mengapresiasikan partisipasi politik mahasiswa yang ruang lingkupnya masih terbatas. Organisasi juga melatih mahasiswa menjadi pelaku politik, seperti
terlibat dalam susunan kepengurusan atau menjadi pemimpin organisasi. Mahasiswa FISIP juga memiliki perhatian khusus kepada setiap tayangan yang
membahas politik yang dapat meningkatkan pengetahuannya di bidang politik, yang juga bisa dibawa kedalam oerganisasinya. Tidak menutup kemungkinan
Mahasiswa FISIP juga tertarik pada tayangan Democrazy yang memang disajikan untuk membahas masalah politik yang sedang beredar di masyarakat.
Tayangan tersebut bisa menambah pengetahuan mahasiwa FISIP USU tentang kondisi sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Konsep acaranya yang
dipadukan dengan unsur humoris para aktor didalamnya membuat acara ini tidak kaku dan membosankan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Democrazy terhadap perilaku politik
mahasiswa FISIP USU.
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
“Sejauh mana pengaruh tayangan democrazy di Metrotv terhadap perilaku politik mahasiswa FISIP USU ?”
Universitas Sumatera Utara
I.3. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas,
yaitu : a.
Tayangan Democrazy di MetroTV dibatasai pada pembawa acarahost, narasumber, perangkat acara, materi acara, dan waktu tayang.
b. Perilaku politik mahasiswa dibatasi pada individu sebagai aktor politik,
agregasi politik, tipologi kepribadian politik dan partisipasi politik. c.
Penelitian ini dilakukan pada tayangan Democrazy di MetroTV yang disiarkan setiap hari Minggu.
d. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret 2010
e. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2006-2008
program S-1 reguler FISIP USU yang pernah menonton tayangan Democrazy minimal 3 kali.
I.4. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.4.1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui topik apa saja yang disampaikan dalam tayangan Democrazy di Metrotv.
2. Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan mahasiswa mengikuti
perkembangan tayangan Democrazy di Metrotv. 3.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Democrazy di Metrotv terhadap perilaku politik mahasiswa FISIP USU .
Universitas Sumatera Utara
I.4.2. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah : 1.
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya
dalam pembentukan citra suatu lembaga. 2.
Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah penelitian dalam ilmu komunikasi dan dapat menambah wawasan
pembacanya. 3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi instansi terkait, terutama pengusaha media massa.
I.5. KERANGKA TEORI
Teori merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan
relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6. Teori berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan
memberikan pandangan terhadap sebuah permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
I.5.1. Komunikasi Secara epistemologis istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris
communication berasal dari bahasa latin yakni communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa dikatakan
Universitas Sumatera Utara
dengan pemaknaan yang sama. Jadi secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk mendapatkan kesamaan makna
atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi juga
paling rumit Purba dkk,2006:29. Ungkapan diatas tidak dapat dipungkiri, karena komunikasi merupakan hal yang dilakukan sejak manusia lahir ke bumi.
Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi manusia yang saling memperngaruhi antara yang satu dengan yang lain sengaja atau tidak sengaja, dan
tidak terbatas pada komunikasi verbal saja Cangara,2003:20. Dalam perkembangannya, banyak ahli komunikasi mendefenisikan
komunikasi secara berbeda-beda. Sejak awal abad 20 tepatnya 1930-1960, defenisi-defenisi mengenai komunikasi telah banyak diungkap, ketika itu para ahli
di Amerika Serikat mulai merasakan ekbutuhan akan “Science Of Communication”, dan diantaranya adalah Carl I. Hovland. Menurutnya, Ilmu
Komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk
pendapat dan sikap a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are
formed Purba dkk, 2006:29. Jika Carl I. Hovland mendefenisikan komunikasi sebagai usaha yang sistematis, maka Harold Laswell menerangkan cara terbaik
untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect? Yang berarti “Siapa Mengatakan Apa dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?” Mulyana,2005:62.
Universitas Sumatera Utara
I.5.2. Komunikasi Massa Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau
informasi kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah perilaku penerima pesan.
Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa, atau komunikasi kepada banyak orang massa dengan menggunakan sarana media. Media massa
sendiri ringkasan dari media atau sarana komunikasi massa. http:id.shvoong.comsocial-sciences1877099-definisi-komunikasi-massa
Dari defenisi komunikasi massa di atas kita dapat mengetahui bahwa komunikassi massa harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi
itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa,
maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi yang dikenal sebagai media elektronik,
surat kabar dan majalah yang disebut disebut dengan media cetak. Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan
komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan,
mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi
tertentu.
Universitas Sumatera Utara
I.5.3. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi TV berasal dari kata tele yang artinya jauh dan vision, artinya
tampak. Jadi televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh.
Televisi juga bisa dikatakan sebagai perangkat elektronik yang dapat disaksikan atau dinikmati. Televisi juga merupakan alat yang dapat
menampilkan gambar pada layarnya yang berasal dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik http:duniatv.blogspot.com200802sejarah-televisi.html
.
Di Indonesia, Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI
menjadi alat strategis pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik. Selanjutnya televisi terus berkembang
ditandai dengan banyaknya stasiun televisi swasta yang bermunculan, seperti Indosiar, RCTI, SCTV, Metrotv, Tvone, dll. Media televisi mampu mendekatkan
peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya.
Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di
stasiun televisi terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik Baksin 2006:79. Siaran karya jurnalistik merupakan produksi acara
televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita nonaktual, dan penjelasan
yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara monolog, dialog, laporan ataupun siaran langsung. Sedangkan karya artistik
merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi
ciri khas televisi, yaitu Baksin, 2006:63-68 :
1. Penampilan Penyaji berita
Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program
televisi. Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu.
Kecuali presenter untuk program politik atau iptek yang merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang
tertentu lainnya. http:id.wikipedia.orgwikiPresenter_televisi RM Hartoko dalam Baksin 2006 menyebutkan beberapa prasayarat untukk
menjadi presenter televisi yang baik, yaitu Baksin, 2006:157 : a.
Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman. b.
Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum dan daya ingatan yang kuat.
c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat
menjengkelkan dan menjadi tidak wajar. d.
Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki wibawa yang cukup mantap.
e. Penguasaan bahasa adalah kemampuan mengunakan bahasa formal
dan informal yang mudah dipahami.
Universitas Sumatera Utara
2. Narasumber
Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada
narasumber yang tidak sembarangan atau special adalah Fadli, 2001:131 : a.
Memiliki kapabilitas Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemampuan dalam bidang
akademis maupun pengalaman. b.
Memiliki kredibilitas Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk
menimbulkan kepercayaan. c.
Memiliki akseptabilitas Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang
narasumber yang sesuai dengan topik pembahasan. Tayangan Democrazy di MetroTv merupakan tayangan yang berbentuk talk
show. JB Wahyudi berpendapat bahwa talk show merupakan hasil penggabungan
antara karya artistik dan jurnalistik karena dalam acara ini pembawa acara harus mampu memadukan antara seni panggung artistik dan teknik wawancara
jurnalistik Baksin, 2006: 82.
3. Materi Acara Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam program talk show terletak pada
materi acara atau permasalahan Wibowo, 1997:48. Dalam hal ini ada dua kategori untuk mengetahui sampai seberapa jauh permasalahn itu menarik, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. Permasalahan apa yang dibahas dalam diskusi tersebut, yaitu hal yang
menjadi topik pembahasan dalam diskusi tersebut merupakan permasalahan yang penting bagi masyarakat.
b. Masalah itu merupakan masalah yang aktual atau yang sedang hangat
di masyarakat.
4. Perangkat acara
Wibowo juga berpendapat memberi ilustrasi visual dari apa yang sedang
dibicarakan menambah daya tarik dan menghidupkan program talk show Wibowo,1997:49. Ilustrasi visual tersebut dapat berupa sajian acara musik di
awal acara sebagai pembukaan, membacakan cerita menarik, menyajikan ilustrasi gambar yang berganti-ganti, atau menyajikan situasi komedi yang diperankan oleh
perangkat acara Wibowo,1997:37. Perangkat acara bertugas untuk menyampaikan ilustrasi tersebut. Seperti dalam tayangan democrazy di MetroTV,
perangkat cara adalah orang-orang yang memiliki peran dalam tayangan tersebut dan bertugas untuk menyampaikan ilustrasi visual kepada khalayak. Agar
ilustrasi tersebut dapat disampaikan dengan baik, perangkat acara perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. Keselarasan antara perangkat acara dan kerja sama tim.
b. Komunikasi antara perangkat acara yang terlihat dalam penggunaan
humor merupakan daya tarik tayangan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5. Waktu tayang Faktor lain yang juga perlu diperhatikan dalam tayangan talk show adalah
pemilihan waktu tayang. Pemilihan waktu tayang diperlukan agar segmentasi khalayak yang diharapkan dapat tercapai. Dalam pemilihan waktu tayanga juga
perlu memperhatikan: a.
Frekuensi penayangan yang diperlukan untuk memudahkan penonton mengingat acara tersebut.
b. Durasi tayangan yaitu lamanya tayangan tersebut berlangsung. Hal ini
perlu diperhatikan untuk menghindari penonton dari kebosanan.
I.5.4. Model Teori S – O – R
Model teori S-O-R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu model klasik komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an.
Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung
terhadap komunikan. Model teori ini merupakan model teori paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh displin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik
Mulyana, 2008:132. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat
mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. unsur-unsur dalam model ini adalah :
a.
Pesan stimulus, S adalah tayangan Democrazy d Metrotv.
b.
Komunikan organism, O adalah kalangan mahasiswa yang menonton acara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
c.
Efek Response, R adalah pengaruh yang diimbulkan acara tersebut yang terlihat dalam perilaku politik mahasiswa.
Dibalik konsep ini sesungguhnya terdapat dua pemikiran yang mendasarinya :
1. Gambaran mengenai suatu masyarakat modern yang merupakan agresi
dai individu-individu yang relative terisolasi atomized yang bertindak berdasarkan kepentingan pribadinya, yang tidak terlalu terpengaruh oleh
kendala dan ikatan sosial. 2.
Suatu pandangan yang dominan mengenai media massa yang seolah- olah sedang melakukan kampanye untuk memobilisasi perilaku sesuai
dengan tujuan dari berbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat, seperti pemerintah, partai politik, dan sebagainya.
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi
dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi sources misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan
perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses
belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat
antara pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
I.5.5. Perilaku Politik Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia Purwanto, 1998:10. Ilmu psikologi memandang perilaku manusia
human behavior sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks Azwar, 2005: 9. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu
berperilaku dalam segala aktivitas, banyak hal yang mengharuskan manusia berperilaku.
Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik Surbakti, 1999:131. Yang
melakukan kegiatan adalah pemerintah dan masyarakat. Pendekatan behavioralisme menjawab bahwa individu yang secara aktual
melakukan kegiatan politik, sedangkan lembaga poltik pada dasarnya merupakan perilaku individu yang berpola tertentu.
Ramlan Surbakti mengemukakan beberapa kajian pendekatan perilaku politik, yaitu Surbakti, 1999:132 :
1. Individu aktor politik Manakala kita menaruh perhatian pada perilaku individu sebagai aktor
politik, tipe aktor politik yang lebih memiliki pengaruh dalam proses politik adalah pimpinan politik dan pemerintahan. Yang dimaksud dengan aktor politik
adalah individu yang menjalankan fungsi pemerintahan atau fungsi politik. Misalnya, memiliki jabatan dalam lembaga pemerintahan, atau organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Dikatakan aktor politik karena invidu tersebut aktif menjalankan fungsinya dalam jabatan yang dipegangnya.
2. Agregasi politik Agregasi politik adalah kelompok individu yang tergabung dalam suatu
organisasi seperti partai politik, kelompok kepentingan, birokrasi dan lembaga- lembaga pemerintahan Sastroatmodjo, 1995:7.
3. Tipologi Kepribadian politik Tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin seperti
pemimpin otoriter, demokratis, dan leissfeir. 4. Partisipasi politik
Partisipasi poltik merupakan keikutsertaan warga Negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut dan mempengaruhi hidupnya.
Keikutsetaan ini ditunjukkan dengan mengajukan usul, mengajukan alternatif, memberikan kritik, membayar pajak, dan memilih pemimpin pemerintahan seperti
dalam PEMILU. Perilaku politik bukanlah hal yang tercipta sendiri. Lingkungan-
lingkungan sosial politik tersebut saling mempengaruhi dan berhubungan satu dengan yang lainnya. Perilaku politik harus melalui proses, pengalaman,
sosialisasi, dan sebagainya hingga terbentuklah sikap dan perilaku politik seseorang.
Universitas Sumatera Utara
I.6. KERANGKA KONSEP