Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Kanker Payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

Lampiran 1 JADWAL TENTATIF PENELITIAN

No Kegiatan Okt.

Nov. Des. Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 2 3 4 1 2 3 4 1 1 1 2 3 4 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Mengajukan Judul

2. Menetapkan judul penelitian

3. Menyiapkan proposal penelitian 4. Sidang proposal

penelitian 5. Mengajukan izin

penelitian

6. Pengumpulan data 7. Analisa data

8. Peyusunan laporan/skripsi 10 Ujian Sidang 11 Revisi

12 Mengumpulkan Skripsi


(2)

68

Lampiran 2 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Kanker Payudara di RSU H. Adam

Malik Medan

Oleh :

Helen Indgrid Sihombing

Saya adalah mahasiswa Program S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi kesejahteraan psikologis (psychological well being) pada penderita kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Saya mengharapkan jawaban yang anda berikan sesuai dengan pendapat anda tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan pendapat anda. Informasi yang anda berikan akan dipergunakan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan khususnya ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud-maksud lain selain penelitian ini.

Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat bebas, anda bebas untuk ikut atau menolak tanpa adanya sanksi apapun. Jika anda bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani formulir ini.

Tanda tangan :

Hari/ Tanggal :

No. Responden : (diisi oleh peneliti)


(3)

Lampiran 3

Kode :

Tanggal :

INSTRUMEN PENELITIAN

A. Data Demografi

Petunjuk Pengisian :

Ibu diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang tersedia dengan

memberikan tanda checklist (√) pada tempat yang disediakan, semua pertanyaan harus dijawab, tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

Umur : Tahun

Agama : Islam Kristen

Hindu Budha

Status Perkawinan : Belum Menikah

Menikah Janda

Pendidikan : SD SMP

SMA Perguruan Tinggi

Pekerjaan : PNS

Pegawai Swasta

Lain-lain…………(Sebutkan)


(4)

70

B. Kuesioner Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being)

Pernyataan-pernyataan dibawah ini merupakan pernyataan yang menggambarkan bagaimana perasaan ibu pada saat terdiagnosa kanker payudara. Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi yang ibu alami saat ini dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom pilihan di bawah ini.

NO Pernyataan 1 2 3 4

Otonomi

1 Saya tidak khawatir menyampaikan pendapat saya meskipun hampir semua orang menentangnya

2 Keputusan yang saya ambil biasanya tidak dipengaruhi oleh apa yang dilakukan orang lain

3 Saya selalu merasa curiga dengan apa yang dipikirkan orang terhadap diri saya

4 Saya mudah sekali dipengaruhi oleh orang yang memiliki pandangan yang kuat

5 Saya memiliki keyakinan terhadap pendapat saya meskipun bertentangan dengan pendapat orang pada umumnya

6 Sulit sekali bagi saya untuk menyampaikan pendapat pada hal-hal yang sedang diperselisihkan.

7 Saya menilai diri saya berdasarkan apa yang saya anggap penting, bukan berdasarkan pandangan orang lain.

Penguasaan Lingkungan

8 Secara umum, saya merasa nyaman dengan situasi tempat saya tinggal

9 Tuntutan hidup sehari-hari membuat saya kesal

10 Saya merasa kurang cocok dengan orang atau masyarakat di sekeliling saya

11 Saya berkemampuan mengelola tanggung jawab saya sehari-hari

12 Saya merasa harus lebih bertanggung jawab pada diri


(5)

sendiri

13 Sulit sekali bagi saya untuk mengatur hidup saya dengan cara yang bisa memuaskan saya.

14 Saya menerapkan mampu membangun rumah dan gaya hidup saya yang sangat saya nikmati

Pertumbuhan Pribadi

15 Saya tidak tertarik dengan kegiatan yang menyita perhatian saya

16 Saya merasa perlu untuk mendapatkan pengalaman baru, karena hal tersebut membuat saya merasa tertantang tentang kehidupan saya

17 Saya merasa bahwa tidak ada kemajuan yang saya capai di tahun-tahun belakangan ini

18 Saya merasa bahwa saya mengalami banyak perkembangan akhir-akhir ini

19 Saya merasa tidak nyaman berada dalam suasana

lingkungan baru yang mengharuskan saya untuk mengubah kebiasaan lama yang biasanya saya lakukan

20 Bagi saya, hidup merupakan proses pembelajaran perubahan, dan pertumbuhan

21 Sudah lama sekali saya tidak melakukan perbaikan dan perubahan dalam hidup saya

Hubungan Positif Dengan Orang Lain

22 Hampir semua orang menganggap saya ini penuh kasih saying

23 Saya mengalami kesulitan dan merasa frustasi untuk mempertahankan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain

24 Saya sering merasa kesepian karena sedikit sekali teman yang mau mengerti keadaan saya

25 Saya senang berbincang-bincang dengan anggota keluarga dan teman-teman

26 Orang menganggap saya sebagai individu yang senang memberi, dan mau meluangkan waktu untuk orang lain

27 Saya tidak pernah memiliki hubungan yang hangat dan saling percaya dengan orang lain

28 Saya dan teman-teman saya memiliki rasa saling percaya di setiap kondisi apapun

Tujuan dan Makna Hidup

29 Saya selalu berjuang untuk hidup, karena hidup saya berguna bagi orang lain


(6)

72

30 Saya merasa memiliki tujuan dan arah hidup yang jelas 31 Kegiatan sehari-hari saya rasanya tak ada yang penting dan

menarik.

32 Saya benar-benar tidak tahu apa tujuan hidup saya 33 Saya senang membuat rencana untuk masa depan dan

berusaha untuk mewujudkannya

34 Sebagian orang memilki liku-liku kehidupan mereka, tetapi saya bukan bagian dari mereka

35 Saya merasa bahwa saya telah melakukan segala hal yang harus dilakukan dalam hidup saya

Penerimaan Diri

36 Jika saya melihat kisah hidup saya yang lalu, saya merasa puas dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup saya

37 Pada dasarnya, saya memiliki keyakinan dan pikiran positif 38 Saya merasa banyak orang yang saya kenal jauh lebih sulit

hidupnya dari saya

39 Saya menyenangi hampir semua aspek keperibadian saya 40 Dalam banyak hal, saya merasa kecewa dengan apa yang

telah saya capai

41 Sikap saya tentang diri saya mungkin tidak sepositif kebanyakan orang.

42 Saat membandingkan diri dengan orang lain, saya merasa puas dengan keadaan diri saya sendiri

Keterangan : 1 = Tidak Setuju 2 = Kurang setuju 3 = Setuju

4 = Sangat Setuju


(7)

Lampiran 4 Koofisien Validitas Isi - Aiken's V

Penilai P1 P2 P3 P4 P5 P6

R S R S R S R S R S R S

Nunung F. Sitepu 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2

Jenny Marlindawani Purba 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 3

S 6 6 5 5 5 5

V 6/6 = 1 6/6 = 1 5/6 = 0,83 5/6 = 0,83 5/6 = 0,83 5/6 = 0,83

Klasifikasi Koofisien Sanga Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Penilai P7 P8 P9 P10 P11 P12

R S R S R S R S R S R S

Nunung F. Sitepu 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3

Jenny Marlindawani Purba 4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 3

S 6 6 5 4 5 6

V 6/6 = 1 6/6 = 1 5/6 = 0,83 4/6 = 0,66 5/6 = 0,83 6/6 = 1

Klasifikasi Koofisien Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Penilai P13 P14 P15 P16 P17 P18


(8)

74

Nunung F. Sitepu 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jenny Marlindawani Purba 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

S 6 6 6 6 6 6

V 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 =1

Klasifikasi Koofisien Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Penilai P19 P20 P21 P22 P23 P24

R S R S R S R S R S R S

Nunung F. Sitepu 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jenny Marlindawani Purba 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

S 6 6 6 6 6 6

V 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 =1 6/6 = 1

Klasifikasi Koofisien Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Penilai P25 P26 P27 P28 P29 P30

R S R S R S R S R S R S

Nunung F. Sitepu 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3

Jenny Marlindawani Purba 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3

S 6 4 6 6 6 6

V 6/6 = 1 4/6 = 0,66 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1

Klasifikasi Koofisien Sangat Sesuai Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai


(9)

Penilai P31 P32 P33 P34 P35 P36

R S R S R S R S R S R S

Nunung F. Sitepu 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jenny Marlindawani Purba 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

S 6 6 6 6 6 6

V 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1

Klasifikasi Koofisien Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Penilai P37 P38 P39 P40 P41 P42

R S R S R S R S R S R S

Nunung F. Sitepu 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3

Jenny Marlindawani Purba 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3

S 6 6 6 5 6 6

V 6/6 = 1 6/6 = 1 6/6 = 1 5/6 = 0,83 6/6 = 1 6/6 = 1

Klasifikasi Koofisien Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai Sangat Sesuai

Keterangan :

P : Pernyataan

S

: R - Lo

R : Angka yang diberikan oleh penilai

Lo

: Angka penilaian validasi terendah (1)


(10)

76

(2)

C

: Angka penilaian validitas tertinggi (4)

V : Nilai Koofisien (0-1)

n(C-1)

: 2(4-1) = 2x3 = 6

V : S/{n(C-1)}

Klasifikassi Koofisien : 0 - 0,33 Tidak Sesuai

: 0,34 - 0,67 Sesuai

: 0,68 - 1 Sangat Sesuai


(11)

Lampiran 5

Hasil Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 27,0

Excludeda 27 73,0

Total 37 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

,805 ,849 37

Summary Item Statistics

Mean

Minimu

m Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items Item Means 3,219 1,900 3,900 2,000 2,053 ,353 37 Item


(12)

78

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Otonomi 115,80 84,178 ,466 . ,792

