60 Sepuluh perusahaan PT ABM Investama Tbk, PT Bhakti Investama Tbk,
PT Global Mediacom Tbk, PT Bakrie and Brothers Tbk, PT Bumi Resources Minerals Tbk, PT Multipolar Tbk, PT Hanson International Tbk, PT Polaris
Investama Tbk dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk dengan Corporate Governance X
1
yang terendah PT Pool Advista Indonesia Tbk selama periode 2010-2013. Hal ini Corporate Governance dalam suatu perusahaan tercermin
pada pertanggungjawaban manajer kepada stakeholder perusahaan tersebut. Apabila Corporate Governance perusahaan kuat, yang berarti ada perlindungi atas
hak-hak pemegang saham minoritas. Berangkat dari pemikiran ini, dapat dikatakan bahwa Corporate Governance berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan khususnya mengenai kebijakan dividen.
4.2.2 Struktur Modal
Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan
saham biasa. Tujuan struktur modal adalah memadukan sumber pendanaan yang digunakan oleh perusahaan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dengan cara
memaksimumkan harga saham, meminimumkan biaya modal cost of capital, dan menyeimbangkan antara risiko dan tingkat pengembalian. Apabila dividen
dibayar oleh perusahaan kepada pemegang saham, maka dana internal tidak lagi cukup untuk melakukan investasi. Sehingga perusahaan berusaha memperoleh
dana eksternal melalui hutang. Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang
terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio DER.
61 variabel independen struktur modal DER pada perusahaan Investasi yang
terdaftar di BEI selama periode tahun 2010-2013 dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Struktur Modal tahun 2010-2013
No Nama Perusahaan
Kode Struktur Modal
X
1
2010 2011
2012 2013
1 PT ABM Investama Tbk
ABMM 43.49 40.49 42.06 42.06
2 PT Bhakti Investama Tbk
BHIT 9.16 13.60 12.91 31.98
3 PT Global Mediacom Tbk
BMTR 24.84 22.13 22.18 21.85
4 PT Bakrie and Brothers Tbk
BNBR 36.32 34.09 39.44 39.62
5 PT Bumi Resources Minerals Tbk
BRMS 45.03 45.92 48.63 51.05
6 PT Multipolar Tbk
MLPL 14.61 30.10 44.64 39.17
7 PT Hanson International Tbk
MYRX 64.77 50.94 49.52 37.12
8 PT Polaris Investama Tbk
PLAS 27.13 20.93 23.27 25.06
9 PT Pool Advista Indonesia Tbk
POOL 10.71 12.37 16.99 13.20
10 PT Saratoga Investama Sedaya Tbk SRTG
25.70 23.81 19.76 25.47
Sumber : Data diolah penulis, 2014
Dalam perhitungannya DER dihitung dengan cara hutang dibagi dengan modal sendiri, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi daripada modal
sendirinya besarnya rasio DER berada diatas satu, sehingga dana yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan lebih banyak dari unsur hutang daripada
modal sendiri equity. Oleh karena itu, investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER yang besarnya kurang dari satu, karena jika DER lebih dari satu
menunjukkan jumlah hutang yang lebih besar dan resiko perusahaan semakin meningkat.
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
rata-rata dari struktur modal DER menunjukan hasil yang fluktuatif,
hal ini pada perusahaan investasi di PT Bhakti Investama Tbk mengalami penurunan sebesar 9.16 ditahun 2010 dibandingkan
62 dengan perusahaan investasi lainnya mengalami kenaikan yaitu PT ABM
Investama Tbk, PT Global Mediacom Tbk, PT Bakrie and Brothers Tbk, PT Bumi Resources Minerals Tbk, PT Multipolar Tbk, PT Hanson International Tbk, PT
Polaris Investama Tbk, PT Pool Advista Indonesia Tbk dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk selama periode 2010-2013. Hal ini menunjukkan bahwa
baik buruknya struktur modal perusahaan akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi finansialnya. Hal ini sangat mempengaruhi dimana modal sangat
dibutuhkan dalam membangun dan menjamin kelangsungan perusahaan, di samping sumber daya, mesin dan material sebagai faktor pendukung.
4.2.3 Struktur Kepemilikan Manajerial