Tidak Tahu b. Tahu Tahu Tidak tahu b. Tahu Tidak tahu b. Tahu Hasil Uji Statistik Multivariat

Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Uraian Pengetahuan tentang Penyakit Malaria No Pernyataan f 1. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk anopheles. a. Tidak Tahu b. Tahu 13 73 15,1 84,9 Jumlah 86 100 2. Penyakit malaria dapat menular dan menyerang siapa saja.

a. Tidak Tahu b. Tahu

54 32 62,8 37,2 Jumlah 86 100 3. Gejala penyakit malaria ialah demam panas, menggigil, berkeringat yang disertai sakit kepala, mual dan muntah. a. Tidak tahu

b. Tahu

38 48 44,2 55,8 Jumlah 86 100 4. Nyamuk malaria biasanya menggigit manusia pada malam hari.

a. Tidak tahu b. Tahu

65 21 75,6 24,4 Jumlah 86 100 5. Nyamuk malaria biasanya berkembangbiak di air tergenang seperti di sawah, mata air sungai kecil di hutan, kolamtambak yang tidak terpelihara dan rawa-rawa.

a. Tidak tahu b. Tahu

54 32 62,8 37,2 Jumlah 86 100 6. Nyamuk malaria biasa hinggapberistirahat di kain tergantung di dalam rumah, pohonsemak sekitar rumah, dinding rumah yang gelaplembab.

a. Tidak tahu b. Tahu

63 23 73,3 26,7 Jumlah 86 100 7. Nyamuk malaria juga hinggapberistirahat di tempat-tempat yang rimbun dan gelap seperti semak-semak, pepohonan di perkebunan dan hutan pinggir desa.

a. Tidak tahu b. Tahu

46 40 53,5 46,5 Jumlah 86 100 8. Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam akan memudahkan untuk digigit nyamuk malaria. a. Tidak tahu b. Tahu 63 23 73,3 26,7 Jumlah 86 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Lanjutan No Pengetahuan Responden f 9. Penyakit malaria dapat dicegah dengan upaya penyemprotan nyamuk. a. Tidak tahu b. Tahu 12 74 14,0 86,0 Jumlah 86 100 10. Penyakit malaria juga dapat dicegah dengan upaya menggunakan kelambu pada saat tidur untuk menghindari gigitan nyamuk.

a. Tidak tahu b. Tahu

17 69 19,8 80,2 Jumlah 86 100 11. Jenis ikan yang memakan jentik nyamuk di rawa adalah ikan kepala timah, gambus, nila dan mujair.

