c. Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
II.5. TALK SHOW
Talk show adalah wawancara di program televisi atau radio antara pembawa acarahost dengan narasumber untuk membahas sebuah topik. Format
talk show bias formal dan nonformal. Daya tariknya tergantung pembawa acara dan topik yang dibahas hardiman, 2006:126.
Menurut Masduki dalam Wiryanto 2004:39, talkshow adalah wawancara berita bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktivitas atau topik perbincangan dan
jam tayang juga lebih fleksibel. Talkshow juga dapat dimasukkan dalam program khusus atau program wawancara sebagai berita. Bila dilihat dari maknanya maka
talkshow berasal dari kata talk = obrolan, show = gelaran. Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik
wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah-tengah atau disela-sela pertunjukan, baik itu music, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika suatu
wawancara diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut talkshow. Dalam acara ini pembawa acara juga berfungsi sebagai pewawancara
Wahyudi, 1996:90. Pembawa acara harus mampu memadukan seni panggungartistic dan teknik wawancara baksin,2006:82
Dewasa ini acara talkshow telah menjadi program unggulan di dunia pertelevisian di Indonesia. Hal ini dikarenakan acara ini dapat disiarkan secara
laangsung, interaktif, atraktif dan dapat menghibur pemirsa di rumah walaupun
Universitas Sumatera Utara
topik pembicaraan yang sedang dibahas adalah hal yang terkesan berat dan pelik seperti masalah politik.
II.6. PERILAKU POLITIK
Perilaku politik merupakan salah satu aspek dari perilaku secara umum karena disamping perilaku politik masih ada perilaku lain seperti perilaku
ekonomi, perilaku budaya, perilaku keagamaan dan sebagainya. Perilaku politik merupakan perilaku yang menyangkut masalah politik . Perilaku politik dapat
dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses dan pelaksanaan keputusan politik.
Sejalan dengan pengertian politik, perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat. Kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem
kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapaian tujuan tersebut. Politik senantiasa berkenaan
dengan tujuan masyarakat secara umum public goal. Perilaku politik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk. Dalam suatu negara misalnya, ada pihak yang
memerintah dan pihak lain yang diperintah. Terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ada yang setuju dan ada yang kurang setuju.
Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Yang melakukan kegiatan
ini adalah pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dibagai menjadi dua, yaitu :
1. Fungsi pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah
2. Fungsi politik yang dipegang oleh masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Pemerintah dan masyarakat merupakan kumpulan manusiandan akegiatannya dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Warga negara memiliki fungsi pemerintahan pejabat pemerintah
2. Warga negara biasa yang tidak memiliki fungsi pemerintahan namun
memiliki hak untuk mempengaruhi orang yang memiliki fungsi pemerintahan fungsi politik.
Pendekatan behavioralisme menjawab bahwa individulah yang secara actual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga ploitik pada
daearnya merupakan perilaku individu yang berpola tertentu. Dibalik tindakan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan, seperti keputusan pemerintah,
tindakan legislatif, keputusan pengadilan, dan keputusan partai terdapat sejumlah individu yang yang membuat keputusan dan melakukan tindakan. Oleh Karen itu,
untuk menjelaskan perilaku suatu lembaga yang perlu ditelaah bukan lembaganya, melainkan latar belakang individu yang secara actual mengendalikan lembaga.
Pada sistem politik yang mantap, mungkin lembaga yang menonjol daripada kepribadian individu. Dalam konteks dan permasalahan tertentu,
misalnya ketika membuat keputusan untuk menyelesaikan konflik diantara berbagai kelompok dalam masyarakat mungkin kepribadian individu yang lebih
menonjol daripada lembaga. Oleh karena itu, sisi pendekatan perilaku politik ini juga perlu ditelaah. Berikut ini diuraikan dua contoh kajian pendekatan perilaku,
yaitu suatu model perilaku politik pada umumnya dan konsep partisipasi politik.
Universitas Sumatera Utara
1. Model Perilaku Politik
Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisais, yakni individu aktor politik, agregasi politik, dan
tipologi kepribadian poltik.. Ramlan Surbakti mengemukakan beberapa kajian pendekatan perilaku
politik, yaitu Surbakti, 1999:132 : a. Individu aktor politik
Manakala kita menaruh perhatian pada perilaku individu sebagai aktor politik, tipe aktor politik yang lebih memiliki pengaruh dalam proses politik
adalah pimpinan politik dan pemerintahan. Yang termasuk dalam kategori individu aktor politik meliputi aktor politik pemimpin, aktivis politik Aktor
politik adalah individu yang menjalankan fungsi pemerintahan atau fungsi politik. Misalnya, memiliki jabatan dalam lembaga pemerintahan, atau organisasi.
Dikatakan aktor politik karena invidu tersebut aktif menjalankan fungsinya dalam jabatan yang dipegangnya.
b. Agregasi politik Agregasi politik adalah kelompok individu yang tergabung dalam suatu
organisasi seperti partai politik, kelompok kepentingan, birokrasi dan lembaga- lembaga pemerintahan Sastroatmodjo, 1995:7.
c. Tipologi Kepribadian politik Tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin seperti
pemimpin otoriter, demokratis, dan leissfeir.
Universitas Sumatera Utara
Kajian terhadap perilaku politik seringkali dijelaskan dari sudut psikologik disamping pendekatan structural fungsional dan structural konflik. Berikut ini
diuraikan sebuaha model tentang factor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu aktor politik yang merupakan kombinasi ketiga pendekatan
tersebut. Menurut model ini terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku politik seorang aktor politik :
1. Lingkungan sosial politik tak lansung, seperti sistem poltik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa.
2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok
pergaulan. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu.
4. lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan
seperti cuaxaa, keadan keluarga, keadaan ruangan, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya.
2. Partipasi Politik
Partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dalam demokrasi. Keputusan politik yanag dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah mempengaruhi
kehidupan warga masyarakat maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan politik. Partisipsi politik juga diartikan sebagai
keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut, memmpengaruhi hidupnya. Kegiatan warga negara biasa ini pada
dasarnya dibagi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Mempengaruhi isi kebijakan umum
2. Ikut menentukan pembuat dan pelaksanaan keputusan politik
Kegiatan yang dikategorikan partisipasi politik adalah ; 1.
Partai politik yang dimaksudkan berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam
berupa sikap dan orientasi. 2.
Kegiatan itu diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Termasuk kedalam pengertian ini
kegiatan mengajukan alternative kebijakan umum, alternative pembuat dan pelaksana keputusan politik dan kegiatan mendukung atau menentang
keputusan politik yang dibuat pemerintah. 3.
Kegiatan yang berhasil efektif maupun yang gagal mempengaruhi pemerintah termsuk dalam konsep partaisipasi politik.
4. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung
maupun tidak langsung. 5.
Kegiatan memmpengaruhi pemerintah dapat dilakukan melalui prosedur yang wajar konvensional dan tidak berupa kekerasan seperti ikut
memilih dalam pemilihan umum, mengajukan petisi, menulis surat, atau dengan cara-cara tidak wajar seperti demonstrasi.
Partisipasi politik dapat dilihat dari berbagai sisi. Sebagai suatu kegiatan, partisipasi politik dibagi menjadi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Partisipasi aktif Partisipasi aktaif mencakupi kegiatan warga negara mengajukan usul
mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritikan dan saran perbaikan
untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar pajak, dan ikut serta dalam kegiatan pemilihan pimpinan pemerintahan.
2. Partisipasi pasif Partisipasi pasif antara lain berupa kegiatan mentaati peraturanperintah,
menerima dan melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode yang digunakan untuk meneliti sejauh mana pengaruh pemberitaan di televisi
terhadap perilaku politik. Penelitian ini bertujuan menemukan hubungan antara variabel tersebut.
Metode korelasional meneliti hubungan antara variabel-variabel . Metode korelasional digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat.
Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2006:62.
III.2. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumtera Utara di Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Kampus USU. Kecamatan
Medan Selayang, Kota Medan 20155 Telp. 061 8211965, Fax. 8217168.
III.3. POPULASI
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, benda, tumbuh-tumbuhan, gejala atau peristiwa sebagai sumber data yang
lebih memiliki karakteristik tertentu dalam suatu persitiwa Nawawi, 1991:141. Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa program S-1 reguler stambuk
Universitas Sumatera Utara