Otonomi 115,70 84,456 ,662 . ,785

Otonomi 116,20 96,178 -,100 . ,830

Otonomi 115,40 88,933 ,688 . ,792

Otonomi 116,00 87,556 ,711 . ,789

Otonomi 116,30 90,900 ,343 . ,799

Otonomi 115,20 91,956 ,557 . ,798

P. Lingkungan 116,90 85,878 ,611 . ,788

P. Lingkungan 115,50 84,722 ,550 . ,789

P. Lingkungan 116,80 94,178 ,061 . ,807

P. Lingkungan 115,70 88,678 ,667 . ,792

P. Lingkungan 116,90 87,656 ,403 . ,796

P. Lingkungan 116,40 97,600 -,251 . ,813

P. Pribadi 116,30 97,122 -,140 . ,818

P. Pribadi 116,10 95,433 -,024 . ,808

P. Pribadi 115,50 87,833 ,543 . ,792

P. Pribadi 115,60 86,933 ,607 . ,790

P. Pribadi 115,50 86,944 ,614 . ,789

P. Pribadi 115,20 91,956 ,557 . ,798

P. Pribadi 116,20 91,956 ,207 . ,803

Hubungan Baik 115,20 93,289 ,335 . ,801

Hubungan Baik 115,60 94,711 -,021 . ,816

Hubungan Baik 115,20 95,511 -,029 . ,807

Hubungan Baik 115,20 94,178 ,188 . ,804

Tujuan Hidup 115,40 91,156 ,438 . ,798

Tujuan Hidup 115,30 92,011 ,401 . ,799

Tujuan Hidup 115,70 98,233 -,175 . ,829

Tujuan Hidup 115,40 88,489 ,738 . ,791

Tujuan Hidup 115,60 97,156 -,192 . ,812

Tujuan Hidup 117,20 83,289 ,712 . ,782

P. Diri 116,90 88,989 ,507 . ,794

P. Diri 115,30 94,456 ,098 . ,805

P. Diri 115,30 94,011 ,083 . ,806

P. Diri 115,70 93,344 ,183 . ,803

P. Diri 116,80 87,289 ,281 . ,803

P. Diri 116,10 88,100 ,435 . ,795

P. Diri 116,50 85,611 ,584 . ,788


(13)

Lampiran 7 Hasil Penelitian

DISTRIBUSI FREKUENSI PERSENTASI SCORE MEAN DAN STANDARD DEVIASI (DATA DEMOGRAFI DAN KESEJAHTERAAN

PSIKOLOGIS)

Statistics

Usia kode

N Valid 37 37

Missing 0 0

Mean 48,51 1,78

Median 50,00 2,00

Std. Deviation 8,438 ,534

Minimum 31 1

Maximum 61 3

Percentiles 25 40,00 1,00

50 50,00 2,00

75 56,00 2,00

Tingkat Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Dewasa Awal 10 27,0 27,0 27,0

Dewasa Madya 25 67,6 67,6 94,6

Dewasa Akhir 2 5,4 5,4 100,0

Total 37 100,0 100,0

status agama

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid islam 29 76,3 78,4 78,4

protestan 7 18,4 18,9 97,3

katolik 1 2,6 2,7 100,0

Total 37 97,4 100,0


(14)

80 status pernikahan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid menikah 37 100.0 100.0 100.0

Stadium Ca Mammae

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid stadium I 4 10,8 10,8 10,8

stadium II 11 29,7 29,7 40,5

stadium III 15 40,5 40,5 81,1

stadium IV 7 18,9 18,9 100,0

Total 37 100,0 100,0

tingkatpendidikan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidakbersekola

h 1 2,7 2,7 2,7

SD 6 16,2 16,2 18,9

SMP 12 32,4 32,4 51,4

SMA 9 24,3 24,3 75,7

D3 1 2,7 2,7 78,4

S1 8 21,6 21,6 100,0

Total 37 100,0 100,0

pekerjaan

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 24 64,9 64,9 64,9

PNS 7 18,9 18,9 83,8

Wiraswasta 2 5,4 5,4 89,2

Petani 4 10,8 10,8 100,0

Total 37 100,0 100,0


(15)

Kesejahteraan Psikologis Dimensi Otonomi

Statistics

otonomi1 otonomi2 otonomi3 otonomi4 otonomi5 otonomi6 otonomi7

N Valid 37 37 37 37 37 37 37

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3,16 2,84 2,70 3,65 3,30 3,22 3,43

Median 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 4,00

Std. Deviation 1,143 1,214 1,392 ,857 ,845 ,712 1,042

Minimum 1 1 1 1 1 2 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Percentiles 25 2,50 2,00 1,00 4,00 3,00 3,00 3,00

50 4,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 4,00

75 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

DimensiPenguasaanLingkungan Statistics PLingkun gan1 PLingkun gan2 PLingkun gan3 Plingkung an4 PLingkun gan5 PLingkun gan6 PLingkun gan7

N Valid 37 37 37 37 37 37 37

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3,89 2,49 3,24 2,54 3,73 2,62 2,70

Median 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 3,00 3,00

Std. Deviation ,393 1,146 1,164 1,016 ,508 ,982 ,740

Minimum 2 1 1 1 2 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Percentil es

25 4,00 1,50 2,50 2,00 3,50 2,00 2,00

50 4,00 2,00 4,00 2,00 4,00 3,00 3,00


(16)

82

Dimensi Pertumbuhan Pribadi

Statistics

PPribadi1 PPribadi2 PPribadi3 PPribadi4 PPribadi5 PPribadi6 PPribadi7

N Valid 37 37 37 37 37 37 37

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2,78 2,97 3,19 3,03 2,57 3,95 2,95

Median 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 3,00

Std. Deviation 1,134 ,552 ,845 ,799 1,119 ,229 ,848

Minimum 1 2 2 2 1 3 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Percentiles 25 2,00 3,00 2,00 2,00 2,00 4,00 3,00

50 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 4,00 3,00

75 4,00 3,00 4,00 4,00 4,00 4,00 3,50

Dimensi Hubungan Positif Dengan Orang Lain

Statistics Hubungan baik1 Hubungan baik2 Hubungan baik3 Hubungan baik4 Hubungan baik5 Hubungan baik6 Hubungan baik7

N Valid 37 37 37 37 37 37 37

Missi

ng 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3,84 3,54 2,92 3,89 3,51 3,68 3,65

Median 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

Std. Deviation ,442 ,869 1,341 ,516 ,804 ,747 ,633

Minimum 2 1 1 1 1 1 2

Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Percentil es

25 4,00 3,00 1,00 4,00 3,00 4,00 3,00

50 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00

75 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00


(17)

Dimensi Tujuan dan Makna Hidup

Dimensi Penerimaan Diri

Statistics

PDiri1 PDiri2 PDiri3 PDiri4 Pdiri5 PDiri6 PDiri7

N Valid 37 37 37 37 37 37 37

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2,59 3,49 3,38 2,81 2,35 2,81 2,46

Median 3,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00

Std. Deviation ,686 ,692 1,037 ,811 1,252 ,938 ,767

Minimum 1 2 1 1 1 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Percentiles 25 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00 2,00 2,00

50 3,00 4,00 4,00 3,00 2,00 3,00 2,00

75 3,00 4,00 4,00 3,00 4,00 4,00 3,00

Statistics Tujuanhid up1 Tujuanhid up2 Tujuanhid up3 Tujuanhid up4 Tujuanhid up5 Tujuanhid up6 Tujuanhid up7

N Valid 37 37 37 37 37 37 37

Missi

ng 0 0 0 0 0 0 0

Mean 3,97 3,68 2,95 3,57 3,41 3,46 2,05

Median 4,00 4,00 3,00 4,00 3,00 4,00 2,00

Std. Deviation ,164 ,530 ,941 ,765 ,498 ,931 ,815

Minimum 3 2 1 1 3 1 1

Maximum 4 4 4 4 4 4 4

Percenti les

25 4,00 3,00 2,00 3,00 3,00 3,00 1,00

50 4,00 4,00 3,00 4,00 3,00 4,00 2,00


(18)

84 KesejahteraanPsikologis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 110 1 2,7 2,7 2,7

116 1 2,7 2,7 5,4

119 2 5,4 5,4 10,8

121 1 2,7 2,7 13,5

122 2 5,4 5,4 18,9

123 1 2,7 2,7 21,6

124 1 2,7 2,7 24,3

125 1 2,7 2,7 27,0

126 2 5,4 5,4 32,4

129 1 2,7 2,7 35,1

130 3 8,1 8,1 43,2

131 3 8,1 8,1 51,4

132 1 2,7 2,7 54,1

133 1 2,7 2,7 56,8

134 1 2,7 2,7 59,5

135 1 2,7 2,7 62,2

136 2 5,4 5,4 67,6

138 2 5,4 5,4 73,0

139 1 2,7 2,7 75,7

140 1 2,7 2,7 78,4

141 1 2,7 2,7 81,1

142 1 2,7 2,7 83,8

147 1 2,7 2,7 86,5

148 2 5,4 5,4 91,9

152 1 2,7 2,7 94,6

154 1 2,7 2,7 97,3

161 1 2,7 2,7 100,0

Total 37 100,0 100,0

Kesejahteraan Psikologis

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 27 73,0 73,0 73,0

Cukup 10 27,0 27,0 100,0

Total 37 100,0 100,0


(19)

Description Statistics

Kesejahteraan Psikologis Penderita Kanker Payudara

No. Dimensi Mean Std.