a. Tidak tahu b. Tahu

80 6 93,0 7,0 Jumlah 86 100 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebanyak 38 responden 44,1 berada pada kategori pengetahuan buruk, sebanyak 36 responden 41,9 berada pada kategori pengetahuan sedang, dan 12 responden 14,0 berada pada kategori pengetahuan baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Pengetahuan tentang Penyakit Malaria di Desa Kinangkong No. Pengetahuan f 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 38 36 12 44,1 41,9 14,0 Jumlah 86 100 4.2.2.4. Sikap Hasil penelitian mengenai sikap responden tentang membawa anggota keluarga yang terkena malaria segera ke puskesmas untuk diperiksa dan diberi Universitas Sumatera Utara pengobatan, sebagian besar responden yaitu 39 responden 45,3 menyatakan setuju, 33 responden 38,4 menyatakan tidak setuju dan 14 responden 16,3 menyatakan sangat setuju. Distribusi responden yang menyatakan setuju bahwa anggota keluarga yang terkena malaria, harus meminum obat malaria secara teratur sesuai anjuran petugas kesehatan, yaitu sebanyak 42 responden 48,8, sebanyak 23 responden 26,8 menyatakan sangat setuju dan 21 responden 24,4 menyatakan tidak setuju. Distribusi sikap responden menunjukkan sebanyak 68 responden 79,1 menjawab setuju bahwa melakukan tindakan pencegahan untuk menghindarkan penyakit malaria lebih baik daripada mengobati setelah sakit dan sebanyak 18 responden 20,9 menyatakan sangat setuju. Distribusi sikap responden menunjukkan sebanyak 42 responden 48,8 setuju bahwa penyakit malaria dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. Sebanyak 28 responden 32,6 menyatakan tidak setuju dan sebanyak 16 responden 18,6 menyatakan sangat setuju. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 41 responden 47,7 menyatakan setuju bahwa adanya genangan air di sekitar rumah dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit malaria, sebanyak 27 responden 31,4 menyatakan tidak setuju dan 18 responden 20,9 menyatakan sangat setuju. Distribusi responden yang menyatakan tidak setuju bahwa memasang kelambu perlu saat tidur malam hari untuk menghindari gigitan nyamuk malaria yaitu sebanyak 37 responden 43,0, sebanyak 34 responden 39,5 menyatakan setuju dan 15 responden 17,5 menyatakan sangat setuju. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar 64 responden 74,4 menyatakan tidak setuju bahwa anggota keluarga yang bekerja atau ke luar rumah malam hari perlu menggunakan pakaian tertutup yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk, sebanyak 14 responden 16,3 menyatakan setuju dan 8 responden 9,3 menyatakan sangat setuju. Distribusi responden yang menyatakan setuju bahwa memelihara kebersihan rumah dan lingkungan dapat mengurangi sarang dan tempat perkembangbiakan nyamuk adalah sebanyak 42 responden 48,8, sebanyak 35 responden 40,7 menyatakan tidak setuju dan 9 responden 10,5 menyatakan sangat setuju. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 46 responden 53,5 menjawab setuju bahwa penyemprotan dinding dalam rumah dengan insektisida perlu dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk, sebanyak 26 responden 30,2 menyatakan sangat setuju dan 14 responden 16,3 menyatakan tidak setuju. Distribusi responden yang menyatakan tidak setuju bahwa menebarkan ikan pemakan jentik di rawa, kolam atau di saluran air merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit malaria yaitu sebanyak 64 orang 74,4, sebanyak 12 responden 14,0 menyatakan sangat setuju dan 10 responden 11,6 menyatakan setuju. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10. Distribusi Responden berdasarkan Uraian Sikap tentang Penyakit Malaria No Pernyataan f 1. Apabila anggota keluarga terkena malaria, maka segera dibawa ke puskesmas untuk diperiksa dan diberi pengobatan. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 33 39 14 38,4 45,3 16,3 Jumlah 86 100 2. Anggota keluarga yang terkena malaria, harus meminum obat malaria secara teratur sesuai anjuran petugas kesehatan. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 21 42 23 24,4 48,8 26,8 Jumlah 86 100 3. Melakukan tindakan pencegahan untuk menghindarkan penyakit malaria lebih baik daripada mengobati setelah sakit. a. Setuju b. Sangat setuju 68 18 79,1 20,9 Jumlah 86 100 4. Penyakit malaria dapat dicegah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 28 42 16 32,6 48,8 18,6 Jumlah 86 100 5. Adanya genangan air di sekitar rumah dapat menyebabkan risiko terjadinya penyakit malaria. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 27 41 18 31,4 47,7 20,9 Jumlah 86 100 6. Memasang kelambu perlu saat tidur malam hari untuk menghindari gigitan nyamuk malaria. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 37 34 15 43,0 39,5 17,5 Jumlah 86 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10. Lanjutan No Pernyataan f 7. Anggota keluarga yang bekerja atau ke luar rumah malam hari perlu menggunakan pakaian tertutup yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 64 14 8 74,4 16,3 9,3 Jumlah 86 100 8. Memelihara kebersihan rumah dan lingkungan dapat mengurangi sarang dan tempat perkembangbiakan nyamuk. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 35 42 9 40,7 48,8 10,5 Jumlah 86 100 9. Penyemprotan dinding dalam rumah dengan insektisida perlu dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 14 46 26 16,3 53,5 30,2 Jumlah 86 100 10. Menebarkan ikan pemakan jentik di rawa, kolam atau di saluran air merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit malaria. a. Tidak setuju b. Setuju c. Sangat setuju 64 10 12 74,4 11,6 14,0 Jumlah 86 100 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, sebanyak 45 responden 52,3 berada pada kategori sikap sedang, sebanyak 32 responden 37,2 berada pada kategori sikap buruk, dan 9 responden 10,5 berada pada kategori sikap baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Sikap tentang Penyakit Malaria di Desa Kinangkong No Sikap f 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 32 45 9 37,2 52,3 10,5 Jumlah 86 100 4.2.2.5. Kepercayaan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 75 orang 87,2 tidak percaya bahwa penyakit malaria disebabkan oleh guna-guna mistik yang sengaja dilakukan oleh orang lain untuk mencelakakan seseorang dan sebanyak 11 responden 12,8 percaya bahwa penyakit malaria disebabkan oleh guna-guna mistik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Distribusi Responden berdasarkan Kepercayaan tentang Penyakit Malaria di Desa Kinangkong No Keterangan f 1. 2. Percaya Tidak percaya 11 75 12,8 87,2 Jumlah 86 100 4.2.3. Deskripsi Faktor Pendukung Faktor pendukung terdiri dari ketersediaan sarana kesehatan dan jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan tersebut. Berdasarkan ketersediaan sarana kesehatan, sebanyak 74 responden 86 menyatakan tersedia sarana kesehatan di sekitar tempat tinggal seperti puskesmas pembantu dan balai pengobatan swasta, sedangkan sebanyak 12 responden 14 menyatakan bahwa tidak tersedia sarana kesehatan di sekitar tempat tinggalnya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan, sebagian besar responden yaitu sebanyak 63 responden 85,1 menyatakan dekat dan sebanyak 11 responden 14,9 menyatakan jauh. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Distribusi Responden berdasarkan Ketersediaan dan Jarak Sarana Kesehatan No. Faktor Pendorong f 1. Ketersediaan sarana kesehatan a. Tidak tersedia b. Tersedia 12 74 14,0 86,0 Jumlah 86 100 2. Jarak sarana kesehatan a. Jauh b. Dekat 11 63 14,9 85,1 Jumlah 74 100 4.2.4. Deskripsi Faktor Pendorong Berdasarkan hasil penelitian tentang keterpaparan informasi tentang pencegahan penyakit malaria dari petugas kesehatan, sebanyak 48 responden 55,8 menyatakan tidak pernah menerima informasi tentang pencegahan penyakit malaria dari petugas kesehatan, dan sebanyak 38 responden 44,2 pernah menerima informasi tentang pencegahan penyakit malaria dari petugas kesehatan. Pemberi informasi tentang tentang pencegahan penyakit malaria yang paling banyak kepada responden adalah bidan desa yaitu sebanyak 22 responden 57,9. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Distribusi Responden berdasarkan Keterpaparan Informasi tentang pencegahan penyakit malaria dari Petugas Kesehatan No Faktor Pendorong f 1. Keterpaparan informasi a. Tidak pernah b. Pernah 48 38 55,8 44,2 Jumlah 86 100 Universitas Sumatera Utara

