2 Materi Hadits: Pada pembahasan ini dibahas tentang tuntunan agama menurut
Nabi Muhammad SAW. 3
Materi Tauhid Aqidah: Diarahkan untuk membawa pegawai kearah pengenalan diri, yaitu bahwa dirinya adalah hamba Allah, ciptaan Allah yang
harus memiliki kecintaan dan keyakinan kepada Allah. 4
Materi Akhlak: Materi ini membahas tentang sifat dan sikap yang seharusnya dimiliki oleh umat Islam.
5 Materi Tafsir Al-Qur’an: Menitik beratkan pada pemahaman isi atau
kandungan dari ayat-ayat Al-Qur’an. Kegiatan pembinaan rohani Islam dalam pengajian mingguan ini terdiri dari
dua orang Pembina yang ke duanya itu berasal dari luar perusahaan atau bukan pegawai PDAM Jaya yang sengaja di datangkan untuk memberikan pembinaan
kepada pegawai. Ke dua Pembina tersebut adalah:
3
1 Ust. M. Faisal MA., sebagai Pembina materi Fiqih dan Hadits. Beliau
menggunakan kitab Bulughul Marrom sebagai pedoman dalam membina para jama’ah pada hari senin.
2 Ust. Fauzan A. Royani sebagai Pembina materi Tafsir Al-Qur’an dan Aqidah
Akhlak pada hari rabu. Beliau memberikan selembaran kertas foto copy-an yang berisikan materi yang akan disampaikan kepada para jama’ah.
Pelaksanaan pembinaan dilakukan berdasarkan jadwal yang telah dibuat dan ditetapkan oleh pihak DKM Al-Hikmah PDAM Jaya, yaitu Bpk. H. Eko
Supranoyo.
C. Metode Pembinaan Rohani Islam
3
Ibid.
Sebagaimana diketahui bahwa metode merupakan cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan
dan sebagainya.
4
Merujuk dari pengertian di atas maka pada kegiatan pembinaan rohani Islam, yaitu pengajian mingguan di Masjid Al-Hikmah PDAM Jaya
menurut H. M. Tadjudin “metode yang digunakan adalah metode ceramah dan tanya jawab atau dialog. Pada kegiatan ini tim pembinaan rohani Islam mencoba
mendatangkan beberapa Ustadz untuk memimpin pengajian, baik itu pengajian mingguan maupun pengajian bulanan. Dengan diadakannya pengajian ini, maka
jama’ah diharapkan dapat memahami materi agama yang disampaikan”.
5
D. Analisis Respon Pegawai terhadap Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam
dalam Meningkatkan Motivasi Keagamaan Pegawai
Dalam menganalisa bagaimana pelaksanaan pembinaan rohani Islam dalam meningkatkan motivasi keagamaan pegawai, penulis mengadakan penelitian
terhadap pegawai di lingkungan kantor PDAM Jaya yang mengikuti pembinaan rohani Islam di Masjid Al-Hikmah di PDAM Jaya, yaitu pengajian mingguan
setiap hari senin dan rabu setelah dzuhur. Dalam hal ini penulis menyebarkan angket yang terdiri dari 18 pertanyaan kepada 30 responden yang menjadi sampel
penelitian dan dituangkan dalam sebuah tabel. Pertanyaan yang mengawali dari isi angket adalah mengenai deskripsi
responden sebagaimana telah dipaparkan di atas, selanjutnya adalah mengenai
4
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, cet. ke-1, h. 35.
5
Wawancara Pribadi dengan M. Tadjudin Ketua Pembinaan Rohani Islam, Jakarta, 17 September 2008.
pelaksanaan dan manfaat pembinaan rohani Islam bagi jama’ah, yaitu sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam
1 Tanggapan Responden terhadap Materi Pembinaan Rohani Islam
Tabel 5 Materi dalam Kegiatan Pembinaan Rohani Islam
Materi Frekuensi
Prosentase
Baik Sekali 18
60 Baik
10 33,33
Cukup Baik 2
6,67 Kurang Baik
- -
Jumlah 30
100
Data di atas menunjukan bahwa responden menyukai materi yang diberikan pada kegiatan pembinaan rohani Islam. Pernyataan ini terlihat
dari jawaban responden yang mayoritas menjawab materi yang diberikan “baik sekali”, yaitu sebanyak 18 responden 60 , dan yang menjawab
“baik”, sebanyak 10 responden 33,33 , sisanya yaitu sebanyak 2 responden 6,67 menjawab “cukup baik”.
Setelah mengetahui bahwa responden menyukai materi yang diberikan, maka peneliti juga ingin mengetahui materi apa yang diminati
oleh responden. Oleh karena itu dalam angket peneliti juga menanyakan materi apa yang diminati responden dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 6
Materi yang diminati Responden dalam Pembinaan Rohani Islam Materi yang diminati
Frekuensi Prosentase
Fiqih 3
10 Hadits
2 6,67
Aqidah Akhlak 2
6,67 Tafsir Al-Qur’an
2 6,67
Semua 21
70
Jumlah 30
100
Dari hasil prosentase di atas, maka dapat dikatakan bahwa hampir semua responden menyukai semua materi yang diberikan, yaitu materi
Fiqih, Hadits, Aqidah Akhlah, dan Tafsir Al-Qur’an. Ini terbukti dari jawaban responden yang tertera pada tabel 10, yaitu sebanyak 21 responden
70 menjawab menyukai semua materi yang diberikan oleh Pembina. Sedangkan responden yang hanya menyukai materi Fiqih yaitu sebanyak 3
responden 10 , responden yang hanya menyukai materi Hadits sebanyak 2 responden 6,67 , dan responden yang hanya menyukai materi Aqidah
Akhlah sebanyak 2 responden pula 6,67 , serta responden yang hanya menyukai materi Tafsir Al-Qur’an sama dengan jumlah responden yang
hanya menyukai materi Hadits dan materi Aqidah Akhlak, yaitu sebanyak 2 responden 6,67 .
Berdasarkan hasil jawaban responden yang tertera pada table 10 di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa materi yang disampaikan
oleh Pembina dalam kegiatan pembinaan rohani Islam adalah materi yang
memang dibutuhkan oleh responden, hal ini sesuai dengan prosentase responden yang hampir semua responden menjawab menyukai semua
materi yang disampaikan oleh Pembina. 2
Tanggapan Responden terhadap Metode Pembinaan Rohani Islam
Tabel 7 Metode yang disukai Responden dalam Pembinaan Rohani Islam
Metode yang disukai Frekuensi
Prosentase
Ceramah 8
26,67 Diskusi
5 16,67
Ceramah dan Tanya Jawab 17
56,67
Jumlah 30
100
Tabel di atas menunjukan bahwa metode ceramah dan tanya jawab sangat diminati oleh responden, yaitu sebanyak 17 responden 56,67 .
Dan 8 responden 26,67 menyukai metode ceramah saja, sisanya sebanyak 5 responden 16,67 yang menyukai metode diskusi saja.
3 Tanggapan Responden terhadap Pembina dalam Pembinaan Rohani Islam
Tabel 8 Cara Penyampaian Pembina dalam Menyajikan Materi Pembinaan Rohani Islam
Penyampaian Pembina Frekuensi
Prosentase
Sangat Baik 22
73,33 Baik
6 20
Cukup Baik 2
6,67 Kurang Baik
- -
Jumlah 30
100
Data tersebut menyatakan bahwa 22 responden 73,33 mengatakan bahwa cara Pembina menyampaikan materi sangat baik. Adapun yang
menjawab “baik” sebanyak 6 responden 20 , dan yang menjawab “cukup baik”, sebanyak 2 responden 6,67 .
