Variabel perbandingan corporate governance CG memiliki sampel N Pembahasan

67 Tabel 4.6 Statistik deskriptif Sumber : data diolah peneliti, 2014 Berdasarkan data dari 4.6 dapat dijelaskan bahwa: a. Variabel prediksi pembayaran dividen PD memiliki sampel N sebanyak 40, dengan nilai mean 242.0850 dengan nilai minimum 13.26 nilai maksimum 958.73 dan mean nilai rata-rata 242.0850, Standar deviation variabel ini 337.26960.

b. Variabel perbandingan corporate governance CG memiliki sampel N

sebanyak 40, dengan nilai minimum 93.32 nilai maksimum 313.33 dan nilai mean nilai rata-rata 185.9720. Standar deviation variabel ini 78.68488.

c. Variabel perbandingan struktur modal SM memiliki sampel N

sebanyak 40, dengan nilai minimum 53.27 nilai maksimum 202.35 dan nilai mean nilai rata-rata 124.2120. Standar deviation variabel ini 51.72288. d. Variabel perbandingan struktur kepemilikan manajerial SKM memiliki sampel N sebanyak 40, dengan nilai minimum 53.02 nilai maksimum 370.32 dan nilai mean nilai rata-rata 143.3970. Standar deviation variabel ini 337.26960. Descriptive Statistics 40 185.9720 78.68488 93.32 313.33 40 124.2120 51.72288 53.27 202.35 40 143.3970 88.29667 53.02 370.32 40 242.0850 337.26960 13.26 958.73 CG SM SKM PD N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 68

4.4.2 Uji Asumsi Klasik

Mengingat data yang digunakan adalah data sekunder, maka untuk menguji ketepatan model perlu dilakukan suatu pengujian dan untuk mengetahui apakah model yang digunakan dalam regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif maka model yang digunakan tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Dengan dilakukannya pengujian ini maka diharapkan agar model regresi yang diperoleh bisa dipertanggungjawabkan.

4.4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan mempergunakan teknik Kolmogorov Smirnov Test. Hipotesis yang diuji adalah: Ho = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. Kriteria uji: Jika signifikan ya ng diperoleh α, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Jika signifikan yang diperoleh α, maka sampel bukan berasal dari populasi berdistribusi normal. Pada taraf signifikan uji adalah α = 0,05. Berikut ini ditampilkan tabel Output SPSS uji normalitas dari masing- masing variabel, pada tabel 4.7 69 Tabel 4.7 Uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CG SM SKM PD Normal Parameter Mean Std Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp.Sig. 2-tailed 10 185.9720 78.68488 .087 .087 -.053 .783 .572 10 124.2120 51.72288 .055 .055 -.041 .496 .966 10 143.3970 88.29667 .091 .063 -.091 .823 .508 10 242.0850 337.26960 .067 .067 -.042 .602 .862 a = Test distribution is Normal. b = Calculated from data. Sumber : data diolah peneliti, 2014 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, dapat diuraikan hasil pengujian normalitas dari masing-masing variabel : 1 Pengujian normalitas terhadap data pembayaran dividen PD diperolah K-Z = 0,602 dengan Asymp. Sig 2-tailed = 0,862. Karena Asymp. Sig 2-tailed 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pembayaran dividen adalah normal. 2 Pengujian normalitas terhadap data corporate governance CG diperolah K-Z = 0,783 dengan Asymp. Sig 2-tailed = 0,572. Karena Asymp. Sig 2-tailed 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data corporate governance adalah normal. 3 Pengujian normalitas terhadap data struktur modal SM diperolah KZ = 0,496 dengan Asymp. Sig 2-tailed = 0,966. Karena Asymp. Sig 2-tailed 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data sikap struktur modal adalah normal. 4 Pengujian normalitas terhadap data struktur kepemilikan manajerial SKM diperolah K-Z = 0,823 dengan Asymp. Sig 2-tailed = 0,508. Karena Asymp. 70 Sig 2- tailed 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data struktur kepemilikan adalah normal. Dari grafik hasil pengujian normalitas melalui histrogram terlihat bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetris tidak menceng ke kanan ataupun ke kiri dan pada grafik hasil pengujian normalitas melalui normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit di sekitar diagonal hal ini menunjukan bahwa residual berdistribusi secara normal. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model regresi memenuhi syarat uji normalitas, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel independennya. Regression Standardized Residual 2 -2 -4 Frequency 20 15 10 5 Gambar 4.1 Histogram Sumber : data diolah peneliti, 2014 Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau ke kanan. 71 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Expected Cum P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 19.0 tahun 2014 data diolah Gambar 4.2 : Normal Scatterplot Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen Corporate Governance CG, struktur modal SM, struktur kepemilikan manajerial SKM dan variabel independennya pembayaran dividen PD. 4 .4.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Karenamodel regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat tolerance value atau dengan 72 menggunakan Variance Inflation Factors VIF dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar. Pada penelitian ini digunakan nilai tolerance dan VIF Variance Inflation Factor. Jika nilai tolerance 0,10 dan VIF 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut begitu pula sebaliknya. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Sumber : data diolah peneliti, 2014 Corporate Governance CG, struktur modal SM, struktur kepemilikan manajerial SKM Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai tolerance variabel independen Corporate Governance CG = 0.944 0.10, struktur modal SM= 0.864 0.10 dan struktur kepemilikan manajerial SKM 0.893 0.10 dan begitu juga dengan nilai VIF dari Corporate Governance CG, struktur modal SM, struktur kepemilikan manajerial SKM 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam regresi antara variabel bebas Corporate Governance CG, struktur modal Coefficients a 4.827 3.624 1.332 .191 -.113 .075 -.063 -1.503 .141 .165 -.243 -.062 .944 1.059 .713 .044 .717 16.275 .000 .856 .938 .667 .864 1.157 .260 .023 .480 11.077 .000 .700 .879 .454 .893 1.119 Constant CG SM SKM Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Zero-order Partial Part Correlations Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a. 73 SM, struktur kepemilikan manajerial SKM tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebas.