Deviation

1. Hubungan Positif dengan orang lain 3.57 0.76

2. Tujuan Dan Makna Hidup 3.29 0.66

3. Otonomi 3.18 1.02

4. Pertumbuhan Pribadi 3.06 0.78

5. Penguasaan Lingkungan 3.03 0.84


(20)

86


(21)

(22)

88


(23)

(24)

90


(25)

(26)

92


(27)

(28)

94


(29)

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

Nama : Helen Indgrid Sihombing

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Sidikalang, 15 Agustus 1994

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sawit IX No. 9, Perumnas Simalingkar, Medan

No. HP : 08566004502

E-mail

Nama Ayah : Jonny sihombing

Nama Ibu : Bernawati Pasaribu

Pendidikan : TK Pertiwi Sidikalang (1999-2000)

SD Negeri 030306 Sidikalang (2000-2006) SMP Negeri 3 Sidikalang (2006-2009) SMA Negeri 1 Sidikalang (2009-2012)


(30)

96

Lampiran 13 Dana Penelitian

1. Proposal

a. Biaya print kertas skripsi Rp 50.000

b. Biay internet Rp 50.000

c. Perbanyak skripsi Rp 100.000

d. Konsumsi Rp 200.000

2. Pengumpulan Data

a. Penggandaan kuesioner Rp 100.000

b. Suvenir penelitian Rp 200.000

c. Biaya Penelitian Rp 175.000

d. Biaya Reliabilitas Rp 200.000

3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan perbaikan

a. Biaya print Rp 200.000

b. Penjilidan Rp 50.000

4. Biaya Tak Terduga Rp 100.000

Total Rp 1.425.000


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, H.A. (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi I. Jakarta: Salemba Medika

Amalia S. & Fitriana E. (2015), "Analisa Psikometrik Alat Ukur Ryff’s

Psychological Well-Being (RPWB) Versi Bahasa Indonesia:Studi Pada

Lansia"

Psikometrik-Alat-Ukur-RyffS-Psychological-Well-being, 19 January 2016

Anggraini, Y.T. (2007). Skripsi, Kebutuhan Dukungan Sosial Wanita Kanker

Payudara di RSU Dr. Pirngadi Medan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi

VI. Jakarta: Rineka Cipta

Bohme, S.G. (2001). Yang Perlu Anda Ketahui : Kesehatan Wanita Diatas 40

Tahun. Jakarta: Gramedia

Bonadonna, G. (1984). Breast Cancer : Diagnosis and Management Volume 1. Britain: Pitman Press Ltd

Cornain, dkk. (1986). Tumor Ganas Pada Wanita. Jakarta: EGC

Dalimartha, S. (2004). Deteksi Dini Kanker & Simplisia Antikanker. Jakarta: Penebar Swadaya

Dempsey, A.P & Demsey, D.P. (2002). Riset Keperawatan : Buku Ajar dan

Latihan Edisi 4. Jakarta: EGC

Hasson et al. (2014). Hope and social support utilisation among different age

groups of women with breast cancer and their spouses.


(32)

65

Hasson et al. (2010). Women with advanced breast cancer and their spouses:

diversity of support and psychological distress.

Hartati, A. (2008). Konsep Diri dan Kecemasan Wanita Penderita Kanker

Payudara di Poli Bedah Onkologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan. Skripsi : Universitas Sumatera Utara

Haryanda, P. “Studi Mengenai Psychological Well Being Pada Model Wanita Di

Kota Bandung”

file:///E:/Sumber/Studi-Mengenai-Psychological-Well-Being.pdf . 19 September 2015

Hawari, D.H. (2004). Kanker Payudara, Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Lincoln, J. (2008). Kanker Payudara, diagnosis dan solusinya cetakan 1. Jakarta: Prestasi Pustakarya

Luwia, M. (2003). Problematika dan keperawatan payudara. Cetakan I. Jakarta: Kawan Pustaka

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Rahmah A. & Widuri E.(2011). “Post Traumatic Growth Pada Penderita Kanker

Payudara” 21

September 2015

Rasjidi, I. (2009). Deteksi Dini Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto

Ryff, C. D. (1995). Psychological well-being in adult life. Current Directions in Psychological Science, 57(6), 99-104.


(33)

Ryff, Carol D. 1989. Happiness is Everything, or is it? Exploration on the

Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social

Psychology. Vol. 57, No. 6, 1069-1081.

Sabiston. (1992). Buku Ajar Bedah Bagian 1. Jakarta: EGC

Saryono. (2008). Perawatan Payudara. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press Schwartz, dkk. (2000). Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta: EGC

Smeltzer & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC

Supriyanto, W. (2010). Ancaman Penyakit Kanker Deteksi Dini &

Pengobatannya. Yogyakarta: Media Ilmu Group

Suratun, dkk, (2008). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem


(34)

36

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Pada skema kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara dimana peneliti akan mengidentifikasi gambaran Kesejahteraan Psikologis (psychological well being) penderita kanker payudara di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.

Skema 1 : Kerangka konseptual penelitian Kesejahteraan penderita kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Penyakit Kanker Payudara Kesejahteraan Psikologis

Otonomi (Autonomy)

Penguasaan Lingkungan

Pertumbuhan Pribadi

Hubungan positif dengan orang lain (positive relations

Tujuan Hidup (purpose

of life)

Penerimaan Diri (Self Acceptance)


(35)

3.2 Defenisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

1. Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being) Kesejahteraan Psikologis adalah pencapaian penuh dari potensi psikologis seseorang dan suatu keadaan ketika individu dapat menerima kekuatan dan kelemahan diri apa adanya yang memiliki dimensi :

- Otonomi yakni

mampu mengungkapkan pendapat dan mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan orang lain - Penguasaan lingkungan yakni mampu mengatur lingkungannya sesuai Kuesioner dengan 42 pertanyaan dengan pilihan jawaban berupa; -Tidak setuju -Kurang setuju -Setuju -Sangat setuju Baik = 126-168 Cukup = 84-125 Kurang= 42-83 Interval


(36)

38

kebutuhannya

- Pertumbuhan

pribadi dimana individu

menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang bertumbuh dan berkembang

- Hubungan positif

dengan orang lain yakni individu mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang disekitarnya

- Tujuan dan makna

hidup yakni memiliki

pemahaman yang jelas akan tujuan

dan makna hidupnya

- Penerimaan diri


(37)

dimana individu mampu memahami dan menerima berbagai aspek diri termasuk kualitas baik maupun buruk dan dapat bersikap positif terhadap situasi yang dijalaninya Tabel 2 : Definisi Operasional Variabel Penelitian


(38)

40 BAB IV

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Sesuai tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran kesejahteraan psikologis pada penderita kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah keseluruhan wanita yang menderita kanker payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada saat penelitian. Jumlah penderita kanker payudara yang berobat pada bulan Mei 2016 - Juni 2016 rata-rata sebanyak 37 orang.

2.2 Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode non

probability sampling jenis accidental sampling, dimana sampel yang dipilih

adalah pasien kanker payudara yang secara kebetulan bertemu pada saat pengumpulan data dan sesuai untuk diteliti (Juliandi, 2013). Sampel dipilih berdasarkan ciri dan kriteria, sebagai berikut :

a. Wanita penderita kanker payudara dalam keadaan sadar atau tidak sedang

dalam kondisi kesehatan yang lemah.


(39)

b. Dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia secara baik. c. Bersedia menjadi responden penelitian.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan di ruang Rindu B 2. Adapun Rumah Sakit ini dipilih peneliti karena rumah sakit ini termasuk rumah sakit tipe A yang merupakan rumah sakit pusat rujukan yakni dari provinsi NAD dan provinsi Sumatera Utara, sehingga diperkirakan lokasi ini memiliki jumlah sampel yang memadai untuk bisa dilakukan penelitian, selain itu rumah sakit ini juga merupakan salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Serta disamping itu juga pertimbangan efisiensi biaya penelitian dan waktu dimana lokasi penelitian ini dilakukan dekat tempat tinggal peneliti sehingga memungkinkan untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei – Juni 2016.

4. Pertimbangan Etik

Pada dasarnya seluruh penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian harus mendapatkan ethical clearance. Penelitian ini menggunakan objek manusia, oleh karena itu peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian dengan tidak melanggar hak-hak (otonomi) manusia, penelitian ini tidak mengakibatkan penderitaan kepada subjek penelitian, bebas dari eksploitasi dengan meyakinkan responden bahwa hasil penelitian ini tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat merugikan responden. Menghargai hak asasi manusia (respect human dignity) yaitu responden mempunyai hak untuk


(40)

42

tidak bersedia menjadi responden dan peneliti memberi penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek. Selanjutnya kepada responden yang diteliti peneliti menjelaskan maksud, tujuan, dan prosedur penelitian secara adil dan jujur (justice). Peneliti juga menjelaskan kepada responden bahwa data yang diberikan dirahasiakan (confidentility), untuk itu perlu adanya tanpa nama atau inisial nama (anonymity) dan responden diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan kemudian peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden dengan menandatangani lembar persetujuan (informed consent).

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan surat permohonan kepada bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Penelitian dilakukan setelah mendapatkan persetujuan komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan USU pada tanggal 18 April 2016. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti memberikan surat ijin pengambilan data di RSUP Haji Adam Malik Medan. Selanjutnya peneliti memberi informasi kepada calon responden secara lengkap tentang tujuan penelitian. Responden mempunyai hak untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Apabila responden memilih untuk berpartisipasi, maka calon responden menandatangani lembar persetujuan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner terdiri dari 2 bagian yaitu data demografi yang berisi identitas wanita penderita


(41)

kanker payudara dan kuesioner kesejahteraan psikologis yang diadopsi dari Ryff (1995).

5.1 Kuesioner Data Demografi

Kuesioner data demografi responden meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, agama, pekerjaan, dan penghasilan keluarga. Data demografi responden tidak akan dianalisis hanya untuk mengetahui karakteristik responden.

5.2 Kuesioner Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being)

Kuesioner yang digunakan untuk mengidentifikasi kesejahteraan psikologis pada pasien kanker payudara adalah kuesioner Ryff’s

Psychological Well Being Scale yang diadopsi dari Ryff (1995) kemudian

diterjemahkan di Pusat Bahasa Universitas Sumatera Utara. Kuesioner kesejahteraan psikologis yang diberikan adalah berupa pernyataan-pernyataan yang memberikan gambaran kesejahteraan psikologis dari responden. Kuesioner ini terdiri dari 42 butir pernyataan yaitu terdiri dari 6 butir pernyataan untuk masing-masing dimensi kesejahteraan psikologi. Pernyataan-pernyataan tersebut tersusun atas pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan tentang otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup terdiri dari 4 pernyataan negatif dan 3 pernyataan positif, pernyataan tentang hubungan positif dengan orang lain terdiri dari 3 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif, sedangkan pernyataan tentang penerimaan diri terdiri dari 5 pernyataan positif dan 2 pernyataan negatif. Pada kuesioner ini, peneliti mengurangi poin skala likert menjadi 4 poin untuk memudahkan dan tidak membingungkan responden memilih jawaban yang sesuai. Setiap pernyataan memiliki empat alternatif jawaban yakni: 1= tidak setuju, 2= kurang setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju.


