European Court of Human Rights

46

BAB III Pelarangan Jilbab di Sekolah serta Niqab dan Burqa di Perancis 2004

– 2013 A. Pelarangan Jilbab di Sekolah serta Niqab dan Burqa di Perancis 1 Pelarangan Jilbab di Sekolah tahun 2004 di Perancis Perdebatan mengenai larangan penggunaan jilbab yang terjadi di Perancis merupakan hal yang sudah lama terjadi. Pada tahun 1989, di Creil terdapat tiga orang siswi yang dilarang mengikuti kegiatan belajar dikarenakan menggunakan jilbab. Di awal tahun ajaran baru, ada tiga orang siswi dari sekolah Gabriel-Havez yaitu Leila, Fatima dan Samira Saidani 129 tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar karena memakai jilbab di sekolah. 130 Kemudian, pada tanggal 10 Oktober 1989 131 , orang tua dari ketiga murid tersebut datang ke sekolah untuk bernegosiasi dengan pihak sekolah terkait penggunaan jilbab di sekolah tersebut. Setelah melakukan beberapa tahapan negoisasi antara pengurus sekolah dan orang tua siswi tersebut, maka dicapailah kesepakatan bahwa para gadis di sekolah itu dapat mengenakan jilbab di sekolah namun apabila dalam kegiatan belajar maka jilbab mereka harus dilepas. 132 Selain itu, para gadis itu juga tidak diperkenankan memakai jilbab yang terlihat ―mewah‖ yang mampu menunjukan kesan intimidasi, provokasi, dakwah, ataupun propaganda. 133 129 Dan Eshet, What Do We Do with a Difference? France and the Debate over Headscarves in School, Facing History and Ourselves Foundation, Inc, 2008, 23. 130 Wing dan Smith. ―Critical Race Feminism Lifts the Veil‖, 743. 131 Elisa T. Beller , ―The Headscarf Affair: The Conseil dEtat On the Role of Religion and Culture in French Society ‖, Texas International Law Journal Vol. 39, 2004: 581. 132 Eshet , ―What Do We Do with a Difference‖, 23. 133 Pierre Birnbaum, The Idea of France 231 M.B. DeBevoise trans., Hill and Wang 2001 1998; Lihat juga Conseil d‘État, Assemblée générale Section de l‘intérieur, 27 Novembre 1989, tersedia di http:www.conseil-etat.frcerapporindex_ra_cg03_01.shtml last visited Apr. 13, 2004; dalam The 47 Meskipun pihak sekolah dengan orang tua siswa telah melakukan negoisasi, namun kejadian yang terjadi di Creil ini kemudian menjadi isu nasional sebab melibatkan tiga organisasi keagamaan lokal seperti Muslim, Katolik dan Yahudi. Dalam kasus jilbab tersebut, Conseil d‟Etat menyatakan: ”In educational institutions, students‟ wearing of simbols that indicate their religious beliefs is not in itself incompatible with the principle of “laïcité,” to the extent that the wearing of such simbols constitutes the exercise of freedom of expression and freedom to express religious beliefs. ” 134 Dalam pernyataannya di atas, Conseil d‟Etat mendukung ketiga siswa tersebut untuk menngunakan simbol keagamaan dalam lingkungan sekolah sebab simbol-simbol tersebut merupakan pelaksanaan kebebasan berekspresi dan kebebasan untuk mengekspresikan keyakinan agama. Selain itu, istri Presiden partai Sosialis, François Mitterrand juga menyatakan bahwa para gadis tersebut sebaiknya diizikan untuk mengenakan jilbab karena sudah seharusnya negara menerima agama lain selain Kristen. 135 Lionel Jospin yang pada saat itu menjadi Menteri Pendidikan Perancis juga mengutarakan pandangannya mengenai hak para siswi dalam menggenakan Headscarf Affair: The Conseil dEtat On the Role of Religion and Culture in French Society oleh Elisa T. Beller 134 ECtHR mengatakan, ―Such freedom does not, however, extend to permitting students to wear religious simbols that . . . would constitute an act of pressure, provocation, proselytism or propaganda, or detract from the dignity or freedom of the student or other members of the educational community . . . or disrupt the establishm ent or normal operation of the publik service.‖ Dikutip dari Laura Barnett, ―Freedom of Religion and Religious Simbols in the Publik Sphere,‖ 2006, Library of Parliament Canada website, http:www.parl.gc.cainformation libraryPRBpubsprb0441-e.htm diakses pada, 15 November 2007; Bruce Crumley, ―Faith and Fury,‖ Time, 2 November 2003, http:www.time.comtimemagazinearticle0,9171,901031110-536181-2,00.html diakses pada 21 December 2007. The Conse il d‘Etat and the French Ministry of Education left it up to school principals to interpret the ruling; dalam What Do We Do with a Difference? France and the Debate over Headscarves in Schools oleh Dan Eshet. 