D. Anggaran Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi
Setiap perusahaan tanpa melihat sifat kegiatannya apakah perusahaan atau non perusahaan selalu mempunyai keterkaitan dengan biaya. Dalam proses
produksinya, perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya dari mulai pembuatan sampai menghasilkan barang jadi yang siap dijual. Biaya-biaya secara umum
dapat diklasifikasikan menurut fungsinya yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi hanya terdapat dalam perusahaan industri. Sebabnya
ialah karena kegiatan perusahaan industri bersifat lebih luas yaitu mencakup semua fungsi usaha produksi, pemasaran dan administrasi.
M. Nafarin 2004:383 mengemukakan biaya produksi sebagai berikut : “Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode sekarang terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah dengan persediaan barang dalam proses awal.”
2. Unsur –Unsur Biaya Produksi
Dalam melakukan kegiatan produksi, terdapat unsur – unsur produksi yang menjadi biaya produksi. Terdapat tiga komponen di dalam unsur biaya produksi
yaitu
a. Bahan Baku
Bahan baku merupakan salah satu komponen utama di dalam pembentukan produk. Ketiadaan bahan baku akan menimbulkan terhentinya
proses produksi. Dengan demikian kehadiran bahan baku di dalam perusahaan
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
mutlak diperlukan. Bersama–sama bahan baku, dikenal pula bahan lain namun tidak disebut sebagai bahan baku. Bahan – bahan ini lazim disebut sebagai bahan
penunjang atau bahan penolong, atau sering disebut dengan bahan pembantu.
b. Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung merupakan salah satu dari tiga komponen pembentuk harga pokok produksi di samping biaya bahan baku dan biaya
overhead pabrik. Sebagaimana halnya di dalam bahan baku, sehubungan dengan pelaksanaan proses produksi di dalam suatu perusahaan akan dipisahkan adanya
pengertian tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Hal ini perlu untuk mendapatkan perhatian karena tidak seluruh tenaga kerja yang ada di dalam
perusahaan akan dapat dikategorikan ke dalam tenaga kerja langsung. Contoh tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi antara lain pada
pabrik tegel, tenaga kerja langsungnya adalah karyawan pencetak tegel sedangkan contoh karyawan tidak langsungnya adalah para pengawas, karyawan administrasi
dan lainnya. Tenaga kerja langsung di dalam perusahaan akan direncanakan kegiatannya melalui anggaran tenaga kerja langsung sedangkan tenaga kerja tidak
langsung akan masuk ke dalam anggaran biaya overhead.
c. Overhead
Biaya overhead merupakan komponen yang ketiga di dalam pembentukan biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
overhead ini terdiri dari beraneka ragam macam dan jenisnya. Oleh karena itu, maka tidak jarang timbul kesulitan dalam membebankan masing – masing biaya
ini ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Kesulitan untuk membebankan
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
biaya overhead pabrik ke dalam masing-masing produk perusahaan ini juga disebabkan karena sebagian besar dari biaya overhead ini merupakan biaya yang
tidak berhubungan langsung dengan produk perusahaan. Beberapa jenis biaya yang termasuk di dalam biaya overhead pabrik ini antara lain :
• Bahan Pembantu
Untuk menyelesaikan proses produksi sehingga produk perusahaan dapat mempunyai kualitas yang baik diperlukan bahan pembantu. Besarnya
kebutuhan bahan pembantu ini akan bergantung kepada jumlah dan jenis produk akhir yang memerlukannya yang diproses dalam suatu tahun anggaran.
• Tenaga Kerja Tidak Langsung
Di samping tenaga kerja langsung untuk penyelesaian proses produksi di dalam pabrik diperlukan pula tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja tidak
langsung ini akan berfungsi melancarkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan. Meskipun tenaga kerja tidak langsung
ini terlibat langsung di dalam penyelesaian produk, namun kehadirannya di dalam pabrik sangat diperlukan. Contoh tenaga kerja tidak langsung antara
lain para pengawas mandor, tenaga administrasi pabrik, tenaga pemeliharaan pabrik, dan sebagainya.
• Biaya Pemeliharaan Gedung Pabrik
Gedung pabrik yang digunakan untuk proses produksi akan memerlukan biaya pemeliharaan sehingga gedung tersebut dapat dipergunakan dengan baik
dan dalam jangka waktu yang panjang. •
Biaya Reparasi dan Perbaikan Mesin
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
Mesin dan peralatan mesin yang ada di dalam perusahaan perlu dipelihara dengan baik. Pemeliharaan dapat dibagi atas dua yaitu pencegahan dan
perbaikan kerusakan. Keduanya memerlukan biaya agar produksi dapat berjalan dengan lancar.
• Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan juga termasuk di dalam perhitungan biaya produksi. Penyusutan dapat berupa penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin
dan peralatan produksi. •
Biaya – biaya lain yang juga termasuk dalam overhead adalah biaya asuransi gedung dan peralatan produksi, biaya listrik dan biaya bahan bakar.
3. Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Ada banyak definisi dari anggaran biaya produksi. Tetapi semuanya menunjukkan karakteristik yang hampir mirip. Anggaran merupakan rencana
biaya produksi yang akan terjadi untuk tahun yang akan datang. Anggaran biaya produksi meliputi rencana tentang kualitas barang yang akan diproduksi, jumlah
serta waktu kapan produksi tersebut dilakukan. Anggaran biaya produksi meliputi :
a. Anggaran Biaya Bahan Baku
Merupakan anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penggunaan bahan mentah langsung untuk proses produksi selama
periode yang akan datang. Dengan diketahuinya kuantitas produksi dan standar bahan langsung, maka penyusunan anggaran bahan langsung dapat
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
dilakukan dengan mudah. Dari anggaran biaya bahan baku dapat disusun anggaran pembelian bahan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan
persediaan selama periode yang akan datang. Anggaran biaya bahan baku dapat dihitung dengan cara:
Rencana Pemakaian Bahan Baku x Standar Harga Bahan Baku
b. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja merencanakan kebutuhan tentang biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi untuk mengubah bahan
langsung menjadi barang jadi. Anggaran biaya tenaga kerja langsung dapat dihitung dengan cara :
Jam Kerja Standar x Standar Tarif Upah
c. Anggaran Biaya Overhead
Anggaran ini merencanakan secara lebih terperinci mengenai beban biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang.
Biaya Overhead Tetap + Rencana Produksi x Tarif Overhead Variabel
Contoh anggaran biaya produksi Anggaran kuantitas produksi PT.ABC adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 PT ABC
Anggaran Kuantitas Produksi
Ketera ngan
Janu ari
Febr uari
Mar et
Apri l
Mei Juni Juli Agu stus
Sept emb
er Okto
ber Nov
emb er
Dese mbe
r Unit 3900 4200 3700 3300 2800 3800
4200 3100
2800 4000 3000 2000
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
Biaya produksi per unit sejumlah Rp.3500 terdiri dari : - Biaya bahan baku : 2 kg karet Rp 500 = Rp 1000
- Biaya upah langsung : 2 jam Rp 1000 = Rp 2000
- Biaya produksi tidak langsung = Rp 500
Jumlah biaya produksiunit Rp 3500
Maka anggaran biaya produksi PT ABC dapat disusun sebagai berikut :
Tabel 2.2 PT ABC
Anggaran Biaya Produksi dalam 000 Rp
Ketera ngan
Janu ari
Febr uari
Mar et
Apri l
Mei Juni Juli Agu stus
Sept emb
er Okto
ber Nov
emb er
Dese mbe
r Unit 3900 4200 3700 3300 2800 3800
4200 3100
2800 4000 3000 2000
HPP unit
3500 3500 3500 3500 3500 3500 3500
3500 3500
3500 3500 3500 Jumlah 1365
1470 1295
1155 9800 1330
1470 1080
9800 1400
1050 7000
Tabel 2.3 PT ABC
Anggaran Biaya Produksi dalam 000 Rp
Keter angan
Unit Bahan
Baku Standar
Bahan Baku
Anggar an
Bahan Baku
Upah Langsung
Standar Upah
Langsung Anggaran
Upah Langsung
Overhead Standar
Overhead Angg
aran Overh
ead Jumlah
Janua ri
3900 1000 3900 2000 7800 500 1650
13650 Febru
ari 4200
1000 4200 2000 8400 500 2100 14700