(42)

44

Total nilai dari setiap pernyataan akan dijumlah. Maka kesejahteraan psikologis dibagi menjadi :

Baik : 126 -168

Cukup : 84 - 125

Kurang: 42 - 83

6. Validitas Instrumen

Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid juga apabila mampu mengatur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Uji validitas untuk kuesioner kesejahteraan psikologis (psychological well

being) ini dilakukan oleh dua orang dosen ahli di Fakultas Keperawatan USU,

yaitu Ibu Nunung F. Sitepu, S.Kep., NS, MNS dari Departemen Medikal Bedah dan Ibu Jenny Marlindawani Purba, SKp, MNS, Ph.D dari Departemen Jiwa dan Komunitas.

Pada tahap pengujian, validator melakukan koreksi pada beberapa pernyataan kuesioner. Setelah peneliti melakukan perbaikan selanjutnya validator memberikan nilai pada masing-masing item pernyataan. Nilai koefisien validitas kuesioner dihitung dengan menggunakan koefisien Aikens, dimana jika nilai koefisien dalam rentang 0,34-0,67 dikatakan sesuai dan 0,68-1 dikatakan sangat


(43)

sesuai. Nilai koefisien validitas kuesioner yang diperoleh berada pada nilai 0,66 sampai dengan nilai 1. Maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid.

7. Uji Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu pemberian instrumen hanya satu kali dengan satu bentuk instrumen kepada satu subjek studi (Demsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengukur kekuatan instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam lingkup yang sama. Instrumen atau alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang sama (Azwar, 2003). Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang responden di RSUD DR Pirngadi Medan yang sesuai dengan kriteria sampel penelitian dan tidak termasuk dalam sampel penelitian. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan cronbach alpha.

Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai alpha sebesar 0,805. Instrumen dikatakan reliabel jika instrumennya lebih dari 0,7 (Polit & Beck, 2010). Dengan demikian maka instrumen kesejahteraan psikologis pada penderita kanker payudara dikatakan telah reliabel.

8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan lembar kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat ijin


(44)

46

pelaksanaan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU dan peneliti juga mengajukan ijin pada Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

Setelah mendapatkan balasan dari tempat penelitian, selanjutnya peneliti meminta izin kepada kepala ruangan di ruangan Rindu 2B di RSUP Haji Adam Malik Medan. Peneliti melakukan penelitian mulai tanggal 17 Mei 2016 sampai 6 Juni 2016 dengan cara memberikan lembar persetujuan kepada responden dan menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner. Responden yang bersedia diminta untuk menandatangani

informed consent (surat persetujuan). Selama penelitian responden diberi

kesempatan untuk bertanya kepada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami. Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

9. Pengolahan dan Analisa Data

Dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi. Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, di antaranya:

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperolah atau di kumpulkan. Editing dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangatlah penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book)


(45)

untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

Entry data, kegiatan memasukkan data yang telah terkumpulkan ke dalam

master tabel atau data base komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi.

Melakukan teknik analisis, dalam melakukan teknik ini khususnya terhadap data penelitian menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Karena penelitian ini deskriptif, maka digunakan statistik deskriptif. Statistika deskriptif (menggambarkan) adalah statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna (Hidayat, 2009).

Tabulating proses yang dilakukan untuk menghitung setiap variabel

berdasarkan kategori-kategori yang ditetapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian. Tabulus dilakukan dengan tiga tahapan yaitu memberi skor pada item-item pernyataan yang perlu diberi skor misalnya tes, angket bentuk pilihan ganda, rating scale dan sebagainya. Memberi kode terhadap item-item yang tidak perlu diberi skor dan mentabulasi data untuk memperoleh hasil dalam bentuk angka. Penyusunan data meliputi kegiatan pengorganisasian data ke dalam

master table (tabel induk) supaya mudah dijumlah, disusun, dan ditata untuk

disajikan dan dianalisa. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase dengan menggunakan teknik komputerisasi untuk menampilkan hasil data yang telah terkumpul.


(46)

48

Untuk penilaian terhadap kesejahteraan psikologis dalam penelitian ini, berdasarkan rumus Sudjana (2000), P = rentang/banyak kelas, dimana P merupakan panjang kelas, dengan rentang (nilai tertinggi kurang nilai terendah) sebanyak 126 dan banyak kelas dibagi 3 kategori kelas. Maka diperoleh panjang kelas sebesar 42. Dengan demikian P=42 dan nilai terendah 42 sebagai batas bawah kelas interval pertama. Maka kesejahteraan psikologis penderita kanker payudara dikategorikan sebagai :

168 – 126 = Baik

84 – 125 = Cukup

42 – 83 = Kurang


(47)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang kesejahteraan psikologis pada penderita kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan.

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai dari 17 Mei sampai dengan 6 Juni 2016 di Ruang Rindu 2B yang berjumlah 37 responden. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi dan mengenai kesejahteraan psikologis penderita kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan.

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

Responden penelitian ini adalah penderita kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih duapertiga responden berada pada rentang usia dewasa akhir (35,1%) dan lansia awal (35,1%). Lebih dari setengah responden (78,4%) menganut agama Islam sedangkan sisanya adalah agama Kristen dan seluruh responden (100%) sudah menikah.

Berdasarkan tingkat pendidikan sepertiga dari responden (32,4%) berpendidikan SMP, dan lebih dari setengah responden (64,9%) adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja). Hampir setengah dari jumlah responden berada pada stadium III (40,5%). Berdasarkan hasil penelitian, diagnosa responden terbanyak berada pada stadium III (40,5%). Karakteristik demografi responden dapat dilihat pada tabel 3.


(48)

50

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik responden di RSUP H Adam Malik Medan (n=37)

Karakteristik Responden f %

Usia (Depkes, 2009)

- Masa dewasa awal 26-35 tahun - Masa dewasa akhir 36-45 tahun - Masa lansia awal 46-55 tahun - Masa lansia akhir 56-65 tahun

Mean : 48.51

Standard Deviasi : 8.438

Minimun :31 tahun

Maximun :61 tahun

1 13 13 10 2.7 35.1 35.1 27.0 Agama - Islam

- Kristen Protestan - Kristen Katolik

29 7 1 78.4 18.9 2.7 Status Perkawinan

- Menikah 37 100.0

Pendidikan

- Tidak Bersekolah

- SD

- SMP

- SMA

- Perguruan Tinggi

1 6 12 9 9 2.7 16.2 32.4 24.3 24.3 Pekerjaan - PNS - Wiraswasta - Petani

- Tidak bekerja

7 2 4 24 18.9 5.4 10.8 64.9 Stadium Ca Mammae

- Stadium I - Stadium II - Stadium III - Stadium IV

4 11 15 7 10.8 29.7 40.5 18.9

5.1.2 Kesejahteraan Psikologis

Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan kepada 37 pasien kanker payudara yang menjadi responden penelitian diperoleh bahwa dari 37 responden tersebut, terdapat 10 orang responden (27%) yang memiliki kesejahteraan psikologis yang cukup, dan mayoritas responden (73%) memiliki kesejahteraan


(49)

psikologis baik. Distribusi frekuensi dan persentase kesejahteraan psikologis dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase kesejahteraan psikologis penderita kanker payudara di RSU H. Adam Malik Medan (n=37) No. Kesejahteraan Psikologis f Persentase (%)

1. 126 – 168 27 73

2. 84 – 125 10 27

5.1.3 Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis

Setelah dilakukan pengklasifikasian keseluruhan nilai, diperoleh data bahwa dimensi hubungan positif dengan orang lain memiliki nilai rata-rata 3,57 dan standard deviasinya 0,76. Dari dimensi tujuan dan makna hidup didapatkan bahwa hasil rata-ratanya adalah 3,29 dengan standard deviasinya sebesar 0,66 dan pada dimensi otonomi, hasil penelitian menunjukkan hasil rata- rata 3,18 dan standard deviasinya1,02. Sementara itu, pada dimensi pertumbuhan pribadi diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,06 dengan standard deviasinya 0,78 dan dimensi penguasaan lingkungan hasil rata-ratanya adalah 3,03 dan standard deviasinya 0,84. Hasil rata-rata dimensi penerimaan diri adalah 2,84 dan standard deviasinya 0,87.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi hubungan positif dengan orang lain adalah dimensi yang memiliki nilai paling tinggi sedangkan yang terendah adalah penerimaan diri. Nilai mean dan standard deviasi dimensi kesejahteraan psikologis (N=37) dapat dilihat pada Tabel 5.


(50)

52

Tabel 5. Nilai mean dan standar deviasi dimensi kesejahteraan psikologis (n=37)

No. Dimensi Mean Total Standar Deviasi (SD) 1. Hubungan Positif Dengan Orang Lain 3.57 0.76

2 Tujuan Dan Makna Hidup 3.29 0.66

3. Otonomi 3.18 1.02

4. Pertumbuhan Pribadi 3.06 0.78

5. Penguasaan Lingkungan 3.03 0.84

6. Penerimaan Diri 2.84 0.87

5.2 Pembahasan

5.2.1 Kesejahteraan Psikologis Pada Penderita Kanker Payudara di RSU Haji

Adam Malik Medan

Penelitian ini melibatkan 37 orang responden penderita kanker payudara yang mendapatkan pengobatan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat kesejahteraan psikologis baik dengan persentase 73% dan terdapat 10 responden dengan kesejahteraan psikologis cukup dengan persentase 27%. Hal ini berarti bahwa dari keseluruhan responden memiliki tingkat kesejahteraan psikologis cukup baik dimana dimensi otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan dan makna hidup dan dimensi penerimaan diri terhadap penyakit yang diderita oleh responden yaitu kanker payudara masih bernilai positif yaitu responden penderita kanker payudara menjalankan aktivitas dengan keadaan mental yang positif dan semangat yang positif terhadap penyakit yang diderita. Hal ini didukung pernyataan Bradburn 1969 dalam Ryff & Keyes (1995), Kesejahteraan Psikologis (Psychological well being) merujuk pada perasaan seseorang berkenaan dengan segala aktifitas yang dilakukan oleh individu yang berlangsung setiap hari dimana dalam proses tersebut kemungkinan mengalami fluktuasi pikiran dan perasaan


(51)

yang dimulai dari kondisi mental negatif sampai pada kondisi mental positif, misalnya dari trauma sampai penerimaan hidup. Kesejahteraan psikologis individu dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi dan juga dukungan sosial (Ryff, 1989).

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa kurang lebih dua pertiga responden berada pada rentang usia dewasa akhir (35,1%) dan lansia awal (35,1%). Menurut Santrock (2002), pada usia individu memasuki dunia logis dan mencoba mencari penyelesaian masalahnya dengan memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ryff (1989) mengatakan individu yang berada dalam usia dewasa akhir memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih rendah dalam dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi; individu yang berada dalam usia dewasa madya memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dalam dimensi penguasaan lingkungan, sementara individu yang berada dalam usia dewasa awal memiliki skor yang lebih rendah dalam dimensi otonomi dan penguasaan lingkungan dan memiliki skor psychological well-being yang lebih tinggi dalam dimensi pertumbuhan pribadi. Dimensi penerimaan diri dan dimensi hubungan positif dengan orang lain tidak memperlihatkan adanya perbedaan seiring dengan pertambahan usia. Springer et al (2010), dalam penelitiannya tentang does pschological well being change with age?, menyatakan bahwa perbedaan usia tidak menunjukkan perbedaan dimensi kesejahteraan psikologis yang signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Hasson et al (2014) tentang

Hope and social support utilisation among different age groups of women with

breast cancer and their spouses mengatakan bahwa pasien yang lebih tua


(52)

54

Seluruh responden, yaitu sebanyak 37 responden (100%) sudah menikah. Hasil penelitian McKenry (2002) tentang the relationship between marriage and

psychological well being mengatakan ada efek yang kuat dari status perkawinan

pada kesejahteraan psikologis, yaitu dukungan dalam perspektif perlindungan. Sesuai dengan penelitian Hasson et al (2010) tentang Women with advanced

breast cancer and their spouses: diversity of support and psychological distress

bahwa bagi pasien, dukungan keluarga yang diterima merupakan sumber dukungan yang paling penting serta mampu melindungi dari tekanan psikologis.

Jenis kelamin memiliki peran dalam tingkat kesejahteraan psikologis. Dalam penelitian ini seluruh responden (100%) adalah wanita. Menurut Wood, Rhodes, dan Whelan (1989) dalam penelitiannya mengatakan bahwa wanita memiliki kesejahteraan psikologis dan kepuasan hidup yang lebih baik daripada pria. Penelitian dikalangan mahasiswa Middle East Technical University oleh Gurel, menunjukkan kesejahteraan psikologis perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.

Tingkat pendidikan juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan psikologis (psychological well being). Notoadmojo (2003) menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi yang di dapat sehingga semakin tinggi pengetahuannya. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden (81%) memiliki pendidikan yang memadai yaitu SMP hingga sampai perguruan tinggi, hanya 6 orang responden (16,2%) yang berpendidikan SD dan 2,7% tidak bersekolah. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Ryff dan Singer (1996) yang mengemukakan bahwa perbedaan kelas sosial ekonomi turut mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu, bahwa


(53)

pada individu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hal ini juga dijelaskan oleh Grossi dkk (2012) yang menyatakan tingkat pendidikan turut mempengaruhi kesejahteraan psikologis, karena ketika individu menempuh pendidikan pada level atau tingkatan yang lebih tinggi, individu akan mempunyai informasi yang lebih baik. Sehingga individu akan memiliki kesadaran yang lebih baik dalam membuat suatu pilihan, sehingga berdampak pada munculnya kesejahteraan psikologis (psychological well being).

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih dari setengah responden (64,9%) adalah ibu rumah tangga (tidak bekerja). Mirowsky dan Ross (1989) menjelaskan bahwa kesejahteraan psikologis seseorang dapat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, pekerjaan, pendidikan, kehidupan masa kecil, serta kesehatan fisik. Ibu rumah tangga menunjukkan dampak psikologis berupa ketidakberdayaan yang diakibatkan karena tidak memiliki kesibukan sehingga seringkali memikirkan penyakit yang dideritanya (Fratiwi, 2014).

5.2.2 Dimensi Kesejahteraan Psikologis

Dari hasil penelitian yang terdapat pada Tabel 5, dilihat bahwa dari setiap dimensi yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis memiliki nilai rataan yang berbeda – beda. Nilai rataan yang paling tinggi dari semua dimensi kesejahteraan psikologis adalah dimensi hubungan positif dengan orang lain (mean 3,57 dan standard deviasinya0,76) dan yang paling rendah adalah dimensi penerimaan diri yaitu mean 2,84 standard deviasinya 0,87. Sedangkan dimensi tujuan dan makna hidup memiliki nilai rataan 3,29 dengan standard deviasi 0,66, nilai rataan


(54)

56

dimensi otonomi yaitu 3,18 (SD = 1,02), nilai rataan penguasaan lingkungan yaitu 3,03 dengan standard deviasinya 0,84 dan pertumbuhan pribadi memiliki nilai rataan 3,06 (SD = 0,78). Dalam hal ini, dimensi hubungan positif dengan orang lain pada keseluruhan responden memiliki nilai yang baik dibandingkan dengan dimensi kesejahteraan psikologis yang lain, yaitu semua responden masih mampu dengan baik menjalin hubungan yang baik dengan orang lain di sekitarnya yang bertujuan positif bagi kesejahteraan psikologis dalam menghadapi situasi yang sedang dialami responden. Hal ini didukung penyataan Sugianto (2000) yang menyatakan bahwa individu yang tinggi dalam dimensi ini ditandai dengan mampu membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dari orang lain. Selain itu, individu tersebut juga memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati, afeksi, serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan antarpribadi (Campton, 2005). Sebaliknya, individu yang rendah dalam dimensi hubungan positif dengan orang lain, menunjukkan individu hanya mempunyai sedikit hubungan yang dekat dan saling percaya dengan orang lain, merasa kesulitan untuk bersikap hangat, terbuka, dan memperhatikan orang lain, merasa terasing dan frustasi dalam hubungan interpersonal, tidak bersedia menyesuaikan diri atau mempertahankan hubungan yang penting dengan orang lain.

Dimensi penerimaan diri memiliki pengertian bahwa individu memiliki sikap yang positif dan merupakan cerminan dari perasaan puas terhadap diri sendiri, dengan kualitas-kualitas dan bakat-bakat diri serta pengakuan akan keterbatasan yang ada pada diri tujuan dan arah hidupnya (Chaplin, 2004). Dalam penelitian terdapat nilai rataan dimensi penerimaan diri yang paling rendah


(55)

(mean=2,84, SD=0,87), yang memiliki arti bahwa para responden masih belum memiliki penilaian positif terhadap kualitas hidup dan belum mampu bersikap positif atau menerima diri dalam kehidupan yang sedang dijalani. Hal ini didukung dengan pernyataan Campton (2005) yang menyatakan bahwa individu yang menilai positif diri sendiri adalah individu yang memahami dan menerima berbagai aspek diri termasuk didalamnya kualitas baik maupun buruk, dapat mengaktualisasikan diri, berfungsi optimal dan bersikap positif terhadap kehidupan yang dijalaninya. keyakinan dan kepercayaan diri yang cukup untuk dapat memberi arti kehidupan demi pencapaian masa depan. Akan tetapi, nilai yang rendah pada dimensi penerimaan diri bukan berarti bahwa semua responden tidak dapat mengakui keterbatasan yang ada pada dirinya melainkan para responden masih belum memiliki semangat yang optimal dalam menerima keadaan dirinya.

Pada dimensi tujuan dan makna yang memiliki nilai mean 3,29 dan standard deviasi 0,66. Dimensi tujuan dan makna hidup memiliki pengertian individu memiliki pemahaman yang jelas akan tujuan dan arah hidupnya. Dalam penelitian ini, responden memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang cukup untuk dapat memberi arti kehidupan demi pencapaian masa depan. Ryff (1995) mengatakan individu yang tinggi dalam dimensi ini adalah individu yang memiliki tujuan dan arah dalam hidup, merasakan arti dalam hidup masa kini maupun yang telah dijalaninya, memiliki keyakinan yang memberikan tujuan hidup serta memiliki tujuan dan sasaran hidup. Sebaliknya individu yang rendah dalam dimensi tujuan hidup akan kehilangan makna hidup, arah dan cita-cita yang tidak jelas, tidak melihat makna yang terkandung untuk hidupnya dari kejadian di


(56)

58

masa lalu, serta tidak mempunyai harapan atau kepercayaan yang memberi arti pada kehidupan.

Nilai yang dihasilkan pada dimensi otonomi adalah 3,18 dengan standard deviasi 0,84, yang berarti bahwa responden masih mampu dengan baik menggunakan kebebasan untuk mengungkapkan pendapat tentang menghadapi tekanan dari lingkungan sekitar yang bertujuan positif bagi kesejahteraan psikologis dalam menghadapi situasi yang sedang dialami responden. Hal ini didukung oleh pernyataan Dwipayama (2010) yang menyatakan bahwa individu yang memiliki otonomi yang tinggi ditandai dengan bebas serta mampu untuk menentukan nasib sendiri (self-determination) dan mengatur perilaku diri sendiri, kemampuan mandiri, mampu untuk melawan atau menghadapi tekanan sosial, mampu mengevaluasi diri sendiri, mampu mengambil keputusan tanpa adanya campur tangan orang lain, dan mampu untuk mengatur tingkah laku. Dilanjut dengan penyataan Ryff (1995) yang menyatakan bahwa sebaliknya individu yang

rendah dalam dimensi otonomi akan sangat memperhatikan dan

mempertimbangkan harapan dan evaluasi dari orang lain, berpegangan pada penilaian orang lain untuk membuat keputusan penting, serta mudah terpengaruh oleh tekanan sosial untuk berpikir dan bertingkah laku dengan cara-cara tertentu.

