Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan

(1)

1 EVALUASI PERANGKAT LUNAK APLIKASI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN UMUM

KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

FAHMA JURAH SIREGAR NIM: 100709040

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

2 LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota

Medan

Oleh : Fahma Jurah Siregar

Nim : 100709040

Dosen Pembimbing I : Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib

NIP : 19531125 197812 1 001

Tanda Tangan :

________________________

Tanggal :

_______________________

Dosen Pembimbing II : Himma Dewiyana, ST, M.Hum

NIP : 19720825 200604 2 001

Tanda Tangan :

_______________________

Tanggal :


(3)

3 LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem

Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota

Medan

Oleh : Fahma Jurah Siregar

Nim : 100709040

DEPARTEMEN STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd

NIP : 19511119 198601 2 001

Tanda Tangan :

Tanggal :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

NIP : 19511013 197603 1 001

Tanda Tangan :


(4)

4 PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinalitas dan belum pernah disajikan sebagai suatu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, April 2014 Penulis,

Fahma Jurah Siregar NIM: 100709040


(5)

5 ABSTRAK

Siregar, Fahma Jurah. 2014. Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi

Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan. Medan: Departemen

Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Kota Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi perangkat lunak aplikasi sistem informasi manajemen perpustakaan (SIPUS) Perpustakaan Umum Kota Medan yang sedang berjalan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan SIPUS agar lebih baik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah pengelola/pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (depth interview) secara struktur.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan dalam meningkatkan kinerja pustakawan di perpustakaan cukup memuaskan, dimana aplikasi tersebut dapat menjadi sarana bagi pustakawan dalam melakukan kegiatan rutin perpustakaan seperti pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, keanggotaan, pengawasan serial, dan statistik.

Sebagian besar fitur yang terdapat pada aplikasi SIPUS pada Perpustakaan Umum kota Medan sudah berjalan dengan baik, walau sebagian kecil dari beberapa fitur mengalami kendala diantaranya pada fitur sistem sirkulasi, dimana pegawai layanan lain yang ditempatkan untuk bertugas di bagian layanan sirkulasi pada pergantian jam kerja masih kurang paham tentang penggunaan sistem sirkulasi, yang kedua status koleksi referensi tidak dapat di identifikasi oleh sistem.


(6)

6 KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan”. Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan mengucapkan banyak terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda tercinta Abdul Paham Siregar dan Ibunda Tercinta Nurhayati yang telah membesarkan, mendidik serta selalu setia mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materi kepada penulis.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.

3. Bapak Dr. A. Ridwan Siregar, M.Lib. Selaku Pembimbing I, dimana beliau telah banyak memberikan bimbingan. Rasa penghormatan dan terima kasih yang sangat luar biasa atas waktu, dukungan, petunjuk dan nasehatnya kepada penulis.

4. Ibu Himma Dewiyana, S.T, M.Hum. Selaku Pembimbing II dan Dosen Pembimbing Akademik, dimana beliau juga telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk serta nasehat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

7 5. Ibu Laila Hadri Nasution S.Sos, M.P. Selaku Dosen penguji I, dimana

beliau telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penulisan dan sidang skripsi.

6. Bapak Ishak, S.Sos., M.Hum. Selaku Dosen penguji II, dimana beliau juga telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penulisan dan sidang skripsi.

7. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah mendidik penulis selama ini.

8. Seluruh Staf Pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan, Khususnya Pak Rizal, Bu Mutia, Bu Rohani, Bu Novita, Bu Habibah, Bu Emmi, dan Bu Miftha selaku informan terima kasih atas waktunya yang telah banyak membantu dalam memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penulisan skripsi ini.

9. Kepada adik-adikku tersayang dan terkasih Mukhtar Siregar dan Firman Siregar atas dukungan dan do’a nya.

10.Untuk teman-teman tercinta yang selalu kompak dan setia menemani disaat senang maupun susah, Yestina Zega, Asistha Bangun, Kak Srie Terta Dewi, Kak Isra Dianami, dan Kak Deby Sri Wahyuni terima kasih yang teramat luar biasa atas waktu, kenangan, dukungan, perhatian, nasehat serta doa’a nya selama penulisan skripsi ini. Semangat dan pantang menyerah buat kita.

11.Teman-teman penulis Bang Yudi, Bang Surya, Bang Arya, Bang Isva, Bang Riki, Kak Alda, Kak Ranti, Kak Ajid, dan Kak Lentina terimakasih atas semua dukungan, bantuan dan doa kalian.

12.Untuk teman-temanku seluruh angkatan 2010 terima kasih atas kebersamaannya.

13.Kepada kakak senior dan adik junior terima kasih atas dukungannya selama penulisan skripsi ini.


(8)

8 Akhir kata, penulis juga menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkannya, terima kasih.

Medan, April 2014 Penulis

Fahma Jurah Siregar 100709040


(9)

9 DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 5

2.1 Sistem kerumahtanggaan Perpustakaan ... 5

2.1.1 Pengadaan ... 5

2.1.2 Pengatalogan ... 6

2.1.1 Pengawasan Sirkulasi ... 7

2.1.1 Pengawasan Serial ... 8

2.1.1 Katalog Talian ... 9

2.1.1 Statistik ... 9

2.2 Sistem Informasi Manajemen ... 10

2.2.1 Komponen Sistem Informasi Manajemen ... 10

2.2.2 Penerapan Sistem Informasi Manajemen ... 12

2.3. Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ... 13


(10)

10

2.3.2 Fitur-Fitur Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

3.1 Metode Penelitian ... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 23

3.3 Proses Penelitian ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.5 Instrumen Penelitian ... 25

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.7 Analisis Data ... 26

3.8 Keabsahan Data ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1 Profil Perpustakaan Umum Kota Medan ... 28

4.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan... 28

4.1.2 Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Medan ... 28

4.1.3 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Kota Medan ... 29

4.2 Karakteristik Informan ... 29

4.3 Kategori ... 31

4.3.1 Aplikasi SIPUS ... 31

4.3.2 Pengadaan ... 34

4.3.3 Pengatalogan ... 38

4.3.4 Pengawasan Sirkulasi ... 41

4.3.5 Keanggotaan ... 45

4.3.6 Pengawasan Serial ... 47

4.3.7 Statistik ... 49

4.4 Rangkuman Hasil Penelitian ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59


(11)

11 5.2 Saran ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 61 LAMPIRAN ... 63


(12)

12 DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Informan ... 30 Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Penelitian ... 55


(13)

13 DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi ... 11

Gambar 4.1 Form Daftar Usulan Buku ... 37

Gambar 4.2 Form Daftar Pengadaan Buku ... 38

Gambar 4.3 Fitur Sistem Pengatalogan Aplikasi SIPUS ... 40

Gambar 4.4 Form Peminjaman dan Pengembalian ... 44

Gambar 4.5 Form Denda ... 44

Gambar 4.6 Fitur Sistem Keanggotaan Aplikasi SIPUS ... 47

Gambar 4.7 Pengawasan Serial ... 49

Gambar 4.8 Form Statistik Anggota ... 51

Gambar 4.9 Form Statistik Pengunjung ... 52

Gambar 4.10 Form Statistik Peminjaman ... 53

Gambar 4.11 Form Statistik Pengembalian ... 54


(14)

14 DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ... 63 LAMPIRAN II ... 65


(15)

5 ABSTRAK

Siregar, Fahma Jurah. 2014. Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi

Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan. Medan: Departemen

Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Umum Kota Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi perangkat lunak aplikasi sistem informasi manajemen perpustakaan (SIPUS) Perpustakaan Umum Kota Medan yang sedang berjalan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan SIPUS agar lebih baik.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Populasi penelitian ini adalah pengelola/pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (depth interview) secara struktur.

Hasil penelitian menunjukkan penerapan SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan dalam meningkatkan kinerja pustakawan di perpustakaan cukup memuaskan, dimana aplikasi tersebut dapat menjadi sarana bagi pustakawan dalam melakukan kegiatan rutin perpustakaan seperti pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, keanggotaan, pengawasan serial, dan statistik.

Sebagian besar fitur yang terdapat pada aplikasi SIPUS pada Perpustakaan Umum kota Medan sudah berjalan dengan baik, walau sebagian kecil dari beberapa fitur mengalami kendala diantaranya pada fitur sistem sirkulasi, dimana pegawai layanan lain yang ditempatkan untuk bertugas di bagian layanan sirkulasi pada pergantian jam kerja masih kurang paham tentang penggunaan sistem sirkulasi, yang kedua status koleksi referensi tidak dapat di identifikasi oleh sistem.


(16)

15 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perangkat lunak aplikasi adalah program yang memiliki aktivitas pemrosesan perintah yang langsung menerapkan sebuah fungsi tertentu yang langsung dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan. Perangkat lunak

(software) menjadi salah satu kebutuhan dalam kegiatan implementasi automasi perpustakaan atau pengembangan perpustakaan digital. Ketersediaan perangkat lunak menjadi salah satu kunci keberhasilan implementasi otomasi atau rencana pengembangan perpustakaan digital. (Hendriani 2012).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam sebuah organisasi ataupun perseorangan. Informasi itu sendiri, merupakan data yang telah diolah, dianalisis, melalui suatu cara sehingga memiliki arti makna. Sedangkan data adalah fakta, atau fenomena yang belum dianalisis, seperti jumlah, angka, nama, lambang yang menggambarkan suatu objek, ide, kondisi ataupun situasi. SIM berfungsi untuk mengukur kinerja, memantau perkembangan, mengevaluasi alternatif-alternatif, atau menyediakan pengetahuan untuk tindakan perubahan atau perbaikan. SIM telah ada jauh sebelum teknologi informasi yang berbasiskan komputer hadir. Peran sistem informasi manajemen akan lebih terasa bagi suatu organisasi-organisasi besar, misalnya perpustakaan. Pada instansi manapun saat ini pastilah menggunakan SIM yaitu sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan. (Aji 2010)

Dengan semakin kompleksnya koleksi perpustakaan, muncul kebutuhan akan penggunaan teknologi informasi untuk otomatisasi proses urusan (business process) di suatu perpustakaan. Sistem yang dikembangkan kemudian terkenal dengan sebutan sistem automasi perpustakaan (library automation system).


(17)

16 Kemajuan teknologi mempermudah perolehan informasi dari berbagai sumber untuk berbagai kepentingan terutama dalam berbagai pengambilan keputusan di dalam organisasi, itulah sebabnya sangat dirasakan pentingnya mengelola informasi secara terintegrasi pada setiap organisasi. Oleh karena itu fokus utama dari sistem informasi manajemen adalah bagaimana mengelolah informasi sebaik-baiknya agar dapat menjadi alat bantu bagi setiap kegiatan yang ada pada perpustakaan.

Perpustakaan Umum Kota Medan didirikan pada tahun 1972 sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 839/1972 tanggal 27 Desember 1972. Saat ini Perpustakaan masih melakukan masa transisi dalam mengelola bahan pustaka, sejumlah judul yang datanya belum dientri ke dalam sistem dan belum memiliki barcode. Pada tahun 2013, jumlah koleksi buku yang ada di Perpustakaan Umum Kota Medan sekitar 49.000 eksemplar, yang sudah di entri datanya ke dalam sistem berjumlah sekitar 34.000 eksemplar. Masih ada sekitar 15.000 eksemplar (31%) yang datanya belum dientri dan belum diberi label barcodenya. Jumlah anggota Perpustakaan sebanyak 2.242 orang, jumlah anggota yang aktif meminjam bahan pustaka sebanyak 2.121 orang dan jumlah yang tidak aktif sebanyak 121 orang. Jumlah pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan sebanyak 21 orang dan 10 orang honorer. Jumlah pustakawan sebanyak 2 orang dan jumlah pegawai lulusan perpustakaan sebanyak 6 orang.

Perpustakaan Umum Kota Medan sudah menggunakan SIM terautomasi untuk sistem kerumahtanggaannya, yaitu dengan menggunakan aplikasi SIPUS yang meliputi pengadaan, pengatalogan, keanggotan, sirkulasi, pengawasan serial dan statistik. SIPUS adalah sistem informasi manajemen yang digunakan untuk mengelola informasi perpustakaan yang terintegrasi mulai dari pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, OPAC, sampai dengan pengelolaan laporan

(report). SIPUS tersebut merupakan aplikasi yang dikembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan Perpustakaan Umum Kota Medan. SIPUS yang digunakan adalah versi 3 (tiga). Perangkat lunak sistem yang mulai dioperasikan pada tanggal 10 Oktober 2012 di desain untuk mendukung manajemen dan operasional Perpustakaan Umum Kota Medan. Sistem yang tergolong baru ini, berjalan baik


(18)

17 di tingkat pusat maupun cabang-cabang Perpustakaan dengan basis data terpusat.

Seiring meningkatnya kebutuhan operasional Perpustakaan Umum Kota Medan yang semakin luas dan kompleks layanannya dan juga perkembangan teknologi untuk pendukung pengelola perpustakaan, maka perangkat lunak yang berjalan saat ini dirasakan perlu dilakukan perbaikan. Untuk mengatasi permasalahan pada perangkat lunak sistem di Perpustakaan Umum Kota Medan maka perlu dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan SIPUS. Untuk mengevaluasi perangkat lunak sistem tersebut salah satu metode yang digunakan adalah mengevaluasi dari sisi pengguna sistem yaitu pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan.

Perpustakaan Umum Kota Medan belum pernah melakukan evaluasi terhadap sistem yang berjalan saat ini. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian tentang “Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah kebutuhan operasional Perpustakaan Umum Kota Medan meningkat sehingga aplikasi SIPUS belum memenuhi keinginan pegawai.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi SIPUS yang sedang berjalan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan SIPUS agar lebih baik.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Untuk mengetahui hambatan dalam penggunaan perangkat lunak aplikasi SIPUS Perpustakaan Umum Kota Medan.

2. Memberi masukan untuk perbaikan perangkat lunak aplikasi SIM, sehingga sistem dapat berjalan lebih efisien dan efektif.


(19)

18 3. Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan wawasan penulis

mengenai perangkat lunak aplikasi SIM Perpustakaan pada umumnya. 4. Sebagai salah satu bahan rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan

dengan topik yang sama atau berkaitan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya membahas SIPUS Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu fitur-fitur pengadaan, pengatalogan, surkulasi, keanggotaan, pengawasan serial dan statistik.


(20)

19 BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Sistem Kerumahtanggaan Perpustakaan

Kerumahtanggaan perpustakaan (library house keeping) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan rutin sehari-hari perpustakaan. Menurut Siregar (1997, 4) “kerumahtanggaan perpustakaan adalah semua kegiatan rutin kerumahtanggaan perpustakaan ditujukan untuk mengontrol koleksi suatu perpustakaan”.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di perpustakaan adalah pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, pengawasan serial dan statistik.

2.1.1 Pengadaan

Pengadaan bahan pustaka merupakan ikon penting dalam penyelenggaraan perpustakaan. Kegiatan pengadaan (acquisition) menurut Siregar (1997, 4) adalah: Semua kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan bahan pustaka yang dilakukan baik melalui pembelian, pertukaran, maupun berupa hadiah. Termasuk didalamnya kegiatan pengecekan bibliografi (pre-order

bibliographic checking) yang dilakukan sebelum pemesanan dan

penerimaan bahan pustaka, pemerosesan faktur, dan pemeliharaan arsip yang berhubungan dengan pengadaan.

Fungsi utama dari sistem pengadaan menurut Siregar (1997, 5) adalah “pemilihan, pengecekan bibliografi (bibliographic checking), pemesanan dan penerimaan bahan pustaka baru”.

1. Pemilihan.

Pemilihan bahan pustaka baru yang akan dibeli atau dipesan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau pengguna perpustakaan. Pemilihan dapat dilakukan dengan menggunakan sumber informasi yang tersedia seperti katalog penerbit atau katalog penjual buku.

2. Pengecekan Bibliografi.

Pengecekan bibliografi dilakukan oleh asisten pustakawan. Kartu-kartu pilihan diverifikasi dengan cara mencocokkan isi kartu dengan file katalog, file pesanan dan file desiderata. Asisten pustakawan membuat catatan (nota) yang dianggap perlu pada kartu, untuk memberitahu pustakawan bahwa suatu bahan pustaka yang dipilih telah terdapat


(21)

20 dalam salah satu dari ketiga file tersebut. Setelah melakukan pengecekan asisten pustakawan kemudian mengembalikan kartu-kartu tersebut kepada pustakawan.

3. Pemesanan.

Proses pemesanan dimulai dengan menerima kartu-kartu pilihan dari prosedur pemilihan. Seorang asisten pustakawan kemudian mensortir kartu-kartu tersebut sesuai dengan urutan prioritas. Kartu-kartu tersebut dibagi ke dalam dua kelompok sesuai dengan dana yang tersedia. Kelompok yang pertama mendapat prioritas untuk dipesan diketik ke dalam bentuk daftar dan selanjutnya di pesan.

4. Penerimaan dan Pengajuan Tuntutan.

Bahan-bahan pustaka baru dan faktur biasanya diterima bersamaan. Seorang asisten pustakawan melakukan verifikasi terhadap faktur dengan cara mencocokkan faktur dengan mencocokkannya dengan daftar pesanan. Setelah itu, ia mencocokkan faktur dengan bahan-bahan pustaka yang diterima.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan mutu koleksi bahan pustaka yang harus dilakukan yaitu melakukan pemilihan, pengecekan bibliografi, pemesanan, penerimaan dan pengajuan tuntunan di dalam suatu perpustakaan.

2.1.2 Pengatalogan

Katalog perpustakaan adalah deskripsi pustaka milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis (sistematis abjad, nomor klasifikasi) sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah. Kegiatan Pengatalogan menurut Siregar (1997, 4) adalah “semua kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan cantuman (record) bibliografi untuk pembuatan katalog yang digunakan sebagai sarana temu-balik koleksi perpustakaan”.

Fungsi utama pengatalogan menurut Siregar (1997, 10) adalah “mencakup pembuatan kartu-kartu katalog (pengatalogan dan pengklasifikasian) dan penyiapan fisik (penyelesaian akhir) bahan-bahan pustaka yang baru diterima”.

1. Proses Pengatalogan

Bahan pustaka dan kartu pilihan diterima dari seksi pengadaan. Kataloger memeriksa bahan dan kartu. Jika bahan tersebut merupakan eksemplar tambahan, kataloger member catatan sebagai tambahan pada kartu katalog yang sudah ada. Bahan tersebut kemudian diteruskan ke prosedur penyiapan fisik. Jika bahan tersebut adalah suatu judul baru,


(22)

21 kataloger melakukan proses pengatalogan dengan menggunakan alat-alat bantu pengatalogan seperti AACR dan LCSH. Ia kemudian membuat konsep kartu katalog dasar. Bahan tersebut kemudian diteruskan ke prosedur pengklasifikasian.

2. Pengklasifikasian

Bahan pustaka yang merupakan judul baru diterima dari prosedur pengatalogan. Klasifikator melakukan proses pengklasifikasian dengan alat-alat bantu seperti DDC atau UDC. Nomor klasifikasi yang sesuai diberikan pada bahan tersebut. Klasifikator kemudian melengkapi nomor panggil (call number) dengan tanda-tanda lainnya seperti tiga huruf petama dari nama keluarga (surename) pengarang dan huruf pertama dari judul dan tanda kelompok koleksi. Bahan tersebut dengan konsep kartu katalog didalamnya, kemudian diteruskan ke prosedur penyiapan fisik.

3. Penyiapan Fisik

Prosedur penyiapan fisik terdiri dari dua kegiatan utama yaitu pembuatan katalog dan label-label. Kegiatan pertama dimulai dengan pengetikan informasi yang terdapat dalam konsep kartu katalog ke dalam kartu-kartu standar, biasanya menggunakan lembar stensil dan alat duplikator. Sejumlah kartu entri tambahan kemudian dihasilkan dari kartu-kartu standar tersebut. Kegiatan kedua adalah mempersiapkan label-label untuk setiap bahan pustaka baru. Kegiatan ini juga mencakup bahan pustaka yang diterima dari penjilidan. Label-label diketik, termasuk Label-label untuk punggung, kartu buku dan kantong buku. Bahan-bahan tersebut kemudian diteruskan ke sirkulasi untuk dipamerkan atau disusun di dalam rak koleksi perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengatalogan bahan pustaka yang dilakukan perpustakaan terdiri dari kegiatan proses pengatalogan, pengklasifikasian dan penyiapan fisik.