4.2.5. Deskripsi Tindakan Responden

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 74 orang 86,0 menggunakan obat nyamuk bakarsemprotoles malam hari setiap malam di rumah dan sebanyak 12 responden 14,0 tidak menggunakan obat nyamuk bakarsemprotoles malam hari setiap malam di rumah. Responden yang tidak menggunakan pakaian lengan panjangtertutup yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk agar tidak digigit nyamuk saat keluar rumah pada malam hari sebanyak 65 responden 75,6 dan sebanyak 21 responden 24,4 menggunakan pakaian lengan panjangtertutup yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk saat keluar rumah pada malam hari. Distribusi tindakan responden menunjukkan sebanyak 52 responden 60,5 tidak menggunakan kelambu setiap malam sedangkan sebanyak 34 responden 39,5 menggunakan kelambu setiap malam. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 58 responden 67,4 tidak mengalirkan air tergenang di sekitar rumah atau menimbun genangan air dengan tanah dan sebanyak 28 responden 32,6 mengalirkan air tergenang di sekitar rumah atau menimbun genangan air dengan tanah. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 62 responden 72,1 tidak membersihkan saluran pembuangan air atau parit di sekitar rumah setiap minggu dan sebanyak 24 responden 27,9 membersihkan saluran pembuangan air atau parit di sekitar rumah setiap minggu. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 55 responden 64,0 tidak secara teratur membersihkan halaman sekitar rumah dari semak dan sampah untuk Universitas Sumatera Utara mengurangi sarang dan tempat perkembangbiakan nyamuk dan sebanyak 31 responden 36,0 secara teratur membersihkan halaman sekitar rumah dari semak dan sampah untuk mengurangi sarang dan tempat perkembangbiakan nyamuk. Distribusi tindakan responden menunjukkan sebanyak 65 responden 75,6 tidak membatasi waktu berkumpul dengan teman-teman di luar rumah pada malam hari, dan sebanyak 21 responden 24,4 membatasi waktu berkumpul dengan teman-teman di luar rumah pada malam hari. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 57 responden 66,3 tidak mengusahakan tidak ada kain bergelantungan di tempat gelap dalam rumah dan sebanyak 29 responden 33,7 mengusahakan tidak ada kain bergelantungan di tempat gelap dalam rumah. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 47 responden 54,7 turut serta apabila diadakan gotong royong dalam membersihkan lingkungan yang dilakukan aparat desa dan sebanyak 39 responden 45,3 tidak turut serta apabila diadakan gotong royong dalam membersihkan lingkungan yang dilakukan aparat desa. Distribusi tindakan responden mengenai penyuluhan kesehatan menunjukkan sebanyak 48 responden 55,8 mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pencegahan penyakit malaria di desa sedangkan sebanyak 38 responden 44,2 tidak mengikuti penyuluhan tentang pencegahan penyakit malaria di desa. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 45 responden 52,3 membawa anggota keluarga yang mengalami demam, menggigil dan sakit kepala untuk berobat ke pelayanan kesehatan, dan sebanyak 41 responden 47,7 tidak membawa Universitas Sumatera Utara anggota keluarga yang mengalami demam, menggigil dan sakit kepala untuk berobat ke pelayanan kesehatan Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi mengenai tindakan responden dalam pencegahan penyakit malaria secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15. Distribusi Responden berdasarkan Uraian Tindakan Pencegahan Penyakit Malaria No Pertanyaan f 1. Apakah di rumah, keluarga Anda setiap malam menggunakan obat nyamuk bakarsemprotoles malam hari? Tidak Ya 12 74 14,0 86,0 Jumlah 86 100 2. Agar tidak digigit nyamuk saat keluar rumah pada malam hari apakah keluarga Anda menggunakan pakaian lengan panjangtertutup yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk? Tidak Ya 65 21 75,6 24,4 Jumlah 86 100 3. Agar tidak digigit nyamuk, apakah setiap malam keluarga Anda menggunakan kelambu? Tidak Ya 52 34 60,5 39,5 Jumlah 86 100 4. Jika ada air tergenang di sekitar rumah, apakah keluarga Anda mencoba mengalirkan air itu atau menimbun genangan air itu dengan tanah? Tidak Ya 58 28 67,4 32,6 Jumlah 86 100 5. Apakah saluran pembuangan air atau parit di sekitar rumah Anda dibersihkan setiap minggu? Tidak Ya 62 24 72,1 27,9 Jumlah 86 100 6. Apakah keluarga Anda secara teratur membersihkan halaman sekitar rumah dari semak dan sampah untuk