Merokok merupakan penyebab utama penyakit paru-paru yang bersifat kronis dan obstruktif, misalnya bronkitis dan emfisema.
Merokok juga terkait dengan influenza dan radang paru-paru lainnya. Pada penderita asma, merokok akan memperparah gejala asma sebab
asap rokok akan lebih menyempitkan saluran pernafasan. Efek merugikan tersebut mencakup meningkatnya kerentanan terhadap batuk
kronis, produksi dahak dan serak.
37
Hal ini dapat memperparah kondisi infeksi bakteri tuberkulosis.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Sarwani yang menyatakan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk
terkena TB paru sebanyak 2,2 kali.
21
Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang berbeda.
4.3. Aspek Keislaman
Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian TB Paru BTA+ yaitu diantaranya penghasilan, pekerjaan, imunisasi dan
sebagainya, dapat dikaitkan dengan bagaimana ajaran agama Islam menjelaskan mengenai faktor-faktor tadi. Syariat Islam sangat menganjurkan
kaum muslim untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang halal yang bermanfaat bagi kehidupan, seperti membeli makanan yang halal dan baik
sehingga tubuh kita menjadi sehat dan kuat, dengan tetap menekankan kewajiban untuk selalu bertawakal dan meminta pertolongan Allah SWT,
sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Quran surat Al-Jumuah ayat 10,
Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi untuk mencari rezeki dan usaha yang halal dan carilah karunia Allah,
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung . QS. Al-
Jumuah:10
Kaidah fiqhiyah menyatakan bahwa lebih baik mencegah terjadinya hal-hal yang buruk daripada membiarkan hal buruk terjadi kemudian mencari
solusinya, atau dalam kiasannya lebih baik mencegah daripada mengobati. Dalam hal ini imunisasi BCG adalah salah satu cara tenaga kesehatan untuk
mencegah penyebaran TB Paru dengan memberikan kekebalan pada tubuh yang diimunisasi. Walaupun ada perbedaan pendapat antara golongan Islam
itu sendiri mengenai vaksin, namun banyak golongan mendukung program imunisasi dari pemerintah Indonesia. Sudah menjadi aqidah ahlus sunnah wal
jamaah bahwa wajib hukumnya menaati pemerintah, dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 59 Allah berfirman,
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikankah ia kepada Allah Al-Quran dan Rasul sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya
. QS. An-Nisa:59 Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu menjaga kesehatan
sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan Al-Hakim mengenai anjuran menjaga 5 perkara, sebelum datang 5 perkara yang lain, yaitu anjuran untuk
Menjaga masa sehatmu sebelum masa sakitmu, hal ini anjuran untuk waspada pada segala kemungkinan yang di luar prediksi manusia, seperti
halnya sakit. Untuk menjaga kesehatan, Allah SWT memerintahkan manusia untuk memakan makanan yang halal, baik, bergizi dan dalam jumlah yang
cukup dan seimbang, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al- Baqarah ayat 172,
Hai orang-orang yang beriman, makanlah dari benda-benda yang baik yang halal yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada
Allah, jika betul kamu beribadah kepadaNya . QS. Al-Baqarah:172
Dalam Islam, segala sesuatu yang memiliki mudarat lebih banyak daripada manfaatnya, sebaiknya dianjurkan untuk ditinggalkan, salah satunya
kebiasaan merokok. Merokok selain mengganggu kesehatan diri sendiri, tetapi juga dapat mengganggu kesehatan orang lain. Allah SWT berfirman,
Dan belanjakanlah harta bendamu di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan diri sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik
. QS. Al-Baqarah:195
Mengenai pendidikan
dan pengetahuan,
Rasulullah SAW
menyampaikan tentang kewajiban menuntut ilmu,
bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim HR. Ibnu Abdul Barr. Dalil ini menjelaskan bahwa setiap muslim wajib mencari ilmu,
misalnya dengan cara menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Kita juga sering mendengar syair dalam Islam,
yang artinya tuntutlah ilmu dari buayan hingga ke liang lahat, merupakan kalimat yang mendorong kita untuk selalu menambah pengetahuan sepanjang
hidup dalam segala bidang, diantaranya bidang kesehatan. Mengenai hal ini, Islam juga mewajibkan setiap muslim untuk memiliki ilmu pengetahuan
untuk menjalani kehidupan sebagaimana perintah Rasulullah SAW dalam hadist yang diriwayatkan Turmudzi dengan sabdanya
Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia, maka wajib baginya menuntut ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat,
maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu
. HR. Turmudzi
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pengaruh umur, jenis kelamin, status gizi, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, imunisasi BCG, merokok, pengetahuan, kepadatan hunian, dan
pencahayaan hunian dengan kejadian TB Paru BTA+ di Puskesmas wilayah Kecamatan Serang Kota Serang tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. Umur produktif kurang beresiko terhadap peningkatan angka kejadian penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang berumur non
produktif. b. Jenis kelamin laki-laki lebih beresiko terhadap peningkatan angka kejadian
penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan.
c. Kurang gizi kurang beresiko terhadap peningkatan angka kejadian penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang mempunyai gizi
cukup. d. Tidak bekerja lebih beresiko terhadap peningkatan angka kejadian
penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang bekerja. e. Berpenghasilan kurang lebih beresiko terhadap peningkatan angka
kejadian penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang berpenghasilan cukup.
f. Berpendidikan rendah kurang beresiko terhadap peningkatan angka kejadian penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang
berpendidikan tinggi. g. Tidak diimunisasi BCG lebih beresiko terhadap peningkatan angka
kejadian penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang diimunisasi BCG.
h. Merokok kurang beresiko terhadap peningkatan angka kejadian penyakit TB Paru BTA+ dibandingkan dengan yang tidak merokok.