Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
berhubungan dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan dan risiko yang akan ditanggung dalam investasi.
92
Prinsip keterbukaan menjadi inti di pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa
pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianyabahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara
rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham.
Tampaknya, investor mulai melirik pasar obligasi yang saat ini sedang marak, namun demikian investor tidak boleh melakukan tindakan yang tergesa-
gesa untuk melakukan investasi pada obligasi tanpa suatu perhitungan dan data yang akurat. Investor harus selektif dan tetap berpedoman pada asas kehati-hatian
prudent dengan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Sementara bagi emiten obligasi yang akan menerbitkan obligasi, hendaknya juga tidak
menggunakan kesempatan yang berarti langsung menerbitkan beberapa kali emisi obligasi tanpa memperhatikan bagaimana kemampuannya dalam memenuhi
kewajibannya.
C. Penerapan Prinsip Keterbukaan Dalam Prospektus
93
92
http:www. kompas.com , terakhir kali diakses tanggal 25 April 2008.
93
Bismar nasution, Op. Cit., hal. 1.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Hakim Goldberg saat menyampaikan pendapat pengadilan pada kasus SEC v. Capital Gains Research Bureau, Inc mengutip apa yang pernah diungkapkan
oleh Dean Shulman “a picture not simply of the show window, but of the entire story ... not simply truth in the statements volunteered, but disclosure.” Ungkapan
Shulman tersebut dapat dipahami sebagai penekanan pentingnya keterbukaan dalam transaksi saham dan jika dikaitkan dengan teori keterbukaan dalam
transaksi saham yang pernah berkembang, maka pilihan teorinya adalah yang berkaitan dengan standar tinggi dari suatu moralitas bisnis sebagaimana
dibutuhkan oleh undang-undang yang mengatur transaksi saham di pasar modal, yaitu untuk melaksanakan keterbukaan secara lengkap dan jujur, seperti yang
digariskan dalam teori “sistim kewajiban keterbukaan” mandatory disclosure system. Oleh karena pelaksanaan sistim kewajiban keterbukaan yang umum dan
khusus merupakan upaya meminimalisasi risiko dari informasi yang tidak akurat, agar risiko yang dihadapi investor dapat dibatasi sebab risiko itu inherent dalam
instrumen investasinya.
94
Pengertian keterbukaan menurut UUPM Pasal 1 angka 25 adalah: pedoman umum yang mensyaratkan emitenperusahaan publik dan pihak lain
yang tunduk kepada undang-undang ini, untuk menginformasikan seluruh informasi material kepada masyarakat dalam waktu yang tepat mengenai
usahanya atau efeknya, yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal atau harga efek tersebut.
95
94
Bismar Nasution, Pentingnya Keterbukaan Untuk Pengelolan Perusahaan Yang Baik Dalam UUPM.www.bismarnasty.co.id, terakhir kali diakses tanggal 29 Maret 2008.
95
Pasal 1 angka 25 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal adalah untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Karena dengan diterapkannya kewajiban
keterbukaan dapat menghindarkan atau minimal kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor publik. Sebab pelaksanaan atas
kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta material. Tanpa kewajiban keterbukaan ini mustahil tercipta pasar
efisien, bahkan sebaliknya bisa terjadi kemungkinan investor tidak memperoleh informasi atau fakta material atau tidak meratanya informasi bagi investor
disebabkan ada informasi yang tidak di-disclose atau terdapat suatu informasi atau fakta materiel yang belum tersedia untuk publik, tetapi telah di-disclose kepada
orang-orang tertentu, seperti seseorang atau kelompok investor lainnya diantara para investor di pasar modal.
96
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakikatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran, untuk
keadaan masa lalu, saat ini, maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi
merupakan faktor yang memberikan arti penting bagi si penerima, khususnya dalam hal untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, informasi yang lengkap,
relevan, akurat, dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor.
97
Dengan demikian setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif wajib menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan
96
Bismar Nasution, Beberapa Aspek Hukum Pasar Modal Dalam Transaksi Saham.www.bismarnasty.co.id, terakhir kali diakses tanggal 1 April 2008.