2.1.3 Pengawasan Sirkulasi

Pengawasan Sirkulasi berkaitan dengan kegiatan pengawasan peredaran koleksi pustaka yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka. Kegiatan pengawasan sirkulasi menurut Siregar (1997, 5) adalah “semua kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka, biasanya untuk penggunaan di luar perpustakaan. Dengan kata lain, kegiatan ini berhubungan dengan pengontrolan peredaran koleksi perpustakaan”.


(23)

22 Fungsi-fungsi sistem pengawasan sirkulasi menurut Siregar (1997, 33) mencakup fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Sistem dapat menyediakan fasilitas parameter yang berbeda. 2. Sistem dapat menyediakan fasilitas sistem peminjaman. 3. Sistem dapat memproses pengembalian.

4. Sistem dapat memproses perpanjangan. 5. Sistem dapat memproses denda.

6. Sistem dapat memproses reservasi.

7. Sistem dapat memproses peminjaman untuk kategori koleksi pinjaman singkat yang biasanya berlaku untuk satu malam.

8. Sistem dapat memelihara file anggota.

9. Sistem harus mampu untuk membuat peringatan untuk keterlambatan dan penagihan.

10.Sistem harus mampu untuk membuat peringatan untuk keterlambatan dan penagihan.

11.Sistem harus mampu untuk menghasilkan Surat Keterangan Bebas dari Tagihan Perpustakaan (SKBP) berdasarkan permintaan.

12.Sistem mampu menghasilkan laporan dan statistik.

Dengan adanya rincian tugas sistem layanan pengawasan sirkulasi di atas, diharapkan pustakawan dapat memahami dan melakukan tugasnya dengan baik, sehingga informasi yang dicari pengguna dapat diperoleh dengan cepat.

2.1.4 Pengawasan Serial

Fungsi dasar sub-sistem pengawasan serial terautomasi adalah untuk mempermudah pengecekan berkala apa yang di pesan dan nomor apa saja yang sudah diterima, sehingga hasil yang diterima akurat. Kegiatan pengawasan serial

(serial control) menurut Siregar (1997, 4) adalah “semua kegiatan yang

berhubungan dengan pembuatan pesanan, penerimaan dokumen, akses terhadap koleksi, pengarahan (routing), pengajuan tuntutan (claims), peminjaman dan penjilidan terbitan berkala atau serial”.

Berdasarkan pendapat di atas, seluruh kegiatan pengawasan serial hendaknya diautomasikan. Kegiatan yang sebelumnya dikerjakan secara manual dan membutuhkan waktu yang lama, dengan automasi akan dikerjakan secara cepat dan tepat dengan menggunakan komputer.


(24)

23 2.1.5 Katalog talian

Katalog talian merupakan sistem temu kembali informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi suatu perpustakaan. Menurut Siregar (1997, 5) adalah “katalog talian (online public

access catalogue = OPAC) adalah penyediaan fasilitas temu-balik koleksi

perpustakaan melalui terminal komputer untuk digunakan oleh pengguna perpustakaan”.

Pendapat diatas menunjukkan bahwa OPAC merupakan suatu alat bantu bagi pengguna untuk melakukan penelusuran informasi di perpustakaan. Selain sebagai alat bantu penelusuran, OPAC dapat juga digunakan sebagai sarana untuk memeriksa status suatu bahan pustaka. Melalui OPAC, pengguna dimungkinkan juga dapat mengetahui lokasi atau tempat penyimpanan buku di dalam rak.

2.1.6 Statistik

Statistik merupakan teknik pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang digunakan sebagai informasi. Kegiatan statistik menurut Hasugian (2009, 171) adalah:

Pencatatan kuantitas pekerjaan yang mencakup jumlah perolehan bahan pustaka , jumlah pengolahan bahan pustaka, jumlah anggota perpustakaan, jumlah pengunjung, jumlah peminjam, jumlah bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna, keterlambatan pengembalian, dan sebagainya.

Dari uraian-uraian tentang sistem kerumahtanggaan perpustakaan yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan teknologi informasi pada sistem kerumahtanggaan perpustakaan dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada penggunanya. Penerapan teknologi informasi tersebut adalah berupa penggunaan komputer pada berbagai kegiatan rutin perpustakaan, yang biasa disebut automasi perpustakaan. Melakukan automasi perpustakaan memerlukan suatu perencanaan yang sistematis, karena selain mahal banyak faktor yang sangat rumit yang harus dievaluasi dan dianalisis secara cermat.


(25)

24 2.2 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen merupakan menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan

Sistem informasi manajemen menurut Kumorotomo (1998, 13) adalah “suatu sistem yang disediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi”.

Sistem informasi manajemen menurut George M. Scott dalam Jogiyanto (2001, 14), adalah “kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi”.

Sistem informasi manajemen menurut Gordon B. Davis dalam Jogiyanto (2001, 14) adalah “sistem manusia/mesin yang menyediakan informasi ntuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi".

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa SIM adalah suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan atau kebutuhan lain dalam sebuah organisasi ataupun perseorangan. Informasi itu sendiri merupakan data yang telah diolah, dianalisis, melalui suatu cara sehingga memiliki arti makna. Sedangkan data adalah fakta, atau fenomena yang belum dianalisis, seperti jumlah, angka, nama, lambang yang menggambarkan suatu objek, ide, kondisi ataupun situasi.

2.2.1 Komponen Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut blok bangunan yang mana semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.


(26)

25 Menurut Kadir (2003, 70) suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti:

1. Perangkat keras (hardware): mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

2. Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data.

3. Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

4. Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

5. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpanan data.

6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi Sumber: Kadir (2003)

Berdasarkan uraian tentang komponen sistem informasi yang dikemukakan di atas, bahwa komponen sistem informasi terdiri dari perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), prosedur, orang, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data.

Komponen

Sistem

Informasi

Perangkat Keras

Perangkat Lunak

Prosedur

Jaringan Komputer dan

Komunikasi Data Basis Data


(27)

26 2.2.2 Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Penerapan sistem informasi manajemen menurut Royandiah (2007) adalah “rangkaian sistem informasi mulai dari pengumpulan/pengadaan informasi, pengolahan dan keluaran informasi”. Ketiga rangkaian ini diaktualisasikan ke dalam aspek-aspek berikut:

1. disiplin waktu, sehingga informasi SIM selalu mutakhir.

2. disiplin produktivitas, yang menyangkut prosedur kerja yang efisien dan kecermatan tinggi.

3. disiplin pemakai, dalam menggunakan SIM dan memberikan umpan balik atas kelengkapan informasi yang disajikan sehingga informasi yang dipergunakan dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan yang dapat diandalkan.

Penerapan sistem informasi manajemen menurut Siagian (2002, 57) dievaluasi menurut 3 (tiga) ukuran aspek yaitu aspek operasional, aspek teknis, dan aspek ekonomis.

1. Aspek Operasional

Menurut pelaksanaan faktor operasional harus dimulai dengan menyelusuri seberapa baik aplikasi itu bekerja, selanjutnya tinjauan atas tingkat kesalahan dan diteruskan dengan ketepatan waktu. Hasil pengolahan perlu dievaluasi secara periodik, menurut ukuran biaya dan efektivitasnya. Dalam menilai kelayakan ekonomis untuk proyek tersebut dapat dilaksanakan dengan mengevaluasi manfaat ekonomisnya berdasarkan sistem informasi manajemen.

2. Aspek Teknis

Faktor teknis meliputi beberapa aspek, yaitu:

1) Terdapat metode perhitungan yang dijadikan dasar untuk melakukan pemecahan masalah.

2) Sistem pengoperasian mendukung pendekatan operasional yang diusulkan.

3) Tingkat transmisi data cukup cepat untuk melakukan pemrosesan/penanganan data.

4) Terdapat sarana penyimpanan tambahan yang cukup untuk merekam file yang diperlukan.

3. Aspek Ekonomis

Dalam menilai hasil karya ekonomis sistem informasi manajemen maka dapat dilihat dari segi kelompok yang dievaluasi yaitu segi biaya dan manfaat.

Dari uraian-uraian tentang penerapan sistem informasi manajemen yang telah di kemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya


(28)

27 sistem informasi manajemen dalam suatu instansi dapat meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai sistem, menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis, dan dapat mengindentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi manajemen.

2.3 Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Sistem informasi manajemen perpustakaan menurut Royandiah (2007) adalah:

Suatu sistem yang memberikan kemudahan bagi manusia berupa data atau informasi yang berhubungan dengan tugas operasional suatu perpustakaan. Sistem informasi manajemen mendukung aktivitas manusia dalam lingkungan organisasi seperti perpustakaan dengan menyajikan suatu data secara efektif dalam waktu yang singkat sehingga memudahkan pengambilan keputusan bagi kepala perpustakaan.

Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan menurut Hakam (2006) adalah:

Bisnis (business process) yang ada di perpustakaan, yang terintegrasi mulai dari sistem pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali bahan pustaka, sistem sirkulasi, membership, pengaturan denda keterlambatan pengembalian, dan sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan. Sistem ini disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dari bagian-bagian yang ada di perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen berguna untuk meningkatkan mutu manajemen dan pengelolaan perpustakaan, sehingga memudahkan pengelola dan anggota untuk menggunakan layanan perpustakaan.

Pada dasarnya sistem informasi manajemen pada perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai business process dalam suatu perpustakaan.


(29)

28 Menurut Saputra (2010) bahwa penerapan sistem informasi manajemen pada perpustakaan:

Diperlukan software (perangkat lunak) yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Software

yang akan di gunakan harus yang bermanfaat, ekonomis, handal, kapasitas, sederhana, fleksibel dan user friendly. Penerapan teknologi sistem informasi dalam perkembangan perpustakaan dapat mempermudahkan pustakawan dalam mengelola sistem dalam perpustakaan.