Pada hasil penelitian kesejahteraan psikologis terhadap pasien kanker payudara terdapat nilai yang hampir sama pada aspek dimensi kesejahteraan psikologis, yaitu dimensi penguasaan lingkungan dan pertumbuhan pribadi yaitu mean 3,03 (SD=0,84) pada dimensi penguasaan lingkungan dan 3,06 (SD=0,78) pada dimensi pertumbuhan pribadi. Pertumbuhan pribadi yang dimaksud adalah kemampuan individu memandang diri sebagai individu yang selalu tumbuh dan


(57)

berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki dan hal ini berkaitan erat dengan penguasaan lingkungan individu tersebut yang digambarkan dengan kemampuan individu untuk mengatur lingkungannya, dengan memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungan. Pertumbuhan pribadi tidak akan dapat tercapai jika individu tersebut tidak dapat menciptakan lingkungan yang sesuai dengan pribadinya. Jika salah satu dimensi tersebut memiliki nilai negatif maka individu atau responden akan sulit beradaptasi dan berkembang serta tidak menyadari potensi yang dimiliki dan selalu memiliki nilai negatif dengan lingkungan sekitar, sehingga tidak tercapainya penerimaan diri. Hal ini didukung oleh pernyataan Dwipayama (2010) yang menyatakan individu yang memiliki pertumbuhan pribadi rendah akan menunjukkan bahwa individu tidak merasakan adanya kemajuan dan potensi diri dari waktu ke waktu, merasa jenuh dan tidak tertarik dengan kehidupan, serta merasa tidak mampu untuk mengembangkan sikap atau tingkah laku baru). Dengan demikian, penerimaan diri yang rendah akan didukung oleh optimalnya pertumbuhan pribadi individu tersebut, sehingga penerimaan diri respondendapat tercapai melalui peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu. Sebaliknya jika individu yang tinggi dalam dimensi pertumbuhan pribadi ditandai dengan adanya perasaan mengenai pertumbuhan yang berkesinambungan dalam dirinya, memandang diri sebagai individu yang selalu tumbuh dan berkembang, terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru, memiliki kemampuan dalam menyadari potensi diri yang dimiliki dan dapat merasakan peningkatan yang terjadi pada diri dan tingkah lakunya setiap waktu serta dapat berubah menjadi pribadi yang lebih efektif dan


(58)

60

memiliki pengetahuan yang bertambah. Demikian juga halnya dengan penyataan Ryff (1995) bahwa penguasaan lingkungan digambarkan dengan kemampuan individu untuk mengatur lingkungannya, dengan memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungan, menciptakan, dan mengontrol lingkungan sesuai dengan kebutuhan. Individu yang tinggi dalam dimensi penguasaan lingkungan memiliki keyakinan dan kompetensi dalam mengatur lingkungan. Individu tersebut dapat mengendalikan aktifitas eksternal yang berada di lingkungannya termasuk mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari-hari, memanfaatkan kesempatan yang ada di lingkungan, serta mampu memilih dan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan pribadi.

Dari hasil penelitian, nilai mean dimensi penerimaan diri memiliki nilai yang paling rendah jika dibandingkan dengan dimensi lain yang berarti responden masih belum bisa menerima keadaan dan kondisi kehidupan yang sedang dijalaninya, sehingga perlu dilakukan peningkatan pada dimensi ini agar kesejahteraan psikologis dapat tercapai dengan optimal. Tetapi bukan berarti dimensi-dimensi lain bias diabaikan. Pada dimensi yang memiliki nilai tinggi seperti hubugan positif dengan orang lain, tujuan dan makna hidup, otonomi, pertumbuhan pribadi serta penguasaan lingkungan harus dipertahankan agar tidak mengalami penurunan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan psikologis yang memiliki aspek 6 dimensi yaitu dimensi otonomi, dimensi penguasaan lingkungan, dimensi pertumbuhan pribadi, dimensi hubungan positif dengan orang lain, dimensi tujuan dan makna hidup dan dimensi penerimaan diri saling berkaitan erat satu sama lain atau dengan kata lain salah satu aspek kesejahteraan


(59)

psikologis tidak boleh terpisah atau berdiri sendiri. Kesejahteraan psikologis dapat tercapai apabila individu memiliki kebebasan memberikan pendapat tentang tujuan dan makna hidup yang akan dicapai atau harapan yang dimiliki dalam pencapaian cita – cita hidup. Dalam pencapaian tujuan dan makna hidup diperlukan pertumbuhan pribadi yang positif dan memandang dirinya selalu tumbuh dan berkembang dan individu tersebut mampu menguasai lingkungan tanpa memiliki pikiran – pikiran negatif terhadap lingkungan sekitar atau menjalin hubungan positif dengan orang lain, sehingga individu tersebut dapat menerima dirinya dan mengaktualisasikan diri, berfungsi optimal dan bersikap positif terhadap kehidupan yang dijalani.


(60)

62 BAB VI

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran psikologis responden dalam penelitian ini, mayoritas responden memiliki kesejahteraan psikologis yang baik dan kurang dari sepertiga memiliki kesejahteraan psikologis yang cukup.

Berdasarkan hasil penelitian, nilai setiap dimensi yang terdapat dalam aspek kesejahteraan psikologis memiliki nilai yang berbeda, antara lain dimensi hubungan positif dengan orang lain memiliki nilai kontribusi yang besar terhadap kesejahteraan psikologis responden jika dibandingkan dengan dimensi pertumbuhan pribadi, dimensi tujuan dan makna hidup, dimensi penguasaan lingkungan, terutama pada dimensi penerimaan diri yang masih memiliki nilai kontribusi yang sedikit terhadap dukungan kesejahteraan psikologis responden.

2. Saran

2.1Pelayanan Keperawatan

Penelitian ini membuktikan bahwa dimensi penerimaan diri, pertumbuhan pribadi dan penguasaan lingkungan memiliki kontribusi yang sedikit pada kesejahteraan psikologis. Peneliti menyarankan agar pelayanan keperawatan untuk mempertahakan serta meningkatkan kesejahteraan psikologis pasien kanker payudara pada ketiga dimensi ini. Sedangkan dimensi-dimensi lain yang memiliki kontribusi tinggi dari kesejahteraan psikologis ini harus dipertahankan agar tidak mengalami


(61)

penurunan, sehingga dengan demikian target pencapaian kesejahteraan psikologis pada penderita kanker payudara dapat tercapai.

2.2Penelitian Keperawatan

Penelitian ini menemukan bahwa tingkat pekerjaan tidak sinkron terhadap kesejahteraan psikologis sehingga disarankan untuk melakukan penelitian serupa untuk melihat keterkaitan antara tingkat pekerjaan dengan kesejahteraan psikologis.


(62)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini akan diuraikan konsep-konsep yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu : konsep kanker payudara dan konsep

psychological well being (kesejahteraan psikologis).

1. Kanker Payudara

1.1 Pengertian Kanker Payudara

Kanker payudara (carcinoma mammae) adalah gangguan pertu mbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Carpenito, 2000). Kanker payudara merupakan tumor malignan yang muncul di dalam sel pada payudara. Tumor malignan adalah sekelompok sel-sel kanker yang tumbuh di dalam (terinvasi) di seluruh jaringan atau menyebar (metastasis) di beberapa area pada tubuh (American Cancer Society, 2015).

Penyebaran kanker terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar aksila ataupun supraklavikula, kemudian melalui pembuluh darah kanker menyebar ke organ lain seperti paru, hati, tulang, dan otak (Luwia, 2003).

1.2 Faktor Resiko Kanker Payudara

Faktor resiko kanker payudara (Simanjuntak, 1977) :

1.2.1 Wanita yang berumur lebih dari 25 tahun mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause.


(63)

Insiden kanker payudara meningkat cepat selama dekade ke-4 kehidupan dan akan terus meningkat tetapi lebih lambat setelah menopause. Penderita kanker payudara berusia kurang dari 45 tahun dan 2/3 berusia lebih dari 55 tahun (National Cancer Institute’s

Surveillance Epidemiology and End Result Program)

1.2.2 Wanita yang tidak kawin resikonya 2-4 kali lebih tinggi daripada wanita yang kawin dan mempunyai anak. Idral dkk (2004) dalam penelitiannya mengatakan faktor risiko tertinggi kanker payudara antara lain adalah wanita yang tidak kawin.

1.2.3 Wanita yang melahirkan anak pertama setelah berumur 35 tahun resikonya 2 kali lebih besar.

Dalam suatu studi metaanalisis, dilaporkan bahwa wanita nulipara (kelahiran pertama) mempunyai resiko 30% untuk terjadi kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang multipara (Rasjidi, 2009). MacMahon et al (1970), dalam penelitiannya dengan desain

case control, mengatakan bahwa usia kehamilan pertama lebih dari

30 tahun memiliki peningkatan dua kali lipat resiko kanker payudara.

1.2.4 Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) dengan usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita yang menarche pada usia normal atau lebih dari 12 tahun. Butler dkk (2000), meneliti hubungan antara usia menarche, siklus ovulasi yang lebih dini, dan siklus reproduksi


(64)

9

yang pendek, terhadap peningkatan resiko kanker payudara. Didapatkan bahwa pada usia menarche yang lebih muda (12 tahun) terdapat peningkatan resiko kanker payudara (odds ratio = 1,5).

