PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN

ingin meneliti hubungan antara emotion coaching yang dilakukan oleh orangtua dengan perkembangan kecerdasan emosi anak pada masa kanak- kanak tengah.

B. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara emotion coaching yang dilakukan oleh orangtua dengan perkembangan kecerdasan emosi anak.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan data secara langsung mengenai hubungan antara emotion coaching yang dilakukan oleh orangtua dengan perkembangan kecerdasan emosi anak. Data yang diperoleh nantinya akan digunakan dan diolah untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini.

D. MANFAAT PENELITIAN 1.

Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan mengenai pentingnya emotion coaching yang diberikan orangtua kepada anak agar dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak. Universitas Sumatera Utara

2. Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi berupa data konkrit mengenai hubungan emotion coaching yang diberikan orangtua terhadap perkembangan kecerdasan emosi anak kepada praktisi perkembangan anak, dokter anak, pekerja sosial, organisasi LSM, akademisi dan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan dengan masalah perkembangan anak. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada para akademisi lainnya bahwa masalah emotion coaching merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan dan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi penting untuk penelitian selanjutnya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan yang disusun dalam penelitian ini adalah: Bab I Pendahuluan Bab ini menjelaskan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisikan landasan teori mengenai kecerdasan emosi, emotion coaching, perkembangan emosi pada masa kanak-kanak Universitas Sumatera Utara tengah, hubungan antara emotion coaching dengan kecerdasan emosi anak, dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan, validitas dan reliabilitas alat ukur, hasil uji coba alat ukur, prosedur penelitian, dan metode analisa data. Bab IV Analisa dan Interpretasi Data Penelitian Bab ini berisi tentang pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, dan hasil penelitian. Bab V Kesimpulan, Diskusi, dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian, hasil penelitian, serta saran-saran yang diperlukan, baik untuk penyempurnaan penelitian ataupun untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

A. KECERDASAN EMOSI

a. Definisi Kecerdasan Emosi

Istilah “kecerdasan emosi” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosi yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Intelligence EI sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Kecerdasan emosi sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dan dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosi Shapiro, 1998. Keterampilan EI bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EI tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan Shapiro, 1998. Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind Goleman, 2000 mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, Universitas Sumatera Utara