97
Pandji Anoraga, Piji Pakarti, Op. Cit., hal 88.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
kepada masyarakat secepat mungkin paling lambat akhir hari kerja ke-2 setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi, atau fakta material yang
mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
98
Tidak hanya pada saat pernyaataan pendaftaran efektif saja Emiten atau Perusahaan Publik diharuskan untuk memenuhi persyaratan prinsip keterbukaan,
pada saat sebelum peryataan pendaftaran efektifpun emiten atau perusahaan Publik sudah diwajibkan untuk memenuhi persyaratan prinsip keterbukaan seperti
dalam pengajuan pernyataan pendaftaran dan pada saat penawaran umum. Seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang Pasar Modal Bapepam wajib
memperhatikan kelengkapan, kecukupan, objektivitas, kemudahan untuk dimengerti, dan kejelasan dokumen pernyataan pendaftaran untuk memastikan
bahwa peryataan pendaftaran memenuhi prinsip keterbukaan. Kemudian pada saat penawaran umum dimana saat saham dijual, seorang investor diwajibkan untuk
mendapatkan membaca terlebih dahulu prospektus yang dikeluarkan oleh emiten, untuk itupun dalam prospektus juga diwajibkan memenuhi prinsip keterbukaan.
99
Penomena penyampaian informasi mengenai proyeksi perusahaan dalam prospektus tidak terlepas dari ketentuan yang mengatur mengenai penyampaian
informasi proyeksi yang harus dimuat dalam prospektus. Keputusan Ketua Bapepam atau Peraturan Pedoman mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan
Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum, yang tidak membuat kewajiban untuk memperbaharui informasi proyeksi perusahaan dalam Pernyataan
98
Ahmad Yani Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal 56.
99
http:www. blogger.co.id, terakhir kali diakses tanggal 18 Mei 2008.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Pendaftaran atau prospektus dalam proses penawaran umum. Bahkan ketentuan penyampaian informasi proyeksi tersebut tidak secara tegas mengatur untuk
mewajibkan emiten menyampaikan informasi proyeksi perusahaan. Keterbukaan proyeksi emiten dalam kegiatan pasar modal di Indonesia, yang digambarkan
dalam prospektus emiten sama dengan keterbukaan yang berkembang di Amerika Serikat sebelum tahun 1970, dimana emiten menyampaikan informasi proyeksi
internalnya internal projection, yang pada mulanya tidak diwajibkan.
100
Keterbukaan di pasar modal terutama ditujukan kepada keterbukaan perusahaan yang menawarkan efeknya di pasar modal atau emiten. Emiten
dituntut untuk mengungkapkan informasi mengenai keadaan bisnisnya termasuk keadaan keuangan, aspek hukum, manajemen, dan harta kekayaan perushaan
kepada masyarakat. Informasi yang diberikan haruslah informasi yang dijamin kebenarannya, di bawah tanggung jawab emiten.
101
100
Topik informasi yang berkaitan dengan resiko usaha dari emiten merupakan informasi utama yang diperlukan para pelaku pasar modal, seperti
pialang, penasehat investasi, investor dan lain-lain. Karena informasi ini akan dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan waktu yang tepat untuk
membeli dan menjual saham. Berdasarkan informasi ini pelaku pasar modal, khususnya investor akan dapat menyadari apakah ia siap untuk menerima resiko
atas investasinya atau menghindari risiko tersebut.
Bismar Nasution, Pentingnya Keterbukaan Untuk Pengelolan Perusahaan Yang Baik Dalam UUPM.www.bismarnasty.co.id, terakhir kali diakses tanggal 29 Maret 2008.
101
I Putu Gede Ary Suta, Op. Cit., hal 88.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Namun ketentuan penyampaian resiko tersebut sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Ketua Bapepam tentang bentuk dan isi mengenai pernyataan
pendaftaran perusahaan publik dan keputusannya tentang pedoman mengenai isi ringkas prospektus ringkas dalam penawaran umum, belum memadai
pengaturannya dan akibat tidak memadai aturan tersebut membuat penyampaian informasi resiko usaha emiten tidak mencukupi. Karena ketentuan tersebut hanya
menetapkan bagi setiap emiten untuk menyampaikan resiko yang disebabkan oleh persaingan, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain dan peraturan
internasional dan kebijakan pemerintah.