2008. 135 Françoise Gaspard Farhad Khosrokhavar. 1995. Le Foulard Et La Républi ฀ ue. h. 12–15 dalam The Headscarf Affair: The Conseil dEtat On the Role of Religion and Culture in French Society oleh Elisa T. Beller. 2004, 584. 48 jilbab di kelas. Jospin yang pada saat itu mendukung para siswi untuk memakai jilbab di kelas mendapat tantangan dari rekan satu partainya yang beberapa dari mereka menolak penggunaan jilbab di kelas. 136 Mulai dari kejadian inilah perdebatan mengenai larangan jilbab di Perancis berlangsung hingga saat ini. Setelah kejadian yang terjadi di Creil hingga tahun 2003, beberapa sekolah mempermasalahkan penggunaan jilbab di lingkungan belajar mereka. Bahkan dalam kurun waktu 7 tahun, dari tahun 1992 hingga 1999, ada sekitar 49 kasus mengenai jilbab yang terjadi di Perancis dan 41 di antaranya, Conseil d‟Etat sebagai pengadilan administratif tertinggi di Perancis mendukung para siswi menggenakan jilbab di sekolah. 137 Jumlah kasus yang sedemikian banyaknya di Perancis disebabkan oleh stigma masyarakat mayoritas yang menganggap bahwa pengguna jilbab merupakan aliran dari Islam radikal terlebih lagi semenjak terjadinya pengeboman yang terjadi di Lyon dan Paris yang dilakukan oleh gerakan Islamis Aljazair tahun 1995 dan peristiwa penyerangan yang terjadi Amerika Serikat tahun 2001 dan di Eropa, tepatnya di Madrid 138 dan di London tahun 2004 dan 2005. 139 Penyerangan yang terjadi di Amerika pada tahun 2001 menyebabkan berbagai efek bagi populasi Muslim di Perancis. Beberapa surat kabar melaporak telah terjadi 136 Gaspard dan Khosrokhavar , ―Le Foulard Et La Républi฀ ue‖, 585. 137 Ope n Soc‘y Inst, ―The Situation of Muslims in France‖, dalam Monitoring the EU Accession process: Minority Protection, 2002 ‖ 93, tersedia di http:www.eumap.orgreports2002content092502002_m_france.pdf; dalam ―The Headscarf Affair: The Conseil dEtat On the Role of Religion and Culture in French Society ‖, oleh Elisa T. Beller, 2004: 584. 138 Arif Setyanto, ―Opini Publik terhadap Terorisme di Eropa: Blind Spot Dalam Kasus Serangan Norwegia Tahun 2011 ‖, Jurnal Hubungan Internasional vol. VI , No. 1, 2013. 139 European Monitoring Centre on Racism and Xenophobia. The Impact of 7 July 2005 London Bomb Attacks on Muslim Communities in the EU, Vienna: EUMC, 2005. 49 peningkatan kejahatan dan kebencian terhadap Islam dan juga banyak terjadi penyerangan terhadap Muslim di jalanan. Selain itu, banyak pidato publik yang ditujukan untuk menyerang hak-hak imigran. 140 Hal tersebut menimbulkan kenaikan retorika anti-imigran yang kemudian membuat angka serangan terhadap Muslim meningkat. 141 Hal tersebut kemudian mendapat perhatian dari Jean Pierre Raffarin yang pada saat itu menjabat sebagai Perdana Menteri. Saat itu, media-media Perancis mempublikasikan komentar Raffarin yang mendorong Perancis agar segera memberlakukan penggunaan larangan jilbab di sekolah umum 142 yang kemudian disusul oleh permintaan Menteri Dalam Negeri Perancis pada saat itu, Nicolas Sarkozy, yang menolak adanya penggunaan simbol keagamaan sebab itu akan melukai nilai warisan budaya Kristen Perancis. 143 Kemudian di bulan Juli 2003, Presiden Perancis pada saat itu, Jacques Chiraq, mengumumkan pembentukan the Commission to Reflect on the Application of the Principle of Secularism in the Republic 144 Komisi yang sekarang lebih dikenal sebagai Komisi Stacy itu bertugas mengawasi dan memeriksa pelaksanaan laïcité di Perancis. 145 Pada tanggal 11 Desember 2003, Komisi tersebut memberikan 140 Eshet , ―What Do We Do with a Difference‖, 11. 141 Eshet , ―What Do We Do with a Difference‖, 26. 142 Davis, ―The Veil that Covered France‘s Eye‖, 743. 143 Olivier Roy, Secularism Confronts Islam, New York: Columbia University Press, 2007: vii; dalam ―Islam, Sekularisme, dan Demokrasi di Eropa: Pengalaman Perancis.‖ Prisma Vol. 29:4; 49 oleh Andar Nubowo. 144 Bronwyn Winter. Hijab and the Republic: Uncovering the French Headscarf Debate, Syracuse: Syracuse University Press, 2007, 215, dalam ―Pulling Back the Veil: The Hijab Ban and the Evolution of French Nationalism ‖ oleh Meghan Henkel, 2012: 16. 145 Davis, ―The Veil that Covered France‘s Eye‖, 743.