Maret 3700
1000 3700 2000 7400 500 1850 12950
April 3300
1000 3300 2000 6600 500 1650 11550
Mei 2800
1000 2800 2000 5600 500 1400 9800
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
Juni 3800
1000 3800 2000 7600 500 1900 13300
Juli 4200
1000 4200 2000 8400 500 2100 14700
Agust us
3100 1000 3100 2000 6200 500 1550
10850 Septe
mber 2800
1000 2800 2000 5600 500 1400 9800
Oktob er
4000 1000 4000 2000 8000 500 2000
14000 Nove
mber 3000
1000 3000 2000 6000 500 1500 10500
Dese mber
2000 1000 2000 2000 4000 500 1000
7000
Contoh Laporan Realisasi Biaya Produksi
Table 2.4 PT ABC
Laporan Realisasi Biaya Produksi
Anggaran Aktual
Varian Unit yang
diproduksi 2400
3000 600 M
Biaya bahan baku langsung
Rp 624.000 Rp 927.300
Rp 303.300 TM
Biaya tenaga kerja langsung
Rp 288.000 Rp 360.000
Rp 72.000 TM
Overhead: Variabel
Rp 288.000 Rp 340.000
Rp 52.000 TM Tetap
Rp 320.000 Rp 320.000
Total Rp 1.520.000
Rp 1.947.300 Rp 427.300 TM
Keterangan : M = Menguntungkan
TM = Tidak Menguntungkan
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
Dari contoh laporan realisasi biaya produksi di atas maka dapat dianalisis penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, sebagai berikut :
1. Unit yang diproduksi mengalami kenaikan 600 unit dari yang dianggarkan
sebelumya yaitu 2400 unit. Hal itu berarti penyimpangan yang menguntungkan. Penyimpangan tersebut disebabkan kenaikan aktivitas
penjualan, sehingga produksi naik melebihi tingkat yang direncanakan. 2.
Menurut laporan di atas, penyimpangan yang tidak menguntungkan muncul untuk bahan baku langsung sebesar Rp 303.300, tenaga kerja langsung sebesar
Rp 72.000, dan overhead variabel sebesar Rp 52.000. karena bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead variabel merupakan biaya
variabel maka penyimpangan yang terjadi disebabkan oleh kenaikan produksi melebihi dari yang direncanakan. Jika produksi naik maka bahan baku yang
diperlukan juga bertambah. Tenaga kerja juga harus ditambah agar permintaan produksi terpenuhi tepat waktu. Begitu juga dengan overhead variabel yang
berkaitan dengan produksi akan ikut meningkat. Perusahaan yang telah menggunakan sistem penganggaran, akan
mengembangkan standar untuk membentu dalam penyusunan anggran, menilai prestasi kerja, menghasilkan harga pokok produksi dan menghemat biaya
pembukuan. Standar dapat dikatakan sebagai suatu hal yang mutlak diperlukan dalam
menyusun anggaran. Hal itu disebabkan standar dan anggaran sama-sama mempunyai tujuan yang sama, yaitu pengendalian manajerial. Penyusunan
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
anggaran tanpa biaya standar tidak akan memungkinkan dalam mencapai sistem pengendalian anggaran yang sebenarnya.
E. Anggaran Biaya Produksi sebagai Alat Pengawasan
Sebelum membahas peranan anggaran biaya produksi sebagai alat pengawasan dalam suatu perusahaan, ada baiknya kita membahas pengertian dari
pengawasan itu sendiri. Menurut Hansen dan Mowen 2001:714 : “ Kontrol pengendalian adalah
proses menetapkan standar, menerima umpan balik dari kinerja aktual, dan melakukan tindakan perbaikan ketika kinerja aktual bergeser secara signifikan
dari kinerja yang direncanakan.” Pengawasan didefinisikan oleh Glenn A. Welsch sebagai :
“Pengawasan adalah tidakan untuk menjamin pencapaian rencana dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.”
