Pemahaman Bsa merupakan hasil dari olah intelektual atas apa yang dilihat teks dan apa yang didengar, yang dibantu oleh aspek gramatikal melalui
perangkat morfologis dan sintaksis yang melekat pada Tsu. Implikatur merupakan maksud yang dihasilkan dari ketajaman menangkap aspek semantic makna dan
pragmatik yang sangat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap teks dan implikasi kontekstualnya. Sementara itu pemadanan Bsa merupakan pengalihan aspek
tekstual dan kontekstual dari Tsu ke Tsa.
4. Syarat-syarat Penerjemahan
Hasil terjemahan yang itu akan dianggap baik atau buruk, jelas atau tidak sangat bergantung pada siapa yang menerjemahkan, meskipun seorang
penerjemah itu adalah sebagai pencipta, tetapi ia tidak punya kebebasan seluas kebebasan yang dimiliki penulis naskah aslinya, karena ia harus menciptakan
terjemahannya dari dunia ciptaan yang sudah ada. Untuk menjadi seorang penerjemahan yang baik serta menghasilkan
terjemahan yang baik pula, si penerjemah harus memiliki persyaratan-persyaratan berikut ini:
a. Seorang penerjemah harus menguasai dua bahasa, bahasa asli dan
bahasa terjemahan. b.
Penerjemah harus memahami secara benar gaya bahasa dan karakteristik bahasa-bahasa yang akan diterjemahkan.
6
6
. Thamem Ushama, Metodologi Tafsir al-Qur’an Kajian Kritis, Objektif dan
Komprehensif , Jakarta: Riona Cipta, 2000, Cet, ke-1, h. 103
c. Penerjemahan harus sesuai ciri khas bahasa sumber dan bahasa
sasaran.
7
d. Penerjemah harus mengetahui kosa kata pada dua bahasa tersebut.
8
5. Unsur Linguistis dan Nonlinguistis dalam Penerjemahan
Untuk menajamkan kepekaan dalam menyelami Bsu dan kepiawaian mengalihkannya ke dalam Bsa, seorang penerjemah harus memiliki pengetahuan
terkait dengan unsur linguistis dan unsur nonlinguistis dalam penerjemahan. Unsur linguistis berkaitan dengan aspek kebahasaan dalam penerjemahan,
sementara unsur nonlinguistis berkaitan dengan aspek diluar bahasa yang diperlukan pada saat menerjemahkan.
Unsur linguistis dalam penerjemahan adalah sebagai berikut: 1
Makna kamus Unsur ini terkait dengan konsep kata dan kosakata; bahasa yang
merupakan kumpulan kosakata; dan memilih makna kosakata, apakah itu makna kamus lexical meaning, makna tekstual textual meaning,
dan makna konotatif connotative meaning. 2
Makna morfologis Unsur ini terkait dengan bentuk, struktur, dan pola kata. Unsur ini
dalam bahasa Arab bisa dilihat pada kasus seperti bentuk fi’l tsulatsi verba trikonsonantal, fi’l ruba’I verba kuadrikonsonantal, tashrif
lughawi derivasi, tashrif ishthilahi infleksi, tambahan huruf seperti
7
. Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan al-Qur’an Depag Edisi 1990, Yogyakarta: PT
Tiara Wacana Yogya, 2000, Cet, ke-1, h. 63
8
. Sholihan Bunyamin, Panduan Belajar Menerjemahkan al’Quran Metode Granada Sistem Delapan Jam,
Jakarta: PT Hikmah Syahid Indah, h. 42
pada kasus ta’diyyah transitif, muthawa’ah [menerima akibat; afektif], dan musyarakah [resiprokal]; jenis ism ism fa’il [parsitifel aktif].
3 Makna Sintaksis
Unsur ini terkait dengan posisi ism dalam kalimat yang mempunyai posisi I’rab. Seorang penerjemah harus mampu mencermati mana
bagian dari teks sumber yang menjadi mubtada’ subbjek, khabar predikat, maf’ul bihi awwal objek, maf’ul bihi tsani komplemen,
tarkib idhafi frasa nominal; aneksi. Makan sintaksis juga berhubungan dengan jumlah fi’liyyah kalimat verbal dan jumlah ismiyyah kalimat
normal.
6. Keuntungan Menjadi Penerjemah