Riwayat Hipertensi Kejadian Hipertrofi Ventrikel Kiri Hubungan kejadian Hipertrofi Ventrikel Kiri dengan Riwayat Hipertensi

Dari hasil penelitian ini juga terlihat bahwa penegakkan diagnosa hipertrofi ventrikel kiri di RSUP H. Adam Malik tidak pernah dengan foto toraks saja, akan tetapi digabung dengan EKG dan atau Ekokardigrafi. Hal ini memberi kesan bahwa kesimpulan diagnosa yang diambil akurat.

5.2.4. Riwayat Hipertensi

Gagal jantung merupakan komplikasi umum dari peningkatan tekanan darah yang kronis Riaz, 2010. Seperti yang terlihat pada tabel 5.5, dari 85 orang pasien gagal jantung, 64 75,3 orang diantaranya mempunyai riwayat hipertensi. Menurut Riaz 2010, pada populasi tua, 68 gagal jantung disebabkan karena hipertensi dan beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa hipertensi merupakan penyebab berkembangnya gagal jantung pada 50 – 60 pasien. Dengan hipertensi, risiko gagal jantung meningkat dua kali pada pria dan tiga kali pada wanita. Namun, dengan angka yang lebih besar lagi didapat dari Framingham study, hipertensi dijumpai sebagai perkembangan awal gagal jantung pada 91 kasus gagal jantung Cowie, 20008. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi memberikan kontribusi yang besar pada kejadian gagal jantung di kemudian hari.

5.2.5. Kejadian Hipertrofi Ventrikel Kiri

Hipertrofi ventrikel kiri bisa dijumpai pada hipertensi, stenosis aorta, regurgitasi aorta, dan kardiomiopati hipertrofi. Bahkan menurut Soerianata 2005, HVK lebih dipertimbangkan sebagai salah satu manifestasi awal kerusakan organ sasaran akibat hipertensi. Apabila hipertensi menjadi progresif, HVK adaptif tidak dapat menahan lagi beban tekanan yang terus meningkat maka akhirnya terjadi gagal jantung kongestif dengan segala konsekuensinya Pikir, 1997. Sesuai dengan tabel 5.6, HVK ini dijumpai pada 43 50,6 orang dari 85 orang pasien gagal jantung. Hal ini mengindikasikan bahwa setengah pasien gagal jantung, positif mengalami HVK dan seperti yang dijelaskan di atas, 75 dari pasien gagal jantung tersebut mempunyai riwayat hipertensi. Hal ini sesuai dengan pendapat Efendi 2003, bahwa Universitas Sumatera Utara HVK ditemukan pada lebih dari 50 hipertensi yang dideteksi dengan ekokardiografi.

5.2.6. Hubungan kejadian Hipertrofi Ventrikel Kiri dengan Riwayat Hipertensi

Analisis hubungan variabel kejadian hipertrofi ventrikel kiri dengan riwayat hipertensi menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara kejadian hipertrofi ventrikel kiri dengan riwayat hipertensi pada pasien gagal jantung p = 0,0001 p = 0,1 dengan CI Confidence Interval 90. Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa dari 43 50,6 orang pasien gagal jantung yang positif HVK, semuanya memiliki riwayat hipertensi. Hal ini didukung oleh pendapat Schmieder 2000 dalam Kaplan 2006, bahwa hipertrofi ventrikel kiri ditemukan dengan ekokardiografi pada lebih dari 90 orang dengan hipertensi berat dan dari penelitian yang pernah dilakukan di Medan oleh Efendi 2003 pada 36 penderita hipertensi belum menderita gagal jantung, terdapat lebih dari 50 sudah mempunyai komplikasi HVK dari pemeriksaan ekokardiografi. Jadi, dari hasil penelitian ini dapat dibuktikan pendapat Kass 2005 dalam Kaplan 2006, bahwa ada hubungan langsung antara respon ventrikel kiri terhadap peningkatan afterload yang meyebabkan hipertensi. Adapun estimasi rentang nilai dijumpainya pasien gagal jantung kongestif yang menderita HVK dan memiliki riwayat hipertensi pada populasi dapat diperoleh dengan menghitung interval kepercayaan 90 untuk proporsi tunggal dengan rumus: IK = P ± Zα √ pq n IK = interval kepercayaan p = proporsi pasien gagal jantung kongestif yang menderita HVK dan mempunyai riwayat hipertensi = 50,6 q = 1-p = 1-0,51 = 0,49 Universitas Sumatera Utara Zα = deviat baku untuk a ; karena a = 0,1 maka Zα = 1,64 IK 90 = 0,51 ± 1,64 √ 0,51 x 0,49 85 = dari 0,51-0,09 sampai 0,51+0,09 = dari 0,42 sampai 0,60 Berdasarkan perhitungan diatas dapat ditarik kesimpulan kalau kita percaya 90 bahwa proporsi pasien gagal jantung kongestif yang menderita HVK dan mempunyai riwayat hipertensi pada populasi terjangkau terletak antara 42 sampai 60. Dari penelitian, juga dijumpai 21 orang pasien yang mempunyai riwayat hipertensi tetapi dari hasil pemeriksaan tidak terbukti mengalami HVK. Dalam hal ini menurut asumsi peneliti, ada beberapa kemungkinan. Pertama, berkaitan dengan pemeriksaan yang digunakan sebagian besar dengan EKG yang memiliki sensitifitas hanya 25 – 40 Efendi, 2003 maka bisa saja ada kemungkinan beberapa pasien dengan riwayat hipertensi yang sudah mengalami hipertrofi tidak terdeteksi karena tidak semua pasien yang melakukan pemeriksaan EKG juga melakukan pemeriksaan ekokardiografi hanya 41 orang yang merupakan baku emas diagnosis hipertrofi ventrikel kiri dengan sensitifitas 86 – 93 Efendi, 2003. Kedua, ada kemungkinan proses hipertensi menuju gagal jantungnya bukan dengan menginduksi hipertrofi ventrikel kiri melainkan dengan menginduksi terjadinya aterosklerosis yang memicu CAD seperti yang dibahas pada pembahasan etiologi gagal jantung di atas dan berakhir dengan gagal jantung tanpa adanya HVK. Jadi, ada hubungan yang sangat erat antara kejadian HVK pada pasien gagal jantung dengan riwayat hipertensi pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Kostis 2003 dalam Kaplan 2006, bahwa hipertensi berperan penting terhadap hipertrofi ventrikel kiri dan atau iskemik miokard dan atau infark CAD yang kesemua Universitas Sumatera Utara proses ini, mempercepat disfungsi sistolik dan diastolik dan pada akhirnya berkembang menjadi gagal jantung kongestif. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan penelitian ini adalah: