2. Demam Berdarah Dengue Pembedaan antara demam demam dengue dan demam berdarah dengue sulit
pada awal perjalanan penyakit. Fase pertama yang relatif lebih ringan berupa demam, malaise, mual-muntah, sakit kepala, anoreksia, dan batuk berlanjut selama 2-5 hari
diikuti oleh deteriorasi dan pemburukan klinis. Pada fase kedua ini, pasien umumnya pilek, ekstremitas basah oleh berkeringat, badan hangat, wajah kemerah-merahan,
diaforesis, kelelahan, iritabilitas, dan nyeri epigastrik. Sering dijumpai petekie menyebar di kening dan ekstremitas, ekimosis
spontan, dan memar serta pendarahan dapat dengan mudah terjadi di lokasi pungsi vena. Ruam makular atau makulopapular dapat terlihat. Respirasi cepat dan
melelahkan. Denyut nadi lemah dan cepat, suara jantung melemah. Hati dapat membesar 4-6 dan biasanya keras dan sulit digerakkan.
Sekitar 20-30 kasus demam berdarah dengue berkomplikasi syok sindrom syok dengue. Kurang dari 10 pasien mengalami ekimosis hebat atau perdarahan
gastrointestinal, biasanya sesudah periode syok yang tidak diobati. Setelah krisis 24- 36 jam, pemulihan terjadi dengan cepat pada anak yang diobati. Temperatur dapat
kembali normal sebelum atau selama syok. Bradikardia dan ektrasistol ventrikular umumnya terjadi saat pemulihan Halstead, 2007.
2.1.6. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium Pemeriksaan laboratorium dilakukan terutama untuk mendeteksi perubahan
hematologis. Parameter laboratorium yang dapat diperiksa antara lain:
a. Leukosit
Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis relatif 45 dari total leukosit disertai adanya limfosit plasma biru 15 dari jumlah total
leukosit yang pada fase syok meningkat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2. Hitung leukosit normal. Tipe sel
Persentase Hitung Absolut Normal
Leukosit 5.000-11.000µl
Neutrofil 45-75
4000-6000µl Monosit
5-10 500-1000µl
Eosinofil 0-5
450µ l Basofil
0-1 50µ l
Limfosit 10-45
2000-5000µl Hillman, 2005.
b. Trombosit
Umumnya terdapat trombositopenia jumlah trombosit 100.000µ l pada hari ke 3-8.
c. Hematokrit
Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan hematokrit ≥20 dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada hari ke-3 demam.
Tabel 2.3. Nilai normal hemoglobin hematokrit. UsiaJenis Kelamin
Hemoglobin gdl Hematokrit
Saat lahir 17
52 Anak-anak
12 36
Remaja 13
40 Pria Dewasa
16 ±2 47 ±6
Wanita dewasa menstruasi 13 ±2
40 ±6 Wanita dewasa postmenopause
14 ±2 42 ±6
Selama Kehamilan 12 ±2
37 ±6 Hillman, 2005
d. Hemostasis
Dilakukan pemeriksaan prothrombin time PT, partial thromboplastin time aPTT, thrombin time TT atau fibrinogen pada keadaan yang dicurigai terjadi
perdarahan atau kelainan pembekuan darah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Tes koagulasi rutin. Tes
Nilai Normal
Hitung trombosit 150.000-350.000µl
Bleeding time BT 3-7 menit
Prothrombin time PT 10-14 detik
Partial thromboplastin time aPTT 25-38 detik
Fibrinogen Orang sehat
Orang sakit 200-400 mgdl
400-800 mgdl Hillman, 2005.
e. Proteinalbumin
Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma. Nilai normal albumin adalah 3-5,5 gdl, nilai normal protein total adalah 5-8 gdl Price, 2003.
f. SGOTSGPT serum alanin aminotransferase
Dapat meningkat. Nilai normal alanin aminotransferase adalah 0-40 IUl. Menurut Kalayanarooj 1997 anak dengan level enzim hati yang meningkat
sepertinya lebih rentan mengalami dengue yang parah dibandingkan dengan yang memiliki level enzim hati yang normal saat didiagnosis.
g. Elektrolit
Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan. Jumlah kalium normal serum adalah 3,5-5,2 mEql, sedangkan natrium 135-145 mEql.
h. Golongan darah dan cross match
Bila akan diberikan transfusi darah dan komponen darah. i.
Imunoserologi Dilakukan pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue. IgM terdeteksi mulai
hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. IgG pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke-14, pada infeksi
sekunder IgG mulai terdeteksi pada hari ke-2. 2.
Radiologis Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan.
Tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada
Universitas Sumatera Utara
kedua hemitoraks. Asites dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pemeriksaan USG.
2.1.7. Diagnosis