BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Perancangan Stasiun Kerja
Menurut Sritomo W.Soebroto,Arief Rahman dan Elfino Jovianto dalam jurnal Kajian Ergonomi Perancangan Alat Bantu Penyetelan dan Pengelasan
Produk Tangki Travo, stasiun kerja merupakan area 3 tiga dimensi yang mengelilingi seorang pekerja operator yang batas-batas dimensi ruangnya akan
ditentukan oleh titik-titik singgung yang dapat dicapai dengan mudah oleh bagian- bagian tubuh terutama anggota tubuh untuk melakukan gerakan-gerakan kerja,
seperti kaki maupun lengantangan dan lokasi untuk penempatan mesin, perkakas kerja, dan fasilitas bantu kerja lainnya yang akan dioperasikan oleh pekerja.
Stasiun kerja yang dirancang secara benar akan mampu memberikan keselamatan dan kenyamanan kerja bagi operator yang selanjutnya akan berpengaruh secara
signifikan didalam menentukan tingkat kinerjanya. Dalam hal ini ada hubungan yang erat antara kenyamanan dan produktivitas kerja yang mampu dicapai oleh
seorang pekerja; meskipun masih banyak orang yang berasumsi bahwa produktivitas dan kualitas kerja quality of work life merupakan fungsi linier dari
tingkatan upah maupun insentif yang bisa diberikan pada pekerja Barnes, 1980; Wignjosoebroto, 2000.
Banyak orang kurang menyadari kalau ketidak-nyamanan kerja yang dirasakan oleh seorang pekerja ternyata diakibatkan kesalahan-kesalahan didalam
perancangan fasilitas kerja yang harus dioperasikan maupun stasiun kerja dimana
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
operator akan menghabiskan sebagian besar waktunya dalam area kerja work envelope yang sempit dan terbatas. Ketidak-nyamanan kerja bisa juga disebabkan
oleh posisi kerja yang tidak benar misalkan terlalu lama duduk, jongkok maupun berdiri dan memerlukan energi tambahan yang akhirnya bisa mempercepat
datangnya kelelahan, penurunan kinerja dan produktivitas. Stasiun kerja dirancang sedemikian rupa sehingga pekerja akan mampu melaksanakan aktivitasnya secara
efektif, leluasa dan nyaman. Spesifikasi rancangan stasiun kerja akan terkait erat dengan karakteristik
fisik manusia data antropometri yang diukur baik melalui metode pengukuran statik maupun dinamik yang akan berinteraksi dengan sistem kerja yang ada.
Menurut Stevenson 1987, 1989 dan Wignjosoebroto 2000, 2001, 2003 antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain perancangan. Rancangan suatu
produk atau fasilitas kerja agar nantinya sesuai dengan tubuh manusia yang mengoperasikannya, maka harus diperhatikan prinsip-prinsip dalam aplikasi data
anthropometri. Ada 2 dua faktor penentu untuk mencapai kondisi tersebut yang harus diperhitungkan dalam proses perancangan sebuah stasiun kerja, yaitu a
harus selalu diingat bahwa populasi pekerja akan sangat bervariasi dan berbeda- beda baik dalam bentuk maupun ukuran tubuh antropometri-nya; dan b harus
dipahami benar tentang karakteristik dari populasi pemakai produk ataupun fasilitas kerja seperti pendidikan, kultur, skill, attitude, kemampuan fisik maupun
mental, dan lain-lain. Kesalahan pokok yang sering dilakukan oleh seorang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
`perancang adalah menempatkan karakteristik dan spesifikasi ukuran yang ada pada dirinya sendiri kedalam rancangan yang akan dibuatnya.
Prinsip yang ingin diterapkan disini adalah “if I can use it, it must be designed well” . Kesalahan mendasar semacam ini hanya dapat dieliminir dengan
cara menerapkan data antropometri yang tepat dan relevan dengan populasi terbesar pemakainya.
3.2. Pendekatan Ergonomi dalam Perancangan StasiunFasilitas Kerja