Letak Geografis dan Kondisi Alam Kota Medan Kebijaksanaan Pengembangan Metropolitan Mebidang

Edy Hermanto : Bangkitan Pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I Medan, 2009 Sumber Bappeda Sumatera Utara Gambar 4.1 Peta Sumatera Utara

4.1.2 Letak Geografis dan Kondisi Alam Kota Medan

Kota Medan yang berpenduduk 2.210.743 jiwa ini, memiliki luas wilayah 26.510 ha 265,10 km 2 , atau 3,6 dari luas keseluruhan Propinsi Sumatera Utara. Kota ini dilintasi berbagai sungai yang berpotensi sebagai saluran pembuangan air hujan untuk mengatasi banjir dan air limbah. Sedikitnya terdapat 10 sepuluh sungai yang melintasinya, antara lain 1. Sungai Belawan 2. Sungai Badra 3. Sungai Sikambing 4.. Sungai Putih 5. Sungai Babura 6. Sungai Deli 7. Sulang Saling 8. Sungai Kera 9. Sungai Batuan 10. Sungai Percut Edy Hermanto : Bangkitan Pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I Medan, 2009 Iklim yang ada sangat dipengaruhi udara laut dan pegunungan dengan temperature rata-rata 27 C. Letak Kota Medan sangat strategis dengan letaknya yang bersebelahan dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau, mendorong Kota Medan menjadi pusat pengembangan di Sumatera bagian Utara. Kota ini juga didukung dan berbatasan langsung dengan daerah Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang serta berada tidak jauh dari Pemerintahan Binjai ± 22 km. Secara relatif Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber Daya Alam SDA khususnya di bidang perkebunan, kehutanan dan pertanian. Kondisi diatas menjadi Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri ekspor-impor. Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

4.1.3 Kebijaksanaan Pengembangan Metropolitan Mebidang

Wujud keseluruhan pola pembangunan perkotaan Mebidang disusun dalam suatu susunan perkotaan yang terdiri dari sembilan kota mandiri, yang berperan sebagai pusat- Edy Hermanto : Bangkitan Pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I Medan, 2009 pusat pertumbuhan yang sengaja direncanakan untuk saling melengkapi. Berdasarkan daerah strategis yang ada maka kesembilan kota tersebut adalah Medan, Labuhan, Tembung, Simpang Sunggal, Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Batang KuisSerdang, dan Binjai. Setiap kota akan tumbuh dan didorong menjadi permukiman yang secara ekonomis dan sosial tidak bergantung kepada Medan kota Inti. Sumber Bappeda Sumatera Utara Gambar 4.2 Peta Konsep Mebidang Pada peta diatas terlihat bahwa beberapa kecamatan termasuk dalam kota inti dan kawasan pinggiran. Lokasi penelitian ini Kecamatan Medan Johor berada dalam kota inti dalam kawasan pinggiran dalam Metropolitan Mebidang. Setiap kota-kota mandiri tersebut diharapkan akan mampu menyerap sebahagian besar potensi pertumbuhan urbanisasi yang jika dibiarkan akan selalu mengarah ke kota MEDAN BINJAI DELI SERDANG Edy Hermanto : Bangkitan Pergerakan Perjalanan Ke Tempat Kerja Studi Kasus Perumahan Johor Indah Permai I Medan, 2009 Medan. Setiap kota mandiri akan memiliki pembangunan industri, perumahan, pusat komersil, pusat jasa, dan pelayanan umum yang baik. Sebagai kota Metropolitan, Medan dapat didefenisikan sebagai suatu kawasan yang merupakan aglomerasi dari Kota Binjai dan kawasan Kabupaten Deli Serdang yang berdekatan dan terkait dalam suatu system kegiatan ekonomi, termasuk prasarana dan sarana penunjangnya, dengan kota Medan sebagai kota utama yang berperan sebagai inti dan kotakawasan lainnya sebagai satelit. Kota Binjai yang menjadi daerah satelitpenyangga kota Medan selain semakin menguntungkan perkembangan inventasi di sektor industri dan perdagangan, jasa menjadi tempat bermukimnya penduduk yang bekerja di Kota Medan.

4.1.4 Rencana Umum Tata Ruang RUTR Kota Medan 2005