Dari kutipan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan yang dilakukan pimpinban perusahaan dimaksudkan untuk lebih menjamin agar
pelaksanaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dengan demikian apa yang telah ditentukan di dalam perencanaan seperti
rencana, anggaran, program dan yang lainnya benar-benar dilaksanakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengawasan juga bertujuan untuk meminimalkan
kesalahan atau kekeliruan yang mungkin terjadi. Tahap dan proses pengawasan :
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
1. Menyusun standar
2. Menilai prestasi
3. Membandingkan prestasi dengan standar
4. Menilai dan menyesuaikan dengan situasi
Anggaran merupakan salah satu alat yabng sering digunakan sebagai alat pengawasan, karena jika anggaran disusun dengan baik maka akan mempermudah
penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Menurut M. Nafarin 2004:21, anggaran merupakan alat pengendalian
atau pengawasan controlling. Oleh sebab itu, pengawasan terhadap biaya produksi sangat dibutuhkan
untuk menilai apakah setiap kegiatan perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pengawasan berarti melakukan evaluasi menilai atas pelaksanaan
pekerjaan, dengan cara : ̇
Membandingkan realisasi dengan rencana anggaran ̇
Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu jika ada penyimpangan yang merugikan
Pada perusahaan industri, pengawasan diarahkan pada unsur – unsur biaya produksi yang terdiri dari : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya produksi tidak langsung biaya overhead. Melalui pengawasan ini diharapkan pemborosan biaya dapat dicegah atau setidak – tidaknya dapat
dikurangi dari periode-periode sebelumnya. Alat yang tepat bagi manajemen untuk melaksanakan fungsi pengawasan
terhadap biaya produksi adalah berdasarkan perencanaan yang teliti, dimana
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
perencanaan tersebut disusun dalam bentuk anggaran. Melalui anggaran ini diharapkan manajemen mengetahui apakah biaya yang sebenarnya sesuai, di atas
atau di bawah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan melalui anggaran biaya produksi dapat juga dilakukan dengan adanya biaya standar.
Menurut Henry Simamora 2000:636 : “ Biaya standar standar cost adalah ukuran yang ditentukan sebelumnya secar tepat menyangkut berapa biaya
seharusnya dalam kondisi tertentu” Langkah-langkah yang diambil dalam menetapkan biaya standar :
1. Melakukan inventarisasi dari pengalaman-pengalaman yang akan
datang. Dalam hal ini berarti harus meneliti biaya yang sesungguhnya terjadi di masa lalu.
2. Menanyakan rencana pimpinan pada masa yang akan datang. Hal ini
perlu pula diketahui bahwa setiap perubahan kebijaksanaan pimpinan akan secara otomatis dapat mempengaruhi rencana biaya pada masa
yang akan datang. 3.
Ramalkan perubahan harga pada masa yang akan datang. Pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan yang paling sulit. Hal ini disebabkan
karena perubahan harga yang merupakan salah satu faktor ekstern perusahaan.
Standar akan menjadi dasar dalam melakukan perbandingan dengan realisasi untuk mengetahui penyimpangan varian. Penyimpangan varian yang
terjadi dapat dianalisis dengan cara membandingkan anggaran biaya produksi dengan realisasinya pada perusahaan.
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
Menurut Sofyan Safri Harahap 2001:101, penyimpangan realisasi dari anggaran dapat disebabkan oleh :
1. Kesalahan budget
2. Kesalahan akuntansi klasifikasi pencatatan
3. Kesalahan operasi
Penyimpangan ini harus dianalisis penyebabnya. Pada umumnya perusahaan telah menetapkan ukuran yang harus dilakukan investigasi dan mana
yang tidak. Analisa penyimpangan varian dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui prestasi pusat pertanggungjawaban
2. Mengetahui siapa yang akan diberikan penghargaan atau sanksi
3. Sebagai bahan pengalaman untuk perbaikan operasi selanjutnya. Siapa
yang akan dicontoh dan siapa yang tidak perlu dibantu mengatasi unfavorable
4. Untuk melihat pos-pos biaya yang perlu mendapat lampu kuning
5. Menjadi “early warning system” atas manajemen biaya dan hasil
6. Sebagai bahan kemungkinan revisi budget
Mekanisme anggaran sebagai alat pengawasan dapat dicapai dengan cara : 1.
Mendesain format anggaran yang sesuai dengan format akuntansi 2.
Menyusun sebelum dilaksanakannya kegiatan operasi 3.
Membandingkan antara anggaran dengan hasil realisasi dan menghitung penyimpangan varian
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
4. Menjadikan penyimpangan sebagai dasar investigasi lebih lanjut untuk
mengetahui penyebab penyimpangan tersebut 5.
Menjadikan hasil investigasi untuk menilai prestasi bagian dan memperbaiki serta menyempurnakan anggaran berikutnya.
F. Penyimpangan Biaya Produksi
Apabila terdapat perbedaaan antara biaya yang terealisasi dengan anggaran yang ditetapkan sebelumnya berarti terjadi penyimpangan biaya. Penyimpangan
tersebut dapat bersifat menguntungkan atau merugikan perusahaan. Setiap penyimpangan yang terjadi pada unsur-unsur biaya produksi yaitu
biaya bahan baku langsung, biaya upah langsung dan biaya overhead, baik yang menguntungkan maupun merugikan perlu diselidiki dan dianalisis. Sebab bila
terdapat penyimpangan yang menguntungkan belum tentu itu efisien, mungkin saja ini terjadi akibat penetapan harga standar yang terlalu rendah. Analisis ini
perlu untuk meneliti dimana penyimpangan itu terjadi, apa penyebabnya dan siapa saja yang bertanggung jawab atas penyimpangan tersebut. Lebih lanjut hasil
analisis ini dapat digunakan pihak manajemen sebagai dasar untuk melakukan tindakan perbaikan dan juga sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan –
keputusan yang relevan. Penyimpangan antara anggaran dan realisasi disebut dengan varians.