Contoh penerapan sistem informasi manajemen perpustakaan adalah perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU). Salmi (2012) menyebutkan bahwa:

Perangkat lunak aplikasi SIM yang tersedia pada Perpustakaan USU dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori yaitu Sistem Manajemen Akademik, Sistem Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Sumber Daya, dan Sistem Manajemen Hubungan Komunitas yang keseluruhannya terdiri dari 14 modul (subsistem).

Untuk menjalankan kegiatan-kegiatan atau sistem kerumahtanggaan perpustakaan (library housekeeping) dibutuhkan suatu perangkat lunak SIM. Perangkat lunak SIM perpustakaan saat ini sudah semakin mudah ditemukan dan banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Secara umum, perangkat lunak aplikasi perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu perangkat lunak komersial dan perangkat lunak gratis (freeware).

1. Perangkat Lunak Komersial (Commercial Software)

Perangkat Lunak Komersial (Commercial Software) menurut Sonhaji (2012) adalah perangkat lunak hak beli, karena mempunyai hak cipta. Setiap orang yang bermaksud menginstalnya harus membelinya. Jika tidak membayar berarti melakukan pembajakan. Perangkat lunak ini juga disertai lisensi yang melarang pembeli menyalin perangkat lunak untuk diberikan kepada orang lain ataupun untuk dijual kembali.

Perangkat lunak komersial terdiri atas beberapa jenis, antara lain adalah:


(30)

29 1) NCI BookMan.

NCI BookMan menurut Ipuin (2011) adalah ”otomasi perpustakaan yang bersifat komersial yang dilengkapi dengan web dan fasilitas administrasi web”.

Keunggulan NCI BookMan menurut Ipuin (2011) adalah: a.Teknologi Barcode & RFID.

b. Web OPAC.

c. Fasilitas Pencetakan Lengkap. d. Laporan dan statistik.

e. Bahasa Indonesia. f. Purna jual terjamin.

g. Jaminan produk terimplementasi dengan baik. 2) Dynix.

Dynix menurut Ipuin (2011) adalah menjadi pilihan, karena untuk mengembangkan Dynix yang sudah ada, dan pada waktu itu di dalam negeri belum banyak para pengembang software melirik perpustakaan. Dengan keterbatasan SDM yang mampu mendampingi operasionalnya, Dynix ini menjadi tumpuan sekaligus andalan dalam mengelola, pelayanan dan akses informasi. Karena disadari atau tidak, untuk mengimplementasikan aplikasi otomasi perpustakaan ini dibutuhkan investasi yang besar dan diperlukan keuletan, kesabaran, ketelitian, ketaatan asas dan kekonsistenan dalam mewujudkan database bibliografi dan keanggotaan. Dengan kedua database inilah transaksi peminjaman bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

3) IBRA Advance.

IBRA Advance menurut Ipuin (2011) adalah software perpustakaan yang bersifat komersial yang dapat digunakan untuk mengelola hampir semua jenis koleksi bahan pustaka secara terintegrasi. Software ini dikembangkan oleh Tim TLSS. Desain system IBRA antara lain WEB Base Programming, System Client-server, dapat berjalan di semua sistem operasi, sistem barcode, dan tampilan yang user-friendly. Dengan software ini perpustakaan akan mampu mengelola hampir semua jenis koleksi bahan pustaka secara terintegrasi, baik pustaka tercetak/material, maupun pustaka non material seperti pustaka digital dan pustaka multimedia.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis perangkat lunak komersial adalah NCI BookMan, Dynix, dan IBRA advance.

2. Perangkat Lunak Freeware (Gratis)

Perangkat Lunak Freeware (Gratis) menurut Sonhaji (2012) adalah “perangkat lunak yang digunakan tanpa perlu membayar sama sekali.


(31)

30 Perangkat lunak tanpa kode sumber dan bebas digunakan oleh siapa saja tanpa perlu membayar”.

Perangkat lunak komersial terdiri atas beberapa jenis, antara lain adalah:

1)Senayan.

Senayan menurut Rasiman (2012) adalah “Open Source Software

(OSS) berbasis Web. Senayan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan automasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar”.

Keunggulan software Senayan menurut Rasiman (2012) dapat dimodifikasi dan digunakan secara free dan dikembangkan lewat komunitas, dengan begitu jika ada bug dapat di share dan di pecahkan bersama-sama komunitas, hal tersebut yang membedakan dengan aplikasi automasi berbasis bayar (fee). Selain dapat dimodifikasi, senayan memiliki fitur yang lengkap, dan sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf yang banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun Internet. Keunggulan Senayan lainnya adalah

multi-platform, yang artinya bisa berjalan secara natif hampir di semua Sistem Operasi yang bisa menjalankan bahasa pemrograman PHP dan RDBMS MySQL. Senayan sendiri dikembangkan di atas

platform GNU/Linux dan berjalan dengan baik di atas platform

lainnya seperti FreeBSD dan Windows. 2)Athenaeum Light.

Athenaeum Light menurut Putra (2007) adalah fasilitas yang ada pada athenaeum adalah manajemen database, menu peminjaman, menu pengembalian, menu laporan, label barcode, statistik dan

stock opname.

Versi terbaru athenaeum adalah Athenaeum light 8.5. Athenaeum light 8.5 merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh komunitas athenaeum light indonesia (KALI) dan memiliki forum diskusi di toolib. Aplikasi ini dibangun dari aplikasi database filemaker, dikemas dalam bentuk free script atau opensource dan disajikan dalam bentuk portable

Aplikasi ini merupakan versi Beta (permulaan), kemudian disebut dengan Athenaeum Light 8.5 v.1, dengan menu-menu fitur yang hampir sama dengan versi sebelumnya.

Kelebihan dan kurangan Athenaeum light 8.5 menurut (Putra 2007) adalah:

Kelebihan:

a. Athenaeum light 8.5 mampu menampung data hingga 8 terabyte.


(32)

31 b. Ada menu website.

c. Lebih tahan terhadap gangguan seperti listrik mati atau data scrash.

d. Lebih mudah ditampilkan dalam web dengan filemaker API dan PHP.

e. Bisa bekerja optimal pada OS windows XP SP 2 atau 2000 SP4.

Kekurangan:

a. Keamanan datanya rendah (low security) karena aplikasi ini bersifat portable.

b. Klasifikasi dokumen masih sederhana (menggunakan edisi ringkas DDC 21) sehingga perpustakaan akan mengalami masalah apabila jumlah subyek dan koleksi bertambah banyak dan semakin kompleks.

3)Igloo

Igloo menurut Putra (2007) adalah aplikasi berbasis web untuk meng-onlinekan Database ISIS (CDS/ISIS dan WinISIS) ke media web. Igloo dibuat menggunakan PHP Scripting language

(www.php.net) dan PHP-OpenISIS sebagai backend untuk membaca database natif ISIS. PHP-OpenISIS merupakan port OpenISIS ke PHP dalam bentuk extension. OpenISIS itu sendiri merupakan command-line tool untuk membaca database natif ISIS.

Fitur Igloo menurut Putra (2007) antara lain: a. Mudah digunakan.

b. Konfigurasi yang sederhana.

c. Mudah dan fleksibel dalam meng-kustom desain dengan sistem template.

d. Mudah dalam menambah database baru. 4)X-Igloo

X-Igloo menurut Putra (2007) adalah “Igloo yang ditambahkan kemampuan untuk melakukan transaksi seperti peminjaman koleksi dan keanggotaan. Karena keterbatasan PHP-OpenISIS, maka data yang terkait dengan transaksi disimpan di database MySQL”.

5)OpenBiblio

OpenBiblio menurut Putra (2007) adalah “aplikasi sistem perpustakaan berbasiskan web yang dibuat dengan bahasa PHP. Beberapa fitur yang dimiliki aplikasi antara lain, terdapatnya manajemen staf administrasi, sirkulasi, katalog, OPAC (Online Public Access Catalog), dan report”.


(33)

32 6)PhpMyLibrary

PhpMyLibrary menurut Putra (2007) adalah “aplikasi otomasi perpustakaan berbasis web (PHP dan MySQL). Modul-modul yang tersedia antara lain: OPAC, sirkulasi, pengatalogan, administrasi staf, keanggotaan, report dan fitur export-import yang compliant

dengan standar USMARC”. 7)Greenstone

Greenstone Digital Library (GSDL) menurut Putra (2007) adalah perangkat lunak "open-source" yang digunakan untuk membangun, merawat dan mendistribusikan koleksi perpustakaan secara digital baik secara off-line maupun online. Program ini bisa dioperasikan pada Sistem operasi Linux dan Windows dengan source code-nya berupa Perl (Linux), VCC++ dan Perl (windows), serta Java. Karena sifatnya yang free open-source, maka software ini dapat diperoleh secara gratis bahkan dapat dikodifikasi untuk dikembangkan lagi.

Karakteristik Greenstone menurut Putra (2007) adalah :

a. Berbasis web dan dapat diakses menggunakan browser standar misalnya Internet Explorer, Netscape, Opera, Mozilla dsb. b. Dapat digunakan pada sistem stand-alone, intranet dan internet c. Dapat menelusur file dokumen digital secara teks lengkap (text

retrieval).

d. Mampu membuat struktur akses secara otomatis.

e. Dapat mengelola koleksi dalam beragam format (teks, gambar, video, audio) dan dalam beragam bahasa serta menampilkannya sesuai tampilan aksara bahasa itu. Misalnya untuk aksara bahasa Arab, Jepang atau Cina.

f. Menggunakan sistem kompresi untuk menghemat ruang penyimpanan data.

g. Disediakan fungsi-fungsi bagi administrator sistem.

h. Koleksi yang dikelola dapat terdistribusi di beberapa komputer

(server).

i. Tersedia Plugins untuk program tambahan.

j. Bekerja dalam lingkungan Windows atau Linux, serta Mac. k. Tampilan halaman web dapat diubah sesuai kebutuhan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis perangkat lunak berbasis gratis adalah Senayan, Athenium Light, Igloo, X-Igloo, OpenBiblio, PhpMyLibrary, dan Greenstone.


(34)

33 2.3.1 Manfaat Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Sistem informasi manajemen perpustakaan adalah sebuah sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam perpustakaan.

Menurut Ishak (2008) manfaat dari penerapan sistem informasi pada perpustakaan diantaranya adalah:

1. Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan. 2. Memberikan layanan yang lebih baik kepada pengguna.

3. Meningkatkan citra perpustakaan.

4. Pengembangan infrastruktur, nasional, regional, dan global.

Pendapat diatas menunjukkan bahwa penerapan teknologi sistem informasi dalam perkembangan perpustakaan dapat mempermudahkan pustakawan dalam mengelola sistem dalam perpustakaan.

2.3.2 Fitur-Fitur Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan

Fitur-fitur sistem informasi manajemen perpustakaan menurut Wahono (2006) “harus mengakomodasi kebutuhan perpustakaan secara lengkap, dari otentikasi sistem, menu utama, administrasi, security dan pembatasan akses, pengadaan, pengolahan, penelusuran, manajemen anggota, sirkulasi dan pelaporan”.

1. Otentikasi Sistem.

Sistem akan melakukan pengecekan apakah username dan password

yang dimasukkan adalah sesuai dengan yang ada di database. 2. Menu Utama.

Menampilkan berbagai menu pengadaan, pengolahan, penelusuran, anggota dan sirkulasi, katalog peraturan, administrasi dan security. 3. Administrasi, Security dan Pembatasan Akses.

Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk menangani pembatasan dan wewenang user, mengelompokkan user, dan memberi user id serta

password. Juga mengelola dan mengembangkan serta mengatur sendiri akses menu yang diinginkan.

4. Pengadaan Bahan Pustaka.

Fitur ini mengakomodasi fungsi untuk pencatatan permintaan, pemesanan dan pembayaran bahan pustaka, serta penerimaan dan laporan (reporting) proses pengadaan.

5. Pengolahan Bahan Pustaka.

Fitur ini mengakomodasi proses pemasukkan data buku/majalah ke database, penelusuran status buku yang diproses, pemasukan cover


(35)

34 buku/nomer barcode, pencetakan kartu katalog, label barcode, dan nomor punggung buku (call number).

6. Penelusuran Bahan Pustaka.

Penelusuran atau pencarian kembali koleksi yang telah disimpan adalah suatu hal yang penting dalam dunia perpustakaan.

7. Manajemen Anggota dan Sirkulasi.

Ini termasuk jantungnya sistem otomasi perpustakaan, karena sesungguhnya disinilah banyak kegiatan manual yang digantikan oleh komputer dengan jalan mengautomasinya.

8. Pelaporan (Reporting).

Sistem reporting yang memudahkan pengelola perpustakaan untuk bekerja lebih cepat, dimana laporan dan rekap dapat dibuat secara otomatis, sesuai dengan parameter-parameter yang dapat kita atur. Contoh beberapa fitur yang terdapat pada sistem informasi manajemen perpustakaan dapat dilihat pada uraian berikut:

Fitur-fitur aplikasi SIPUS menurut Rasiman (2008) adalah: 1. Pengelolaan Aktifasi Anggota

Paket ini digunakan oleh user yang mengelola data-data keanggotaan perpustakaan meliputi aktifasi anggota baru, registrasi tamu (non-anggota), dan bebas pinjam.

Fitur:

1)Mengelola aktifasi anggota baru dan anggota lama. 2)Mengelola registrasi tamu (kartu masuk dan kartu baca). 3)Mengelola bebas pinjam anggota dan non-anggota. 4)Mengelola pencetakan kartu anggota.

5)Mengelola pencetakan kartu masuk dan kartu baca (tamu).

6)Mengelola pencetakan surat bebas pinjam pustaka anggota dan non-anggota.

2. Pengelolaan Sirkulasi

Paket ini digunakan oleh user untuk pengelolaan data sirkulasi meliputi peminjaman, pengembalian histori anggota, histori buku, pemesanan buku dan denda. Selain fitur sirkulasi, terdapat fitur pendukung sirkulasi yang digunakan untuk pendataan proses sirkulasi meliputi pembacaan buku, weeding buku, perbaikan buku, pendataan buku hilang dan lain-lain.

Fitur:

1)Peminjaman. 2)Pengembalian. 3)Denda.

4)histori anggota. 5)histori buku. 6)pesan buku.

7)pendataan pembacaan buku. 8)pendataan weeding buku.


(36)

35 9)pendataan buku diperbaiki.

10)pendataan buku hilang. 3. Pengelolaan Pengadaan

Paket ini digunakan oleh user untuk mengelola proses pengadaan buku meliputi usulan buku, pembelian dan distribusi buku. Proses pengadaan buku jika sudah selesai akan dilanjutkan proses katalogisasi.

Fitur:

1)Usulan pengadaan buku (judul, pengarang, penerbit, harga, dan jumlah eksemplar).

2)Pembelian buku. 3)Distribusi buku. 4. Pengelolaan Koleksi

Paket ini digunakan oleh user untuk mengelola data koleksi pustaka meliputi koleksi buku, majalah, dan laporan penelitian. Untuk migrasi data dari sistem lama CDS/ISIS disediakan modul konversi dari file ISO ke SIPUS Terpadu v3.

Fitur:

1) Pengelolaan katalog buku. 2) Pengelolaan katalog majalah.

3) Pengelolaan katalog indeks majalah. 4) Pengelolaan katalog laporan penelitian.

5) Konversi dari CDS/ISIS (ISO) ke sipus terpadu. 6) Pengelolaan upload data digital.

5. Pengelolaan Laporan

Paket ini digunakan oleh user untuk mengelola laporan hasil aktifitas perpustakaan.

Fitur:

1) Pengelolaan laporan.

2) Pengelolaan statistik laporan. 6. Pengelolaan Administrasi Sistem.

Paket ini digunakan oleh user untuk mengelola data administrasi sistem SIPUS terpadu meliputi data referensi, konfigurasi sistem dan pengelolaan hak atas user.

Fitur:

1) Pengelolaan unit perpustakaan.

2) Pengelolaan konfigurasi kategori anggota. 3) Pengelolaan konfigurasi setting awal. 4) Pengelolaan hari libur.

5) Pengelolaan data referensi buku. 6) Pengelolaan pelaporan.

7. Pengelolaan OPAC (Online Public Access Catalog)

Paket ini digunakan oleh user untuk melakukan pencarian bahan pustaka baik katalog buku, majalah dan laporan penelitian.

Fitur:

1) Pencarian (searching). 2) Pencarian buku baru.


(37)

36 3) Pemesanan buku.

4) Download data digital (abstraksi/full text).

Sedangkan fitur-fitur aplikasi SLiMS menurut Rasiman (2012) adalah: a.Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan

thumbnail yang di-generate on-the-fly. Thumbnail berguna untuk

menampilkan cover buku. Mode penelusuran tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search).

b.Detail record juga tersedia format XML (Extensible Markup Language) untuk kebutuhan web service.

c. Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi redundansi data.

d. Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD

(General Material Designation), Tipe Koleksi, Penerbit, Pengarang,

Lokasi, Supplier, dan lain-lain e. Sirkulasi dengan fitur:

a) Transaksi peminjaman dan pengembalian\ b) Reservasi koleksi

c) Aturan peminjaman yang fleksibel f. Manajemen keanggotaan.

g.Inventarisasi koleksi (stocktaking) h.Laporan dan Statistik.

i.Senayan mendukung beragam format bahasa. j.Modul sistem dengan fitur:

a) Konfigurasi sistem global b) Manajemen modul

c) Manajemen User (Staf Perpustakaan) dan grup. d) Pengaturan hari libur.

e) Pembuatan barcode otomatis. f) Utilitas untuk backup.

Dari uraian-uraian tentang fitur-fitur aplikasi yang telah di kemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa perangkat lunak aplikasi difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.


(38)

37 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009, 3) adalah “cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh (Basrowi 2008, 1) adalah “salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggambarkan keadaan atau suasana yang sebenarnya terjadi pada saat sekarang berdasarkan survey yang telah dilakukan dengan cara observasi atau wawancara. Maka penelitian ini tidak memerlukan pengujian hipotesis, karena hanya mengembangkan konsep dan mengungkapan fakta dari objek dan subjek yang ada.

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian

Secara substantif penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Umum Kota Medan yang terletak di Jl. Iskandar Muda No. 270 Medan. Waktu pengambilan data pada bulan Oktober 2013.

3.3 Proses Penelitian

1. Mengidentifikasi Informan.

Informan dalam penelitian ini adalah pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan. Teknik pengambilan informan dilakukan secara purposif. Menurut Sugiyono (2009, 124) “purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.

Adapun informan yang akan diwawancarai dalam penelitian ini adalah 7 (tujuh) orang, yaitu 6 (enam) orang pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan dan 1 (satu) orang informan ahli pengembang aplikasi


(39)

38 SIPUS. Informan ini dipilih karena yang paling berkompeten dan memahami dari masing-masing setiap kegiatan Perpustakaan.

2. Mengumpulkan Data.

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui wawancara mendalam (depth interview) secara terstruktur dimana pertanyaan yang diajukan terlebih dahulu telah disiapkan serta dibuat kerangkanya secara sistematis sebelum berada di lokasi penelitian, data yang diperoleh direkam dengan tape recorder dan dibantu dengan alat tulis lainnya. Data yang diperoleh kemudian dibaca dan dipelajari agar penulis benar-benar memahami mengenai hasil ataupun data yang telah diperoleh.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil. Wawancara dilakukan secara langsung dengan 7 (tujuh) orang, yaitu 6 (enam) orang pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan dan 1 (satu) orang informan ahli pengembang aplikasi SIPUS. Pedoman wawancara juga diperlukan agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara juga disusun berdasarkan dengan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

2. Observasi.

Observasi adalah kegiatan meneliti langsung ke tempat penelitian yaitu perpustakaan Umum Kota Medan. Observasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pengamatan, yang di observasi adalah kegiatan dan metode pengelolaan perangkat lunak sistem informasi


(40)

39 manajemen perpustakaan yang menggambarkan susasana sebenarnya di Perpustakaan Umum Kota Medan.

3. Studi Literatur.

Selain melakukan teknik wawancara, penulis juga melakukan studi literatur demi menunjang kelengkapan data yaitu melalui buku, majalah, jurnal dan artikel. Studi literatur dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi dan kemudian dibandingkan dengan keadaan yang sedang diteliti di lapangan.

3.5. Intrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman ini berisikan hal-hal pokok yang akan ditanyakan pada saat melakukan wawancara. Pedoman ini bersifat fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer.

Data primer penelitian ini adalah hasil dari wawancara penulis dengan pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan, informan ahli pengembang aplikasi SIPUS dan pengamatan penulis berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti berdasarkan observasi sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.

2. Data Sekunder.

Data Sekunder penelitian ini adalah berbagai sumber tertulis yang mendukung data primer dan untuk dimanfaatkan dalam penelitian ini, seperti buku, jurnal, internet, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.


(41)

40 3.7 Analisis Data

Adapun analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data hasil wawancara penulis, observasi, catatan di lapangan, studi

perbandingan maupun dari berbagai sumber ditelaah dan dipahami kemudian data disalin dan dipilih untuk disusun menjadi satu kesatuan yang akan ditarik kesimpulan dari interpretasi yang sudah dilakukan. Dalam hal ini penulis menganalisis data yang didapat berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh informan yaitu pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan Medan dan informan ahli pengembang aplikasi SIPUS.

2. Hasil analisis data diatas dilakukan untuk mengidentifikasi masalah, peluang, tujuan dan mengevaluasi kebutuhan-kebutuhan sistem yang diungkapkan oleh informan yaitu pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan dan informan ahli pengembang aplikasi SIPUS.

3.8 Keabsahan Data

Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Menurut Patton (2002, 555) yang dikutip oleh Pawito (2007, 99) “jenis teknik triangulasi, yaitu triangulasi data/triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi teori, dan triangulasi peneliti”.

Triangulasi dilakukan berdasarkan wawancara dengan informan dan observasi oleh penulis dalam mengamati kejadian fakta yang terdapat dilapangan. Teknik pengumpulan data juga dilakukan untuk melengkapi data primer dan sekunder. Wawancara dan observasi dilakukan sebagai data primer yang berkaitan dengan informasi yang di dapat dari kebijakan pihak Perpustakaan Umum Kota Medan dalam mengevaluasi sistem.

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Perpustakaan Umum


(42)

41 Kota Medan.

2. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori yang telah dijelaskan pada bab II akan digunakan untuk menguji hasil dari data yang terkumpul.

3. Triangulasi Metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.


(43)

42 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Perpustakaan Umum Kota Medan

4.1.1 Sejarah Singkat Perpustakaan Umum Kota Medan

Perpustakaan Umum Kota Medan yang berada di Jalan Iskandar Muda No. 270 Medan merupakan perpustakaan yang berada dibawah naungan Walikotamadya Medan. Pendirian Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 839/1972 tanggal 27 Desember 1972 tentang mendirikan Pusat Perpustakaan Umum Kotamadya Medan berstatus sebagai Pusat Perpustakaan Umum Kotamadya Medan. Sejak tahun 1972 Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan melaksanakan tugasnya memberikan layanan kepada masyarakat.

Perpustakaan Umum Kota Medan dibina secara berkelanjutan dan terus-menerus menjalankan tugasnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat dengan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras dalam hal:

1. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Meningkatkan dan memperluas wawasan Sumber Daya Manusia dan kualitas dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

3. Memberantas kebodohan dalam upaya mengentaskan kemiskinan.

4.1.2 Visi dan Misi Perpustakaan Umum Kota Medan

Visi Perpustakaan Umum Kota Medan adalah Mewujudkan masyarakat Kota Medan gemar membaca dan cinta buku, sehingga masyarakat Kota Medan menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), berdisiplin dan kesadaran hukum dan lingkungan, mandiri, berakhlak mulia, cinta tanah air serta pemberdayaan kelurahan.

Misi Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan adalah:

a. Menyebarkan informasi keseluruh lapisan masyarakat Kota Medan, sehingga menciptakan masyarakat yang kaya akan informasi dan ilmu pengetahuan.


(44)

43 b. Menjadi tempat untuk mengumpulkan/menyimpan serta melestarikan semua hasil penerbitan agar dapat diketahui dan digunakan oleh masyarakat.

c. Memberikan hiburan rekreasi batin pada masyarakat pembaca melalui bacaan sastra, agama, buku dan non fiksi.

d. Sebagai tempat melakukan penelitian melalui penelusuran informasi. e. Mendidik masyarakat kota Medan akan bertanggung jawab dan tugasnya

sebagai warga masyarakat kota Medan yang baik melalui bahan bacaan.

4.1.3 Tugas dan Fungsi Perpustakaan Umum Kota Medan

Kantor Perpustakaan Umum Kota Medan mempunyai tugas melakukan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang kepustakaan.

Tugas dan fungsi Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu:

a. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang Perpustakaan. b. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan, perawatan dan

penyajian bahan perpustakaan serta karya rekam.

c. Melaksnakan penyusunan bibliografi abstrak dan literatur sekunder serta penyelenggaraan pelayanan kepustakaan.

d. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Daerah.

4.2 Karakteristik Informan

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan merupakan orang yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini Pemilihan informan dilakukan menggunakan purposive sampling, yaitu pemilihan informan dengan pertimbangan karena informan dianggap mengerti dan menguasai tentang Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan, sehingga tujuan dari penelitian tercapai.


(45)

44 Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan Perpustakaan Umum Kota Medan dan tenaga ahli pengembang sistem informasi Perpustakaan Umum Kota Medan. Informan-informan ini dipilih dengan alasan jabatan dan pengalaman kerja. Sehingga, tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan dapat tercapai. Adapun karakteristik dari masing-masing informan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 : Profil Informan

Yang menjadi informan I1 adalah tenaga ahli yang berperan sebagai ketua tim pengembang aplikasi SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan.

Informan I2 adalah staf pengembangan koleksi di Perpustakaan Umum Kota Medan yang menangani masalah pengadaan koleksi yaitu masalah pemilihan, pengecekan, pemesanan, dan penerimaan koleksi.

Informan I3 adalah kepala seksi pengembangan koleksi di Perpustakaan Umum Kota Medan dan juga dipercaya dalam menangani pengatalogan koleksi yang masuk ke Perpustakaan Umum Kota Medan.

Informan I4 adalah staf pelayanan di Perpustakaan Umum Kota Medan yaitu dibagian pengawasan sirkulasi, yang meliputi kegiatan peminjaman, pengembalian, penagihan, layanan temu balik.

No. Pendidikan Jabatan

I1 S2 Tenaga Ahli

I2 S1 Staf Pengembangan Koleksi

I3 S3 Staf Kepala Seksi Pengembangan

Koleksi

I4 S1 Staf Pelayanan Kepustakaan

I5 D3 Staf Pelayanan Kepustakaan

I6 D3 Staf Pengembangan Koleksi


(46)

45 Informan I5 adalah staf pelayanan di Perpustakaan Umum Kota Medan khususnya dibagian keanggotaan dengan kegiatan aktifasi anggota baru, registrasi tamu dan bebas peminjaman.

Informan I6 adalah staf pengembangan koleksi di Perpustakaan Umum Kota Medan khususnya dibagian pengawasan serial dan juga bertanggung jawab dalam pemesanan, penerimaan dokumen, pengarahan, dan pengajuan terbitan berkala.

Informan I7 adalah staf pelayanan koleksi khususnya dibagian statistik. yang bertugas memanajemen jumlah perolehan bahan pustaka baru, jumlah anggota, dan pengunjung perpustakaan.

Dengan karakteristik informan di atas, para informan tersebut telah di identifikasi. Mereka adalah user atau pengguna sistem yang memiliki peran dalam pengembangan sistem informasi Perpustakaan Umum Kota Medan.

4.3 Kategori

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan beberapa kategori. Adapun kategori tersebut adalah:

4.3.1 Perancangan Aplikasi SIPUS

Aplikasi SIPUS merupakan suatu sistem informasi manajemen yang digunakan dalam mengelola informasi perpustakaan yang terintegrasi mulai dari sub modul pengadaan, pengatalogan, pengawasan sirkulasi, OPAC, sampai dengan pengelolaan laporan (report).

a. Tahapan-Tahapan dalam Mengautomasi Perpustakaan

Dalam mengautomasi Perpustakaan tentunya dilakukan melalui tahapan- tahapan tertentu. Adapun tahapan yang dilalui adalah:


(47)

46

• Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, tenaga ahli pengembang SIPUS melakukan wawancara langsung dengan user (pustakawan) dalam mengidentifikasi kebutuhan untuk mengetahui apa-apa saja yang dibutuhkan oleh perpustakaan guna penggambaran desain sistem yang dibutuhkan, hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan informan I1 berikut:

“Tahapan pertamanya kita melakukan upaya untuk mengetahui permintaan pengguna system...”.

“...Seperti apa keinginan dan kebutuhan mereka untuk mengautomasikan Perpustakaan Umum Kota Medan...”.

• Perancangan

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan atas sistem yang cocok dan sejalan dengan visi dan misi dari Perpustakaan PEMKO Medan untuk diaplikasikan di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hal ini sesuai dengan yang utarakan oleh I1 berikut:

“...saya membuat rancangan dan desain suatu software...”.

“Setelah dirancang, saya mengkonfirmasi kembali kepada pegawai Perpustakaan dan menanyakan apakah rancangan yang saya buat sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka atau belum...”

• Implementasi

Tahap terakhir apabila telah sesuai dengan keinginan user adalah implementasi. Pada tahap ini setelah aplikasi dibuat dilakukan penginstalan ke komputer masing-masing divisi di setiap kegiatan perpustakaan dan pada tahap ini perpustakaan telah siap untuk diautomasi. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan informan I1 berikut:


(48)

47

“...Setelah aplikasi SIPUS dibuat, saya menginstall aplikasi tersebut ke komputer masing-masing divisi di setiap kegiatan Perpustakaan...”