4.4.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Sebuah Uji Asumsi Regresi Berganda Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi yang baik. Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode scatterplot pada uji regresi yang telah dilakukan sebelumnya. Pada metode ini yang perlu diperhatikan adalah melihat ada tidaknya pola tertentu dari variabel terikat, dimana jika terdapat pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas, namun bila terdapat pola tertentu maka terjadi heteroskedastisitas pada data yang digunakan dalam penelitian ini. Grafik scatterplot diperoleh dari output uji regresi melalui penambahan plots dengan sresid sebagai Y dan z-pred sebagai X. Dari gambar 4.1 terlihat bahwa hubungan antara Regression Studentized Residual dan Regression Standardized Predicted Value yang berupa titik-titik tidak terlihat membentuk suatu pola tertentu. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini tidak ada gejala heteroskedastisitas, sehingga model regresi yang dihasilkan layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen berdasarkan masukan variabel bebasnya. 74 Regression Studentized Residual 4 2 -2 -4 Regres sion Standardiz ed Predicted Value 5 4 3 2 1 -1 Sumber : Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 19.0 tahun 2014 data diolah Gambar 4.3 : Scatterplot Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas karena titik menyebar secara tidak teratur atau tidak membentuk suatu pola tertentu serta titik menyebar di bawah dan di atas angka nol.

4.4.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Ada beberapa cara dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dan autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin-Witson. Menurut Sunyoto 2009 pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: 1 Angka D-W diantara -2 berarti tidak ada autokorelasi 2 Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi 75 Tabel 4.9 Hasil uji Durbin-Witson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Witson 1 .969 a .940 .935 13.26271 2.629 a. Predictors Constant, SKM, SM, CG b. Dependent Variable: PD Sumber : data diolah peneliti, 2014 Tabel 4.7 menunjukkan hasil autokorelasi variabel penelitian. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa tidak terjadi autokorelasi antar kesalahan pengganggu antar periode. Hal ini dilihat dari nilai Durbin-Watson D-W sebesar 2.629. Angka tersebut berada diantara +2, artinya bahwa angka DW lebih besar dari -2 berarti -2 2.629 +2. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada autokorelasi.

4.4.3 Analisis Regresi Berganda

Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain semua data berdistribusi normal, model harus bebas dari gejala multikolinieritas dan terbebas dari heterokedastisitas. Dari analisis sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan yang diajukan dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Metode analisis regresi linear berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruhhubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu aplikasi Sofware SPSS 19.0 for Windows. 76 Untuk menjawab hipotesis yang diajukan, maka akan digunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel Corporate Governance struktur modal dan struktur kepemilikan terhadap pembayaran dividen. Hasil pengujian regresi adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Regresi Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.827 3.624 1.332 .191 CG -.113 .075 -.063 -1.503 .141 SM .713 .044 .717 16.275 .000 SKM .260 .023 .480 11.077 .009 a. Dependent Variable: PD sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 19.0 2014 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = 4.827 + -0.113X 1 + 0.713X 2 + 0.260X 3 + e Pada understandardized coefficients , diperoleh a, β1, β2, β3 sebagai berikut: a. Nilai B Constant α = 4.827 Nili konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel bebas yaitu perbandingan corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM terhadap pembayaran dividen PD, maka perubahan nilai pembayarana dividen perusahaan yang dilihat dari nilai PD tetap 4.827 b. Nilai β1 = -0.113 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap penurunan negatif perbandingan Corporate Governance CG sesebar 1 satuan, maka 77 perubahan Corporate Governance CG yang dilihat dari nilai pembayaran dividen PD akan berkurang sebesar -0.113 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. c. Nilai β2 = 0.713 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perbandingan struktur modal SM sebesar 1 satuan, maka perubahan struktur modal SM yang dilihat dari nilai pembayaran dividen PD akan berkurang 0.713 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. d. Nilai β3 = 0.260 Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan perbandingan struktur kepemilikan manajerial SKM sebesar 1 satuan, maka perubahan struktur kepemilikan manajerial SKM yang dilihat dari nilai pembayaran dividen PD akan berkurang 0.260 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

4.4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis regresi berganda dengan uji koefisien determinasi. Nilai yang digunakan untuk melihat koefisien determinasi yaitu Adjusted R 2 . Adjusted R 2 untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variabel dependen. Berdasarkan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: 78 Tabel 4.11 Adjusted R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Witson 1 .969 a .940 .935 13.26271 2.629 a. Predictors Constant, CG, SM, SKM b. Dependent Variable: PD Sumber : Data diolah peneliti, 2014 Dari tabel diatas, dapat dilihat hasil analisis secara regresi menunjukkan R = 0.969 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM terhadap pembayaran dividen PD mempunyai hubungan sangat erat. Nilai adjusted R square sebesar 0.935 mengindikasikan bahwa variasi dari ketiga variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 100. Standar Error of Estimate SEE adalah 13.26271 yang mana makin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel independen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan dua cara:

