadah maupun bidang Sulukiyah perilaku akhlak.
8
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembaharuan islam bukanlah sesuatu yang evolusioner melainkan lebih cenderung devolusioner,
7
http:www.scribd.comdoc15189839Konsep-Pembaruan-Dalam-Islam
8
Agus Hasan Bashari, LC. Mewaspadai Gerakan Kontekstualisasi al- Qur‟an, Surabaya:
Pustaka as-Sunnah 2003hal.35
dengan arti bahwa pembaharuan bukan merupakan proses perkembangan bertahap dimana yang datang kemudian lebih baik dari sebelumnya.
Seputar tajdid ini Rasulullah SAW sendiri telah menegaskan dalam hadistnya tetang kemungkinan itu, beliau bersabda:” sesungguhnya Allah akan
mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung seratus tahun orang yang aka
n melakukan tajdid terhadap agamanya”.HR. Abu Daud. No 3740.
9
Sumber Islam al- Qur‟an dan Hadist tidak dapat diperbaharui. Namun, al-
Qur‟an dan Hadist telah diijtihadkan oleh para ulama menjadi kitab-kitab tahuid, tafsir, fiqih, falsafah Islam, dan lain-lain dan ini juga menjadi pedoman
bagi umat Islam. Kalau al- Qur‟an dan Hadist tidak boleh diubah atau
diperbaharui, tetapi ijtihad ulama tentang al- Qur‟an dan Hadist yang kemudian
menjadi pedoman-pedoaman bidang tahuid, fiqih, dan lain-lain, itu pada masa ulama-ulama yang berijtihad mungkin masih sesuai dengan kebutuhan umat,
tapi pada masa selanjutnya mungkin perlu diperbaiki. Dalam bidang inilah pembaharuan islam berkecimpung.
10
Akan tetapi pada dasarnya pembaharuan islam adalah proses pemurnian dimana konsep pertama atau konsep asalnya
dipahami dan ditafsirkan sehingga menjadi lebih jelas bagi masyarakat pada masanya dan lebih penting lagi penjelasan itu tidak bertentangan dengan
aslinya. Disini bukan perubahan yang terjadi, tetapi peragaman makna dan penafsiran. Disamping itu, tajdid ini bisa memperbaharui ingatan orang yang
telah melupakan ajaran agama islam yang benar, dengan memberi penjelasan dan argumentasi-argumentasi baru sehingga meyakinkan orang yang tadinya
ragu, dan meluruskan kekeliruan atau kesalah pahaman mereka yang keliru dan salah paham.
Sebenarnya prose ini telah diramalkan sendiri oleh Nabi SAW dalam hadistnya seperti yang telah disebutkan diatas. Hal ini mengandung peringatan
bagu kaum Muslimin untuk selalu bersikap optimis dalam menghadapi hidup, karena Allah tidak akan membiarkan kerusakan terjadi pada hambah-hambah-
9
DSyamsudin Arif. Orientalis Diabolisme Pemikiran, Depok: Gema Insani 2008hal. 167
10
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005 hal. 302
Nya dari kesesatan dan kebingungan dengan mengirimkan seseorang mujadid yang akan menghidupkan kembali ajaran-ajaran-Nya. Proses tajdid ini juga
diperlukan karena pemahaman umat islam terhadap ajaran islam telah semangkin jauh dari bentuk aslinya. Namun sang mujadid akan tetap
berpegang teguh pada kebenaran mutlak yang terdapat dalam al- Qur‟an. Pada
pengertian ini, pembaharuan islam berbeda dengan pembaharuan yang terjadi di dunia lain yang bersifat reformasi dan revolusi. Dimana yang datang
kemudian akan menjadi evaluasi dan menghapuskan pendapat yang lama. Begitu juga pembaharuan islam mempunyai rujukan yang jelas, yaitu al-
Qur‟an. Sementara pembaharuan lain akan terus berproses mencari dan tidak memiliki rujukan yang mutlak dan pasti.
B. Ciri-Ciri Aqidah Islam yang Murni