Dari hasil prosentase jawaban responden di atas, maka dapat dikatakan bahwa hampir semua responden menyukai cara Pembina dalam
menyampaikan materi pada kegiatan pembinaan rohani Islam. Selanjutnya akan di paparkan pendapat responden tentang
pengetahuan Pembina mengenai materi yang dibawakan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 9 Pengetahuan Pembina Mengenai Materi yang dibawakan
Pengetahuan Pembina Frekuensi
Prosentase
Menguasai 26
86,67 Cukup Menguasai
4 13,33
Kurang Menguasai -
-
Jumlah 30
100
Tabel di atas menyatakan bahwa 26 responden 86,67 mengatakan Pembina “menguasai” materi yang akan disampaikan. Dan sisanya, yaitu 4
responden 13,33 mengatakan Pembina “cukup menguasai” materi yang akan disampaikan.
Perbedaan penilaian ini, dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: a
Pembina dalam kegiatan pembinaan rohani Islam terdiri dari beberapa Pembina, di mana setiap Pembina memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing b
Tingkat pengetahuan responden yang berlainan sehingga memiliki standar penilaian masing-masing.
c Tingkat keseriusan responden dalam mengikuti pembinaan yang
berbeda, sehingga dalam penilaian terhadap penyampaian Pembina akan berlainan.
d Dan yang terakhir, perbedaan ini dipengaruhi oleh kondisi fisik serta
psikis responden itu sendiri. 4
Tanggapan Responden tentang Kegiatan Pembinaan Rohani Islam
Tabel 10 Pendapat Responden tentang Kegiatan Pembinaan Rohani Islam
Pendapat Responden Frekuensi Prosentase
Perlu sekali 28
93,33 Perlu
2 6,67
Tidak Perlu -
-
Jumlah 30
100
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwasannya kegiatan pembinaan rohani Islam sangat di perlukan. Hal ini telihat jelas dari jawaban responden
yang 28 responden 93,33 menjawab “perlu sekali”, serta 2 responden menjawab “perlu”. Dan tidak ada responden yang menjawab “tidak perlu”.
Setelah responden menjawab sangat perlu di adakannya kegiatan pembinaan rohani Islam, maka peneliti ingin mengetahui apakah responden
merasa waktu kerja waktu istirahatnya terganggu karena adanya kegiatan pembinaan rohani Islam. Berikut ini adalah hasil jawaban responden
melalui angket yang peneliti berikan kepada mereka.
Tabel 11 Waktu Pelaksanaan Pembinaan Rohani Islam dalam Bekerja dan Beristirahat
Tanggapan Responden Frekuensi
Prosentase
Mengganggu -
- Tidak
30 100
Jumlah 30
100
Berdasarkan data di atas, dapat di ketahui bahwa semua responden, yaitu 30 responden 100 tidak merasa terganggu dengan adanya kegian
pembinaan rohani Islam. Selanjutnya akan di paparkan tentang pendapat responden mengenai
waktu berlangsungnya kegiatan pembinan rohani Islam, yaitu sebagai berikut:
Tabel 12 Kesesuaian Waktu Pembinaan Rohani Islam dengan Keinginan Responden
Kesesuaian Waktu Frekuensi
Prosentase
Sesuai 30
100 Terlalu Lama
- -
Terlalu Singkat -
-
Jumlah 30
100
Semua responden, yaitu 30 responden 100 merasa waktu pelaksanaan pembinaan rohani Islam sudah sesuai dengan keinginan
mereka, tidak terlalu lama dan tidak terlalu cepat. Laporan ini dapat dilihat pada table 16 di atas.
