Morfologi tanaman karet Karet

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi tanaman karet

Tanaman karet adalah daerah tropis. Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 15 LS dan 15 Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal lateks Anonim, 1999. LU. Bila di tanam di luar zone tersebut, sehingga memulai produksinya pun lebih lambat Setyamidjaja, 1993. Memang, tanaman karet tergolong mudah diusahakan. Apalagi kondisi Negara Indonesia yang beriklim tropis, sangat cocok untuk tanaman yang berasal dari Daratan Amerika Tropis, sekitar Brazil. Hampir di semua daerah di Indonesia, termasuk daerah yang tergolong kurang subur, karet dapat tumbuh baik dan menghasilkan lateks. Karena itu, banyak rakyat yang berlomba-lomba membuka tanahnya untuk dijadikan perkebunan karet. Luas lahan karet yang dimiliki Indonesia mencapai 2,7-3 juta hektar. Ini merupakan lahan karet yang terluas di dunia. Perkebunan karet yang besar banyak diusahakan oleh pemerintah swasta . Sedangkan perkebunan-perkebunan karet dalam skala kecil pada umumnya dimiliki oleh rakyat. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2 Karet

Karet merupakan politerpena yang disintetis secara alami melalui polimerisasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulangnya sama sebagaimana 1,4-poliisoprena. Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97 cis-1,4-poliisiprena dikenal sebagai Hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon Hevea brasiliensis yang tumbuh liar di Amerika Selatan dan ditanam di bagian dunia yang lain. Satu bentuk lain karet alam adalah getah perca gutta-percha, yang diperoleh dalam bentuk lateks dari pepohonan misalnya, Palaquinum oblongifolium. Gutta-percha memiliki struktur trans-1,4-polisioprena. Gutta- percha jauh lebih keras dan kurang dapat larut dari pada karet Havea. Stevens,1989. H 3 C H H 3 C CH 2 C=C C=C n H 2 C CH 2 n H 2 Cis – 1,4 Poliisopren Karet Alam Trans – 1,4 Poliisopren Gutta Perca C H Berat molekul karet alam rata-rata 10.000 – 40.000. Molekul-molekul polimer karet alam tidak lurus tetapi melingkar seperti spiral dan ikatan –C-C di dalam rantai berputar pada sumbunya sehingga memberikan sifat karet yang fleksibel yaitu dapat ditarik, ditekan dan lentur. Semua jenis karet adalah polimer tinggi dan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan memungkinkan untuk diubah menjadi bahan-bahan yang bersifat elastis Honggokusumo, 1978. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sifat-sifat mekanisme karet alam yang baik dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum, seperti sol sepatu atau bahan kendaraan. Ciri khusus yang membedakan karet alam dengan karet benda lain adalah kelembutan, fleksibel dan elastisitas. Komposisi lateks dipengaruhi oleh jenis tanaman, umur tanaman, sistem deres, musim dan keadaan lingkungan kebun Cowd, 1991. Tabel 2.1 Komposisi kimia karet alam Material Kandungan Hidrokarbon karet 95,7 Lemak 2,4 Glikolipid, Fosfolipid 1,0 Protein 2,2 Karbohidrat 0,4 Bahan Organik 0,2 Lain-lain 0,1 Arizal, 1999

2.3 Lateks