Tempat dan Waktu Bahan dan Perangkat Pendukung Metode Observasi Letak Geografis Jakarta Selatan

100

BAB III METODOLOGI PENULISAN

3.1 Tempat dan Waktu

Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam pengembangan aplikasi SISFUK: Lokasi Penelitian : Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Selatan Waktu penelitian : 31 Maret 2008-Selesai Alamat : Jl. Radio I No. 8 Kebayoran Baru Telp. 7395287, 7395344, Fax. 7251373

3.2 Bahan dan Perangkat Pendukung

Adapun alat yang digunakan ialah 1 buah PC dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Hardware atau perangkat keras : a. Intel Pentium IV 2,26 GHz b. RAM 256 MB c. Harddisk 40 GB d. CD RW 2. Software atau perangkat lunak : a. Windows XP b. Arcview GIS 3.3. 101 c. Dreamweaver sebagai desain webnya. d. MapServer dengan PHP dan MySql sebagai bahasa pemogramannya. e. Qgis sebagai konverter dari Arcview ke MapServer. f. Chameleon sebagai framework untuk MapServer. g. Peta dijital wilayah Jakarta dengan skala 1 : 20000 memiliki batas administrasi kelurahan dan kecamatan. Peta yang digunakan sudah teregitrasi dan telah digunakan sebelumnya.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pengumpulan Data

a. Metode Observasi

Observasi adalah sebuah metode pengumpulan data informasi dan mengetahui bagaimana data tersebut diarsipkan dengan cara pengamatan atau peninjauan dan menganalisa langsung terhadap obyek penelitian. Pada metode ini penulis melakukan kegiatan pencatatan dan pelaporan yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik dan Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Jakarta Selatan. Selain itu kegiatan ini juga diperlukan guna mencari dan mengumpulkan data-data sekunder yang dibutuhkan langsung dari sumbernya. Berikut adalah data-data yang diperoleh dari observasi lapangan: a Informasi fasilitas umum kesehatan Tahun 2005 yang dikeluarkan oleh SUDIN KESMAS 102 b Koordinat fasilitas umum kesehatan dengan menggunakan GPS Garmin C 60 yang dilakukan selama 7 hari. c Informasi tentang kependudukan yang diperoleh dari BPS DKI Jakarta.

b. Metode Kepustakaan

Pada tahapan ini yang dilakukan adalah mengumpulkan dan menelaah data yang diperoleh dari perpustakaan atau pustaka mengenai fasilitas umum kesehatan seperti yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128MENKESSK112004 dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 920MENKESPerXII86. Terlampir pada Lampiran B.

3.3.2 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode SDLC System Development Life Cycle atau yang lebih di kenal dengan siklus hidup pengembangan sistem. Secara garis besar SDLC terdiri dari enam tahap yaitu, tahap perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, testing dan maintenance perawatan. Tapi peneliti hanya penerapkan lima tahap pengembangan yaitu perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan testing. 103

3.3.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan sistem merupakan tahap awal dalam pengembangan sistem informasi yang bertujuan mencari inti permasalahan dan kendala-kendala yang ada pada sistem yang berjalan serta merumuskan tujuan dibangunnya aplikasi SISFUK pada Kota Administrasi Jakarta Selatan. Pada tahap ini ditentukan batasan dari sistem yang akan dibangun. Tahapan ini menekankan pada masalah pengumpulan kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interface yang menghubungkannya dengan lingkungan sekitarnya. • Identifikasi Kebutuhan Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan itu dapat diartikan juga suatu keinginan atau suatu hal. Untuk itu dibuat suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai informasi fasilitas umum kesehatan FUK di Kota Administrasi Jakarta Selatan. Dari hasil penelitian dan melakukan observasi langsung ke SUDIN KEMAS. Kemudian dapat diperoleh berbagai kebutuhan yang diharapkan oleh masyarakat, antara lain : 104

1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan

informasi yang jelas mengenai Fasilitas Umum Kesehatan di Kota Asdministrasi Jakarta Selatan. 2. Sistem Informasi diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memberikan informasi tentang persebaran fasilitas umum kesehatan. 3. Sistem informasi yang dirancang dapat efektif dan efisien di dalam penggunaannya, dan diharapkan mudah dalam penggunaannya.

3.3.2.2 Perencanaan

1. Deskripsi Daerah Penelitian

a. Letak Geografis Jakarta Selatan

Jakarta Selatan terletak pada 06º 15’40,8” Lintang Selatan dan 106º 45’ 0,00” Bujur Timur. Luas wilayah sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 1815 tahun 1989, adalah 145,73 Km 2 atau 22,41 dari luas DKI Jakarta. Jakarta Selatan terbagi menjadi 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan, berada disebelah selatan banjir kanal dengan batas-batas wilayah: Tabel 3.1 Batas Wilayah Jakarta Selatan 105 Berbatasan Dengan Sebelah Utara Kali Grogol, Banjir Kanal Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Tanah Abang, Jl. Kebayoran Lama dan Kebun Jeruk. Sebelah Timur Kali Ciliwung Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kotamadya Depok. Sebelah Barat Berbatasan dengan Kecamatan Ciledug Kotamadya Tangerang. Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5-50 meter di atas permukaan laut. Pada wilayah bagian Selatan banjir kanal relatif merupakan daerah perbukitan jika dibandingkan dengan wilayah bagian utara. Jakarta Selatan beriklim panas dengan suhu rata-rata per tahun 27 o C dengan tingkat kelembaban berkisar antara 80-90. Arah angin dipengaruhi angin muson barat terutama pada bulan Mei-Oktober. Visi dan Misi Jakarta Selatan Visi : 106 Mewujudkan Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia yang sejajar dengan kota-kota besar negara maju dunia, dihuni oleh masyarakat yang sejahtera dan berbudaya dalam lingkungan kehidupan yang berkembang. Misi : Mempertahankan wilayah bagian selatan Jakarta Selatan sebagai daerah resapan air serta mewujudkan wilayah bagian utara Jakarta Selatan sebagai pusat niaga terpadu.

b. Lambang Kota Jakarta Selatan