1.2.5 Wanita yang mengalami masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun, resikonya 2,5 hingga 5 kali lebih tinggi. Trichopoulos et al (1983), mengatakan wanita yang mengalami menopause sebelum usia 45 tahun hanya memiliki satu setengah resiko kanker payudara dibandingkan dengan setelah 55 tahun.

Azamris (2006) menyatakan bahwa resiko wanita yang menopause setelah usia 55 tahun terkena kanker payudara 1,86 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok wanita yang menopause sebelum usia 55 tahun (OR=1,86).

1.2.6 Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma atau tumor jinak payudara, resikonya 3 hingga 9 kali lebih besar. Briston (2008) menemukan bahwa wanita yang mempunyai tumor payudara mempunyai resiko 2,0 kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara.

1.2.7 Wanita yang pernah mengalami penyinaran (radiasi) di dinding dada, resikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi. Indriati (2009) menemukan bahwa resiko bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam sehari untuk terkena kanker payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).


(65)

1.2.8 Wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, resikonya 2 hingga 3 kali lebih tinggi. Diananda (2007) menyatakan bahwa wanita yang mempunyai ibu atau saudara perempuan yang menderita kanker payudara, memiliki resiko 1,5-3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

1.2.9 Wanita yang memakai kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak akan meningkatkan kanker payudara 11 kali lebih tinggi. Grabick et al (1996), melaporkan bahwa ternyata penggunaan kontrasepsi oral berhubungan dengan peningkatan resiko kanker yang signifikan.

1.3 Gejala Klinis Kanker Payudara

Menurut Luwia (2003) gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak terganggu aktivitas sehari-hari. Satu-satunya gejala yang mungkin dirasakan pada stadium dini adalah adanya benjolan kecil di payudara.

Keluhan baru timbul bila penyakit sudah memasuki stadium lanjut. Menurut Dalimartha (2004), keluhan dapat berupa : (a) Ada benjolan pada payudara bila diraba dengan tangan; (b) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya; (c) Luka pada payudara yang sudah lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (d) Eksim pada puting susu dan sekitarnya yang sudah lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (e) Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang


(66)

11

menyusui; (f) Puting susu tertarik kedalam; dan (g) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peau d’orange) (Dalimartha, 2004)

1.4 Tipe kanker Payudara

1.4.1 Karsinoma duktal menginfiltrasi

Karsinoma ini adalah tipe histologis yang paling umum, merupakan 65% sampai 80% dari semua jenis kanker payudara (Robbin et al., 1994). Prognosis tipe ini lebih buruk dibandingkan dengan tipe lainnya. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang, paru, hepar atau otak (Smeltzer & Bare, 2001)

1.4.2 Karsinoma lobular menginfiltrasi

Tingkat kejadian karsinoma ini 5% sampai 10% kanker payudara (Sabiston, 1992). Tipe ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Lebih umum multisentris dengan demikian dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua payudara (Smeltzer & Bare, 2001).

Jenis ini merupakan karsinoma infiltratif yang tersusun atas sel-sel berukuran kecil dan seragam dengan sedikit pleimorfisme. Karsinoma lobular invasif biasanya memiliki tingkat mitosis rendah (Chapoval et al., 1998).


(67)

1.4.3 Karsinoma Medular

Karsinoma ini menempati sekitar 6% dari kanker payudara dan tumbuh dalam kapsul didalam duktus (Smeltzer & Bare, 2001).

Tipe ini dapat menjadi besar tetapi meluas dengan lambat, sehingga prognosisnya lebih baik. Biasanya ditemukan di sekitar umur 50 tahun. Perabaannya lunak dan dapat menonjol di atas permukaan (Cornain, 1986)

1.4.4 Kanker Musinus

Karsinoma ini menghasilkan lendir, pertumbuhannya lambat sehingga kanker ini juga mempunyai prognosis yang lebih baik dari lainnya dan menempati sekitar 3% dari kanker payudara. (Smeltzer & Bare, 2001)

Secara histologi, terdiri dari sekelompok sel epitelium kecil, biasanya membentuk kelenjar yang terdapat di dalam musin ekstra seluler yang banyak dan lesi ini sangat lembut, besar serta berwarna kelabu-kebiruan yang mempunyai ciri atau bentuk seperti gelatin (Pihie, 1998)

1.4.5 Kanker duktal-tubular

Kanker ini jarang terjadi, yakni hanya menempati 2% dari kanker, karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim (Smeltzer & Bare


(68)

13

, 2001). Pada karsinoma tubular, bentuk sel teratur dan tersusun secara tubular selapis, dan dikelilingi oleh fibrous stroma (Abbas et al., 2005).

1.4.6 Karsinoma Inflamatori

Karsinoma inflamatori adalah tipe kanker payudara yang sangat jarang terjadi (1% sampai 2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya (Smeltzer & Bare, 2001).

Ini bukan merupakan jenis histologi tertentu, karena menunjukkan adanya invasi karsinoma duktal secara intensif ke dalam pembuluh limfa (Bonadonna, 1984). Karsinoma inflamatori adalah kondisi payudara yang terlihat meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran tebal yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfa kulit pembungkus payudara (Supriyanto, 2010)

1.4.7 Penyakit Paget

Penyakit paget adalah salah satu tipe kanker payudara yang juga jarang terjadi. Gejala yang timbul adalah rasa terbakar dan gatal pada payudara, nyeri tekan dan kadang-kadang terjadi perdarahan (Sabiston, 1992). Tumornya itu dapat duktal dan invasif. Massa tumor sering tidak dapat diraba dibawah puting tempat dimana penyakit ini timbul (Cornain, 1986). Mammografi mungkin merupakan satu-satunya pemeriksaan diagnosis yang dapat mendeteksi tumor tersebut (Smeltzer & Bare, 2001).


(69)

Jenis ini terjadi pada kulit puting dan areola payudara yang menyerupai jenis yang invasif atau non invasif seperti karsinoma in situ. Kebanyakan penyakit ini menyerang wanita yang berusia lebih tua dibandingkan dengan kanker jenis lain (Pihie, 1998).

1.4.8 Karsinoma Payudara In situ

Karsinoma payudara in situ ini lebih sering dideteksi dengan meluasnya penggunaan skrining mammografi yang ditandai oleh poliferasi sel-sel maligan didalam duktus dan lobulus, tanpa invasif kedalam jaringan sekitarnya. Terdapat dua karsinoma in situ yakni ; duktal dan lobular (Smeltzer & Bare, 2001).

Pada karsinoma lobular in situ, sel-selnya relatif seragam, berukuran kecil/sedang, berwarna pucat, bulat dengan sedikit atau tanpa mitosis (Cornain, 1986). Sedangkan jenis karsinoma duktal in situ adalah yang paling umum dari kanker payudara yang tidak berbahaya

(noninvasif). Kanker ini tidak meluas melalui dinding – dinding pembuluh

ke jaringan payudara. Hampir semua wanita yang mengalami kanker jenis ini bisa diobati dengan baik (Pamungkas, 2011).

1.5 Stadium Kanker Payudara

Pentahapan klinik yang paling banyak digunakan untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM (Tumor, Nodus, Metastasis) yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus limfe yang terkena, dan bukti adanya metastasis yang jauh (Smeltzer & Bare, 2001). Sistem klasifikasi TNM diadaptasi oleh The


(70)

15

faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi. Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut (Rasjidi, 2009) :

Tabel 1 : Klasifikasi TNM Kanker Payudara

Klasifikasi Defenisi

Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak didapatkan

To Tidak ada bukti adanya tumor primer

Tis Karsinoma In Situ

Tis (DCIS) Duktal Karsinoma In Situ

Tis (LCIS) Lobular Karsinoma In Situ

Tis (Paget) Paget’s Disease tanpa adanya tumor

T1 Ukuran tumor < 2 cm

T1mic Mikroinvasif > 0,1 cm

T1a Tumor > 0,1 cm dan < 0,5 cm

T1b Tumor > 0,5 cm dan < 1 cm

T1c Tumor > 1 cm dan < 2 cm

T2 Tumor > 2 cm dan < 5 cm

T3 Tumor > 5 cm

T4 Tumor dengan segala ukuran disertai dengan adanya

perlekatan pada dinding thoraks atau kulit

T4a Melekat pada dinding dada, tidak termasuk M.

Pectoralis major


(71)

T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi pada kulit, atau adanya nodul pada payudara

T4c Gabungan antara T4a dan T4b

T4d Inflamatory carcinoma

Kelenjar Limfe Regional (N)

Nx Kelenjar limfe regional tidak didapatkan

No Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe

N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral yang dapat

digerakkan

N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral, tidak

dapat digerakkan

N3 Metastasis pada kelenjar limfe infraclavicular, atau

mengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjar limfe supraclavicular

Metastasis (M)

Mx Metastasis jauh tidak didapatkan

Mo Tidak ada bukti adanya metastasis

M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai organ

(sumber : Rasjidi, 2009) Setelah masing-masing faktor TNM digabungkan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut :

1.5.1 Stadium I

Terdiri atas tumor yang kurang dari 1-2 cm, tidak mengenai nodus limfa, dan tidak terdeteksi adanya metastasis (Smeltzer & Bare, 2001)


(72)

17

1.5.2 Stadium II

Ukuran tumor antara 2,5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun di kelenjar getah bening supraklavikula (Saryono, 2008)

1.5.3 Stadium III

Stadium III dibagi dalam :

a. Stadium IIIA : Tumor lebih besar dari 5 cm, dengan

keterlibatan limfonodus. Semua tumor dengan limfonodus terkena, tidak ada penyebaran jauh (Schwartz, 2000)

b. Stadium IIIB : Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm belum ada metastasis jauh (Smeltzer & Bare, 2001)

1.5.4 Stadium IV

Kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ke tengkorak, tulang punggung, paru-paru, hati atau ginjal (Wiknjosastro,2007).