Menurut Welsch et.al 2000:498 dalam mengevaluasi varians untuk mengetahui penyebab terjadinya, kemungkinan berikut perlu untuk dipertimbangkan yaitu :
1. Varians tersebut tidaklah material atau signifikan
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
2. Varians disebabkan oleh kesalahan pelaporan. Sasaran yang
direncanakan atau dianggarkan dan data aktual yang disediakan oleh departemen akuntansi harus diperiksa kebenarannya.
3. Varians disebabkan oleh keputusan khusus manajemen. Varians jenis
ini harus diidentifikasi, sekali diidentifikasi, biasanya tidak memerlukan penelitian lebih lanjut karena bila keputusan telah dibuat
maka telah disadari adanya varians dari rencana.
4. Varians yang berasal dari faktor yang tidak dapat dikendalikan.
5. Varians yang tidak diketahui penyebabnya harus menjadi perhatian
utama dan harus diselidiki secara teliti. Dengan kata lain, manajer harus memberikan perhatian khusus kepada varians yang
“membutuhkan penjelasan”. Ini adalah perkecualian yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
Ada banyak cara untuk mempelajari atau menyelidiki varians untuk
menentukan sebab yang mendasarinya. Ada beberapa pendekatan utama menurut Welsch et.al 2000:498 :
̇ Pertemuan dengan manajer pusat tanggung jawab dan penyelia dan
karyawan lainnya dalam pusat tanggung jawab yang terlibat. ̇
Analisis situasi kerja termasuk arus kerja, koordinasi aktivitas, keefektifan penyeliaan dan keadaan umum lainnya.
̇ Pengamatan langsung
̇ Penyelidikan di tempat oleh manajer lini
̇ Penyelidikan oleh kelompok staf
̇ Pemeriksaan intern
̇ Penelitian khusus
̇ Analisis varians
Analisa varians mencakup analisis matematis dari dua perangkat data
untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu varians. Analisis varians mempunyai aplikasi yang sangat luas. Menurut Welsch et. Al 2000:498
analisis varians sering diaplikasikan dalam situasi sebagai berikut : 1.
Penyelidikan varians antara hasil aktual dari periode yang berlaku dan hasil aktual dari periode sebelumnya. Periode sebelumnya dianggap
dasar.
2. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan biaya standar
3. Penyelidikan varians antara hasil aktual dan sasaran yang direncanakan
atau dianggarkan yang tercermin dalam rencana laba.
Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009
Dalam menilai penyimpangan anggaran biaya produksi dan realisasi maka dilakukan analisis varians terhadap masing-masing unsur biaya produksi yaitu
bahan, tenaga kerja langsung, dan overhead. Penyimpangan biaya produksi dapat terbagi atas :
a. Penyimpangan Biaya Bahan Baku, terdiri dari
• Penyimpangan Harga Bahan Baku, dengan rumus perhitungannya :
Selisih Harga Bahan = Harga Bahan Sesungguhnyaunit – Harga Bahan Standarunit x Kuantitas Pemakaian Aktual.
• Penyimpangan Kuantitas Bahan Baku, dengan rumus
perhitungannya :
Selisih Kuantitas Bahan Baku = Kuantitas Pemakaian Aktualunit – Kuantitas Pemakaian Standarunit x Harga
Bahan Standarunit.
b. Penyimpangan Upah Langsung, terdiri dari :
• Penyimpangan Tarif Upah Langsung, dengan rumus
perhitungannya :
Selisih Tarif Upah = Tarif Upah Aktual – Tarif Upah Standar x Jam Kerja Aktual
• Penyimpangan Efisiensi Waktu, dengan rumus perhitungannya :
Selisih EfisiensiWaktu = Jam Kerja Aktual – Jam Kerja Standar x Tarif Upah Standar
c. Penyimpangan Biaya Tidak Langsung, terdiri dari :
1. Metode Dua Selisih