Waktu Penggunaan Bahasa Bali Latar Psiko-Sosial Penggunaan Bahasa Bali

❏ Ni Luh Sutjiati Beratha Kebutuhan Pembelajaran Bahasa Bali Siswa Sekolah Dasar di Daerah Tingkat I Provinsi Bali di mana terjadinya peristiwa tutur. Pemakaian satu bahasa dapat terjadi pada ranah keluarga, adat, pendidikan, dan lain-lain. Ranah dalam konteks ini terkait dengan latar setting penggunaan bahasa Bali yang dalam studi ini terdiri atas: 1. lokasi penggunaan hahasa, 2. waktu penggunaan bahasa, dan 3. latar psiko-sosial penggunaan bahasa 2.4.1 Lokasi Penggunaan Bahasa Bali Objek penelitian ini adalah siswa SD kelas I—kelas VI di Daerah Tingkat I Provinsi Bali. Dengan didasari atas asumsi bahwa mereka sekurang-kurangnya berada pada tiga lokasi dalam keseharian mereka di Bali, dalam studi ini diusulkan tiga lokasi penggunaan bahasa Bali, yaitu a pada masyarakat luas, b di rumah tangga, dan c di sekolah. a. Pada masyarakat luas Ada sejumlah lokasi yang dapat dikategorikan ke dalam masyarakat luas, di mana bahasa Bali dianggap memiliki potensi untuk digunakan. Bahasa dalam ranah ini digunakan oleh anggota masyarakat luas dalam interaksi verbal dengan kelompok sosial, lingkungan peribadatan, permainan, dan rekreasi. b. Di rumah tangga Siswa SD hampir sebagian besar waktunya dihabiskan di rumah sehingga keluarga sebagai komunitas kecil sudah sewajarnya menggunakan bahasa Bali, dan rumah tangga digunakan sebagai tempat untuk memulai pengajaran bahasa Bali. Bahasa pada ranah keluarga digunakan oleh semua anggota keluarga, yaitu antara orang tua dengan anak-anak, atau sebaliknya. Pada SD pedesaan semua aktivitas tampaknya mampu diwahanai oleh bahasa Bali. Ini artinya bahwa mereka menganggap penggunaan bahasa Bali potensial atau sangat potensial, kecuali pada ruang belajar dan kamar mandi. Pada masyarakat perkotaan, potensi penggunaan bahasa Bali sangat bervariasi. Khusus untuk lokasi yang berkaitan dengan kegiatan adat istiadat, bahasa Bali dikatakan sangat potensial, serta untuk lokasi di dapur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tidur penggunaan bahasa Bali masih potensial, namun untuk halaman rumah, sumur, ruang belajar, dan kamar mandi, penggunaan bahasa Bali tidak potensial. c. Di sekolah Sekolah juga merupakan salah satu lokasi siswa SD beraktivitas sehari-hari. Dalam ranah sekolah bahasa Bali juga digunakan apabila guru berkomunikasi dengan siswa, pagawai dengan siswa, antarsiswa, pedagang dengan siswa. Pada SD pedesaan, bahasa Bali mampu mewahanai semua aktivitas di luar kelas, dan dapat dikategorikan masih potensial, tetapi kenyataan ini tidak berlaku untuk aktivitas tutur di dalam kelas, baik di perpustakaan, ruang kelas, atau ruang guru. Tampaknya untuk semua aktivitas di sekolah diwahanai oleh bahasa Indonesia, dan bahasa Bali dianggap tidak potensial apabila digunakan di sekolah, terutama pada SD perkotaan. Menurut para budayawan, pemerhati bahasa, dan para guru SD, penggunaan bahasa pada ranah sekolah masih terkait dengna kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan resmi negara karena bahasa Indonesia selalu digunakan untuk mewahanai hal- hal yang bersifat resmi Halim,1980. Jadi, pada ranah ini bahasa Bali tidak digunakan sebab situasi pada ranah tersebut tampaknya resmi. Akan tetapi, mereka mengimbau bahasa Bali digunakan sebagai bahasa pengantar di kelas apabila mengajarkan bahasa Bali. Di samping itu, bahasa Bali digunakan pula sebagai bahasa pengantar pada SD kelas I apabila siswa tersebut belum memiliki kemampuan untuk memahami bahasa Indonesia dengan baik. Keadaan seperti ini ditemukan khususnya pada SD di pedesaan di mana guru kelas menggunakan bahasa Bali pada saat menjelaskan semua mata pelajaran. Perlu juga untuk diungkapkan di sini bahwa penguasaan bahasa dan variasi bahasa mempengaruhi keterampilan berbahasa sesuai dengan fungsi dan tingkat penguasaannya, termasuk di dalamnya kemampuan memahami comprehension secara lisan dan tulisan, dan kemampuan berbicara dan menulis expression.