mengurangi sarang dan tempat perkembangbiakan nyamuk? Tidak Ya 55 31 64,0 36,0 Jumlah 86 100 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Lanjutan No Pertanyaan f 7. Apakah keluarga Anda membatasi waktu berkumpul dengan teman-teman di luar rumah pada malam hari? Tidak Ya 65 21 75,6 24,4 Jumlah 86 100 8. Apakah keluarga Anda mengusahakan tidak ada kain bergelantungan di tempat gelap dalam rumah? Tidak Ya 57 29 66,3 33,7 Jumlah 86 100 9. Jika ada gotong royong dalam membersihkan lingkungan yang dilakukan aparat desa, apakah keluarga Anda selalu turut serta? Tidak Ya 47 39 54,7 45,3 Jumlah 86 100 10. Ketika ada kegiatan penyuluhan tentang pencegahan penyakit malaria di desa, apakah keluarga Anda mengikutinya? Tidak Ya 48 38 55,8 44,2 Jumlah 86 100 11. Apabila ada anggota keluarga Anda mengalami demam, menggigil dan sakit kepala, apakah akan dibawa berobat ke pelayanan kesehatan? Tidak Ya 41 45 47,7 52,3 Jumlah 86 100 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa setelah dilakukan pengkategorian berdasarkan jawaban responden, diperoleh bahwa sebanyak 39 responden 45,3 berada pada kategori tindakan buruk, sebanyak 35 responden 40,7 berada pada kategori tindakan sedang, dan 12 responden 14,0 berada pada kategori tindakan baik. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16. Distribusi Responden berdasarkan Kategori Tindakan Responden dalam Pencegahan Penyakit Malaria No Tindakan f 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 39 35 12 45,3 40,7 14,0 Jumlah 86 100 4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat Untuk menjelaskan hubungan faktor pemudah pendidikan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan kepercayaan, faktor pendukung ketersediaan dan jarak sarana kesehatan dan faktor pendorong keterpaparan informasi dari petugas kesehatan dengan tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria digunakan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut: 1. Pada faktor pemudah, variabel pendidikan ρ=0,000, penghasilan ρ=0,000, pengetahuan ρ=0,000 dan sikap ρ=0,000 menunjukkan hubungan secara signifikan dengan tindakan pencegahan penyakit malaria karena nilai ρ0,05. Pada faktor pendorong, variabel keterpaparan informasi dari petugas kesehatan berhubungan secara signifikan dengan tingkat pencegahan penyakit malaria karena nilai ρ=0,000 ρ0,05. 2. Variabel kepercayaan, ketersediaan sarana kesehatan dan jarak sarana kesehatan tidak memiliki hubungan secara signifikan dengan tindakan pencegahan penyakit malaria ρ0,05. Universitas Sumatera Utara 3. Menurut Colton Hastono, 2001 melalui hasil uji statistik dari korelasi Pearson dapat dilihat kekuatan hubungan dari dua variabel secara kualitatif sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Hubungan variabel pendidikan responden dengan tindakan pencegahan penyakit malaria menunjukkan hubungan yang kuat r=0,711 dan berpola positif, artinya semakin tinggi pendidikan responden maka akan terjadi peningkatan tindakan pencegahan penyakit malaria. b. Hubungan penghasilan responden dengan tindakan pencegahan penyakit malaria menunjukkan hubungan yang sedang r=0,481 dan berpola positif, artinya semakin tinggi penghasilan responden maka akan terjadi peningkatan tindakan pencegahan penyakit malaria. c. Hubungan pengetahuan responden dengan tindakan pencegahan penyakit malaria menunjukkan hubungan yang kuat r=0,799 dan berpola positif, artinya semakin tinggi pengetahuan responden maka akan terjadi peningkatan tindakan pencegahan penyakit malaria. d. Hubungan sikap responden dengan tindakan pencegahan penyakit malaria menunjukkan hubungan yang kuat r=0,774 dan berpola positif, artinya semakin baik sikap responden maka akan terjadi peningkatan tindakan pencegahan penyakit malaria. e. Hubungan keterpaparan informasi dari petugas kesehatan dengan tindakan pencegahan penyakit malaria menunjukkan hubungan yang kuat r=0,730 dan berpola positif, artinya semakin baik keterpaparan responden terhadap Universitas Sumatera Utara informasi dari petugas kesehatan, maka akan terjadi peningkatan tindakan pencegahan penyakit malaria. Secara lebih terinci dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No. Variabel Correlation Coefficient r Sig ρ 1. Pendidikan 0,711 0,000 2. Penghasilan 0,481 0,000 3. Pengetahuan 0,799 0,000 4. Sikap 0,774 0,000 5. Kepercayaan 0,077 0,483 6. Ketersediaan Sarana Kesehatan 0,044 0,685 7. Jarak Sarana Kesehatan 0,086 0,465