(73)

1.6 Pencegahan Kanker Payudara

Menurut Sutjipto (2001), pencegahan penyakit kanker payudara masih sulit diterapkan karena faktor penyebabnya masih dalam penelitian. Saat ini, yang dapat dicegah adalah aspek “life style” serta mengurangi faktor resiko yang memungkinkan timbulnya kanker payudara. Usaha satu-satunya untuk meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara adalah dengan mendeteksi secara dini keberadaan kanker payudara tersebut.

Adapun pencegahan penyakit kanker payudara terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier (Tjahjadi, 2003; Tambunan, 1995; Moningkey, 2000)

1.6.1 Pencegahan primer

1.6.1.1 Mengurangi makanan yang mengandung minyak tinggi. Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Idral dkk (2004) mengatakan mengkonsumsi lemak secara berlebihan ternyata punya hubungan yang kuat untuk terjadinya kanker payudara. Hal ini diketahui setelah melakukan penelitian terhadap 600 responden.

1.6.1.2 Makanlah produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu dan tempe. Kedelai selain mengandung flanoid yang bertugas untuk mencegah kanker, juga mengandung genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati. Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan


(74)

19

menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.

1.6.1.3 Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses. Serat yang dibutuhkan menurut National Cancer Institut, USA adalah 20-30 gram setiap hari.

1.6.1.4 Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C, zat anti oksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, manga, brokoli, bayam, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.

1.6.1.5 Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu yang lama. Sydney Ross Singer dan Soma Grismaijer menulis buku berjudul "Dressed to Kill: The Link Between Breast Cancer and

Bras" ditahun 1995. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa

mengenakan bra selama lebih dari 12 jam sehari bisa menaikkan resiko terkena kanker payudara. Penyebabnya adalah dapat menghalangi cairan limfatik, serta menghambat racun-racun yang berada di dalam tubuh untuk pindah dan bergerak, sehingga racun-racun tersebut tersimpan di dalam dada.

1.6.1.6 Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol. Dari hasil penelitian yang diterbitkan American Medical Association (2011), memberikan kesimpulan bahwa perokok aktif, terutama


(75)

wanita yang merokok sebelum kelahiran pertama, mungkin berhubungan dengan sedikit peningkatan dalam resiko terkena kanker payudara.

Sebuah penelitian di AS, diterbitkan dalam Journal of National

Cancer Institute (2010), telah mengkonfirmasi bahwa beberapa jenis

kanker payudara lebih sering terjadi pada wanita yang secara teratur minum alkohol. Penelitian ini juga menegaskan bahwa alkohol meningkatkan resiko kanker payudara dengan mempengaruhi tingkat estrogen dalam tubuh, dan peneliti telah memperkirakan bahwa alkohol terkait dengan sekitar 5.000 kasus kanker payudara setiap tahun.

1.6.1.7 Memperbanyak aktifitas fisik dengan berolahraga. Supriyanto (2010) mengatakan berolahraga tiga kali seminggu selama 20 menit. Olahraga bisa menjadikan jantung bekerja di atas level istirahat, yang sanggup memperkuat otot jantung dan peredaran darah ke sel, sehingga dapat meningkatkan kinerja jantung dan bermanfaat terhadap menurunnya resiko terserang kanker.

1.6.1.8 Menghindari terlalu banyak terkena sinar x atau jenis-jenis radiasi lainnya

1.6.1.9 Wanita yang mempunyai resiko tinggi salah satu anggota keluarganya ada menderita kanker payudara, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon seperti pil, suntikan dan susuk KB


(76)

21

1.6.1.10 Penggunaan obat-obatan hormonal harus dengan sepengetahuan dokter

1.6.2 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekinder merupakan langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini kelainan yang ada pada payudara, sehingga apabila kanker ditemukan masih dalam stadium dini, maka pengobatan atau penanganan yang cepat dan tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dan hidup lebih lama. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan dan pemeriksaan mammografi sekali setahun terutama bagi wanita yang berusia 40 tahun keatas yang beresiko tinggi mendapat penyakit kanker payudara pada usia tersebut (Saryono, 2008).

1.6.3 Pencegahan tersier

Yang ketiga adalah pencegahan tersier. Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada wanita yang telah positif menderita kanker payudara. Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan pelayanan di Rumah Sakit (diagnosa dan pengobatan) serta perawatan paliatif dengan tujuan mempertahankan kualitas hidup penderita dan memperlambat progresifitas penyakit dan mengurangi rasa nyeri dan keluhan lain serta perbaikan di bidang psikologis, sosial dan spiritual (Rasjidi, 2009).


(77)

1.7 Pengobatan Kanker Payudara

Pengobatan kanker terdiri dari :

1.7.1 Pembedahan

Prosedur pembedahan yang dilakukan pada wanita penderita kanker payudara tergantung pada tahap penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan penderita secara umum, adapun pembedahan/operasi tersebut adalah sebagai berikut (Smeltzer & Bare, 2001) :

1.7.1.1 Lumpektomi, mengangkat tumornya saja dan jaringan-jarinagn yang terkena kanker

1.7.1.2 Partial atau segmental mastektomi, mengangkat tumor sepanjang berbatasan atau sebagian saja beserta jaringan normal, kulit dan jaringan pengikat

1.7.1.3 Total mastektomi, mengangkat seluruh jaringan buah dada

1.7.1.4 Modifikasi mastektomi secara radikal, mengangkat seluruh jaringan buah dada, simpul kelenjar getah bening di ketiak dan seluruh otot yang menutupi dada

1.7.1.5 Mastektomi radikal, bagian-bagian yang diangkat seperti modifikasi mastektomi secara radikal ditambah dengan jaringan sekitarnya (metode ini jarang digunakan)

1.7.1.6 Pembedahan jaringan getah bening di bawah axila, mengangkat kelenjar getah bening pada area axila untuk


(1)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pengesahan ... i

Prakata ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

Daftar Skema ... ix

Abstrak ... x

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang………... ... 1

2. Perumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 5

3.1 Tujuan Umum. ... 5

3.2 Tujuan Khusus. ... 5

4. Manfaat Penelitian ... 6

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Kanker Payudara ... 7

1.1 Pengertian Kanker Payudara ... 7

1.2 Faktor Resiko Kanker Payudara.. ... 7

1.3 Gejala Klinis Kanker Payudara ... 10

1.4 Tipe Kanker Payudara ... 11

1.4.1 Karsinoma duktal menginfiltrasi ... 11

1.4.2 Karsinoma lobular menginfiltrasi. ... 11

1.4.3 Karsinoma Medular ... 12

1.4.4 Kanker Musinus ... 12


(2)

1.4.6 Kanker Inflamatori ... 13

1.4.7 Penyakit paget ... 13

1.4.8 Karsinoma Payudara In Situ ... 14

1.5 Stadium Kanker Payudara ... ... 14

1.5.1 Stadium I ... 16

1.5.2 Stadium II ... 17

1.5.3 Stadium III ... 17

1.5.4 Stadium IV ... 17

1.6 Pencegahan Kanker Payudara ... 18

1.6.1 Pencegahan Primer ... 18

1.6.2 Pencegahan Sekunder ... 21

1.6.3 Pencegahan Tersier... 21

1.7 Pengobatan Kanker Payudara ... 22

1.7.1 Pembedahan ... 22

1.7.2 Terapi Radiasi... 23

1.7.3 Pengobatan Sistemik Pada Kanker Payudara ... 23

1.7.4 Terapi Hormonal ... 24

1.7.5 Kemoterapi ... 24

2. Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being) ... 26

2.1 Pengertian Psychological Well Being ... 26

2.2 Dimensi Psychological Well Being ... 26

2.2.1 Penerimaan Diri (Self Acceptance) ... 26

2.2.2 Hubungan Positif Dengan Orang Lain ... 27

2.2.3 Otonomi (Autonomy) ... 28

2.2.4 Penguasaan Lingkungan (Environmental Mastery) ... 29

2.2.5 Tujuan Hidup (Purpose of Life) ... 30


(3)

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Psychological Well Being ... 32

2.3.1 Usia ... 32

2.3.2 Jenis Kelamin ... 33

2.3.3 Status Sosial Ekonomi ... 34

2.3.4 Budaya ... 35

2.3.5 Dukungan Sosial... 35

Bab 3. Kerangka Penelitian ... 36

3.1 Kerangka Konseptual ... 36

3.2 Definisi Operasional ... 37

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 40

1. Desain Penelitian ... 40

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

2.1 Populasi Penelitian ... 40

2.2 Sampel Penelitian ... 40

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

4. Pertimbangan Etik ... 41

5. Instrumen Penelitian ... 42

5.1 Data demografi ... 43

5.2 Ryff’sPsychological Well-Being Scales ... 43

6. Validitas Instrumen ... 44

7. Uji Reliabilitas ... 45

8. Metode Pengumpulan Data ... 45

9. Pengolahan dan Analisa Data ... 46

Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 49

5.1 Hasil Penelitian ... 49


(4)

5.1.2 Kesejahteraan Psikologis ... 50

5.1.3 Dimensi-dimensi Kesejahteraan Psikologis ... 51

5.2 Pembahasan ... 52

Bab 6. Kesimpulan dan saran ... 62

1. Kesimpulan ... 62

2. Saran ... 62

2.1 Pelayanan Keperawatan ... 62

2.2 Penelitian Keperawatan ... 63

Daftar Pustaka ... 64

Lampiran 1. Jadwal tentatif penelitian Lampiran 2. Inform Consent

Lampiran 3. Instrumen Penelitian Lampiran 4. Hasil uji validitas Lampiran 5. Hasil uji reliabilitas Lampiran 6. Master table Lampiran 7. Hasil penelitian Lampiran 8. Surat ijin reliabilitas Lampiran 9. Surat ijin penelitian Lampiran 10. Surat etik

Lampiran 11. Riwayat Hidup

Lampiran 12. Lembar Bukti Bimbingan Lampiran 13. Dana Penelitian


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Klasifikasi TNM Kanker Payudara... 15

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 32

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristk responden... 37

Tabel 4 Distribusi Frekuensi dan persentase kessejahteraan psikologis... 51


(6)

DAFTAR SKEMA