Walaupun waktu di adakannya kegiatan pembinaan rohani Islam dirasa responden telah sesuai, akan tetapi perlu diingat bahwa yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah pegawai yang memang mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam, dan dari hasil observasi diperkirakan
populasi atau jumlah semua yang mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam ini berkisar antara 25-40 orang saja. Sedangkan seperti diketahui
bahwa jumlah pegawai di lingkungan kantor PDAM Jaya bila di jumlahkan seluruhnya dapat mencapai kurang lebih 3000 pegawai. Sedangkan pegawai
muslimnya sekitar 90 atau 2700 pegawai. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, mengapa pegawai muslim
lainnya tidak mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam di Masjid Al- Hikmah PDAM Jaya ?. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang
dilakukan ternyata masalah utamanya ialah dari para pegawai itu sendiri yang tidak terbiasa mengikuti pengajian dan terlalu sibuk bekerja serta
menganggap bahwa pengajian bukanlah suatu kebutuhan yang pokok. Masalah ini sangat disesali oleh tim pembinaan rohani Islam. Kendala ini
juga diakui oleh responden yang menyatakan hal tersebut melalui poin pernyataan berikut:
Tabel 13 Pendapat Responden tentang Alasan Pegawai yang Tidak Mengikuti Pembinaan
Rohani Islam Pendapat Responden
Frekuensi Prosentase
Sibuk dengan Pekerjaan 10
33,33 Tidak Biasa Ikut Pengajian
16 53,33
Menganggap Pengajian bukan sabagai Kebutuhan yang Pokok
4 13,33
Jumlah 30
100
Dari hasil tabel di atas dapat dilihat prosentase responden yang berpendapat bahwa pegawai yang tidak bisa mengikuti kegiatan pembinaan
rohani Islam karena tidak biasa mengikuti pengajian yaitu sebanyak 16 responden 53,33 , dan responden yang berpendapat bahwa pegawai
yang tidak bisa mengikuti pembinaan rohani Islam karena sibuk dengan pekerjaannya, yaitu berjumlah 10 responden 33,33 , dan sisanya
sebanyak 4 responden 13,33 menyatakan bahwa alasan para pegawai tidak bisa mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam tersebut karena tidak
menganggap sebagai kebutuhan yang pokok. b.
Manfaat Pembinaan Rohani Islam Setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam, maka para
pegawai diharapkan mendapatkan manfaat yang besar agar kegiatan pembinaan rohani Islam yang diadakan tidaklah sia-sia.
Manfaat pembinaan rohani Islam ini dapat dirasakan oleh seseorang melalui tahapan pengetahuan akan materi pembinaan, pemahaman tentang
materi pembinaan, sampai kepada kesadaran diri untuk menjalankan pesan dari materi yang disampaikan dalam pembinaan rohani Islam tersebut. Berikut akan
dipaparkan manfaat-manfaat yang dirasakan oleh para pegawai setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam.
1 Manfaat Pembinaan Rohani Islam terhadap Pengetahuan Kognitif
Responden Pengetahuan yang dimaksud ialah pengetahuan keagamaan atau
pengetahuan tentang kehidupan dari sudut keagamaan. Adapun pengetahuan reaponden setelah mengikuti pembinaan rohani Islam dapat
dilihat melalui table 18 berikut ini:
Tabel 14 Peningkatan Pengetahuan Responden
Pengetahuan Responden Frekuensi
Prosentase
Banyak Bertambah 23
76,67 Bertambah
7 23,33
Sedikit Bertambah -
- Sama saja
- -
Jumlah 30
100
Tabel di atas menunjukkan bahwa setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam, responden merasa pengetahuan mereka tentang
keagamaan bertambah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden
sebanyak 23 76,67 responden yang menjawab pengetahuan mereka tentang keagamaan “banyak bertambah”. Dan sisanya, yaitu 7 23,33
responden yang menyatakan bahwa pengetahuan mereka tentang keagamaan “bertambah”.
