16
BAB II HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN
A. Perlindungan Hukum
a. Pengertian Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum bila dijelaskan harafiah dapat menimbulkan banyak persepsi. Sebelum kita mengurai perlindungan hukum dalam makna yang sebenarnya
dalam ilmu hukum, menarik pula untuk mengurai sedikit mengenai pengertian- pengertian yang dapat timbul dari penggunaan istilah perlindungan hukum, yakni
perlindungan hukum bisa berarti perlindungan yang diberikan terhadap hukum agar tidak ditafsirkan berbeda dan tidak cederai oleh aparat penegak hukum dan juga bisa
berarti perlindungan yang diberikan oleh hukum terhadap sesuatu. Perlindungan hukum juga dapat menimbulkan pertanyaan yang kemudian
meragukan keberadaan hukum. Oleh karena hukum sejatinya harus memberikan perlindungan terhadap semua pihak sesuai dengan status hukumnya karena setiap
orang memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum. Setiap aparat penegak hukum jelas wajib menegakkan hukum dan dengan berfungsinya aturan hukum, maka
secara tidak langsung pula hukum akan memberikan perlindungan terhadap setiap hubungan hukum atau segala aspek dalam kehidupan masyarakat yang diatur oleh
hukum itu sendiri. Perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum
untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada
subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif pencegahan maupun dalam bentuk yang bersifat represif pemaksaan, baik yang
secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakkan peraturan hukum. Menurut Hadjon, perlindungan hukum bagi rakyat meliputi dua hal, yakni:
Pertama: Perlindungan Hukum Preventif, yakni bentuk perlindungan hukum di mana kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya
sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Kedua: Perlindungan Hukum Represif, yakni bentuk perlindungan hukum di mana lebih
ditujukan dalam penyelesian sengketa. Secara konseptual, perlindungan hukum yang diberikan bagi rakyat Indonesia
merupakan implementasi atas prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara Hukum
yang berdasarkan Pancasila
1
. Dalam Al-Quran perlindungan hukum tersirat dalam surat Al-Maidah Ayat:
32
ْنم لْجأ كلٰ انْبتك ٰىلع ينب
ْوأ سْفّ رْيغب اًسْفّ لتق ْنم هَّأ ليئارْسإ امَّأكف اهايْحأ ْنمو اًعيمج ساَّلا لتق امَّأكف ضْرأْلا يف داسف
ايْحأ ساَنلا اًعيمج ۚ ْ قل ْم ْتءاج انلسر تانِيبْلاب َمث َّإ اًريثك م
ْم ْن ْعب كلٰ يف ضْرأْلا ّ فرْسمل
1
Status Hukum. “ Perlindungan Hukum Represif”, artikel diakses pada 29 Januari 2014 dari http:statushukum.comtagperlindungan-hukum-represif .
“Oleh karena itu Kami tetapkan suatu hukum bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu
membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang
kepada mereka rasul-rasul Kami dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui
batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi” Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata perlindungan berarti tempat
berlindung atau merupakan perbuatan hal melindungi, misalnya memberikan perlindungan kepada orang yang lemah
2
. B.
Perlindungan Konsumen a.
Pengertian Perlindungan Konsumen
Perlindungan konsumen itu sendiri menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Perlindungan Konsumen
menyebutkan “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen”. Az. Nasution menyebutkan pengertian hukum perlindungan konsumen adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur dan melindungi
konsumen dalam hubungan dan masalah penyediaan dan penggunaan produk
2
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cetakan IX, Jakarta: Balai
Pustaka, 1986, h.600.