penting lainnya adalah belum tersedianya obat spesifik atau vaksin untuk menangani dengue Delianna, 2008.
Pada pertemuan Asia-Pacific Dengue Program Managers Meeting 2008 Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Kontrol Dengue Terintegrasi. Dengue
Report of Asia-Pacific Dengue Program Managers Meeting 2008. Sejalan dengan program Indonesia Sehat 2010, diharapkan melalui program ini pada tahun 2010
jumlah kematian akibat DBD menjadi kurang dari 1, dengan insidensi di bawah 20 per 100.000 populasi.
Penanganan pasien DBD menghabiskan waktu yang lama dan biaya kerugian yang relatif besar. Dengan manajemen standard, pasien demam berdarah dengue rata-
rata menghabiskan waktu rawat inap di rumah sakit selama 4,2 ± 1,5 hari Tai dkk., 1999. Sedangkan periode sakit yang dijalani pasien rata-rata 11 hari, dengan durasi
demam rata-rata selama 6 hari. Biaya atau kerugian langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan setiap pasien rawat inap di rumah sakit sekitar USD 1.394 Suaya, 2008.
Biaya yang dikeluarkan secara langsung dipengaruhi oleh lamanya rawat inap.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, apakah terdapat hubungan antara jumlah trombosit dengan lama rawat inap pada pasien DBD di Poliklinik RSUP Haji Adam
Malik?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan jumlah trombosit dengan lama rawat inap pasien DBD di Poliklinik RSUP Haji Adam Malik.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mendapatkan data demografi penderita demam berdarah dengue.
2. Mendapatkan gambaran hasil pemeriksaan trombosit pada penderita DBD
di RSUP Haji Adam Malik.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.
Membantu para petugas kesehatan dalam memutuskan penanganan awal terhadap penderita DBD berdasarkan jumlah trombositnya.
2. Menyediakan informasi bagi Pemerintah dan lembaga-lembaga kesehatan
untuk pengambilan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pelayanan pasien DBD.
3. Membantu petugas kesehatan dalam memprediksi biaya dan lama rawat
inap pasien DBD. 4.
Membantu meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat akan besarnya kerugian yang ditimbulkan DBD.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Demam Berdarah Dengue DBD 2.1.1. Pengertian Demam Berdarah
Demam dengue dengue fever, DF adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak remaja atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis demam, nyeri otot
danatau nyeri sendi yang disertai leukopenia, dengantanpa ruam rash dan limfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri pada pergerakan bola
mata, rasa mengecap yang terganggu, trombositopenia ringan dan bintik-bintik perdarahan petekie spontan. Hendarwanto, 1996.
Demam berdarah dengueDBD dengue henorrhagic fever, DHF, adalah suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah, sering bersifat fatal, penyakit
febril yang disebabkan virus dengue. Pada DBD terjadi pembesaran plasma yang ditandai hemokonsentrasi peningkatan hematokrit atau penumpukan cairan tubuh,
abnormalitas hemostasis, dan pada kasus yang parah, terjadi suatu sindrom renjatan kehilangan protein masif dengue shock syndrome, yang dipikirkan sebagai suatu
proses imunopatologik Halstead, 2007.
2.1.2. Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Flaviviridae. Flavivirus merupakan
virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x10
6
Suhendro, 2006. Terdapat paling tidak 4 tipe serotipe virus dengue, yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-
3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 merupakan
serotipe terbanyak. Sebagai tambahan, terdapat 3 virus yang ditulari oleh artropoda arbovirus
lainnya yang menyebabkan penyakit mirip dengue Halstead, 2007.
Universitas Sumatera Utara