Pada tahap ini juga dilakukan ujicoba terhadap aplikasi SIPUS yang telah dibuat untuk mengetahui kekurangan-kekurangannya agar mempermudah dalam memperbaiki aplikasi SIPUS. Sesuai dengan yang diutarakan oleh tenaga ahli pembuat aplilasi SIPUS berikut:

“...Uji coba dilakukan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada aplikasi SIPUS. Jika ada kekurangan, saya akan memperbaiki aplikasi SIPUS tersebut.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengautomasi sistem Perpustakaan Umum Kota Medan adalah:

- Mengetahui permintaan dan kebutuhan pengguna sistem (petugas perpustakaan).

- Menentukan/merancang software seperti apa yang akan dibuat untuk sistem automasi perpustakaan.

- Mengkonfirmasikan kembali rancangan software kepada pengguna sistem apakah sudah sesuai dengan kebutuhannya.

- Jika sudah sesuai, barulah aplikasi (SIPUS) dibuat.

- Setelah aplikasi (SIPUS) selesai, langsung di instal ke masing-masing bagian divisi untuk di uji coba.

- Jika terdapat kekurangan, barulah aplikasi (SIPUS) diperbaharui. b. Bahasa Pemrograman Aplikasi SIPUS

Untuk mengetahui bahasa pemrograman apa yang digunakan pada aplikasi SIPUS dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut:

“untuk bahasa pemrograman yang digunakan pada aplikasi ini adalah Delphi.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan Umum Kota Medan menggunakan bahasa pemrograman Delphi


(49)

48 pada aplikasi SIPUSnya. Penggunaan bahasa pemrograman delphi ini memiliki tujuan, seperti yang disebutkan informan I1 dalam kutipan wawancaranya berikut:

“Karena untuk mempertimbangkan sisi keamanan database SIPUS. Hal ini di lakukan agar database SIPUS tidak bisa diakses oleh sembarangan orang. Delphi dipakai untuk menghindari pengguna Perpustakaan bisa masuk ke dalam database SIPUS yang mengakibatkan pengguna dapat merubah-merubah data yang ada dalam SIPUS.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan Umum Kota Medan menggunakan bahasa pemrograman Delphi pada aplikasi SIPUS bertujuan untuk keamanan database SIPUS agar tidak bisa diakses oleh sembarangan orang. Aplikasi SIPUS ini digunakan sudah cukup lama, seperti yang disebutkan informan I1 berikut:

“Aplikasi SIPUS ini sudah berjalan selama 2 tahun.”

Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat disebutkan bahwa aplikasi SIPUS pada Perpustakaan Umum Kota Medan sudah berjalan selama lebih kurang 2 tahun. Dalam kurun waktu 2 tahun tersebut aplikasi SIPUS ini sudah pernah dilakukan perbaikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan I1 berikut:

Pernah. Perbaikan SIPUS dilakukan sesuai dengan permintaan

pengguna sistem yaitu Pegawai Perpustakaan Umum Kota Medan agar proses kerjanya menjadi cepat waktu dan efisien. Perbaikan pernah dilakukan pada fitur pengatalogan yaitu pada field penerbit. Field tersebut susunannya masih secara acak.”

Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbaikan yang dilakukan pada aplikasi SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan bertujuan agar proses kerja petugas menjadi lebih cepat dan efisien. Perbaikan yang dilakukan yaitu pada fitur pengatalogan pada field penerbit, dimana menurut informan di atas field tersebut susunannya masih acak.

4.3.2 Pengadaan

Salah satu fitur dari aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan adalah fitur pangadaan. Fitur pengadaan merupakan suatu


(50)

49 fitur yang meliputi kegiatan memperolehan bahan pustaka, baik dengan cara pembelian, pertukaran, maupun hadiah.

a. Fitur Sistem Pengadaan

Untuk mengetahui apakah fitur sistem pengadaan berfungsi dengan baik. Peneliti melakukan wawancara dengan informan pertama yaitu. Adapun kutipan wawancaranya sebagai berikut:

sudah Fahma, sistem pengadaan sudah berjalan dengan baik.”

Dari pernyataan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa fitur sistem pengadaan pada Perpustakaan Umum Kota Medan sudah berjalan dengan baik. Sistem pengadaan berjalan sesuai dengan proses yang ada. Adapun proses yang dilakukan dalam pengadaan bahan pustaka seperti yang disebutkan informan I2 berikut:

“Prosesnya pertama-tama yaitu sebelum daftar usulan buku dibuat, beberapa penerbit memberikan daftar katalog buku dan daftar harga buku kepada Perpustakaan Umum Kota Medan. Kemudian Perpustakaan menyeleksi katalog buku yang diberikan penerbit sesuai dengan kebutuhan pengguna dan yang paling diminati pengguna. Setelah menyeleksi, Perpustakaan membuat daftar buku yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan pengguna. Setelah itu, daftar buku tersebut diberikan atau diumumkan kepada CV. Jika semua CV sudah memiliki daftar buku yang diajukan Perpustakaan Umum Kota Medan maka Perpustakaan membuat surat penetapan.”

Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat dijelaskan bahwa proses yang dilakukan dalam sistem pengadaan bahan pustaka di Perpustakaan Umum Kota Medan adalah pemilihan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, setelah itu barulah dibuat daftar kebutuhan bahan pustaka yang akan dibeli. Selanjutnya daftar kebutuhan diberikan kepada CV, terakhir dari daftar kebutuhan yang dimiliki CV dibuat surat penetapan. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti melihat bahwa bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Umum


(51)

50 Kota Medan berasal dari pembelian. Hal ini sesuai dengan pernyataan Informan berikut :

“bahan pustakanya lebih banyak pembelian.”

b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengadaan

Untuk mengetahui apakah fitur sistem pengadaan ini memiliki hambatan atau kendala dalam menjalankan prosesnya, dapat kita lihat kutipan wawancara berikut:

“Tidak ada, karena pengadaan untuk daftar buku sistem yang digunakan bukan aplikasi SIPUS, tetapi sistem dari PEMKO Medan, yaitu sistem LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik).”

Berdasarkan pernyataan informan dalam kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa pada Perpustakaan Umum Kota Medan tidak terdapat kendala atau hambatan dalam menjalankan aplikasi SIPUS pada sistem pengadaan, karena sistem pengadaan bahan pustaka di Perpustakaan Umum Kota Medan tidak menggunakan aplikasi SIPUS akan tetapi Perpustakaan Umum Kota Medan menggunakan Aplikasi LPSE yang diperoleh dari PEMKO Medan.

Dengan tidak adanya kendala atau hambatan dalam memjalankan sistem Aplikasi SIPUS di Perpustakaan Umum Kota Medan. Begitu juga dengan kekurangan dari aplikasi SIPUS ini tidak memiliki kekurangan dengan alasan yang sama yaitu Perpustakaan Umum Kota Medan tidak menggunakan aplikasi SIPUS melainkan LPSE. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan informan I2 berikut:

“Kekurangannya tidak ada. Karena untuk daftar pengadaan buku sistem yang digunakan bukan aplikasi SIPUS tetapi sistem LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik).”


(52)

51 c. Solusi Pengembangan Sistem Pengadaan

Jika tidak ada kekurangan dan kendala atau hambaran dalam menjalankan sistem aplikasi, tentunya tidak dibutuhkannya solusi dalam permasalahan tersebut. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan wawancara berikut:

“tidak ada solusi Fahma. Karena sistem pengadaan sudah berjalan dengan baik.”

Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa bagian pengadaan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan belum membutuhkan solusi dalam menjalankan aplikasi sistem pengadaan, karena sejauh ini sistem pengadaan masih berjalan dengan baik.


(53)

52 Gambar 4.2 Form Daftar Pengadaan Buku

4.3.3 Pengatalogan

Fitur berikutnya adalah sistem pengatalogan. Sistem pengatalogan ini meliputi kegiatan membuat cantuman (record) bibliografi bahan pustaka untuk pembuatan katalog yang digunakan sebagai sarana temu balik bahan pustaka. a. Fitur Sistem Pengatalogan

Untuk mengetahui apakah fitur sistem pengatalogan berjalan dengan baik, dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:

“Sudah Fahma. Sistem pengatalogan sudah berjalan dengan baik.”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem pengatalogan pada Perpustakaan Umum Kota Medan sudah berjalan dengan baik. Hal ini didukung juga oleh pernyataan informan I3 yang menjelaskan tentang proses pengolahan bahan bustaka berikut:

Langkah-langkahnya, yaitu buku yang akan diolah sudah ada di

Perpustakaan. Kemudian buku tersebut diperiksa oleh pemeriksa barang. Setelah buku sesuai, buku diserahkan kepada penyimpan barang. Selanjutnya buku diberikan nomor register oleh penyimpan


(54)

53

barang. Kemudian diberikan nomor inventaris oleh bagian koleksi. Lalu, buku tersebut diberikan nomor kelas, dikatalog, diberi label, disampul, ditempel lembar perhatian, ditempel slip pengembalian. Setelah itu, data buku di entri ke dalam sistem dan diberi nomor barcode.”

Berdasarkan pernyataan informan di atas, dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan Umum Kota Medan dimulai pengecekan bahan pustaka yang diterima, kemudian setelah bahan pustaka yang diterima sesuai dengan pesanan, bahan pustaka tersebut diberi nomor registrasi dan nomor inventaris. Setelah itu barulah bahan pustaka mulai diolah dengan memberikan nomor kelas, dilabel, disampul, ditempel lembar perhatian dan slip pengembalian. Setelah semua selesai barulah bahan pustaka di entri di dalam sistem dan diberi nomor barcode.

Dalam melakukan pengatalogan tentunya perpustakaan mempunyai pedoman dalam mengklasifilasi bahan pustaka. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara berikut:

“iya Fahma. Perpustakaan menggunakan pedoman dalam mengkatalog bahan pustaka.”

“Untuk sistem katalogisasi menggunakan DDC 23 (Dewey Decimal Classification) dan deskripsi bibliografinya menggunakan ACCR (Anglo American Cataloguing Rules).”

