BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kedudukan keuangan daerah dalam sistem pengelolaan keuangan negara adalah:
a. Keuangan daerah merupakan subsistem dari sistem pengelolaan keuangan
negara dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah yang menimbulkan hak dan kewajiban daerah dan dapat dinilai dengan uang,
b. Elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan yang secara yuridis
normatif bertumpu pada UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 33 Tahun 2004, UU No. 17 Tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 2004. Hal ini dipertegas dalam UU
No. 17 Tahun 2003 dimana kekuasaan pengelolaan keuangan Negara adalah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan, dan kekuasaan keuangan Negara
dari presiden sebagian diserahkan kepada gubernur bupatiwalikota selaku kepala pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan 2.
Peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan keuangan daerah yang sebelumnya diatur dalam berbagai bentuk perangkat hukum, mulai dari Undang-
undang Dasar 1945, undang-undang seperti, UU No. 1 Tahun 2004, UU No. 17 Tahun 2004, UU No. 25 Tahun 2004, UU No. 32 Tahun 2004, UU No. 33 Tahun
2004, peraturan pelaksana contohnya peraturan pemerintah tentang pengelolaan keuangan daerah, keputusan instansi pemerintahan, seperti keputusan menteri,
Habibi Adhawiyah : Kedudukan Keuangan Daerah Dalam Sistem Pengelolaan Keuangan Negara Menurut…, 2007 USU e-Repository © 2008
dan peraturan daerah terkesan adanya tumpang tindih peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah sehingga
pengaturan hukum tentang pengelolan keuangan daerah tidak dapat diimplementasikan secara efektif. Hal ini kemudian diatasi dengan keluarnya PP
No. 58 Tahun 2005 yang merupakan sinkronisasi berbagai ketentuan perundang- undangan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, sehingga
merupakan satu kesatuan pengaturan omnibus regulation dan menjadi pedoman pokok bagi Pemerintah Daerah dalam mengelola keuangan daerah yang memuat
berbagai kebijakan terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Untuk dapat
diaplikasikan secara mudah sesuai dengan yang diamanatkan dalam Pasal 155, pada tanggal 15 Mei 2006 telah ditetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang secara formal sebagai pengganti Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29
Tahun 2002 yang mana lingkup pengelolaan keuangan daerah lebih dipertegas dan diperjelas dengan adanya desentralisasi pelaksanaan kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah. 3.
Proses pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Langkat masih mengacu pada Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2004 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah yang berlandaskan PP No. 105 Tahun 2005. Proses pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Langkat menunjukkan kondisi yang
rata-rata menuju ruang perbaikan dengan menerapkan prinsip-prinsip yang
Habibi Adhawiyah : Kedudukan Keuangan Daerah Dalam Sistem Pengelolaan Keuangan Negara Menurut…, 2007 USU e-Repository © 2008
terkandung dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang sejalan dengan prinsip good governance dan memiliki nilai demokrasi dan sesuai dengan prinsip
transparansi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat, efisiensi dan efektivitas. Meskipun demikian, sejalan dengan keluarnya PP No. 58 Tahun 2005 dengan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat keharusan bagi daerah untuk menata kembali kelembagaan pengelolaan keuangan daerah sehingga sistem dan
prosedurnya harus berubah pula dengan mengganti Perda yang sudah tidak sesuai lagi dengan peraturan yang ada demi tercipta dan terlaksananya pengelolaan
keuangan yang memiliki keabsahan yuridis, berlandaskan pada peraturan- peraturan yang ada di atasnya dengan tidak mengesampingkan prinsip-prinsip
pemerintahan yang baik.
B. Saran