Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec. Labuhan Deli Kab. Deli serdang)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN

DAN KEMANDIRIAN PRIBADI TERHADAP

KINERJA USAHA

(Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

KHAIRANI Y. 060502019 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA 1

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : KHAIRANI Y.

NIM : 060502019

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

JUDUL : PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN

DAN KEMANDIRIAN PRIBADI TERHADAP KINERJA USAHA (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec. Labuhan Deli Kab. Deli serdang)

Tanggal : November 2010

Pembimbing / Penanggung Jawab Skripsi


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-I MEDAN

PERSETUJUAN ADMINSTRASI AKADEMIK

NAMA : KHAIRANI Y.

NIM : 060502019

DEPARTEMEN : MANAJEMEN

JUDUL : PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN

DAN KEMANDIRIAN PRIBADI TERHADAP KINERJA USAHA (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec. Labuhan Deli Kab. Deli serdang)

Tanggal : November 2010 Ketua Departemen Manajemen

Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, S.E., M.Si

Tanggal : November 2010 Dekan Fakultas Ekonomi


(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja sendiri melalui penelitian yang saya lakukan. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini adalah telah saya lampirkan sebagaimana mestinya.

Medan, November 2010

Khairani Y. NIM. 060502019


(5)

ABSTRAK

Khairani Y. (2010) “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi terhadap Kinerja Usaha (Studi kasus pada pengusaha depot air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)”. Pembimbing Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, Msi. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I Dra. Marhaini, MS dan Penguji II Drs. R. Bongsu Hutagalung, Msi.

pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha. Kemandirian pribadi dengan demikian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha para pengusaha depot air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha para pengusaha depot air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang adalah analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi (R2) pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi mempengaruhi kinerja usaha. Dari pengujian secara parsial (uji t) variabel pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja usaha namun variabel kemandirian pribadi memilii pengaruh postif terhadap kinerja usaha.

Kata kunci: Pengetahuan Kewirausahaan, Kemandirian Pribadi dan Kinerja Usaha.


(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan Program Studi S-1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul : Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan veteran kec. Labuhan Deli Kab. Deli serdang)

Penulis memperoleh bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga, motivasi dan waktu yang tidak terukur dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak melakukan pembaharuan dan terobosan di berbagai bidang hingga memajukan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E., M.Si., Ketua Departemen Manajemen yang telah banyak mendidik, mendorong dan memajukan mahasiswa/i Departemen Manajemen untuk berjuang dan mempersiapkan diri demi menyongsong masa depan dan meraih cita-cita.


(7)

4. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si., sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan sumbangan pikiran serta memotivasi dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Marhaini Ms., sebagai Dosen Penguji I yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Bapak Drs. R. Bongsu Hutagalung, M.Si., sebagai Dosen Penguji II yang

telah meluangkan waktu dan memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi yang telah banyak mendidik mahasiswa/i dengan penuh dedikasi, loyalitas dan profesionalitas guna membentuk mahasiswa/i yang berkarakter sehingga siap untuk menyongsong masa depan.

8. Karyawan/wati Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu para mahasiswa/i dalam memperlancar jalannya kegiatan belajar mengajar di kampus, khususnya Kak Dany, Kak Vina, Bang Jum dan Kak Susi.

9. Kepada seluruh Pengusaha dan karyawan depot air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang yang telah membantu penulis selama melakukan penelitian dan mengumpulkan data.

10. Kepada keluargaku tercinta, ayahanda Suparlan dan Ibunda drg. Yulismar yang dengan ikhlas mengiringi setiap langkah ananda dengan doa dan semangat tanpa kenal lelah, kepada abangku Fakhrul Agung, SE dan adikku Taufiq Al-Farabi terima kasih atas semangat yang selalu kalian berikan. Kepada keluarga besarku, nenek oo, tante dan om, serta sepupu tercinta, terima kasih atas segala doa dan dukungannya.


(8)

11. Teman-temanku Manajemen 2006 khususnya Widya Rahyuni, Rizki Abdillah, SE, Rr Gita Ayu Lestari, SE, Mahruro Agiihdini, Buhari Burhani, Hadryansyah Azhary (ian ngok), Vidi Isra, Khairul Syah Alam, Winda Permata Dewi, Namira, Rifwan syaputra (Cadak), Faisal Reza Manthey, Fariz Mahmud (Ane), Boyke Piay, Rifky Fathoni (popo), Dicky Sukenji, Erfandy Prasetyo, Agung Ngh, Wien Fardy, Bayu (‘05), Henrico (Lek) dan teman-teman lainnya khususnya angkatan 2006 yang tidak dapat disebut satu per satu yang senantiasa memberikan dorongan semangat dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan jalan yang terbaik buat teman-teman semua. Amin ya Rabbal’Alamin.

12. Kepada teman-teman Firing Fecah, Bundo, Neni, Dyta, Ciphi dan Genk KFC yang selalu memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini. 13. Abang dan Kakak senior khususnya bang Dino, bang Stanley, bang Arif,

bang Dedy, bang Agus, bang Iqbal, serta teman-teman Mabaga lainnya yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis tidak henti-hentinya bersyukur kepada Allah SWT karena atas ridho-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada Penulis dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Medan, November 2010 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 6

F. Metodelogi Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional Variabel ... 7

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

5. Populasi ... 10

6. Jenis dan Sumber Data ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

9. Metode analisis Data ... 12

BAB 11 URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Pengetahuan Kewirausahaan ... 17

C. Kemandirian Pribadi ... 18


(10)

E. Hubungan antara Pengetahuan Kewirausahaan dengan Kinerja

Usaha ... 22

F. Hubungan antara Kemandirian Pribadi dengan Kinerja Usaha ... 23

G. Hubungan antara Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian pribadi dengan Kinerja Usaha ... 24

BAB III GAMBARAN UMUM USAHA A. Perkembangan Usaha ... 25

B. Depot Air Minum Isi Ulang ... 25

C. Peraturan dan Perundangan ... 29

D. Higiene Sanitasi Depot Air Minum isi Ulang ... 29

E. Profil Usaha Air Minum Isi Ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Batu Kab. Deli Serdang ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 41

1. Validitas ... 41

2. Reliabilitas ... 43

B. Analisis Deskriptif ... 44

1. Deskriptif Responden ... 44

2. Deskriptif Variabel ... 47

C. Analisis Regresi Linier Berganda ... 52

a. Uji Fhitung ... 54

b. Uji thitung ... 55

c. Pengujian Koefisien Determinasi (R2) . ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel ... 8

Tabel 1.2 Pedoman Pemberian Skor ... 9

Tabel 1.3 Daftar Nama Usaha Air Minum isi Ulang ... 10

Tabel 4.1 Uji Validitas ... 42

Table 4.2 Uji Reliabilitas ... 43

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 46

Tabel 4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Pengetahuan Kewirausahaan . 48 Tabel 4.8 Pendapat Responden terhadap Variabel Kemandirian Pribadi ... 49

Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap Variabel Kinerja Usaha ... 51

Tabel 4.10 Coefficients ... 53

Tabel 4.11 ANOVA ... 55

Tabel 4.12 Coefficients ... 56


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

ABSTRAK

Khairani Y. (2010) “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi terhadap Kinerja Usaha (Studi kasus pada pengusaha depot air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)”. Pembimbing Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, Msi. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I Dra. Marhaini, MS dan Penguji II Drs. R. Bongsu Hutagalung, Msi.

pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha. Kemandirian pribadi dengan demikian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha para pengusaha depot air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha para pengusaha depot air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang adalah analisis deskriptif dan metode regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi (R2) pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi mempengaruhi kinerja usaha. Dari pengujian secara parsial (uji t) variabel pengetahuan kewirausahaan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja usaha namun variabel kemandirian pribadi memilii pengaruh postif terhadap kinerja usaha.

Kata kunci: Pengetahuan Kewirausahaan, Kemandirian Pribadi dan Kinerja Usaha.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Usaha Mikro kecil dan menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi dibanyak negara di dunia dan memberikan kontribusi yang besar untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan dan pemerataan pendapatan. Di Indonesia, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi suatu fenomena perekonomian tersendiri ketika terjadi kenaikan harga pangan dan bahan baku sehingga banyak usaha besar mengalami kesulitan dalam usahanya, usaha kecil menengah mampu mempertahankan usahanya di tengah krisis ekonomi.

Sektor ekonomi di lapisan bawah yakni usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ikut merasakan dampak krisis global tahun 2008, justru mengalami pertumbuhan yang signifikan. Rata-rata pertumbuhannya mencapai 15 hingga 20 persen pertahunnya (Uno, 2009)

Sektor usaha mikro kecil dan menengah di samping memiliki potensi yang cukup juga memiliki prospek untuk dikembangkan, selain itu juga memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha besar dilihat dari skala usaha, jumlah karyawan, kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki ketangguhan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga kelangsungan usahanya (Ranto, 2007). Pesatnya perkembangan sektor UMKM yang kini mendapat perhatian lebih dari pemerintah mendorong minat masyarakat untuk berwirausaha. Peranan wirausaha tentu sangat penting dalam memajukan sektor UMKM. Pesat tidaknya


(15)

perkembangan sektor ini bergantung penuh pada kemampuan dan kinerja para wirausahawan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan ketrampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan.

Menurut Ivancevich (Ranto, 2007:19) kinerja merupakan job

performance, adanya semangat kerja yang didalamnya termasuk beberapa nilai

keberhasilan baik bagi organisasi maupun individu. Menurut Darma (2000:150) penilaian kinerja yang efektif sekaligus dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja.

Menurut Sastrohardiwirjo (2002:235) kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang mandiri yang memiliki kebebasan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung kepada orang lain mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (Ranto, 2007:24). Selain itu, wirausaha juga memiliki pengetahuan tentang apa yang diketahui juga segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha (Ranto, 2007:22). Dengan


(16)

demikian dapat disimpulkan bahwa wirusahaan yang memiliki pengetahuan tentang ilmu kewirausahaan dan kemandirian pribadi akan meningkatkan kinerjanya dalam berwirausaha.

Sektor UMKM yang semakin berkembang ini mendorong para wirausaha untuk berfikir kreatif dan inovatif hingga munculnya beragam jenis usaha baru. Salah satu diantaranya adalah usaha air minum isi ulang yang kini mulai menjamur, terutama di kota Medan.

Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan sehari-hari, bagai sumber kehidupan itu sendiri. Pemakaiannya sekarang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan sumber air yang berkualitas tinggi. Air minum, tetap menjadi kebutuhan pokok setiap orang, kapanpun dan dimanapun. Oleh karena itu usaha air minum isi ulang tetap bergairah dan tetap prospek, apalagi jika kualitas dan higienitas air tanah di kawasan tersebut tercemar dan rendah.

Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang adalah salah satu contoh kawasan yang memiliki kualitas dan higienitas air tanah yang rendah. Oleh karena itu banyak pengusaha air minum isi ulang yang membuka usaha di wilayah tersebut. Kebutuhan masyarakat akan air bersih yang sehat, hemat dan praktis yang tidak pernah ada batasnya membuat mereka semakin yakin untuk membuat usaha depot air minum isi ulang. Banyaknya usaha serupa yang ada di wilayah tersebut tidak membuat mereka mengurungkan niatnya untuk terus berusaha.

Pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi yang mempengaruhi semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, akuntabilitas serta keberhasilan seorang pengusaha akan diuji apakah mempengaruhi kinerja usaha yang dimiliki oleh pengusaha air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec.


(17)

Labuhan Deli Kab. Deli Serdang. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada pengusaha air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang dengan judul: ”Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

”Apakah terdapat pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja pengusaha depot air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2005), dengan demikian dalam rangka penelitian ini dikemukakan variabel yang akan diteliti yaitu pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi sebagai variabel bebas dan kinerja usaha sebagai variabel terikat.

Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu


(18)

usaha (Ranto, 2007:22). Kemandirian pribadi adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan (Ranto, 2007:24).

Berdasarkan kedua uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semakin seorang pengusaha memiliki pengetahuan kewirausahaan dan memiliki kemandirian pribadi, maka ia akan semakin berkualitas dalam menampilkan kinerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tersebut (pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi) memiliki pengaruh pada kinerja usaha.

Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Ranto (2007), diolah oleh penulis

D. Hipotesis

”Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah KINERJA USAHA

(Y)

1. Semangat kerja 2. Kualitas kerja 3. Produk unggulan 4. Keberhasilan 5. Akuntabilitas KEMANDIRIAN

PRIBADI (X2)

1. Kebebasan berpikir 2. Keberanian Menghadapi

tantangan 3. Kedewasaan 4. Keterampilan

5. Menentukan Skala Prioritas PENGETAHUAN

KEWIRAUSAHAAN (X1)

1. Pengetahuan langsung 2. Pengetahuan tidak langsung


(19)

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh terhadap kinerja pengusaha depot air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Mengetahui apakah terdapat pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha pada pengusaha air minum isi ulang Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat melakukan penelitian ini adalah:

a. Bagi pelaku usaha, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk meningkatkan kemampuan diri melalui keikutsertaan dalam pelatihan-pelatihan pengembangan usaha. Serta memberikan tambahan informasi bagi pengusaha agar dapat mengembangkan usahanya.

b. Bagi pemerintah daerah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam membina usaha kecil khususnya pada usaha air minum isi ulang.

c. Bagi peneliti, memberikan kesempatan untuk menerapkan teori yang diperoleh selama perkuliahan sekaligus mempertajam pola pikir mengenai faktor pengetahuan wirausaha dan kemandirian pribadi dalam kinerja usaha.


(20)

F. Metodelogi Penelitian

1. Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

Penelitian ini hanya dibatasi pada usaha air minum isi ulang di jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang.

a. Penelitian ini hanya melihat variabel pengetahuan kewirausahaan (X1) dan

kemandirian pribadi (X2) yang mempengaruhi kinerja usaha (Y). 2. Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipoitesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

1. “Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33).

Adapun yang menjadi variabel bebas adalah: 1.a Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Pengetahuan kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Dengan indikator: pengetahuan langsung (pengalaman sendiri), dan pengetahuan tidak langsung (pengalaman orang lain).

1.b Kemandirian Pribadi (X2)

Didefenisikan sebagai kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari


(21)

menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan. Dengan indikator: kebebasan berpikir, keberanian menghadapi tantangan, kedewasaan dan keterampilan menentukan skala prioritas.

2. ”Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono, 2005:33).

Adapun yang menjadi variabel terikat adalah: 2.a Kinerja usaha (Y)

Kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Dengan indikator: semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan, keberhasilan dan akuntabilitas.

Tabel 1.1

Defenisi Operasional Variabel

VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA

UKUR Variabel

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Pengetahuan

kewirausahaan adalah segala sesuatu yang perlu

diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari

sumber-sumber informasi.

1. Pengetahuan langsung 2. Pengetahuan

tidak langsung

Skala Likert

Variabel Kemandirian Pribadi (X2)

Didefenisikan sebagai kekuatan diri dalam upaya

untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa

harus bergantung kepada orang lain, mulai dari

menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai

pada pencapaian kepuasan

1. Kebebasan berpikir 2. Keberanian menghadapi

tantangan 3. Kedewasaan 4. Keterampilan menentukan

skala prioritas

Skala Likert


(22)

VARIABEL DEFENISI INDIKATOR SKALA UKUR Variabel Kinerja

Usaha (Y)

Kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktifitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

1. Semangat kerja 2. kualitas kerja 3. Produk unggulan 4. Keberhasilan 5. Akuntabilitas

Skala Likert

Sumber: Ranto (2007) diolah

3. Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Umar, 2008:98). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5.

Tabel 1.2

Pedoman pemberian skor

NO SKALA SKOR

1 Sangat Tidak Setuju 1

2 Tidak Setuju 2

3 Ragu-ragu 3

4 Setuju 4

5 Sangat Setuju 5

Sumber: Umar (2008: 98)

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di sepanjang jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang. Waktu penelitian direncanakan sejak bulan Mei sampai bulan Juni 2010.


(23)

5. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:72), populasi adalah wilayah yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pengusaha air minum isi ulang yang masih berada dalam wilayah jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang yang berjumlah 12 orang.

Metode yang digunakan adalah menggunakan metode Sampling Jenuh (sensus), artinya seluruh populasi yang ada dijadikan sebagai objek penelitian, sehingga responden yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 12 orang (Sugiyono, 2005:78). Adapun nama usaha dan pemilik dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini:

Tabel 1.3

Daftar nama usaha Depot Air Minum Isi Ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang

no Nama Usaha Nama pemilik Lama berwirausaha 1 Ramadhani Water Suhartono 3 tahun

2 Monica Water Surman 3 tahun

3 Vita Water Sri Indra Sukalsih 1 tahun 4 Aqua Star Water Des Yaf’al 8 bulan 5 Monica Water Kusdiono 2,5 tahun

6 Fanny R.O Syafrida 2 tahun

7 Diva Water Surya Abdi 8 bulan

8 Permata Air Suparno 2 tahun

9 Teratai Mas Jaka 6 bulan

10 Galis Water Sugiono 4 tahun

11 Amindo Water Sudarno 4 tahun 12 Chafri Water Ahmad Fachriza 3 tahun Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)


(24)

6. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini digunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari para pedagang yang berada di Pajak Sore khususnya pedagang pakaian yang dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dengan menggunakan kuesioner melalui pertanyaan yang diajukan sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu tentang pengetahuan kewirausahaan, kemandirian pribadi serta kinerja usaha.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Data sekunder yang diperlukan adalah buku-buku, jurnal, serta data lain yang mendukung.

7. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu dengan memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada para pengusaha tentang persepsi mengenai pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi terhadap kinerja usaha.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara tatap muka (face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut interview guide.


(25)

Studi pustaka yaitu dengan cara mengumpulkan data, informasi dari buku, dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Validitas

Valid artinya data yang diperoleh melalui koesioner dapat menjawab tujuan penelitian. maka Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for window dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.

2. Jika r hitung <rtabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

b. Reliabilitas

Reliabel artinya data yang diperoleh melalui koesioner hasilnya konsisten bila digunakan penelitian lain. Pengujian dilakukan dengan SPSS 16.0 for

window. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas

akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel.

Jika r alpha negative atau < r tabel maka pernyataan tidak reliabel

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan 15 responden di luar sampel penelitian yaitu Depot Air Minum Isi Ulang yang berada di Jalan Sunggal dan sekitarnya.


(26)

9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif

Metode Analisis Deskriptif dilakukan dengan cara menyusun, mengelompokkan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi.

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresion linear berganda digunakan mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian pribadi) terhadap variabel terikat (kinerja usaha).

Model regresi linear berganda digunakan: Y= β0 + β1X1 + β2X2 + e

Sumber: Sugiono, 2005: 211

Dimana:

Y = Skor tingkat kinerja usaha β0 = Konstanta

β1, β2 = Koefisien regresi

X1 = Skor dimensi variabel pengetahuan kewirausahaan

X2 = Skor dimensi variabel kemandirian pribadi

E = Skala error

Untuk analisis dan pengujian hipotesis, data diolah secara statistik dengan menggunakan alat bantu program statistik SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 16. Data – data yang telah diperoleh kemudian diuji dengan:


(27)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

H0:β1=β2=0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

H0:β1≠β2≠0, artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan yaitu:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α= 5% atau Sig > α = 0,05.

H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α= 5% atau Sig < α = 0,05.

2. Uji t (Parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

bentuk pengujiannya adalah:

H0: β1, β2=0, artinya variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

H0: β1, β2≠0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel terikat.

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel . Kriteria pengambilan

keputusan yaitu:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada = 5% atau Sig > α = 0,05


(28)

3. Pengujian koefisien determinan (R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap terikat. Dengan kata lain koefisien determinan digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang diteliti (X1,X2) yaitu

pengetahuan kewirausahaan dan kemanndirian pribadi terhadap variabel terikat yaitu kinerja usaha (Y). Koefisien determinan (R2) berkisar antara nol sampai dengan satu (0≤ R 2≤1). Hal ini berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R2 mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.


(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini, antara lain:

1) Ranto (2007) “Korelasi antara Motivasi, Knowledge of Entrepreneurship

dan Independensi dan The Entreprenuer’s Performance pada Kawasan Industri Kecil”. Berdasarkan uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,572 lebih besar dari Ftabel yakni 4,16 artinya variabel bebas motivasi, Knowledge of Intreprenuership dan Independensi secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (Entreprenuer’s

Performance). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa regresi sangat

signifikan. Melalui pengujian koefisien determinan (R2) diperoleh nilai sebesar 0,4019 artinya variabel bebas yakni motivasi, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha berpengaruh sebesar 40,19% terhadap varibel terikat kinerja usaha pada Kawasan Industri Kecil.

2) Silalahi (2007), melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan, Motif Berprestasi, Dan Kemandirian Pribadi Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Kasus Warnet Di Padang Bulan)”. Berdasarkan

penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel Pengetahuan kewirausahaan (X1)

dan Kemandirian Pribadi (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan para pemilik usaha warnet di Padang Bulan. Sedangkan variabel Motif Berprestasi (X2) tidak berpengaruh secara


(30)

signifikan terhadap Perilaku Kewirausahaan para pemilik usaha warnet di Padang Bulan.

B. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan adalah mengelola seluruh elemen sistem berupa dokumen, basis data, kebijakan, dan prosedur lengkap, beserta informasi tentang pengalaman, keahlian, dan kecakapan sumber daya manusia secara individu maupun kolektif (Widayana, 2005:9). Pengetahuan terdiri dari pengetahuan langsung yaitu pengetahuan yang telah dimiliki oleh seorang wirausahawan sebelum ia menjadi seorang wirausaha serta pengetahuan tidak langsung yang diperolehnya dari berbagai pihak sebelum maupun saat ia telah menjadi seorang wirausaha.

Kata kewirausahaan diambil dari entrepreneurship berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneuriat yang artinya berusaha. Kao (Ranto, 2007:21). Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Kasmir, 2006:17). Berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 Tahun 1995, tanggal 30 juni 1995 mengemukakan bahwa: “ Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan daya kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.”

Menurut Suryana (2003:13) kewirausahaan dapat didefenisikan sebagai suatu kemampuan kreatif dan inovatif (Create new and different) yang dijadikan


(31)

kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi resiko.

Dengan demikian pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha.

C. Kemandirian Pribadi

Kemandirian, menurut Vamer dan Beamer (Ranto, 2007:22) adalah kepemilikan sebuah nilai dalam diri seseorang yang mengarah kepada kedewasaan, sehingga dia mampu menghadapi persaingan. Sedangkan persaingan itu sendiri merupakan sesuatu yang dapat memberi semangat sebagai alat untuk menentukan pesaing terbaik. Ketika seseorang bersaing dengan orang lain, tidak dapat dielakkan adanya pemenang dan adanya yang kalah. Itulah sebabnya kemandirian merupakan suatu proses mulai dari menciptakan ide, membuat rencana, mencari sumber sampai dengan memperoleh hasil yang memuaskan. Di dalam kemandirian menurut Irwin (Ranto, 2007:22) terdapat kedewasaan yang merubah pandangan seseorang dan mempengaruhi kehidupannya. Orang yang tidak mandiri akan beraksi hanya jika ada penghargaan dari orang lain. Sebaliknya, sesorang yang mandiri beraksi untuk kepuasannya sendiri tanpa tergantung dari yang difikirkan orang lain. Itulah sebabnya kembali Irwin menegaskan bahwa seseorang yang mandiri akan melakukan apa saja yang diinginkan merupakan kebebasan berfikir untuk memuaskan dirinya dan orang


(32)

lain. Walaupun kemandirian bukan berarti suatu kematangan akhir yang dipunyai seseorang.

Covey (Ranto, 2007:23) mengatakan bahwa perkembangan keefektifan pribadi dan antar pribadi dapat digerakkan secara progresif pada kontinu kematangan menuju kemandirian sampai kesaling tergantungan. Perubahan sikap dari ketergantungan pada paradigma ”anda” yang berarti anda harus mengurus saya, dan saya akan menyalahkan anda bila tidak berhasil (depend on), bergeser menjadi paradigma ”saya” yang berarti saya dapat melakukannya, bertanggung jawab, percaya diri, dan dapat memilih (independend), selanjutnya menjadi saling tergantung dan berubah menjadi paradigma ”kita” dan berarti kita dapat melakukannya, dapat bekerja sama, dapat menggabungkan bakat dan kemampuan serta ”kita” dapat menciptakan sesuatu yang lebih besar secara bersama-sama (interdependency). Sehubungan dengan uraian di atas, kemudian Covey menegaskan bahwa kemandirian sejati adalah sebuah karakter yang akan memberikan kekuatan untuk bertindak, terutama dalam menghadapi tantangan, jadi bukan menjadi sasaran tindakan itu sendiri. Hal ini dapat membebaskan diri dari pengaruh lain sehingga kemandirian merupakan cita-cita pembebas yang layak. Namun, kemandirian bukanlah tujuan tertinggi dalam kehidupan yang efektif.

Pengertian tersebut diatas tampak mengandung maksud bahwa kemandirian seseorang merupakan suatu proses kematangan. Kematangan akan memberikan kekuatan karakter menuju kondisi sampai kesaling tergantungan (interdependency). Kematangan akan mendorong untuk meraih prestasi, maka prestasi demi prestasi akan semakin memantapkan kematangan dalam bentuk


(33)

kedewasaan (maturity) tersebut. Kekuatan karakter yang telah menyatu dalam kedewasaan akan mendorong kekuatan untuk bertindak. Dengan demikian, walaupun memiliki keterbatasan kebebasan dari pemahaman dan nilai-nilai yang dianut namun dengan akal budi yang dimilikinya, tetap tahu apa yang akan dilakukuannya. Sikap dewasa tentunya sangat dituntut oleh siapapun yang sedang berusaha untuk mencapai prestasi termasuk para usahawan, sebab mereka dituntut untuk menjadikan dirinya menjadi majikan yang mampu untuk menciptakan kerja dan mengelola secara baik dengan mengkombinasikan berbagai sumber dan menciptakan sinergi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Kemandirian pada dasarnya memiliki dua bentuk yaitu pemikiran dan tindakan. Seorang pemimpin menurut Chutterbuck dan Waine (Ranto, 2007:23) memerlukan keduanya untuk menunjukkan dirinya sendiri mandiri. Pemikiran yang mandiri akan membawanya pada perspektif yang berbeda dalam strategi, sehingga mampu menentukan skala prioritas. Tindakan yang mandiri berarti seorang pemimpin tidak memiliki konflik kepentingan terhadap perusahaannya.

Wirausahawan adalah orang yang merdeka lahir batin, lebih suka bekerja atas kemampauan sendiri daripada bekerja untuk orang lain. Kemandirian ini tetap didukung dengan kepedulian pada orang lain dan lingkungan, menerima kritik dan saran dari orang lain.

Pribadi tiap orang itu tumbuh atas dua kekuatan, yaitu (1) kekuatan dari dalam, yang sudah dibawa sejak lahir, berwujud benih, bibit, atau sering disebut juga kemampuan-kemampuan dasar (faktor dalam). Adapun yang termasuk faktor dalam atau faktor pembawaan, ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat ketubuhan.


(34)

Kejiwaan yang berwujud fikiran, perasaan, kemauan, fantasi, ingatan, dsb yang dibawa sejak lahir, ikut menentukan pribadi seseorang. Keadaan jasmanipun demikian pula. Panjang pendeknya leher, besar kecilnya tengkorak, susunan urat syaraf, otot-otot, susunan dan keadaan tulang-tulang, juga mempengaruhi pribadi manusia. (2) Kekuatan dari luar (faktor lingkungan), yaitu segala sesuatu yang ada diluar manusia. Baik yang hidup maupun yang mati. Semuanya ikut serta membentuk pribadi seseorang yang berada dalam lingkungan itu.

Kata kepribadian berasal dari kata Personality (bahasa inggris) yang berasal dari kata Persona (bahasa latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak atau pribadi seseorang.

Menurut G.W. Allport (Sobur, 2003:300), pengertian kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik/khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kepribadian terletak di balik tindakan tertentu dan dalam individu; dan sistem yang menyusun kepribadian dalam segala hal adalah kecenderungan yang sehat. Allport menggunakan istilah ”sistem Psiko-fisik” dengan maksud menunjukkan bahwa ”jiwa” dan ”raga” manusia merupakan suatu sistem yang terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam mengarahkan tingkah laku. Sementara itu istilah ”khas” dalam definisi kepribadian Allport memiliki arti bahwa individu bertingkah laku dalam caranya sendiri, karena setiap individu memiliki kepribadian sendiri.


(35)

Sifat kepribadian yang paling banyak dibahas oleh para ahli, dalam kaitan dengan wirausaha adalah sifat kreatif dan inovatif. Drucker (Riyanti, 2003:24) juga menegaskan bahwa untuk meraih keberhasilan, seorang wirausaha harus belajar mempraktikkan inovasi secara sistematik. Menurutnya inovasi adalah alat khusus bagi para wirausaha. Kreativitas lebih menekankan kemampuan, bukan kegiatan. Jadi, orang disebut kreatif jika dia memiliki ide/gagasan yang baru tanpa harus merealisasikan gagasannya itu. Inovasi adalah proses melakukan sesuatu yang baru.

Kreativitas enterpreneur adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan kreatif demi kemajuan usaha. Gagasan itu tidak harus baru, yang penting ada solusi yang baru yang diterapkan dalam proses menciptakan dan menjual barang atau jasa ke pasar. Gagasan baru itu bisa saja menyangkut barang atau jasa itu sendiri., bisa berupa kemampuan untuk mengenali pasar baru, bisa dalam bentuk cara-cara memproduksi dan memasarkan barang/jasa, atau juga cara mengelola finansial dan karyawan. Adapun kreativitas yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan pribadi dalam menemukan gagasan dalam mengelola masalah keuangan pribadi/melalui fasilitas pinjaman/kredit dari lembaga keuangan.

Kemandirian pribadi dengan demikian adalah kemampuan untuk mengandalkan diri sendiri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung dengan orang lain, mulai dari menciptakan ide, menetapkan tujuan, sampai pada pencapaian kepuasan.


(36)

D. Kinerja Usaha

Menurut Ivancevich (Ranto, 2007:19) kinerja merupakan job

performance, adanya semangat kerja dimana didalamnya termasuk beberapa nilai

keberhasilan baik bagi organisasi maupun individu. Menurut Darma (2000:150) penilaian kinerja yang efektif sekaligus dapat mempengaruhi dua hal yaitu produktivitas dan kualitas kerja.

Menurut Sastrohardiwirjo (2002:235) kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

E. Hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dengan kinerja usaha.

Pengetahuan kewirausahaan adalah keseluruhan apa yang diketahui tentang berbagai informasi yang diorganisir melalui ranah kognitif secara rasional dan logis dalam menjalankan usaha. Seorang wirausaha yang berbekal keterampilan akan selalu mencari kesempatan dan terobosan baru untuk meningkatkan organisasinya dengan melihat kelebihan organisasi lain sebagai pola pengembangan atas segala gagasannya.

Kinerja usaha adalah serangkaian capaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktifitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Jika dipandang dari sudut konsumen pedagang diminta menampilkan


(37)

produk yang berkualitas serta keterampilan pedagang dalam menjual dan melayani pembeli, sebaliknya dari sudut pedagang adalah menyangkut bagaimana instruksi dalam memberikan arahan berkaitan dengan aspek-aspek tersebut kepada konsumen.

Berdasarkan keadaan itulah maka diduga makin seorang pedagang memiliki pengetahuan kewirausahaan makin mampu menampilkan bobot kualitas kinerjanya untuk menampilkan obsesinya. Artinya semakin tinggi pengetahuan kewirausahaan maka makin tinggi pula kinerjanya dalam menjalankan usaha baik dari segi pengembangan maupun sasarannya.

F. Hubungan antara Kemandirian Pribadi dengan Kinerja Usaha.

Kemandirian pada dasarnya adalah suatu totalitas pribadi yang mantap dan kuat, dimana dengan totalitas pribadi itu ia memiliki suatu paradigma sikap, mampu berbuat sesuatu, dapat mempengaruhi orang lain dan dapat menentukan suatu pilihan untuk mencapai suatu tujuan atas dasar kemampuannya sendiri. Loyalitas terhadap pekerjaan yang dihadapinya dan kreativitasnya untuk mencapai peluang serta kesadaran terhadap profesinya, akan mengarahkan dirinya secara pasti pada kebebasannya berpikir. Bagaimanapun tuntutan kemandirian pribadi memiliki dua bentuk yaitu dalam pemikiran dan kewajiban. Dia mampu bertanggung jawab terhadap keinginan mengalokasikan sumber daya yang berharga dari dirinya sendiri.

Kinerja usaha yaitu serangkaian pencapaian hasil kerja seorang pengusaha melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung


(38)

jawabnya. Maka seorang pengusaha yang memiliki kemandirian pribadi akan selalu menjaga dirinya secara moral untuk melakukan tanggung jawabnya dengan berpegang teguh pada norma dan nilai yang dimilikinya. Artinya semakin tinggi kemandirian pribadi maka semakin tinggi pula kinerja usahanya, maka terdapat hubungan positif antara kemandirian pribadi dengan kinerja usaha.

G. Hubungan antara Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi dengan Kinerja Usaha.

Seorang wirausaha di dalam esensinya mengetahui segala bentuk informasi yang diolah dan berproses dalam ranah kognitif berupa ingatan dan pemahaman tentang cara berusaha sehingga menimbulkan keberanian mengambil resiko secara rasional dan logis dalam menangani suatu usaha (Ranto, 2007:26).

Pengusaha yang memiliki kecakapan kognitif berarti memiliki konsep yang kuat untuk melakukan upaya pengembangan prestasi bisnisnya dengan cara mengambil substansi dari organisasi lain dari lingkungannya melalui proses perbandingan kerja yang telah ditetapkan, kemudian melakukan pengadopsian dan pengukuran pola yang tepat sehingga menghasilkan kontribusi penampilan yang luar biasa bagi organisasi atau bagi dirinya. Artinya makin seseorang memiliki pengetahuan kewirausahaan dan memiliki kemandirian pribadi, semakin ia berkualitas dalam menampilkan kinerja.


(39)

BAB III

GAMBARAN UMUM USAHA

A. Perkembangan Usaha

Air minum isi ulang adalah salah satu jenis air minum yang dapat langsung diminum tanpa dimasak terlebih dahulu, karena telah melewati beberapa proses tertentu. Merebaknya peluang usaha yang umumnya disebut sebagai depot air minum isi ulang tidak terlepas dari krisis yang dialami masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat mencari alternatif-alternatif dalam membangun suatu usaha dengan biaya relatif rendah tetapi cepat kembali modalnya, ataupun para konsumen air minum yang mengurangi biaya kebutuhan sehari-hari. Air minum isi ulang saat ini menjadi salah satu pilihan dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat, karena selain lebih praktis (tidak perlu memasaknya terlebih dahulu) air minum jenis ini juga dianggap lebih higienis.

Tingginya minat masyarakat dalam mengkonsumsi air minum isi ulang serta mahalnya harga air minum isi ulang kemasan dengan merek ternama yang diproduksi industri besar yang dapat mencapai 3 kali lipat dari harga produksi depot air minum isi ulang mendorong tumbuh dan berkembang pesatnya depot air minum isi ulang diberbagai tempat terutama di kota-kota besar.

B. Depot Air Minum Isi Ulang

Depot air minum isi ulang adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen (Deperindag, 2004). Prinsip pengolahan air pada dasarnya harus mampu


(40)

menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia maupun mikrobiologi. Proses pengolahan air pada depot air minum isi ulang terdiri atas penyaringan (filtrasi) dan desinfeksi. Pertama, air akan melewati filter dari bahan silica untuk menyaring partikel kasar. Setelah itu memasuki tabung karbon aktif untuk menghilangkan bau. Tahap berikutnya adalah penyaringan air dengan saringan berukuran 10 mikron kemudian melalui saringan 1 mikron untuk menahan bakteri.

Air yang keluar dari saringan 1 mikron dinyatakan telah bebas dari bau dan bakteri, ditampung pada tabung khusus yang berukuran lebih kecil dibanding tabung penampung air baku. Selanjutnya adalah tahap mematikan bakteri yang mungkin masih tersisa dengan menggunakan sinar ultra violet, ozonisasi dan Reversed Osmosi (Pitoyo, 2005).

1. Ultraviolet (UV)

Salah satu metode pengolahan air adalah dengan penyinaran sinar ultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang memiliki daya inti mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan absorbsi oleh asam nukleat tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada permukaan sel. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi sinar ultraviolet, harus diperhatikan bahwa intensitas lampu ultraviolet yang dipakai harus cukup, untuk sanitasi air yang efektif diperlukan intensitas sebesar 30.000 MW sec/cm2 (Micro Watt detik per sentimeter per segi).

Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas dan waktunya cukup, tidak ada residu atau hasil samping dari proses penyinaran dengan ultraviolet, namun agar efektif, lampu UV harus dibersihkan secara teratur


(41)

dan harus diganti paling lama satu tahun. Air yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui filter halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi, bahan organik, Fe atau Mn jika konsentrasinya cukup tinggi.

2. Ozonisasi

Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri patogen, termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah pipa, peralatan dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di kemasan. Ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping sangat aman.

Agar pemakaian ozon dapat dihemat, yaitu hanya ditujukan untuk membunuh bakteri-bakteri saja, maka sebelum dilakukan proses desinfeksi, air tersebut perlu dilakukan penyaringan agar zat-zat organik, besi dan mangan yang terkandung dalam air dapat dihilangkan (Surbakty, 1986, dalam Syafran, 2004). Menurut Prasetyo (2006) bahwa proses ozonisasi sebenarnya telah dikenal selama kurang lebih seratus tahun yang lalu. Proses ozonisasi pertama kali diperkenalkan oleh Nies dari negeri Perancis sebagai metode untuk mensterilisasi air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi ini kemudian berkembang cepat. Hingga hanya dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun telah terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum yang menggunakan sistem ozonisasi di Amerika Serikat.

Desinfeksi dengan sistim ozonisasi, kualitas air dapat bertahan selama kurang lebih satu bulan dan masih aman dikonsumsi, sedangkan yang tidak menggunakan ozonisasi, kualitas air hanya dapat bertahan beberapa hari saja air


(42)

sudah tidak layak dikonsumsi. Karena tanpa ozonisasi, pertumbuhan bakteri dan jamur berlangsung cepat (Suseno-Tempo News Room, 2003).

3. Reversed Osmosis (RO)

Indriatmoko dan Herlambang (1999) dalam Syafran (2004), Reversed Osmosis (RO) adalah suatu proses pemurnian air melalui membran semipermiabel dengan tekanan tinggi (50-60 psi). Membran semipermeabel merupakan selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari molekul air. Membran RO menghasilkan air murni 99,99%. Diameternya lebih kecil dari 0,0001 mikron (500.000 kali lebih kecil dari sehelai rambut). Fungsinya adalah untuk menyaring mikroorganisme seperti bakteri maupun virus.

Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air sistem RO antara lain : Kalium permanganate (KmnO4), anti scalant, anti fouling dan anti bakteri. Kalium permanganat digunakan sebagai bahan oksidator terhadap zat besi, mangan dan bahan organik dalam air baku. Sistem pengolahan air sangat tergantung pada kualitas air baku yang akan diolah. Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem RO sehingga TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan.

C. Peraturan dan Perundangan

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Kep – Menperindag) nomor : 651 / MPP / Kep / 10 / 2004 tertanggal 24 Oktober 2004, pasal 1 yang dikatakan depot air minum adalah usaha industri yang melakukan


(43)

proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. Adapun air minum yang dimaksud merupakan air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum. Sementara itu air baku adalah air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi air bersih yang memenuhi persyaratan mutu sesuai peraturan Menteri Kesehatan untuk diolah menjadi produk air minum.

D. Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang

Higiene sanitasi adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan faktor- faktor air minum, penjamah, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya (Depkes, 2006). Penilaian higiene sanitasi depot air minum didasarkan pada nilai persyaratan pemeriksaan fisik higiene sanitasi depot air minum, lokasi bangunan dan sarana sanitasi. Pedoman cara produksi yang baik depot air minum memberikan penjelasan mengenai cara produksi air minum yang baik pada seluruh mata rantai produksi air minum, mulai dari pengadaan bahan sampai penjualan ke konsumen. Dalam lampiran Kep Men Perindustrian dan Perdagangan RI tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya No. 651/MPP/Kep/10/2004 dimuat pedoman cara produksi yang baik depot air minum. Pedoman ini terinci dalam bagian-bagian sebagai berikut:

a. Desain dan Konstruksi Depot

b. Bahan baku, Mesin dan Peralatan produksi c. Proses Produksi

d. Produk Air Minum


(44)

f. Karyawan

g. Penyimpanan Air Baku dan Penjualan

a. Desain dan Konstruksi Depot

Lokasi di Depot Air Minum harus terbebas dari pencemaran yang berasal dari debu di sekitar Depot, daerah tempat pembuangan kotoran/sampah, tempat penumpukan barang bekas, tempat bersembunyi/berkembang biak serangga, binatang kecil, pengerat, dan lain-lain, tempat yang kurang baik sistem saluran pembuangan air dan tempat-tempat lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran.

Ruang proses produksi menyediakan tempat yang cukup untuk penempatan peralatan proses produksi. Area produksi harus dapat dicapai untuk inspeksi dan pembersihan di setiap waktu.

Konstruksi lantai, dinding dan plafon area produksi harus baik dan selalu bersih. Dinding ruang pengisian harus dibuat dari bahan yang licin, berwarna terang dan tidak menyerap sehingga mudah dibersihkan. Pembersihan dilakukan secara rutin dan dijadwalkan. Dinding dan plafon harus rapat tanpa ada keretakan. Tempat pengisian harus didisain hanya untuk maksud pengisian produk jadi dan harus menggunakan pintu yang dapat menutup rapat. Desain tempat pengisian harus sedemikian rupa sehingga semua permukaan dan semua peralatan yang ada di dalamnya dapat dibersihkan serta disanitasi setiap hari.

Penerangan di area proses produksi, tempat pencucian /pembilasan /sterilisasi/ pengisian galon harus cukup terang untuk mengetahui adanya kontaminasi fisik, sehingga karyawan/personil mempunyai pandangan yang terang untuk dapat melihat setiap kontaminasi produk. Dianjurkan penggunaan


(45)

lampu yang anti hancur dan atau lampu yang memakai pelindung sehingga jika pecah, pecahan gelas lampu tidak mengkontaminasi produksi.