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan pengolahan bahan pustaka Perpustakaan Umum Kota Medan menggunakan suatu pedoman. Adapun pedoman yang digunakan dalam pengatalogan adalah DDC 23 (Dewey Decimal Classification) dan untuk deskripsi bibliografinya menggunakan ACCR (Anglo American Cataloguing Rules).

b. Hambatan atau Kendala Sistem Pengatalogan

Untuk mengetahui apakah sistem pengatalogan ini terdapat hambatan atau kendala dalam menjalankannya, kita lihat kutipan wawancara berikut:


(1)

90 5. Hasil Transkrip Wawancara Informan V

Wawancara ini diambil pada tanggal 18 Maret 2014 Pada pukul 10.00 wib. Bertempat di Perpustakaan Umum Kota Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan kelima disimbolkan dengan I5.

P: “Assalamualaikum…Selamat pagi bu..” I5: “Waalaikumsalam Fahma, ada apa nih?”

P: “Jadi gini bu, Fahma mau nanya-nanya sama ibu sekalian ambil data buat penelitian skripsi Fahma.”

I5: “Oh iya memang tentang apa skripsinya? Apa judulnya?”

P: “Tentang perangkat lunak aplikasi bu, judulnya Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan.”

I5: “Kok ambil disini lokasi penelitiannya Fahma?”

P: “Iya bu, soalnya Fahma ingin tahu bagaimana perangkat lunak aplikasi yang berjalan disini bu.”

I5: “Oh iya iya jadi apa nih yang bisa ibu bantu?”

P: “Fahma mau tanya tentang sistem keanggotan yang sedang berjalan disini bu. Apakah fitur pengadaan ini sudah berfungsi dengan baik bu?”

I5: “Sudah Fahma, sistem keanggotaan sudah berjalan dengan baik.”

P: “Kalau begitu proses untuk menambah anggota Perpustakaan di dalam sistem bagaimana ya bu?”

I5: “Proses untuk menambah anggota di dalam sistem, yaitu pertama pilih fitur Anggota. Kemudian pilih “tambah” anggota. Lalu, isi form anggota, yaitu nomor anggota (sudah ada secara otomatis di dalam sistem), nama anggota, nomor identitas (KTP, KTM, Kartu Pelajar), nama kategori ( Pelajar, dosen, pegawai, guru, pensiunan, konsultan, Pegawai Negeri Sipil, mahasiswa D3/S1, mahasiswa S2/S3, karyawan swasta, staf IT, BUMN, wiraswasta, dan lain-lain), nomor telepon, e-mail, tanggal daftar dan tanggal expire (masa berlaku kartu sudah habis). Setelah itu, pilih capture gambar untuk memfoto anggota baru


(2)

91 untuk dijadikan foto pada kartu anggota. Kemudian simpan dan pilih cetak kartu.”

P: “Iya baik bu, dari aplikasi SIPUS ini apakah ada kendala atau hambatan dari seluruh kegiatan dan proses sistem keanggotaan bu?”

I5: “Kendalanya, kadang-kadang foto tidak muncul saat akan di print sehingga dilakukan foto ulang. Kemudian data anggota baru yang sudah di entri ke dalam sistem datanya tidak muncul pada kotak pencarian.”

P: “Ada tidak bu kekurangan dari aplikasi SIPUS tersebut dalam proses pengadaan?”

I5: “Menurut saya tidak ada Fahma.”

P: “Menurut ibu, solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk pengembangan sistem keanggotaan ini bu?”

I5: “Menurut saya sistem sirkulasi yang sedang berjalan saat ini sudah baik.”

P: “Iya baik bu. Kalau begitu terima kasih ya bu sudah membantu saya. Nanti kalau saya ingin bertanya lagi saya hubungi ibu saja ya..”

I5: “Iya Fahma sama-sama. Ibu tunggu ya kabarnya.” P: “Oke bu.”


(3)

92 6. Hasil Transkrip Wawancara Informan VI

Wawancara ini diambil pada tanggal 18 Maret 2014 Pada pukul 13.30 wib. Bertempat di Perpustakaan Umum Kota Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan keenam disimbolkan dengan I6.

P: “Assalamualaikum…selamat siang bu”

I6: “Waalaikumsalam.. eh, Fahma apa kabar nih?” P: “Alhamdulillah baik. ibu apa kabarnya?”

I6: “Alhamdulillah kabar ibu juga baik. Ngomong-ngomong ada perlu apa kemari?”

P: “Jadi begini bu, maksud kedatangan Fahma kemari mau bertanya tentang sistem pengatalogan sekalian ambil data untuk penelitian skripsi.”

I6: “Oh iya memang tentang apa skripsinya? Apa judulnya?”

P: “Tentang perangkat lunak aplikasi bu, judulnya Evaluasi Perangkat Lunak Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan Umum Kota Medan.”

I6: “Oh begitu. Jadi apa yang bisa Ibu bantu nih ?”

P: “Sebelumnya Fahma minta maaf nih bu udah ganggu waktu ibu, Fahma mau wawancara mengenai sistem pengawasan serial disini. Fahma mau tanya tentang sistem pengawasan serial yang sedang berjalan disini bu.

I6: “Oh ya. Apa yang mau kamu tanyakan Fahma?”

P: “Yang mau Fahma tanyakan apakah fitur pengawasan serial ini sudah berfungsi dengan baik bu?”

I6: “Belum bisa dipastikan Fahma. Fitur untuk pengawasan serial sudah ada di dalam sistem, namun belum digunakan. Pengerjaan untuk mengentri data majalah dan jurnal masih dilakukan secara manual. Karena Perpustakaan Umum Kota Medan masih fokus untuk mengentri data buku ke dalam sistem. Hal ini dikarenakan masih banyak buku yang datanya belum dientri ke dalam sistem dan mayoritas pengguna lebih banyak meminjam buku.


(4)

93 P: “Iya baik bu. Langkah-langkah untuk mengolah data majalah dan jurnal

bagaimana ya bu?”

I6: “Langkah-langkahnya sama seperti dengan mengolah data buku. Perbedaannya adalah data majalah dan jurnal tidak di input ke dalam sistem dan tidak ada nomor barcode. Yaitu, buku yang akan diolah sudah ada di Perpustakaan. Kemudian buku tersebut diperiksa oleh pemeriksa barang. Setelah buku sesuai, buku diserahkan kepada penyimpan barang. Selanjutnya buku diberikan nomor register oleh penyimpan barang. Kemudian diberikan nomor inventaris oleh bagian koleksi. Lalu, buku tersebut diberikan nomor kelas, dikatalog, diberi label, disampul, ditempel lembar perhatian, dan ditempel slip pengembalian.

P: “Oh begitu ya bu. Dari aplikasi SIPUS ini apakah ada kendala atau hambatan dari seluruh kegiatan dan proses sistem pengawasan serial bu?” (apakah dari segi waktu pengerjaan atau keterbatasan waktu?) I6: “Menurut saya tidak ada. Karena untuk sistem pengawasan serial

khususnya untuk data majalah dan jurnal prosesnya masih dilakukan secara manual.”

P: “Ada tidak bu kekurangan dari aplikasi SIPUS tersebut dalam proses pengawasan serial?”

I6: “Tidak ada Fahma.”

P: “Menurut ibu, solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk pengembangan sistem pengawasan serial ini?”

I6: “Saya belum bisa memberikan solusi karena kegiatan pengawasan serial masih dilakukan manual.”

P: “Iya baik bu. Kalau begitu terimakasih banyak atas waktunya ya bu.” I6: “Iya Fahma sama-sama. Nanti kalau butuh bantuan lagi datang saja

kemari.” P: “Oke bu.”


(5)

94 7. Hasil Transkrip Wawancara Informan VII

Wawancara ini diambil pada tanggal 18 Maret 2014 Pada pukul 14.30 wib. Bertempat di Perpustakaan Umum Kota Medan. Berikut adalah hasil wawancara penulis disimbolkan dengan P dan Informan ketujuh disimbolkan dengan I7.

P: “Permisi bu, selamat siang…..”

I7: “Siang. Ini dengan siapa ya? Dan ada perlu apa kemari?”

P: “Nama saya Fahma Jurah Siregar, panggil saja Fahma bu. Saya mahasiswa Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian skripsi. Maksud kedatangan saya kemari ingin melakukan wawancara untuk melengkapi data-data yang saya butuhkan bu.”

I7: “Oh begitu, iya silahkan saja. Semoga saya bisa bantu Fahma dalam melengkapi data tersebut.”

P: “Begini bu, Fahma mau nanya tentang statistik Perpustakaan disini bu.” I7: “Iya silahkan Fahma dengan senang hati…”

P: “Baik bu, terima kasih. Yang mau Fahma tanyakan apakah fitur statistik ini sudah berfungsi dengan baik bu?”

I7: “fiturnya sudah berjalan dengan baik Fahma.”

P: “Iya baik bu. Bagaimana dengan statistik rata-rata jumlah anggota baru, rata-rata jumlah pengunjung, rata-rata jumlah peminjam, rata-rata buku terlambat dan rata-rata buku dikembalikan ya bu?”

I7: “Statistik rata-rata jumlah anggota baru, rata-rata jumlah pengunjung, rata-rata jumlah peminjam, rata-rata buku terlambat dan rata-rata buku dikembalikan semuanya sangat rinci sekali. Nanti saya kasih datanya ke kamu dan dari data tersebut bisa kamu lihat ya Fahma.

P: “Iya baik bu. Dari aplikasi SIPUS ini apakah ada kendala atau hambatan dari seluruh kegiatan dan proses statistik bu?”

I7: “Menurut saya tidak ada kendala karena statistik yang ada pada sistem sudah berjalan dengan baik.”

P: “Ada tidak bu kekurangan dari aplikasi SIPUS tersebut dalam proses statistik?”


(6)

95 I7: “Kekurangannya juga tidak ada karena statistik yang ada pada sistem

sudah berjalan dengan baik.”

P: “Menurut ibu, solusi apa yang seharusnya dilakukan untuk pengembangan statistik ini?”

I7: “Ya yang seperti saya katakan tadi bahwa statistik yang ada pada sistem sudah berjalan dengan baik dan tidak solusinya.”

P: “Iya baik bu. Kalau begitu terimakasih banyak atas waktunya ya bu. Nanti kalau saya ingin bertanya lagi saya chat ibu saja ya.”

I7: “Iya Fahma add saja ym ibu.” P: “Oke bu.”