Pembebasan Tahap Pertama Et+2 adalah kegiatan pemeliharaan Pengadaan Bibit Et+2 adalah kegiatan yang meliputi penyiapan Pengayaan Rehabilitasi Et+2 adalah kegiatan penanaman pada Pemeliharaan Tanaman Pengayaan Rehabilitasi Et+3, 4, 5 adalah Pembebasan t

c. Data Pohon yang akan dipanen : jumlah, jenis, diameter, tinggi bebas cabang. d. Data Medan Kerja : jurang, sungai, kawasan dilindungi. ITSP khususnya ditujukan untuk penyusunan Rencana Karya Tahunan RKT yang berkaitan dengan TPTI.

3. Pembukaan Wilayah Hutan PWH Et-1

adalah kegiatan penyediaan prasarana wilayah bagi kegiatan produksi kayu, pembinaan hutan, perlindungan hutan, insfeksi kerja, transportasi sarana kerja, dan komunikasi antar pusat kegiatan. Pembukaan hutan diwujudkan oleh penyediaan jaringan angkutan, barak kerja, penimbunan kayu dan lain- lain.

4. Penebangan Et adalah kegiatan pengambilan kayu dari pohon-pohon

dalam tegakan yang berdiameter sama dengan atau lebih besar dari diameter batas yang ditetapkan 50 up, yang artinya ukuran diameter 50 Cm keatas dari blok tebangan yang telah disahkan. 5. Perapihan Et+1 adalah kegiatan pada areal bekas penebangan agar Tegakan Tinggal tersebut mudah diinventarisasi, diperbaiki dan di tingkatkan produktivitasnya. 6. Inventarisasi Tegakan Tinggal ITT Et+2 adalah kegiatan pencatatan dan pengukuran pohon serta permudaan alam pada areal Tegakan Tinggal untuk mengetahui antara lain komposisi jenis, penyebaran dan perapatan pohon dan permudaan serta jumlah dan tingkat kerusakan pohon inti. 7. Pembebasan Tahap Pertama Et+2 adalah kegiatan pemeliharaan Tegakan Tinggal yang berupa pekerjaan membebaskan tajuk dari 200 batang pohon binaan jenis Niagawi pohon inti dan permudaan per hektar, dari desakan dan naungan pohon tumbuhan penyaing. 8. Pengadaan Bibit Et+2 adalah kegiatan yang meliputi penyiapan tempat pembibitan, pengadaan sarana dan prasarana, kegiatan lain yang berhubungan dengan pengadaan bibit. 9. Pengayaan Rehabilitasi Et+2 adalah kegiatan penanaman pada areal bekas tebangan yang kurang cukup mengandung permudaan jenis Niagawi, dengan tujuan untuk memperbaiki komposisi jenis, penyebaran pohon dan nilai tegakan. 10. Pemeliharaan Tanaman Pengayaan Rehabilitasi Et+3, 4, 5 adalah pekerjaan perawatan tanaman dengan cara membersihkan jalur tanaman, membunuh gulma dan pohon penaung, menebas rumput sepanjang jalur penanaman dan penyulam tanaman mati. Mashudi : Penegakan Hukum Terhadap Penebangan Pohon Di Luar Rencana Karya Tahunan Bagi Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan, 2009 USU Repository © 2008 11. Pembebasan tahap Kedua dan Ketiga Et+4, 6 adalah pengulangan seperlunya pembebasan pertama, agar tajuk pohon binaan selalu menerima cahaya matahari langsung dari atas atau samping, dan memiliki ruang tumbuh tajuk secukupnya kesamping dan keatas. 12. Penjarangan Tegakan Tinggal Et+10, 15, 20 adalah penyingkiran penyaing pohon binaan bilamana pohon binaan telah berupa tingkat tiang dan pohon, atau berdiameter lebih besar dari 10 Cm. Terjadinya kerusakan lingkungan, kebanyakan dilakukan dalam konteks menjalankan suatu usaha ekonomi dan sering juga merupakan sikap penguasa maupun pengusaha yang tidak menjalankan atau melalaikan kewajiban- kewajibannya dalam pengelolaan lingkungan hidup. 82 Kerusakan lingkungan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kegiatan industri atau sejenisnya, tentunya lingkungan hidup perlu mendapat perlindungan hukum. 83 Hukum pidana dapat memberikan sumbangan dalam perlindungan hukum bagi lingkungan hidup, namun demikian perlu diperhatikan pembatasan-pembatasan yang secara inheren terkandung dalam penerapan hukum pidana tersebut, seperti asas legalitas maupun asas kesalahan. Dalam kasus PT KNDI asas legalitas maupun kesalahan telah terpenuhi berdasarkan norma hukum yang termuat pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Kehutanan, 84 misalnya sistim silvikultur TPTI tersebut 82 Wahono Baoed, Loc.cit 83 Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Loc.cit 84 Lihat, Pasal 46 UUPLH, pertanggungjawaban pidana badan hukum dapat dimintakan kepada badan hukum, pengurus badan hukum, atau badan hukum bersama-sama dengan pengurus. Pasal 46 ayat 1 UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup menetapkan bahwa “Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini dilakukan oleh atau atas nama badan hukum, perseroan, perserikatan, yayasan atau organisasi lain, tuntutan pidana dilakukan dan sanksi pidana serta Mashudi : Penegakan Hukum Terhadap Penebangan Pohon Di Luar Rencana Karya Tahunan Bagi Pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan, 2009 USU Repository © 2008 diatas tidak dilaksanakan oleh pihak perusahaan PT. Keang Nam Development Indonesia akibatnya menimbulkan kerusakan hutan diareal IUPHHK PT. Keang Nam Development Indonesia, sesuai keterangan para ahli serta temuan Lembaga Penilai Independen LPI-Mampu PT. Focus Consulting Group, sebagai berikut: 85

1. Ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup KLH :