Ventilasi harus cukup untuk meminimalkan bau, gas atau uap berbahaya dan kondensat dalam ruang proses produksi, pencucian/pembilasan/sterilisasi dan pengisian galon. Pengecekan terhadap perlengkapan ventilasi perlu dilakukan secara rutin agar tidak ada debu dan dijaga tetap bersih.

Semua bagian luar yang terbuka atau lubang harus dilindungi dengan layar/screen, pelindung lain atau pintu yang menutup sendiri untuk mencegah serangga, burung dan binatang kecil masuk ke dalam Depot (Depkes, 2006).

b. Bahan Baku, Mesin dan Peralatan Produksi 1. Bahan baku

Bahan baku utama yang digunakan adalah air yang diambil dari sumber yang terjamin kualitasnya, untuk itu beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjamin mutu air baku meliputi:

a. Sumber air baku harus terlindungi dari cemaran kimia dan mikrobiologi yang bersifat merusak/mengganggu kesehatan.

b. Air baku diperiksa secara berkala terhadap pemeriksaan organoleptik (bau, rasa, warna), fisika, kimia dan mikrobiologi.

Bahan wadah yang dapat digunakan/disediakan Depot Air Minum harus memenuhi syarat bahan tara pangan (food grade), tidak bereaksi terhadap bahan pencuci, desinfektan maupun terhadap produknya.

2. Mesin dan peralatan produksi

Mesin dan peralatan produksi yang digunakan dalam Depot Air Minum terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:


(46)

a. Bahan mesin dan peralatan

Seluruh mesin dan peralatan yang kontak langsung dengan air harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade), tahan korosi dan tidak bereaksi dengan bahan kimia.

b. Jenis mesin dan peralatan

Mesin dan peralatan dalam proses produksi di Depot Air Minum sekurang-kurangnya terdiri dari:

1) Bak atau tangki penampungan air bak.

2) Unit pengolahan air (water treatment) terdiri dari: a) Prefilter (saringan pasir = sand filter)

Fungsi prefilter adalah menyaring partikel-partikel yang kasar, dengan bahan dari pasir atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama. b) Karbon filter

Fungsi karbon filter adalah sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.

c) Filter lain

Fungsi filter ini adalah sebagai saringan halus berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron, dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan tertentu. d) Alat desinfektan (ozonisasi dan atau UV dengan panjang gelombang

254 nm 2537 A). Fungsi desinfektan adalah untuk membunuh kuman patogen.

3) Alat pengisian.


(47)

c. Proses Produksi

Urutan proses produksi air minum di Depot Air Minum adalah sebagai berikut:

1. Penampungan Air Baku dan Syarat Bak Penampung

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air.

Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas: a. Khusus digunakan untuk air minum.

b. Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman. c. Harus mempunyai manhole.

d. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran.

e. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.

Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali. Dokumen pengadaan air baku harus tersedia dalam Depot Air Minum yang isinya antara lain adalah nama pemasok/pemilik sumber air, jumlah air dan tanggal pengadaan.


(48)

2. Penyaringan Bertahap

a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring partikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-butir silica (SiO2) minimal 80%. Ukuran butir-butir yang dipakai ditentukan dari mutu kejernihan air yang dinyatakan dalam NTU.

b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok kelapa berfungsi sebagai sebagai penyerap, rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2 ) minimal 75%.

c. Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron (Pitoyo, 2005).

3. Desinfeksi

Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi engan menggunakan ozon berlangsung dalam tangki atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 - 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 253 nm atau kekuatan 2537 A dengan intensitas minimum 10.000 mw detik per cm2.

a. Pembilasan, Pancucian dan Sterilisasi Wadah

Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan tara pangan (food grade) dan bersih. Depot Air Minum wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang akan diisi harus disanitasi


(49)

dengan menggunakan ozon (O3 ) atau air ozon (air yang mengandung ozon).

Bilamana dilakukan pencucian maka harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen tara pangan (food grade) dan air bersih dengan suhu berkisar 600 – 850 C, kemudian dibilas dengan air minum/air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa-sisa deterjen yang dipergunakan untuk mencuci.

Catatan: Air bekas pencucian maupun bekas pembilasan tidak boleh digunakan kembali sebagai bahan baku produksi (harus dibuang).

1). Pengisian

Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang higienis.

2) Penutupan

Penutupan wadah dapat dilakukan dengan menutup yang dibawa konsumen dan atau yang disediakan oleh depot air minum (Depkes, 2006).

d. Produk Air Minum

Sebelum dijual, untuk pertama kali produk air harus dilakukan pengujian mutu yang dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi atau ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang terakreditasi.

Pengujian mutu air minum wajib memenuhi persyaratan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002. Pengendalian dan pengujian mutu untuk menjamin tercapainya mutu sesuai keputusan Menteri Kesehatan yang berlaku dengan cara mengambil sampel dari titik keluarnya air minum (pengisian).


(50)

1. Pemeliharaan Sarana Produksi

Bangunan dan bagian-bagiannya harus dipelihara dan dikenakan tindak sanitasi secara teratur dan berkala. Harus dilakukan usaha pencegahan masuknya binatang pengerat (tikus), serangga dan binatang kecil lainnya ke dalam bangunan proses produksi maupun tempat pengisian.

Mesin dan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan baku atau pun produk akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindak sanitasi teratur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran terhadap produk akhir. Mesin dan peralatan yang digunakan oleh Depot Air Minum Isi Ulang harus dirawat secara berkala dan apabila sudah habis umur pakainya harus diganti sesuai ketentuan teknis.

2. Program Sanitasi

Permukaan peralatan yang kontak dengan bahan baku dan air minum harus bersih dan disanitasi setiap hari. Permukaan yang kontak dengan air minum harus bebas dari kerak, oksidasi dan residu lainnya.

Proses pengisian dan penutupan dilakukan secara saniter yakni dilakukan dalam ruang yang higienis. Wadah yang dibawa oleh konsumen harus disanitasi dan diperiksa sebelum pengisian, dan setelah pengisian, wadah ditutup dengan penutup tanpa disegel. Wadah cacat harus dinyatakan tidak dapat dipakai dan tidak boleh diisi.

f. Karyawan

Karyawan yang berhubungan dengan produksi harus dalam keadaan sehat, bebas dari luka, penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap air minum.


(51)

Karyawan bagian produksi (pengisian) diharuskan menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dan sepatu yang sesuai. Karyawan harus mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan terutama pada saat penanganan wadah dan pengisian.

Karyawan tidak diperbolehkan makan, merokok, meludah atau melakukan tindakan lain selama melakukan pekerjaan yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap air minum (Depkes, 2006).

g. Penyimpanan Air Baku dan Penjualan 1. Penyimpanan Air baku

Bak penampung air baku harus dibuat dari bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Depot air minum tidak boleh melakukan penyimpanan air minum yang siap dijual dalam bentuk kemasan. Dengan demikian tidak ada stok air minum dalam wadah yang siap dijual. Penyimpanan hanya boleh dilakukan untuk air baku dalam tangki penampung.

2. Penjualan

Depot air minum tidak boleh melakukan penjualan secara eceran melalui toko/kios/warung dan hanya diperbolehkan menjual di tempat usaha langsung kepada konsumen yang membawa wadah miliknya sendiri atau disediakan oleh depot. Pelaksanaan penjualan/pengisian dilakukan seperti uraian pada proses pengisian air minum yang dimulai dari pembilasan/pencucian/sterilisasi wadah, pengisian dan penutupan (Depkes, 2006).


(52)

E. Profil Usaha depot air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Batu Kab. Deli Serdang

Jalan Veteran merupakan daerah berdirinya depot air minum isi ulang paling banyak di Kec. Labuhan Batu Kab. Deli Serdang. Di jalan yang memiliki panjang sekitar 5 kilometer tersebut terdapat 12 unit usaha depot air minum isi ulang. Waktu berdirinya usaha-usaha depot air minum isi ulang ini cukup beragam, yang terlama adalah pada Agustus 2006 hingga yang terbaru adalah pada Februari 2010.

Lokasi usaha depot air minum isi ulang yang strategis, berada di tepi jalan raya serta dekat dengan pemukiman padat dan lokasi bisnis merupakan keunggulan terbesar usaha ini, dengan segmen konsumen masyarakat sekitar Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang yang besar yaitu warga sekitar dan sesama usaha lainnya, maka dapat dipastikan usaha depot air minum isi ulang ini tidak kesulitan mendapatkan konsumen.

Jam operasional maksimal mayoritas usaha depot air minum isi ulang adalah 13 jam, secara umum adalah dari pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB. Rentang waktu yang panjang ini memungkinkan konsumen untuk menikmati produk usaha depot air minum isi ulang secara maksimal. Jam sibuk usaha depot air minum isi ulang ini adalah antara pukul 15.00 hingga pukul 18.00 WIB, hal ini dikarenakan pada saat tersebut sebagian besar warga sekitar Jalan veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang telah berada dirumah setelah seharian bekerja. Sebagian besar warga tersebut bekerja sebagai buruh pabrik yang berada di sekitar Jalan veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang.


(53)

Modal awal rata-rata usaha depot air minum isi ulang di Jalan veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang adalah sekitar Rp 50 juta. Modal tersebut memiliki rentang yang cukup lebar berkisar antara Rp 30 juta hingga Rp 60 juta. Sebanyak 7 dari 12 pengusaha menyatakan sumber modal pendirian berasal dari biaya bersama karena mereka berbadan hukum. Sedang pengusaha lainnya menyatakan bahwa modal pendirian berasal dari uang pribadi. Hanya pengusaha yang berbadan usaha yang telah mengalami penambahan modal dan menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, semisal pihak perbankan untuk menambah modal usaha. Sedangkan pengusaha lainnya bertahan hidup dengan cara melakukan efisiensi untuk menekan biaya operasional.

Selain menjual produk secara langsung, seluruh pengusaha juga mempertahankan kegiatan usahanya dengan melakukan jasa pesan-antar. Usaha ini dilakukan agar memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan dengan lebih praktis tanpa perlu datang langsung ke depot air minum isi ulang tersebut. Hal ini cukup dapat menambah pemasukan usaha karena sebagian besar pendapatan usaha depot air minum isi ulang bergantung pada banyaknya konsumen yang menggunakan jasa pesan-antar. Untuk melakukan kegiatan pesan-antar, para pengusaha biasanya menggunakan kendaraan berupa becak barang yang jumlahnya bergantung pada modal mereka. Rata-rata setiap usaha memiliki 1 unit becak barang, namun adapula depot air minum isi ulang yang memiliki 2 unit becak barang. Semakin banyak jumlah becak barang yang dimiliki maka semakin banyak pendapatan yang dapat mereka hasilkan dari jasa pesan-antar tersebut.


(54)

Jumlah pegawai yang dipekerjakan pada usaha depot air minum isi ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang berkisar antara 1 hingga 7 orang, tergantung dengan besar-kecilnya usaha depot air minum isi ulang. Pendidikan terakhir para pegawai tersebut cukup bervariatif, antara SD hingga SMA/sederajat. Ada pula yang berpendidikan S1, tetapi biasanya mereka adalah pegawai yang sekaligus pemilik usaha depot air minum isi ulang atau pemilik modal itu sendiri. Gaji bersih para pegawai tersebut berkisar antara Rp. 300 ribu hingga Rp. 650 ribu per bulan, tergantung pada waktu kerja dan pembagian kerja. Rata-rata penjualan usaha depot air minum isi ulang tersebut adalah 40 hingga 60 botol perhari untuk yang beroperasi kurang dari 10 jam, dan 70 hingga 100 botol untuk yang beroperasi lebih dari 10 jam.

Rata-rata aset usaha depot air minum isi ulang melalui pendekatan asumsi adalah Rp. 50 juta. Aset tersebut sudah termasuk tempat usaha, peralatan, kendaraan dan sebagainya. Harga air minum isi ulang berada pada kisaran antara Rp. 3.000 hingga Rp. 4.000 perbotol. Untuk layanan pesan-antar para pengusaha menetapkan harga yang bervariasi mulai dari Rp. 3.500 hingga Rp. 4.000 perbotol, adapula pengusaha yang menyediakan layanan pesan-antar gratis. Penghasilan bersih perbulan pengusaha rata-rata adalah Rp. 2 juta hingga Rp. 4 juta. Pengeluaran rutin mereka antara lain adalah untuk biaya keperluan depot air minum isi ulang (Rp. 500 ribu hingga 1 juta), biaya air dan listrik (Rp. 300 ribu hingga Rp. 500 ribu), bensin (Rp.250 ribu hingga Rp. 500 ribu), dan gaji pekerja (Rp. 500 ribu hingga Rp. 3,5 juta).


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas Dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yakni kuesioner. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian (kuesioner) dapat menjawab tujuan penelitian, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

1. Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut :

i. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut Valid.

ii. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak Valid.

Pada tahap prasurvei, ada beberapa faktor dalam kuesioner tentang Depot Air Minum Isi Ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang, yaitu pengaruh pengetahuan kewirausahaan, kemandirian pribadi dan kinerja usaha, disebarkan kepada 30 responden di luar sampel penelitian yaitu Depot Air Minum Isi Ulang yang berada di Jalan Kapten Muslim dan sekitarnya. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:


(56)

Tabel 4.1 UJI VALIDITAS

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

pk1 110.6000 61.834 .376 .908

pk2 110.7667 61.151 .528 .906

pk3 110.7333 61.651 .437 .907

pk4 111.2667 58.892 .602 .904

pk5 111.4667 61.499 .364 .908

pk6 110.8667 59.292 .537 .905

pk7 110.6333 61.413 .436 .907

kp1 110.6333 60.792 .518 .906

kp2 110.8667 59.292 .537 .905

kp3 110.6333 61.413 .436 .907

kp4 110.8667 60.602 .732 .904

kp5 110.8333 59.799 .672 .903

kp6 110.7333 61.651 .437 .907

kp7 111.2667 58.892 .602 .904

kp8 111.4667 61.499 .364 .908

kp9 111.4333 58.323 .461 .909

kp10 111.1000 60.438 .473 .907

kp11 110.9667 62.654 .585 .907

ku1 110.8333 60.833 .641 .904

ku2 111.4333 58.323 .461 .909

ku3 111.1000 60.438 .473 .907

ku4 110.9667 62.654 .585 .907

ku5 110.6333 61.413 .436 .907

ku6 110.8667 60.602 .732 .904

ku7 110.8333 59.799 .672 .903

ku8 110.6000 61.834 .376 .908

ku9 110.7667 61.151 .528 .906

ku10 110.7333 61.651 .437 .907


(57)

a. Pada uji validitas ini nilai derajat bebasnya (degree or freedom) adalah n = 30 responden.

b. Hasil perolehan r tabel untuk n = 30, dapat dilihat pada tabel R dengan signifikansi 5 % adalah 0,361.

c. Nilai tersebut dinilai apabila :

r hitung (hasil perhitungan SPSS) > r tabel = valid

r hitung (hasil perhitungan SPSS) < r tabel = tidak valid

Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa seluruh butir pernyataan adalah valid kerena r hitung lebih besar dari pada r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat

dilanjutkan pada tahap reliabilitas.

2. Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16 dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

b. Jika ralpha negatif dan lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tersebut tidak

reliabel.

Reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 UJI RELIABILITAS

Sumber : Hasil

penelitian, 2010 (data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan nilai ralpha sebesar 0,909 dan rtabel sebesar 0,361, sehingga

dapat disimpulkan nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,909 > 0,361). Cronbach's Alpha N of Items


(58)

Maka kuesioner tersebut reliabel sehingga dapat diteliti. Kriteria lain mengatakan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60, atau nilai Cronbach Alpha > 0,80. Berdasarkan hasil pengolahan pada Tabel 4.2, maka ke 28 pernyataan dapat dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.

B. Analisis Deskriptif 1. Deskriptif Responden

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah pernyataan berupa 7 butir pernyataan untuk variabel X1, 11 butir

pernyataan untuk variabel X2 dan 10 butir pernyataan untuk variabel Y,

jumlah seluru pernyataan adalah 28 butir. Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa pernyataan-pernyataan mengenai pengetahuan kewirausahaan (variabel X1), kemandirian pribadi (variabel X2) dan kinerja

usaha (variabel Y). Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang

Data identitas responden dari segi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan lamanya berwirausaha dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Pedagang Persentase

Laki-laki 10 83,33 %

Perempuan 2 16,67 %

Total 12 100 %


(59)

Tabel 4.3 terlihat bahwa jumlah pedagang pakaian terbanyak adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 10 orang atau 83,33 %, sedangkan jenis kelamin perempuan berjumlah 2 orang atau 16,67 %.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Pedagang Persentase

21-30 tahun 2 16,67%

31-40 tahun 4 33,33 %

41-50 tahun 5 41,67 %

51 tahun ke atas 1 8,33 %

Total 12 100 %

Sumber : Hasil penelitian, 2010 (data diolah)

Tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah pedagang pakaian terbanyak berusia 41-50 tahun yaitu 5 responden atau 41,67 %, kemudian usia 31-40 tahun sebanyak 4 responden atau 33,33%, sedangkan yang paling sedikit berusia 50 tahun ke atas yaitu 1 orang atau 8,33 %.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Pedagang Persentase

SD 1 8,33 %

SMP 2 16,67 %

SMU 8 66,67 %

DIPLOMA (D3) 0 0 %

S1 (Sarjana) 1 8,33 %

Total 12 100 %

Sumber : Hasil penelitian, 2010 (data diolah)

Tabel 4.5 terlihat bahwa proporsi terbesar tingkat pendidikan pedagang pakaian adalah SMU yang berjumlah 8 responden atau 66,67 %. Data ini menunjukkan bahwa untuk berkiprah sebagai wirausaha, khususnya usaha-usaha kecil, tidak dituntut tingkat pendidikan formal tertentu, khususnya bidang usaha yang menjadi objek penelitian ini.


(60)

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha

Lama Usaha Jumlah Pedagang Persentase

Kurang dari 1 tahun 3 25 %

1-3 tahun 7 58,33 %

3 tahun ke atas 2 16,67 %

Total 12 100 %

Sumber : Hasil penelitian, 2010 (data diolah)

Tabel 4.6 terlihat bahwa mayoritas lama berusaha pedagang pakaian dengan interval 1-3 tahun sebanyak 7 responden atau 58,33 %, Kurang dari 1 tahun sebanyak 3 responden atau 25 % dan 3 tahun ke atas sebanyak 2 responden atau 16,67 %.

2. Deskriptif Variabel

Deskriptif variabel menjelaskan persentase hasil penelitian setiap variabel dengan tanggapan responden sebagai berikut:

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1 Tidak Setuju (TS) : 2 Ragu-ragu (R) : 3

Setuju (S) : 4

Sangat Setuju (SS) : 5

a. Variabel Kemandirian Pribadi sebagai X1

Pengetahuan kewirausahaan dapat diperoleh dari bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua yang berprofesi wirausaha atau dari pengalaman bekerja pada suatu organisasi entrepreneurial. Pendidikan berperan penting karena memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan, terlebih ketika wirausaha menemui masalah di tengah jalan. Dimensi kuesioner pada penelitian ini ditekankan pada pemahaman pengetahuan langsung dan pengetahuan tidak langsung yang dimiliki oleh responden, seperti terlihat pada Tabel 4.7 berikut ini:


(61)

Tabel 4.7

Pendapat Responden terhadap Variabel Pengetahuan Kewirausahaan

Tanggapan Responden

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Ragu-ragu Setuju

Sangat

Setuju Total

Pernyataan F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 0 0 8 66,7 4 33,3 12 100

2 0 0 0 0 0 0 8 66,7 4 33,3 12 100

3 0 0 0 0 0 0 9 75 3 25 12 100

4 0 0 0 0 3 25 9 75 0 0 12 100

5 0 0 0 0 6 50 6 50 0 0 12 100

6 0 0 0 0 1 8,4 7 58,3 4 33,3 12 100

7 0 0 0 0 0 0 6 50 6 50 12 100

Sumber : Hasil penelitian, 2010 (data diolah)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha memiliki pengetahuan yang cukup banyak mengenai produk yang dijual sekaligus mengerti seluk beluk usaha yang sedang dijalani. Tanggapan ragu-ragu ditunjukkan responden dalam hal pengetahuan mereka tentang teknologi terbaru mengenai usaha, baik melalui media cetak maupun elektronik, dimana setengah dari total responden menyatakan ragu-ragu.

b. Kemandirian Pribadi Sebagai Variabel X2

Kemandirian Pribadi yang diukur adalah kekuatan diri dalam upaya untuk menciptakan lapangan kerja baru tanpa harus bergantung kepada orang lain, mulai dari menciptakan ide, menghadapi tantangan kedewasaan, menetapkan tujuan, sampai pada keterampilan. Dimensi kuesioner kemandirian pribadi (X2) terlihat


(1)

pukul 11.00 WIB.


(2)

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

Instrumen Pengumpulan Data

Kemandirian Pribadi terhadap Kinerja Usaha

(Studi Kasus Pada Pengusaha Depot Air Minum Isi Ulang Di Jalan Veteran Kec. Labuhan Deli Kab. Deli Serdang)”.

I. Nama Usaha Depot Air Minum Isi Ulang

_________________________________

II. Identitas Responden

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Tingkat Pendidikan : 5. Lamanya berwirausaha : 6. Jumlah Karyawan :

III. Petunjuk Pengisian

1. Mohon memberi tanda silang ( ) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai.

2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja 3. Kriteria jawaban:

STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju R : Ragu-ragu


(3)

Mohon berikan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang Anda pilih I. Pengetahuan Kewirausahaan

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 Anda harus membuat usaha di lokasi yang strategis

2 Anda memiliki pengetahuan yang cukup banyak tentang produk yang dijual

3 Anda mengerti seluk beluk usaha yang sedang dijalani

4 Anda memiliki kemampuan untuk menjual produk

5 Anda mengetahui teknologi terbaru mengenai usaha melalui media cetak dan elektronik

6 Anda mengetahui tentang persaingan usaha sejenis yang ada di dekat lokasi usaha anda

7 Anda harus memiliki pendidikan atau berpengalaman dalam bidang usaha yang dijalani

II. Kemandirian Pribadi

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 Anda selalu berpikir kreatif 2

Anda memulai usaha atas ide sendiri

3 Tanggung jawab usaha sepenuhnya berada di tangan Anda

4 Anda berani mengambil resiko Didalam menjalankan usaha

5 Anda menjalankan usahanya sendiri, tidak mengandalkan orang lain

6 Usaha ini merupakan usaha pertama yang Anda miliki


(4)

7 Anda telah memiliki pengalaman dalam menjalankan usaha

No Pertanyaan STS TS R S SS

8 Anda siap bersaing dengan usaha sejenis 9 Anda tertarik untuk mengembangkan usaha ini 10 Anda memiliki usaha lain

11 Usaha ini merupakan sumber utama penghasilan Anda

III. Kinerja Usaha

No Pertanyaan STS TS R S SS

1 Anda mencatat semua biaya pengeluaran dan pemasukan

2 Anda menawarkan produk-produk unggulan 3 Anda melakukan pekerjaan dengan

sungguh-sungguh

4 Anda memiliki semangat yang tinggi dalam berwirausaha

5 Anda tertantang untuk mendapatkan konsumen yang lebih banyak lagi

6

Anda selalu mengevaluasi kinerja secara berkala

7 Anda berusaha meningkatkan penjualan dengan mengutamakan layanan kepada konsumen 8 Anda selalu memberikan produk yang terbaik

bagi konsumen

9 Keberhasilan usaha merupakan wujud kerja keras Anda

10 Anda mampu menjalankan usaha yang Anda miliki


(5)

DATA KUESIONER

NO Nama Usaha Nama Pengusaha Pengetahuan kewirausahaan (x1)

Kemandirian pribadi (x2)

1 2 3 4 5 6 7 X1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 X2

1 Monica Water Surman 4 4 4 4 3 3 5 27 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 4 42

2 Ramadhani Water Suhartono 4 4 4 3 3 4 4 26 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 42

3 Vita Water Sri Indra Sukalsih 5 5 5 4 4 5 5 33 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 50

4 Aqua Star Water Des Yaf'al 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 44

5 Monica Water Kusdiono 5 5 4 4 3 5 5 31 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 48

6 Fanny R.O Syafrida 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44

7 Diva Water Surya Abdi 4 4 4 3 3 4 4 26 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 41

8 Permata Air Suparno 4 4 4 4 4 5 5 30 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 46

9 Teratai Mas Jaka 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 48

10 Galis Water Sugiono 5 4 4 3 3 4 5 28 5 4 5 4 3 4 3 3 4 4 4 43

11 Amindo Water Sudarno 4 5 4 4 4 5 4 30 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 44


(6)

NO Nama Usaha Nama Pengusaha Kinerja Usaha (y)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 y

1 Monica Water Surman 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 40

2 Ramadhani Water Suhartono 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

3 Vita Water Sri Indra Sukalsih 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 47

4 Aqua Star Water Des Yaf'al 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 40

5 Monica Water Kusdiono 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 46

6 Fanny R.O Syafrida 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

7 Diva Water Surya Abdi 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 39

8 Permata Air Suparno 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

9 Teratai Mas Jaka 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 45

10 Galis Water Sugiono 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 41

11 Amindo Water Sudarno 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 40