4.4.4.3 Uji t t-tes

Uji t dilakukan dengan mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel independen secara parsial individu. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel . Nilai t tabel pada tingkat kesalahan α = 5 dengan derajat kebebasan df = n-k. Banyak observasi n sebanyak 40 banyaknya variabel bebas dan terikat sebanyak 4. Jadi, df = 40-4 = 36. Dengan demikian nilai t tabel adalah sebesar 2.02. Kriteria pengambilan keputusan dalam uji t hitung ini adalah sebagai berikut: 79 a. Ha diterima apabila t-hitung t- tabel, pada α = 5 dan nilai p-value level of significant sebesar 0.05. b. Ha ditolak apabila t-hitung t- tabel, pada α = 5 dan nilai p-value level of significant sebesar 0.05. Tabel 4.12 Uji Statistik t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.827 3.624 1.332 .191 CG -.113 .075 -.063 -1.503 .141 SM .713 .044 .717 16.275 .000 SKM .260 .023 .480 11.077 .009 a. Dependent Variable: PD Sumber : Data diolah peneliti, 2014 Berdasarkan hasil pengujian statistik t pada table 4.12 dapat dijelaskan: 1. Hubungan perbandingan Corporate Governance CG dengan prediksi pembayaran dividen PD a. Nilai signifikansi = 0.141 menunjukkan nilai sig. untuk uji t individual parsial lebih kecil dari 0.05. hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perbandingan Corporate Governance CG secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi pembayaran dividen PD. b. Variabel tidak berpengaruh Corporate Governance CG memiliki t hitung sebesar -1.503 dengan nilai signifikansi 0.141 0.05. dengan menggunakan t hitung t tabel -1.503 2.02 yang berarti bahwa Ho ditolak artinya perbandingan Corporate Governance CG secara 80 parsial tidak memiliki hubunganpengaruh dengan prediksi pembayaran dividen PD yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Hubungan perbandingan struktur modal SM dengan prediksi pembayaran dividen PD a. Nilai signifikansi = 0.000 menunjukkan nilai sig. untuk uji t individual parsial lebih kecil dari 0.05. hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perbandingan struktur modal SM secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi pembayaran dividen Y. b. Variabel pengaruh perbandingan struktur modal SM memiliki t hitung sebesar 16.275 dengan nilai signifikansi 0.000 0.05. dengan menggunakan t hitung t tabel 16.275 2.02 yang berarti bahwa Ha diterima artinya perbandingan struktur modal SM secara parsial memiliki hubunganpengaruh dengan prediksi pembayaran dividen PD yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Hubungan perbandingan struktur kepemilikan manajerial SKM dengan prediksi pembayaran dividen PD a. Nilai signifikansi = 0.000 menunjukkan nilai sig. untuk uji t individual parsial lebih kecil dari 0.05. hal ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung dengan t tabel yaitu perbandingan struktur kepemilikan manajerial SKM secara parsial memiliki hubungan dengan prediksi pembayaran dividen PD di Bursa Efek Indonesia. 81 b. Variabel pengaruh perbandingan struktur kepemilikan manajerial SKM memiliki t hitung sebesar 11.077 dengan nilai signifikansi 0.000 0.05. dengan menggunakan t hitung t tabel 11.077 2.02 yang berarti bahwa Ha diterima artinya perbandingan struktur kepemilikan manajerial SKM secara parsial memiliki hubunganpengaruh dengan prediksi pembayaran dividen PD yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.4.4.2 Uji F F-tes

Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis adalah: 1. Ha diterima apabila F-hitung F tabel , pada α = 5 dan nilai p-value level of significant sebesar 0.05 2. Ha ditolak apabila F-hitung F- tabel, pada α = 5 dan nilai p-value level of significant sebesar 0.05. Uji regresi simultan atau uji F digunakan untuk menunjukan apakah semua variabel independen atau variabel bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. Hasil penelitian dikatakan signifikan dan dapat diterima apabila nilai signifikasi F lebih kecil daripada 0.05 atau α = 5 . Hasil uji regresi simultan terhadap corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: 82 Tabel 4.13 Uji Statistik F Hasil uji F pada table 4.13 menunjukkan nilai F-hitung sebesar 186.642 dengan signifikansi 0.000 0.05 dan F-tabel bernilai 186.642, sehingga nilai F- hitung F-tabel 186.642 1.69 yang berarti bahwa Ha diterima, dengan arti variabel bebas corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM secara simultan memiliki pengaruh dengan pembayaran dividen PD pada Perusahaan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 186.642. Dengan menggunakan batas signifikansi 0.05, maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM mempunyai pengaruh terhadap pembayaran dividen PD . 4.4.4.3 Koefisien Determinasi R² Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh ANOVA b 98490.806 3 32830.269 186.642 .000 a 6332.385 36 175.900 104823.2 39 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, SKM, SM, CG a. Dependent Variable: PD b. 83 variabelvariabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel 4.14: Tabel 4.14 Koefisien determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Witson 1 .969 a .940 .935 13.26271 2.629 a. Predictors: Constant, SKM, CG, SM Sumber: Data primer yang diolah, 2014 Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi adjusted R2 yang diperoleh sebesar 0.935. Hal ini berarti 93.5 variasi variabel pembayaran dividen PD dapat dijelaskan oleh variabel corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM, sedangkan sisanya sebesar 6.5 diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.

4.5 Pembahasan

Berdasarkan pembayaran dividen pada Perusahaan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, didapat rasio deviden pada perusahaan investasi dalam keadaan baik. Karena hasil deviden kas yang diterima perusahaan dari total asset baik. Dari hasil prediksi Pembayaran Dividen terdapat 10 perusahaan di nyatakan baik menurut nilai rasio deviden di tahun 2010-2013. Ini berarti perusahaan investasi yang ada benar-benar dalam kondisi baik. Penelitian ini 84 menunjukan bahwa corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM berpengaruh terhadap pembayaran deviden PD. Hasil ini membuktikan bahwa perusahaan yang sudah menerapkan corporate governance struktur modal dan struktur kepemilikan dengan baik dan berkesinambungan akan mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan dengan memanfaatkan asset dan ekuitas yang telah dikeluarkan perusahaan, sehingga dengan diterapkannya corporate governance CG, struktur modal SM dan struktur kepemilikan manajerial SKM ini, perusahaan dapat meningkatkan pembayaran dividen PD perusahaan investasi. Setelah dilakukan perhitungan statistik dengan menggunakan aplikasi spss, maka nilai t hitung koefisien corporate governance CG = -1.503 lebih kecil dari t tabel 2.02 dengan derajat kepercayaan 5. Hal ini menunjukan secara parsial corporate governance CG tidak memiliki hubungan yang kuat dan siginifikan dalam mempengaruhi pembayaran dividen PD. Kemudian nilai t hitung koefisien struktur modal SM = 16.275 lebih besar dari t tabel 2.02 dengan derajat kepercayaan 5. Hal ini menunjukan secara parsial struktur modal SM memiliki hubungan yang kuat dan siginifikan dalam mempengaruhi pembayaran dividen PD. Dan nilai t hitung koefisien struktur kepemilikan manajerial SKM = 11.077 lebih besar dari t tabel 2.02 dengan derajat kepercayaan 5. Hal ini menunjukan secara parsial struktur kepemilikan manajerial SKM memiliki hubungan yang kuat dan siginifikan dalam mempengaruhi pembayaran dividen PD. Nilai F hitung sebesar 186.642 F tabel 1.69, dalam hal ini menunjukkan bahwa secara simultan corporate governance CG, struktur modal SM dan 85 struktur kepemilikan manajerial SKM memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan pembayaran dividen PD. Berdasarkan nilai t hitung dan F hitung artinya corporate governance, struktur modal, struktur kepemilikan, secara parsial dan simultan berpengaruh nyata signifikan terhadap pembyaran dividen pada perusahaan investasi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini terbukti kebenarannya dan hipotesis diterima. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penilaian terhadap 10 perusahaan investasi periode 2010-2013 dengan menggunakan corporate governance, struktur modal dan struktur kepemilikan manajerial dalam suatu periode dan pengukuran rasio dividen, dalam hal ini menunjukkan bahwa benar-benar dalam kondisi baik dan bertanggungjawab atas corporate governance, struktur modal dan struktur kepemilikan manajerial sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. 2. Variabel corporate governance CG terbukti tidak mempengaruhi pembayaran dividen PD, artinya rendahnya tanggungjawab corporate governance CG oleh jajaran manajemen berkaitan dengan fluktuasinya pembayaran dividen PD. 3. Variabel struktur modal SM terbukti mempengaruhi pembayaran dividen Y, artinya tinggi rendahnya kepemilikan asset oleh investasi berkaitan dengan tinggi rendahnya pembayaran dividen PD. 4. Variabel struktur kepemilikan manajerial SKM terbukti berpengaruh terhadap pembayaran dividen PD, artinya tinggi rendahnya kepemilikan saham perusahaan berdampak pada tinggi rendahnya pembayaran dividen PD.