102
Informasi lengkap adalah komponen lain dari pengelolaan perusahaan yang baik karena hal itu menyangkut pemahaman tentang pengaruh persaingan
dalam bisnis. Menggunakan modal intelektual secara tepat adalah penting demi menyusun analisis dan strategi atas rencana tindakan yang kuat untuk membangun
bisnis. Aliran informasi yang kuat akan membantu perusahaan memelihara kepentingan nilai pemegang saham secara lebih baik dengan memahami kondisi
pasar dan mengantisipasi bagaimana pengaruhnya terhadap perusahaan dalam jangka panjang. Menggunakan pengetahuan secara efektif berarti melakukn
analisis internal atas pesaing dan mengantisipasi strategi bisnis mereka di masa datang.
103
1. Tahap keterbukaan pada saat emiten melakukan penawaran umum primary
market level. Pelaksanaan prinsip keterbukaan dilakukan dalam 3 tahapan yaitu:
102
http:www.jurnal hukum bisnis.co.id, terakhir kali diakses tanggal 11 April 2008.
103
http:www.jurnalnasional.co.id, terakhir kali diakses tanggal 15 April 2008.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
2. Tahap keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan sahamnya
di bursa efek secondary market level, di mana emiten berkewajiban untuk menyampaikan secara terus-menerus laporan berkala continuously
disclosure kepada Bapepam. 3.
Tahap keterbukaan karena terjadi peristiwa penting yang laporannya harus disampaikan secara tepat waktu kepada Bapepam dan bursa efek timely
disclosure.
104
Keputusan dalam investasi berkaitan erat dengan informasi. Hasil keputusan ini sangat ditentukan oleh informasi yang memiliki decision maker.
Terlebih-lebih keputusan investasi dalam instrumen pasar modal, peranan informasi sangatlah vital. Hal ini bisa dipahami mengingat instumen pasar
modalbarang yang diperdagangkan sifatnya abstrak. Juga efesiensi pasar modal sangatlah tergantung pada informasi ini.
Informasi yang berkaitan erat dengan keputusan informasi di pasar modal tentunya tidak dapat diabaikan atau dilupakan bagi siapa saja yang berniat dalam
investasi. Supaya informasi, khusunya informasi yang menyangkut keuangan dan prestasi perusahaan bermanfaat, maka harus memiliki sifat sebagai berikut:
105
104
M. Irsan Nasaruddin, Op. Cit., hal.152.
1. Relevan Informasi yang relevan adalah informasi yang berhubungan dengan tindakan
yang direncanakan untuk dicapai. 2. Akurat
105
http:www.google.co.id, terakhir kali diakses tanggal 15 April 2008.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Sifat ini pada dasarnya berkaitan erat dengan pengukuran dan pemrosesan. Informasi yang bebas dari kesalahan adalah informasi yang akurat, sehingga
kualitas informasi sangat di pengaruhi oleh tingkat keakuratannya. 3. KonsistensiKomparabilitas
Informasi diperlukan karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian berkaitan erat dengan waktu sekarang dan waktu yang akan datang. Kualitas informasi
akan bertambah jika informasi tersebut dapat dipertimbangkan dari waktu ke waktu atau dengan informasi lain.
4. Obyektivitas Obyektivitas ini berkaitan dengan pengukuran yang dapat diulang oleh pihak
yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama. 5. Ketepatan waktu
Ketepatan waktu ini berkaitan erat dengan umur informasi. Umur informasi sangat mempengaruhi kualitas informasi.
6. Dapat dimengerti Sifat ini berhubungan erat dengan kemampuan pemakai untuk dapat
menangkap pesan yang disampaikan. Informasi akan bermanfaat kalau pemakai dapat mengerti makna yang terkandung di dalamnya.
106
106
Pandji Anaroga, Op. Cit., hal. 92.
Dalam penyampaian pernyataan pendaftaran emiten harus membuat prospektus yang berisikan tentang latar belakang, kondisi keuangan, status
hukum, kekayaan, risiko, dan rencana-rencana untuk masa yang akan datang yang dimiliki oleh perusahaan.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif, emiten tetap harus menyampaikan secara berkala informasi mengenai keadaan keuangan dan
peristiwa penting yang terjadi yang nyata-nyata dapat mempengaruhi keputusan investor atau pemegang saham. Informasi tersebut merupakan dokumen publik
dan diserahkan kepada Bapepam serta diberikan bagi siapa saja yang memerlukan. Informasi yang disampaikan kepada investor merupakan informasi yang benar dan
memadai bagi investor, yaitu informasi yang telah dianalisis dan diinterprestasikan, sehingga dapat dijadikan dasar pengambil keputusan investasi.
Kealpaan, kesalahan, atau ketidakcukupan insufficient full disclosure dalam penyampaian informasi dapat dikenakan sanksi pidana, perdata, atau administratif
yang berupa denda dan peringatan tertulis kepada direksi, komisaris, pemegang saham utama perusahaan, akuntan, atau konsultan hukum yang terlibat dalam
penawaran umum.
107
Jadi Transparansi emiten yang merupakan salah satu faktor penting untuk mendorong berkembangnya pasar modal sekaligus melindungi investor dapat
dicapai secara efektif jika tersedia laporan keuangan secara akurat. Laporan Untuk menjaga obyektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil
inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan
keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya.
107
M. Irsan Nasaruddin, Op. Cit., hal. 231.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
keuangan yang wajar adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi yang diterima umum sedangkan laporan akan lebih akurat dan lebih
diyakini jika telah diaudit oleh pihak yang independen auditor. Bapepam sebagai pengawas tidak melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan issuer atau emiten,
melainkan hanya melakukan penilaian tanpa mengeluarkan pernyataan menyetujui atau tidak menyetujui isi laporan tersebut.
108
Pada umumnya praktek yang dilarang dalam pasar modal sering berkaitan dengan adanya pelanggaran prinsip keterbukaan, seperti perbuatan mengeluarkan
pernyataan fakta material yang salah materially false statements, termasuk juga perbuatan penghilangan ommission fakta material dalam saham dan dokumen-
dokumen penawaran umum public offering documents lainnya. Dalam hal ini perbuatan-perbuatan tersebut menciptakan gambaran yang salah dari kualitas
emiten, manajemen, potensi ekonominya, saham-saham yang ditawarkan atau fakta-fakta materiel lainnya yang ditawarkan.
109
Pada umumnya pelanggaran prinsip keterbukaan Disclosure termasuk juga pernyataan menyesatkan sebab adanya missrepresentation atau pernyataan
dengan membuat penghilangan omission fakta materiel, baik dalam dokumen- dokumen penawaran umum maupun dalamperdagangan saham. Pernyataan
tersebut menciptakan gambaran yang salah dari kwalitas emiten, manajemen dan potensi ekonomi emiten. Oleh karena itu peraturan pelaksanaan prinsip
keterbukaan Disclosure membuat larangan atas perbuatan missreprentation dan omission.
108
I Putu Gede Ary Suta, Op. Cit., hal. 216.
109
Bismar Nasution, Op. Cit., hal. 9.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan Disclosure di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan mengenai larangan perbuatan menyesatkan
tersebut, baik dalam prospektus maupun media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Disamping itu ketentuan larangan perbuatan
menyesatkan telah menetapkan sanksiberupa ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyakRp. 15.000.000.000 terhadap pelanggaran atas
perbuatan-perbuatan tersebut. Namun, peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan yang memuat ketentuan-ketentuan larangan perbuatan menyesatkan tersebut
sangat sederhana dan kurang memadai untuk mengatur elemen-elemen perbuatan yang menyesatkan. Sebagai contoh, Pasal 78 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
pasar modal menentukan, tidak boleh membuat pernyataan fakta materiel yang salah atau tidak memuat fakta material yang benar. Larangan yang diatur dalam
Pasal 78 ini mirip dengan konsep dalam Rule 10b-5 dan Section 10b Securities Exchange Act1934, yang melarang pernyataan menyesatkan dalam prospektus
dengan cara : 1. Menggunakan alat-alat, skema atau fasilitas untuk menipu.
2. Membuat pernyataan yang salah mengenai fakta materiel atau tidak memasukkan fakta materiel yang diperlukan dalam pernyataan dan dalam
penjelasannya tidak menyesatkan. 3. Terlibat dalam tindakan, praktek atau dalam bidang bisnis yang beroperasi atau
akan beroperasi sebagai penipuan atas seseorang dalam perdagangan saham. Larangan lainnya juga dapat dilihat dalam pasal 93 Undang-Undang. No.
Tahun 1995 Pasar Modal, yang melarang seseorang yang dengan cara apapun
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
untuk membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan, yang dapat mempengaruhi harga saham di Bursa
Efek, yaitu apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan ; 1. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa
pernyataan atau keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan.
2. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran materiel dari pernyataan atau keterangan tersebut.
110
Sisi lain dari praktek yang dilarang lainnya dapat dilihat dari pelanggaran prinsip keterbukaan perdagangan orang dalam atau yang lebih dikenal dengan
istilah insider trading. Praktek yang berupa pelanggaran ini dapat terjadi dalam pasar perdana, maupun dalam pasar sekunder. Praktek insider trading ini terjadi
apabila orang dalam insider melakukan perdagangan dengan melakukan informasi yang belum didisclose. Insider Trading ini bertentangan dengan prinsip
keterbukaan membeli atau menjual saham berdasarkan informasi dari orang dalam yang tidak publik sifatnya. Tindakan tersebut merugikan pihak lain yang tidak
menerima informasi yang sama, sehingga ia tidak dapat mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dipegangnya.
111
Prinsip keterbukaan mempunyai peranan penting bagi investor sebelum mengambil keputusan untuk melakukan investasi disebabkan melalui keterbukaan
akan terbentuk suatu penilaian judgment terhadap investasi, yang dapat menentukan pilihan secara optimal terhadap portofolio mereka. Makin jelas
110
Pasal 98 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
111
Bismar Nasution, Op. Cit., hal.158.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk melakukan investasi akan makin tinggi. Selanjutnya ketiadaan atau kekurangan serta ketertutupan informasi
akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor. Akibatnya akan menimbulkan ketidakpercayaan investor dalam melakukan investasi melalui pasar modal. Sistim
kewajiban keterbukaan tersebut, juga penting dipahami sebagai ketentuan umum anti-fraud dari hukum pasar modal, yang menyatakan “tell the truth and don’t
leave out anything important.” Pemahaman tersebut penting, oleh karena kegagalan untuk mengungkapkan to disclose fakta materiel dianggap sebagai
penipuan. Berdasarkan teori sistim kewajiban keterbukaan tersebut dapat ditentukan premis, bahwa ketentuan keterbukaan harus membuat suatu kewajiban
yang umum untuk melakukan keterbukaan secara menyeluruh dari seluruh informasi, hingga kepada suatu bangunan kewajiban keterbukaan untuk
menyampaikan informasi yang khusus. Pelaksanaan kewajiban keterbukaan yang umum dan khusus tersebut, diharapkan prinsip keterbukaan sebagai bagian sistim
hukum pasar modal dapat memberikan predictability kepada pemegang saham atau pelaku ekonomi.
112
Dengan demikian tampak bahwa pengaturan mengenai keterbukaan atau trnsparansi ini merupakan syarat mutlak yang bersifat universal yang ditemukan
di dalam dunia pasar modal. Mengingat pasar modal merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana dalam jumlah yang amat besar dan
datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis, maka wajar kiranya keterbukaan ini
112
Bismar Nasution, Pentingnya Keterbukaan Untuk Pengelolan Perusahaan Yang Baik Dalam UUPM.www.bismarnasty.co.id, terakhir kali diakses tanggal 29 Maret 2008.
Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.
USU Repository © 2009
menjadi prinsip yang amat diperlukan oleh investor untuk meyakinkan dirinya mendapatkan informasi yang benar dan lengkap.
113
Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta materiel mengenai penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan
pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan penjamin Pelaksana Emisi Efek. Prospektus harus dibuat sedemikian rupa sehingga jelas dan
komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting harus dibuat ringkasnya dan diungkapkan pada bagian awal prospektus.
BAB IV TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN DALAM PENYAMPAIAN