Proses Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

B. Analisis Hasil Penelititan

1. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

Untuk menyusun suatu anggaran tidak ada sistem dan prosedur tertentu yang dapat ditetapkan pada sebuah perusahaan. Hal tersebut dikarenakan anggaran tidak mempunyai standar tertentu yang dapat direncanakan dalam bentuk-bentuk yang sama dan dapat diikuti oleh setiap perusahaan. Anggaran disusun berdasarkan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan, diketahui bahwa mekanisme prosedur penyusunan anggaran pada PT Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan menggunakan pola top down, dimana anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh manajer tingkat atas setiap tahunnya. Usulan rencana kerja tersebut kemudian diberikan kepada bagian keuangan untuk disusun menjadi usulan rencana kerja anggaran RKA. Usulan RKA tersebut diserahkan ke pimpinan perusahaan untuk dievaluasi untuk kemudian dikirim kepada direksi kantor pusat yang berkedudukan di Jakarta untuk disetujui dan disahkan. Di kantor pusat anggaran tersebut diterima dan diserahkan kepada pimpinan tertinggi untuk diperiksa dan kemudian disetujui. Setelah disetujui, draft anggaran tersebut dikembalikan ke PT Coca Cola Bottling Indonesia yang berlokasi di Medan. Kemudian anggaran yang telah disetujui tersebut disosialisasikan kepada karyawan untuk dapat digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009 PT Coca Cola Bottling Indonesia Unit Medan memilih metode top down dalam prosedur penyusunan anggarannya. Metode ini diterapkan dikarenakan mungkin manajer menganggap karyawan belum mampu menyusun anggaran dengan tepat dan mungkin akan memakan waktu yang terlalu lama jika penyusunan anggaran diserahkan kepada karyawan. Metode top down ini terlihat dengan adanya instruksi pimpinan kepada bawahan dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan berpedoman pada anggaran yang telah ditetapkan. Namun perusahaan juga harus dapat membuka kesempatan karyawan pada semua tingkatan untuk memberikan usulan dan berpartisipasi dalam penyusunan anggaran biaya produksi. Hal itu diperlukan untuk mendapatkan respon yang positif dari karyawan dan mereka merasa memiliki, sehingga dapat melaksanakan anggaran tersebut dengan baik dan berusaha untuk mencapai target yang telah ditentukan. Anggaran yang hanya ditentukan oleh manajemen tingkat atas tanpa melibatkan karyawannya memiliki kemungkinan adanya perilaku menolak dari karyawan karena mereka menganggap anggaran adalah suatu yang membebani mereka dan terlalu banyak menuntut. Di dalam perusahaan ini juga belum ada komite anggaran yang bertugas khusus untuk membuat seluruh anggaran perusahaan termasuk anggaran biaya produksi yang bertujuan menyelaraskan semua anggaran perusahaan dengan tujuan perusahaan. Pada perusahaan ini, setiap manajemen yang terkait menyusun anggarannya sendiri dan mengajukan kepada pimpinan perusahaan untuk disetujui. Dengan kondisi seperti ini, ada kemungkinan di setiap bagian terdapat ketidaksesuaian tujuan, karena mereka hanya mempertimbangkan kebaikan untuk Merda Listana L.Malau : Analisis Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan Pada…, 2007 USU Repository © 2009 bagiannya tanpa melihat dampaknya bagi bagian lainnya. Hal tersebut menunjukkan tidak adanya keselarasan tujuan. Komite anggaran dapat menjembatani berbagai kepentingan semua bagian dalam perusahaan dan juga akan diselaraskan dengan tujuan perusahaan. Penyusunan anggaran pada perusahaan ini berdasarkan data historis yaitu antara satu atau dua tahun sebelumnya dan menggunakan biaya standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian penyusunan anggaran biaya produksi yang dilakukan perusahaan sudah cukup baik dan sesuai dengan teori mengenai penyusunan anggaran. Karena dalam penyusunan anggaran biaya produksi, perusahaan menggunakan biaya standar. Hal ini sudah baik, karena dengan adanya penentuan biaya standar, akan membantu perusahaan dalam merencanakan dan mengawasi pengeluaran biaya produksi.

2. Peranan Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengawasan