40
mendukung, kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 99”.
41
BAB IV TEMUAN TEKS DAN ANALISA WACANA PEMBERITAAN
A. Analisis Wacana Level Teks
Keberimbangan yang dipandang sebagai suatu syarat untuk kemunculan berita menjadi sangat krusial ketika hal tersebut diabaikan. Dengan berita
yang tidak berimbang maka besar kemungkinan akan terjadi manipulasi realitas dan dapat terlihat seperti apa suatu media memiliki kecenderungan
terhadap permasalahan yang muncul. Hal ini rentan terjadi didalam berita politik, karena tidak dapat dipungkiri hadirnya media erat kaitannya dengan
kepentingan. Entah itu kepentingan golongan untuk menguntungkan golongan lain atau kepentingan politik yang dijadikan tunggangan dari para tokoh
politik. Kehadiran berita “LSI: RUU Pilkada Penuh Aroma Balas Dendam Koalisi Merah Putih” yang diangkat oleh Merdeka.com menjadi salah satu
berita bergenre politik yang memiliki indikasi kecenderungan terhadap beberapa pihak.
Dengan menggunakan kerangka konsep Analisis Wacana Teun A. Van Dijk, penulis tidak hanya meneliti teks saja tetapi juga meneliti kognisi sosial
42
serta konteks sosial. Namun sebelum menganalisis data, penulis menjelaskan temuan data yang diperoleh dengan cara mengambil data-data terkait dengan
kasus yang akan di teliti pada berita “LSI: RUU Pilkada Penuh Aroma Balas Dendam Koalisi Merah Putih
” edisi 9 september pukul 15.24 2014 di Media
Online Merdeka.com. 1.
Kerangka Data Analisis Teks dalam Struktur Makro
Dalam analisis teks lebih terfokus kepada strategi wacana serta teknik penulisan yang digunakan, dengan cara menguraikan struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro yang terdiri dari elemen tematik, skematik,
semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. a.
Tematik
Elemen tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik
menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya
38
. Hal yang diamati dalam elemen ini adalah seperti apa gambaran yang ingin diungkapkan oleh wartawan Merdeka.com dalam berita
” LSI: RUU Pilkada Penuh Aroma Balas Dendam Koalisi Merah Putih”. Pada paragraf ke 2,
“Peneliti Lingkaran Survei Indonesia LSI, Adjie Alfaraby menilai ada aroma balas dendam dari Koalisi Merah Putih dalam
pembahasan RUU Pilkada tersebut. Ini interpretasi yang tidak bisa ditolak. Wajar saja ini politik balas dendam. Sebelumnya semua parpol di Koalisi
Merah Putih menolak RUU Pilkada ini. Namun dalam satu minggu terakhir
38
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS,2001,h. 229
43
terjadi perubahan opini yang mendukung, kata Adjie di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa 99.”
b. Skematik
Teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam
teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Meskipun mempunyai bentuk dan skema yang beragam, berita umumnya secara
hipotetik mempunyai dua kategori skema besar. Pertama, summary yang umumnya ditandai dengan dua elemen yakni judul dan lead. Elemen skema ini
merupakan elemen yang dipandang paling penting. Kedua, story yakni isi berita secara keseluruhan. Isi berita ini secara hipotetik juga mempunya dua
subkategori. Yang pertama berupa situasi yakni proses atau jalannya peristiwa, sedang yang kedua komentar yang ditampilkan dalam teks.
39
Judul berita yang akan diteliti adalah ” LSI: RUU Pilkada Penuh Aroma
Balas Dendam Koalisi Merah Putih”. Berita ini diawali dengan penjelasan akan keinginan dari Koalisi Merah Putih untuk mengesahkan RUU Pilkada.
Kemudian pada bagian tengah berisi soal tanggapan dari Adjie Al-Faraby yang merupakan seorang peneliti Lingkaran Survei Indonesia LSI. Dalam
pernyataannya dikatakan bahwa Koalisi Merah Putih kental dengan aroma politik balas dendam, dan merupakan ancaman bagi pemerintahan Jokowi-JK.
39
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta: LKIS,2001,h. 231