8. Keterpaparan informasi

0,730 0,000 Ket : signifikan

4.4. Hasil Uji Statistik Multivariat

Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel pendidikan, penghasilan, pengetahuan, sikap, dan keterpaparan informasi dari petugas kesehatan dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ- value0,25. Hasil uji statistik regresi linier berganda dengan tingkat kepercayaan 95 α=0,05 menunjukkan bahwa: 1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pendidikan ρ=0,001, pengetahuan ρ=0,014, sikap ρ=0,044 dan keterpaparan informasi dari petugas kesehatan ρ=0,000 terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria karena nilai ρ0,05. 2. Penghasilan ρ=0,612 tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria karena nilai ρ0,05. Universitas Sumatera Utara 3. Nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,782 artinya pendidikan, pengetahuan, sikap dan keterpaparan informasi dari petugas kesehatan memberikan pengaruh hanya sebesar 78,2 terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria, sedangkan sisanya 21,8 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung F=57,372 dan ρ=0,0000,05. 4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = -0,240 konstanta + 0,320 X 1.1 + 0,268 X 1.3 + 0,224 X 1.4 + 0,476 X 3.1 Keterangan: Y = variabel tindakan pencegahan penyakit malaria X 1.1 = variabel pendidikan X 1.3 = variabel pengetahuan X 1.4 = variabel sikap X 3.1 = variabel keterpaparan informasi dari petugas kesehatan Berdasarkan persamaan di atas, dapat dideskripsikan bahwa : 1. Apabila dinaikkan satu poin pendidikan, maka tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria akan naik sebesar 0,320 kali. 2. Apabila dinaikkan satu poin pengetahuan, maka tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria akan naik sebesar 0,268 kali. 3. Apabila dinaikkan satu poin sikap, maka tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria akan naik sebesar 0,224 kali. Universitas Sumatera Utara 4. Apabila dinaikkan satu poin keterpaparan informasi dari petugas kesehatan, maka tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria akan naik sebesar 0,476 kali. Hasil analisis regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.18 berikut ini: Tabel 4.18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No. Variabel Taraf Signifikan B R R Square ρ Value 1. Konstanta -0,240 0,884 0,782 0,000

