TINJAUAN PUSTAKA Pola Ekspresi HER 2 Dan Grading Histopatologi Pada Penderita Kanker Payudara Di RSUP H.Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kanker payudara bukan merupakan penyakit yang homogen, namun sangat heterogen yang dapat berasal dari beberapa subtipe tumor dengan sifat-sifat natural yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi penanganan. HER 2 Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 merupakan suatu protooncogene golongan Erb B dari transmembrane tyrosin kinase yaitu suatu reseptor yang berperan dalam faktor pertumbuhan dan bekerja pada intrasel ataupun ekstrasel. Pada intrasel HER 2 aktif melalui tyrosin kinase pathway yang dapat meregulasi aspek-aspek penting dari fisiologi, proliferasi dan diferensiasi sel. Sedangkan pada ekstrasel HER 2 sebagai koreseptor dan memfasilitasi signal transduksi sebagai bagian dari heterodimer complex yang terbentuk setelah pengikatan ligand.Harold JB,2005 Amplifikasi HER 2 berhubungan dengan elemen genetik pada kromosom 17 yang menyebabkan peningkatan pada ekspresi HER 2 di permukaan sel tumor payudara. Overekspresi HER 2 menyebabkan transformasi pertumbuhan sel dan mengakselerasi proliferasi DNA.Harold JB,2005;Mukohara T Jannet AP,2007 Overekspresi HER 2 mendukung pembentukan reseptor homodimer dan heterodimer termasuk HER2 itu sendiri dengan perbedaan signal dari normal. Overekspresi dan amplifikasi terjadi selama pertumbuhan tumor dan setelah itu HER 2 phenotype menetap sepanjang invasi tumor. Universitas Sumatera Utara HER 2 menjadi indikasi klinis yang relevan oleh karena HER 2 positif pada kanker payudara memiliki prognosis yang jelek dibandingkan HER 2 negatif,dan diperkirakan 20- 30 HER 2 positif pada kanker payudara. Deena MA Vahdat TL 2008 HER 2 positif pada kanker payudara memiliki tanda molekular yang jelas berbeda,termasuk perubahan yang besar pada pola ekspresi dari jenis kanker lainnya. Dari studi populasi dan analisa retrospektif menunjukkan bahwa overekspresi HER 2 dapat menjadi prognostik faktor yang dihubungkan dengan grading histologi yang tinggi, proliferasi sel, keterlibatan kelenjar getah bening maupun resistensi kemoterapi. Amplifikasi ataupun overekspresi HER 2 dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu dengan pemeriksaan FISH dan pemeriksaan Immunohistochemical analysis IHC. Pemeriksaan FISH dilakukan dengan menggunakan fluoresence labelled DNA probe untuk HER 2 pada kromosom 17 dan chromosom enumeration probe pada kromosom 17. Sehingga akan dievaluasi rasio antara sinyal orange gen HER 2 dan sinyal hijau centromer 17. Sedangkan pemeriksaan IHC menggunakan monoklonal antibodi komersil anti HER 2neu dengan prinsip ikatan antibodi yang diberi warna. Pemeriksaan IHC lebih mudah dan lebih murah daripada pemeriksaan FISH dan telah menjadi standar untuk HER 2. Deena MA Vahdat TL 2008 Grading histopatologi kanker payudara yang invasif ditemukan kira-kira 70 tahun yang lalu oleh Greenhough, dimana ditemukan delapan bagian penting morfologi dari sel kanker payudara. Kemudian penemuan ini dinilai ulang oleh Scarff dan melaporkan hanya tiga saja yang penting yaitu tubule formation, nuclear pleomorphism dan hyperchromatism. Grading histopatologi dilakukan pemeriksaan oleh histopatologist yang berpengalaman sesuai dengan Universitas Sumatera Utara protokol yang disetujui. Bloom dan Richardson melakukan modifikasi ulang dengan melakukan pemeriksaan rutin yaitu tubule formation, nuclear pleomorphism dan mitotic count, sehingga perubahan ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Grading histopatologi menurut Bloom Richardson dibagi atas tiga bagian berdasarkan penilaian yaitu grade I skor 3-5, grade II skor 6-7 dan grade III skor 8-9. Tubule formation Majority of tumour 75 1 Moderate amount 10-75 2 Little or none 10 3 Nuclear size Regular uniform 1 Larger variation 2 Marked variation 3 Number of mitoses 10 mitoses in 10 high power fields 1 10-20 mitoses 2 20 per 10 high power fields 3 Universitas Sumatera Utara Dari pemeriksaan dan penilaian ini dapat dikatakan istilah low differentiated tumor grade I dengan prognosis yang lebih baik, moderately differentiated tumor grade II dan poorly differentiated tumor grade III dengan prognosa yang jelek. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN