Hasil Analisis Multivariat Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Univariat

4.1.3. Hasil Analisis Multivariat

Setelah dilakukan analisis bivariat, selanjutnya dilakukan analisis multivariat yang bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel independen yang paling dominan dengan variabel dependen. Tabel 4.14 Hasil Seleksi Kandidat Pemodelan Analisis Regresi Logistik No Subvariabel P value Keterangan 1 Umur 0,187 Kandidat 2 Jenis Kelamin 0,075 Kandidat 3 Status Gizi 0,001 Kandidat 4 Pekerjaan 0,000 Kandidat 5 Penghasilan 0,000 Kandidat 6 Pendidikan 0,012 Kandidat 7 Imunisasi BCG 0,000 Kandidat 8 Merokok 0,160 Kandidat 9 Pengetahuan 0,029 Kandidat 10 Kepadatan Hunian 0,319 Bukan kandidat 11 Pencahayaan Hunian 0,001 Kandidat Setelah diseleksi, ada 10 variabel yang merupakan kandidat dan masuk ke dalam pemodelan. Ada 1 variabel dengan P value lebih dari 0,25 yaitu variabel kepadatan hunian p = 0,319, maka variabel kepadatan hunian keluar dari pemodelan. Selanjutnya dilakukan uji regresi logistik berganda dengan metode Backward Wald, maka menghasilkan data dalam tabel berikut: Tabel 4.15 Hasil Analisis Multivariat Sig. ExpB 95 C.I.for EXPB Lower Upper Step 1 umur .076 2.655 .903 7.810 jenis kelamin .002 3.970 1.669 9.442 status gizi .122 1.763 .859 3.619 pekerjaan .004 3.054 1.433 6.508 penghasilan .000 5.927 2.736 12.839 pendidikan .080 1.831 .930 3.603 imunisasi BCG .011 2.678 1.257 5.706 merokok .605 1.230 .561 2.696 pengetahuan .217 .657 .337 1.280 pencahayaan .443 1.466 .552 3.892 Constant .000 .031 Step 2 umur .076 2.673 .904 7.906 jenis kelamin .001 4.285 1.886 9.732 statusgizi .139 1.703 .841 3.448 pekerjaan .004 2.998 1.410 6.376 penghasilan .000 5.995 2.767 12.987 pendidikan .074 1.851 .942 3.638 imunisasi BCG .009 2.714 1.278 5.761 pengetahuan .219 .657 .336 1.283 pencahayaan .436 1.476 .554 3.934 Constant .000 .035 Step 3 umur .063 2.772 .946 8.124 jenis kelamin .000 4.487 1.991 10.112 statusgizi .126 1.732 .858 3.498 pekerjaan .005 2.965 1.396 6.298 penghasilan .000 6.365 2.968 13.650 pendidikan .063 1.894 .966 3.712 imunisasi BCG .006 2.844 1.355 5.970 pengetahuan .232 .665 .340 1.298 Constant .000 .044 Step 4 umur .063 2.794 .948 8.239 jenis kelamin .000 4.946 2.231 10.968 status gizi .121 1.740 .864 3.505 pekerjaan .002 3.198 1.531 6.679 penghasilan .000 6.130 2.885 13.025 pendidikan .060 1.899 .974 3.703 imunisasi .005 2.878 1.375 6.024 Constant .000 .031 Step 5 umur .104 2.355 .839 6.611 jenis kelamin .000 4.969 2.251 10.971 pekerjaan .001 3.452 1.661 7.173 penghasilan .000 6.231 2.946 13.179 pendidikan .056 1.915 .984 3.728 imunisasi BCG .002 3.185 1.538 6.596 Constant .000 .040 Step 6 jenis kelamin .000 5.534 2.521 12.149 pekerjaan .001 3.507 1.683 7.310 penghasilan .000 6.268 2.982 13.173 pendidikan .102 1.718 .898 3.286 imunisasi BCG .004 2.827 1.402 5.702 Constant .000 .049 Step 7 Jeniskelamin .000 4.772 2.260 10.076 Pekerjaan .001 3.272 1.594 6.717 penghasilan .000 6.575 3.141 13.764 Imunisasi BCG .002 3.041 1.516 6.100 Constant .000 .069 Pada Tabel 4.15 hasil dari analisis multivariat menunjukkan bahwa ada 4 variabel yang berperan bersama-sama sebagai faktor risiko terhadap kejadian TB Paru BTA+ di puskesmas wilayah Kecamatan Serang Kota Serang, variabel tersebut dari yang memiliki OR terbesar adalah penghasilan rendah meningkatkan risiko 6,5 kali lebih besar daripada penghasilan tinggi CI: 3,141-13,764 yang berarti responden dengan penghasilan rendah adalah faktor resiko yang paling dominan terhadap kejadian TB Paru BTA+ di Kota Serang tahun 2014, belum diimunisasi BCG berisiko juga meningkatkan kejadian tuberkulosis paru 3 kali lebih besar daripada responden dengan yang sudah diimunisasi BCG 95CI: 1,516-6,100, berjenis kelamin laki-laki meningkatkan risiko 4,7 kali lebih besar terhadap terjadinya tuberkulosis paru daripada perempuan 95CI: 2,260-10,076, dan terakhir responden yang tidak bekerja meningkatkan risiko 3,2 kali lebih besar daripada yang bekerja 95CI: 1.594-6717. 4.2 Pembahasan 4.2.1. Kualitas dan Akurasi Data Kualitas data ditemukan oleh relevansi data, validitas data, ketepatan waktu datangnya data, dan kelengkapan data. Sedangkan akurasi data mencakup relevansi data, validitas data dan reliabilitas data. Validitas data terdiri atas validitas eksternal dan internal. Validitas eksternal menunjukkan seberapa besar jauh informasi dari sampel penelitian dapat digeneralisasikan kepada populasi darimana sampel berasal, atau dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas. Validitas internal adalah data sampel yang diteliti, atau dalam populasi seluruhnya diteliti. Validitas internal ini akan meningkat apabila kesalahan random dan bias kesalahan sistematis dapat dikurangi. Dalam penelitian ini validitas eksternal tak terjamin karena digunakan desain kasus kontrol. 24 a. Kesalahan Random Untuk mengurangi kesalahan random, dapat dilihat dengan sistematis presisi yang diekspresikan ke dalam interval kepercayaan Confidence IntervalCI. Semakin sempit CI maka semakin tinggi ketelitian. Untuk meningkatkan ketepatan data dapat dilakukan dengan memperbesar ukuran sampel. 24 Dalam penelitian ini kesalahan random dengan α = 5. b. Kesalahan Sistematis Kesalahan sistematis disebut bias, yang terdiri dari bias seleksi, bias informasi, dan bias pengacau counfounding bias. 24 Bias Seleksi Dalam penelitian ini bias seleksi dapat dihindari, mengingat data kasus dan kontrol diperoleh melalui bantuan petugas TB di puskesmas. Bias Informasi Bias informasi dapat terjadi karena perbedaan sistemik dalam mutu dan cara pengumpulan data. Keterbatasan kemampuan responden untuk mengemukakan pendapat adanya faktor subjektif dan kejujuran responden yang sulit dikendalikan misalnya