2.4.2 Waktu Penggunaan Bahasa Bali

Fungsi bahasa ditentukan oleh rentang waktu pemakaian durasi, kekerapan, dan penekanan. Bahasa Bali yang diajarkan di SD saat ini adalah sebagai muatan lokal dalam Kurikulum Nasional, dan hanya diajarkan dua jam setiap minggu, termasuk teori dan praktik. Jumlah jam ini tampaknya masih sangat kurang sehingga perlu ditambah, sekurang-kurangnya 3-4 jam per minggu, baik untuk praktik maupun teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa Bali sering digunakan pada masyarakat pedesaan untuk semua ranah, sedangkan pada masyarakat perkotaan penggunaan bahasa Bali dianggap kuna Sukendra 1996. ❏ Ni Luh Sutjiati Beratha Kebutuhan Pembelajaran Bahasa Bali Siswa Sekolah Dasar di Daerah Tingkat I Provinsi Bali

2.4.3 Latar Psiko-Sosial Penggunaan Bahasa Bali

Fungsi bahasa memiliki kaitan yang sangat erat dengan latar psiko-sosial penggunaan bahasa. Untuk ketiga lokasiranah di atas, latar psiko-sosial penggunaan bahasa Bali terdiri atas a etis, b santai, c politis, d resmi, dan e religius. Suasana sosio-psikologi etis artinya suasana terjadi dalam komunikasi verbal penutur dengan lawan tutur di masyarakat luas dengan penuh keseriusan di mana salah satu lawan tuturnya tidak mengerti bahasa Bali. Suasana sosio-psikologi politis artinya suasana terjadi dalam rumahdi luar rumah dalam keadaan santai. Suasana sosio-psikologi politis artinya suasana terjadi di masyarakat luas dengan serius dan penuh perhatian untuk tujuan politik. Suasana sosio- psikologi formal artinya suasana terjadi di masyarakat luas, sekolah dan rumah dengan penuh perhatian dan keseriusan. Suasana sosio-psikologis religius artinya suasana terjadi di tempat-tempat peribadatan dengan serius dan memiliki kaitan dengan kegiatan keagaman band. Pride, 1971:4-8 Pada semua ranah, penggunaan bahasa Bali dalam suasana sosio-psikologi politis dianggap tidak penting, baik pada masyarakat kota maupun desa. Pada masyarakat luas, dan rumah tangga di desa, suasana santai dan kekeluargaan penggunaan bahasa Bali masih tetap dianggap penting, dan bahkan pada ranah rumah tangga pada suasana formal, kekeluargaan dan religius penggunaan bahasa Bali sangat penting. Akan tetapi, pada ranah sekolah, hanya pada suasana kekeluargaan dan religius tampaknya penggunaan bahasa Bali penting, sedangkan untuk suasana lainnya dianggap tidak penting. Untuk masyarakat perkotaan, ranah masyarakat luas yang dianggap penting berbahasa Bali adalah apabila suasananya santai, dan kekeluargaan, serta menjadi penting sekali untuk suasana religius. Pada ranah rumah tangga suasana santai, formal, dan kekeluargaan penting menggunakan bahasa Bali, sedangkan pada suasana religius penggunaan bahasa Bali menjadi penting sekali. Pada ranah sekolah hanya suasana religius yang menganggap penggunaan bahasa Bali penting sekali, sedangkan pada suasana lainnya penggunaan bahasa Bali tidak penting.

2.5 Interaksi dan Instrumentalitas Komunikasi Suatu komunikasi verba yang baik memiliki