KeabsahanTransaksi Elektronik KEABSAHAN DALAM TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL

Nicholas Sutrisman : Keabsahan Dalam Transaksi Bisnis Internasional Dengan Digital Signature Melalui Electronic Commerce E-Commerce, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV KEABSAHAN DALAM TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL

DENGAN DIGITAL SIGNATURE MELALUI ELECTRONIC COMMERCE E COMMERCE

D. KeabsahanTransaksi Elektronik

Berbicara masalah keabsahan suatutransaksi, orang selalu akan mendasarkan pada ketentuan dalam Pasal 1320 KitabUndang-undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa untuk sahnya suatu perjanjiandiperlukan 4 empat syarat, yakni: 1.Sepakat dari para pihak yangmengikatkan diri; Nicholas Sutrisman : Keabsahan Dalam Transaksi Bisnis Internasional Dengan Digital Signature Melalui Electronic Commerce E-Commerce, 2008. USU Repository © 2009 2.Cakap untuk membuat suatu perikatan; 3.Hal tertentu; 4.Sebab yang halal. Dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata sebenarnya tidak dipermasalahkan mengenai media yang digunakan dalam transaksi, atau dengan kata lain Pasal 1320 KUHPerdata tidak mensyaratkan bentuk dan jenis media yang digunakan dalam bertransaksi. Oleh karena itu, dapat saja dilakukan secara langsung maupun secara elektronik.Namun suatu perjanjian dapat dikatakan sah bila telah memenuhi unsur-unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1320 tersebut. Demikian pula asas kebebasan berkontrak yang dianut KUHPerdata, dimana para pihak dapat bebas menentukan dan membuat suatu perikatan atau perjanjian dalam bertransaksi yang dilakukandengan itikat baik Pasal 1338. Jadi apapun bentuk dan mediadari kesepakatan tersebut, tetap berlaku dan mengikat para pihak karenaperikatan tersebut merupakan undang-undang bagi yang membuatnya. Permasalahanakan timbul dari suatu transaksi bila salah satu pihak ingkar janji.Penyelesaian permasalahan yang terjadi tersebut, selalu berkaitan dengan apayang menjadi bukti dalam transaksi, lebih-lebih bila transaksi menggunakan sarana elektronik. Hal ini karena penggunaan dokumen atau data elektronik sebagai akibat transaksi melalui media elektronik, belum secara khusus diatur dalamhukum acara yang berlaku, baik dalam Hukum Acara Perdata maupun dalam HukumAcara Pidana. Mengenai hukum materiilnya pada dasarnya sudah secara tegasdiatur dalam Pasal 15 ayat 1 Undang- undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang DokumenPerusahaan yang menyatakan bahwa “dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam microfilm ataumendia lainnya dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah”. Selanjutnya apabila kita perhatikan ketentuan dalam Pasal 1 angka 2 mengenai pengertiandokumen dan dikaitkan dengan ketentuan Pasal 12 ayat 1 dan ayat Nicholas Sutrisman : Keabsahan Dalam Transaksi Bisnis Internasional Dengan Digital Signature Melalui Electronic Commerce E-Commerce, 2008. USU Repository © 2009 2Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 jo. Pasal 1320 KUHPerdata, transaksi melaluimedia elektronik adalah sah menurut hukum.

E. Digital Signature dari Aspek Hukum Perikatan