2 Manfaat Pembinaan Rohani Islam terhadap Pemahaman Afektif
Responden Manfaat dari segi pemahaman ini dapat diketahui dari seberapa besar
perilaku responden yang dipengaruhi oleh pemahamannya yang diperoleh dari pembinaan rohani Islam. Ini dapat dilihat dari pernyataan responden
pada tabel berikut:
Tabel 15 Peningkatan Pemahaman Responden
Pemahaman Responden Frekuensi
Prosentase
Banyak Bertambah 24
80 Bertambah
6 20
Biasa Saja -
-
Jumlah 30
100
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa responden yang merasa pemahamannya “banyak bertambah” yaitu berjumlah 24
responden 80 , dan responden yang merasa pemahamanya “bertambah” yaitu berjumlah 6 responden 20 .
Dari pernyataan tersebut, menandakan bahwa kegiatan pembinaan rohani Islam yang diadakan telah mempengaruhi perilaku pegawai terutama
pegawai yang mengikuti pembinaan rohani Islam di PDAM Jaya ini. Perilaku di sini tentunya perilaku yang terpuji yang dapat bermanfaat untuk
orang lain, perusahaan, serta lingkungan, dan pada akhirnya akan berakibat positif pula bagi pegawai tersebut.
3 Manfaat Pembinaan Rohani Islam terhadap Sikap Responden
Untuk mengetahui seberapa besar respon pegawai mengenai manfaat pembinaan rohani Islam terhadap sikap responden, dapat diketahui melalui
tabel berikut:
Tabel 16 Hubungan Antar Pegawai Setelah Mengikuti Pembinaan Rohani Islam
Hubungan Antar Pegawai Frekuensi
Prosentase
Bertambah Baik 24
80 Baik
6 20
Biasa Saja -
-
Jumlah 30
100
Tabel di atas, menunjukan bahwa 24 responden 80 merasa bahwa setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam maka hubungan mereka
dengan para pegawai lainnya “bertambah baik”. Dan 6 responden 20 menyatakan bahwa hubungan mereka dengan para pegewai lainnya menjadi
“baik” setelah mereka mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam. Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana kesadaran para
responden dalam melaksanakan shalat setelah mengikuti kegiatan
pembinaan rohani Islam. Hasil pernyataan tersebut dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 17 Kesadaran Responden dalam Melaksanakan Shalat
Kesadaran Responden Frekuensi Prosentase
Segera Shalat 30
100 Mengakhirkan Shalat
- -
Tidak Shalat -
-
Jumlah 30
100
Data tersebut menunjukan bahwa setelah mengikuti pembinaan rohani Islam, maka 30 responden 100 merasa sadar untuk menyegerakan
waktu shalat. Setelah pernyataan responden tentang pengaruh pembinaan rohani
Islam terhadap sikap responden yang dapat dilihat melalui tabel-tebel di atas, maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengamalan keagamaan
responden yang dapat dilihat melalui poin pernyataan berikut ini:
Tabel 18 Pengamalan Keagamaan Responden
Pengamalan Frekuensi
Prosentase
Sangat Bertambah 27
90 Bertambah
3 10
Sedikit Bertambah -
- Sama Saja
- -
Jumlah 30
100
Setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam, maka 27 responden 90 merasa pengamalannya tentang agama “sangat
bertambah”, dan sisanya sebanyak 3 responden 10 merasa pengamalan mereka terhadap agama “bertambah” setelah mengikuti kegiatan pembinaan
rohani Islam. ini sesuai dengan jawaban mereka yang tertera pada tabel 22. Dari hasil data-data di atas mengenai respon pegawai terhadap
manfaat yang dirasakan para pegawai setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam, maka dapat dikatakan bahwa pegawai sangat
merespon kegiatan pembinaan rohani Islam karena mereka merasa kegiatan pambinaan rohani Islam sangat bermanfaat dan mempengaruhi baik
pengetahuan tentang agama Islam, pemahaman, sikap, mempererat hubungan antar pegawai, kesadaran dalam melaksanakan shalat serta
pengamalan responden dalam hal keagamaan.
BAB V PENUTUP