2. Pendidikan

0,001 0,320 3. Penghasilan 0,612 -0,055

4. Pengetahuan

0,014 0,268

5. Sikap

0,044 0,224

6. Keterpaparan informasi

dari petugas kesehatan 0,000 0,476 4.5. Hasil Wawancara Hasil wawancara yang disertai hasil pengamatan menunjukkan bahwa meluasnya penyebaran penyakit malaria di Desa Kinangkong tidak terpisahkan dari aspek sosial budaya masyarakat. Penduduk di Desa Kinangkong terutama penduduk laki-laki mempunyai kebiasaan bercengkrama atau berbincang-bincang di luar rumah pada malam hari tanpa adanya upaya melindungi diri terhadap gigitan nyamuk. Kebiasaan mereka jika udara panas pada malam hari adalah membuka baju sehingga tanpa sengaja memaparkan diri terhadap gigitan nyamuk baik sewaktu berada di warung atau kede kopi. Kebiasaan masyarakat berada luar di luar rumah sampai larut malam berisiko untuk tertular malaria. Sewaktu penduduk menonton televisi baik di luar rumah maupun di dalam rumah, biasanya tanpa pelindung tubuh untuk menghindari Universitas Sumatera Utara gangguan nyamuk. Hasil studi entomologi menunjukkan bahwa aktivitas nyamuk vektor malaria adalah sepanjang malam hari terutama di luar rumah. Saat wawancara dilakukan cukup banyak responden yang menjawab pernah sakit malaria dengan mengalami demam disertai pusing atau sakit kepala. Mereka memberi jawaban pula sewaktu ditanya cara atau penyembuhannya ketika sakit bagaimana atau dimana, kebanyakan responden menyatakan menggunakan obat tradisional dan ada yang mencari pertolongan pengobatan pada puskesmas pembantu kesehatan yang ada di desa. Sebagian besar responden bertani dengan cara mengolah lahan pertanian berupa sawah untuk ditanami padi, namun hanya sekitar separuhnya yang memiliki lahan persawahan karena mereka hanya berperan sebagai buruh tani bermodalkan tenaga untuk menggarap sawah orang lain. Sebagian besar penduduk sewaktu tidur terutama pada malam hari tidak menggunakan kelambu sebagai alat pelindung agar tidak diganggu oleh gigitan nyamuk. Hasil wawancara disertai pengamatan menunjukkan bahwa penggunaaan kelambu sewaktu tidur belum menjadi kebiasaan penduduk. Sewaktu diwawancarai responden ditanyakan tentang alasan mengapa responden tidak menggunakan kelambu, dari sejumlah responden dari penelitian ini menyatakan tidak biasa kalau tidur menggunakan kelambu. Alasan lainnya mengapa mereka tidak menggunakan kelambu ialah karena faktor ekonomi yaitu tidak mampu untuk membeli. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor pemudah pendidikan, pengetahuan, sikap dan variabel faktor pendorong keterpaparan informasi dari petugas kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria, sedangkan variabel faktor pemudah penghasilan dan variabel faktor pendukung ketersediaan sarana kesehatan dan jarak sarana kesehatan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria. 5.1. Pengaruh Variabel Faktor Pemudah terhadap Tindakan Kepala Keluarga dalam Pencegahan Penyakit Malaria

5.1.1. Pengaruh Pendidikan terhadap Tindakan Kepala Keluarga dalam Pencegahan Penyakit Malaria

Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tindakan kepala keluarga dalam pencegahan penyakit malaria ρ=0,0010,05. Hal ini sesuai dengan penelitian Rumanti 2008, di Kecamatan Tanjung Balai Kabupaten Asahan, bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tindakan masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria. Hal ini juga didukung oleh penelitian Dalimunthe 2008, di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal, bahwa tindakan masyarakat dalam pemberantasan penyakit malaria sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik dengan Tindakan Ibu dalam Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Sorik Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2012

8 60 100

Pengaruh Karakteristik Masyarakat Petani Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Alue Drien Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur Tahun 2005

1 35 79

Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

2 87 83

Pengaruh Karakteristik Dan Persepsi Kepala Keluarga Tentang Program Pemberantasan Filariasis Terhadap Tindakan Pencegahan Filariasis Di Desa Sigara-gara Kecamatan Patumbak Tahun 2010

0 30 91

Studi Keanekaragaman Plankton Di Perairan Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

2 37 85

Pengaruh Karakteristik Kepala Keluarga Terhadap Tindakan Pencegahan Penyakit Filariasis Di Desa Kemingking Dalam Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2007

1 32 76

Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo

0 66 66

Penelitian Tentang Kebiasaan Mengunyah Sirih Dan Hubungannya Dengan Indeks Penyakit Periodontal Pada Wanita Di Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo

0 28 70

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN PENCEGAHAN MALARIA DI DESA BANGSRING KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

0 7 137

PERUBAHAN PROSES UPACARA ADAT PERKAWINAN ETNIS KARO DI DESA PERBULAN KECAMATAN LAU BALENG KABUPATEN KARO.

0 3 29