Kinerja Karyawan 1. Peranan Gaya Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada Pt. Asam Jawa Medan

41 kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut. Kinerja merupakan hasil kerja dari tingkah laku Amstrong, 1999:15. Pengertian kinerja ini mengaitkan antara hasil kerja dengan tingkah laku. Sebgai tingkah laku, kinerja merupakan aktivitas manusia yang diarahkan pada pelaksanaan tugas organisasi yang dibebankan kepadanya. Menurut Prawirosentono dalam Widodo, 2005 : 78 kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Gomes dalam Mangkunegara, 2006 : 9 mengemukakan definisi kinerja karyawan sebagai “ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas”. Selanjutnya, Mangkunegara 2000 : 67 mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dicapai seseorang karyawan sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masing-masing karyawan selama periode waktu tertentu. Kinerja individu perorangan individual performance dan organisasi organizational performance memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya 42 tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Mangkunegara 2005: 14, kinerja performance dipengaruhi oleh tiga faktor: a Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar belakang, dan demografi. b Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude sikap, personality kepribadian, pembelajaran, dan motivasi. c Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur, dan job design

2. Indikator Kinerja Karyawan

Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu Robbins, 2006:260: 1. Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. 2. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. 3. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. 43 4. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi tenaga, uang, teknologi, bahan baku dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. 5. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. Mangkunegara 2000 : 67 mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Indikator yang dipergunakan di dalam melakukan penilaian kinerja karyawan menurut Prawirosentono 2000: 236 sebagai berikut: a Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan. b Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. c Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. d Creativeness yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. e Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi. 44 f Dependability yaitu kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja. g Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya. h Personal qualities yaitu menyangkut keperibadian, kepemimpinan, keramahtamahan dan integritas pribadi. i Efektivitas dan efisiensi yaitu menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik- baiknya dan mempergunakan waktu yang efisien.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a. Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efesien Prawirosentono, 1999:27.

b. Otoritas wewenang

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya Prawirosentono, 1999:27. Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut. 45

c. Disiplin

Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku Prawirosentono, 1999:27. Jadi, disiplin karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.

d. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

4. Karakteristik Kinerja Karyawan

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut Mangkunegara, 2002:68: 1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi. 2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi. 3. Memiliki tujuan yang realistis. 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya. 5. Memanfaatkan umpan balik feed back yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya. 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. 46

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab terdahulu yang bersumber pada PT Asam Jawa Medan, maupun dari teori-teori yang didapat oleh penulis, penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu; 1. Pimpinan PT Asam Jawa Medan, memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan organisasi serta dalam meningkatkan kualitas kinerja karyawan. 2. Pimpinan telah melakukan tindakan yang tepat sehubungan dengan usahanya dalam meningkatkan kualitas kinerja karyawan. 3. Pimpinan PT Asam Jawa Medan adalah pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, hal ini terlihat dari kemampuan pimpinan dalam melaksanakan fungsi-fungsi serta tugasnya dengan baik dan selalu diiringi dengan sikap menghargai bawahannya. 4. Dalam meningkatkan kinerja karyawan, pimpinan memberikan sanksi terhadap para karyawan yang melanggar peraturan ataupun tata tertib yang ada. 47

B. Saran

Pada akhir penulisan Tugas Akhir ini, penulis ingin memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi PT Asam Jawa Medan. Adapun saran-saran tersebut adalah: 1. Pemimpin harus tetap menjaga citra yang baik didepan bawahannya agar dapat menjadi contoh atau panutan bagi bawahannya. Selain itu pemimpin juga harus terus memperhatikan standarisasi kerja organisasi agar peningkatan yang telah dicapai tidak menurun kembali. 2. Pemimpin harus senantiasa tetap bersifat tegas dan bijaksana tidak bersifat otoriter, agar kualitas kinerja yang dimiliki karyawan tetap dapat dipertahankan bahkan dapat lebih meningkat. 3. Agar keharmonisan atau kebersamaan tetap terjalin, pimpinan harus tetap mengadakan komunikasi yang baik dengan para karyawan. Gaya kepemimpinan demokratis yang dimiliki pimpinan perusahaan harus tetap dipertahankan, agar keharmonisan kinerja tetap terjalin baik. 4. Peningkatan kualitas kinerja yang telah ada, hendaknya dapat dipertahankan dan akan menjadi lebih baik lagi agar kualitas perusahaan dimata publik menjadi motivasi dan dorongan semangat untuk generasi penerus berikutnya. Penekanan sanksi bagi yang melanggar tanpa pandang buluh akan menjadi salah satu faktor penguat peningkatan kinerja karyawan diperusahaan tersebut.