Pengertian Kinerja Teori - Teori tentang Kinerja

2. Mengelola emosi diri sendiri. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini sebelumnya. Ketiga adalah dengan bergembira kita mengambil tindakan untuk menanganinya. Kemampuan kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri self controlled yang paling penting dalam manajemen diri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya. 3. Memotivasi diri sendiri: Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan. merupakan hal yang sangat penting dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri sendiri achievement motivation. Kendali diri emosional- menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang- orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apa pun yang mereka kenakan www.sinarharapan.com . 2.3. Kinerja

2.3.1. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, work performance atau job performance tetapi dalam bahasa Inggrisnya sering disingkat menjadi performance saja. Kinerja dalam bahasa Indonesia disebut juga prestasi kerja. Kinerja atau prestasi kerja performance diartikan sebagai kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap, ketrampilan dan motivasi dalam mengerjakan sesuatu. Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena sangat berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi. “performance = ability x motivation”. Faktor utama yang mempengaruhi kinerja adalah kemampuan dan kemauan. Memang diakui bahwa banyak orang mampu tetapi tidak mau sehingga tetap tidak menghasilkan kinerja yang baik. Demikian pula halnya banyak orang mau tetapi tidak mampu juga tetap tidak menghasilkan kinerja apa-apa. Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau kemampuan bekerja. Simamora 2001 menyatakan bahwa prestasi kerja performance diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitasnya. Ilyas 1999 menyatakan bahwa kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan kerja personel tidak terbatas pada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel yang ada dalam organisasi.

2.3.2. Teori - Teori tentang Kinerja

Menurut Gibson 1997 untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja personel dilakukan pengkajian terhadap tiga kelompok variabel yaitu : Variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga variabel tersebut sangat mempengaruhi perilaku kerja personel yang berkaitan erat dengan tugas-tugas yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas dalam organisasi. Secara skematis ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : PERILAKU INDIVIDU : Apa yang dikerjakan VARIABEL ORGANISASI : - Sumber daya - Kepemimpinan - Imbalan - Struktur Kepemimpinan PSIKOLOGIS - Persepsi - Sikap - Kepribadian - Belajar - Motivasi VARIABEL INDIVIDU : Kemampuan dan keterampilan : - Mental - Fisik Latar belakang : - Keluarga - Tingkat Sosial - Pengalaman Demografis : - Umur - Etnis Gambar 2.1. Diagram Skematis Teori Perilaku dan Kinerja dari Gibson 1997 Menurut Ruky 2002, dalam bukunya yang berjudul Sistem Manajemen Kinerja. Manajemen Kinerja adalah kegiatan atau program yang diprakarsai dan dilaksanakan oleh pimpinan organisasi untuk merencanakan, mengarahkan dan mengendalikan prestasi karyawan. Menurut Lembaga Administrasi Negara, kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Menurut Teori Attribusi atau Expectancy Theory, dikemukakan oleh Heider dalam Siagian 2002, pendekatan attribusi mengenai kinerja dirumuskan sebagai berikut : K= M x A Keterangan : K = Kinerja, M = Motivasi, A = Ability. Konsep ini akhirnya menjadi sangat populer dan seringkali diikuti oleh para ahli-ahli lain, menurut teori ini, kinerja adalah interaksi antara motivasi dengan ability kemampuan dasar. Dengan demikian orang yang tinggi motivasinya tetapi memiliki kemampuan yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah, begitu pula orang yang berability tinggi tetapi rendah motivasinya. Motivasi merupakan faktor penting dalam mendorong setiap karyawan untuk bekerja secara produktif, sehingga berdampak pada kinerja karyawan Siagian, 2002. 2.3.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut teori motivasi Atribusi yang dikembangkan oleh Gray yang dikutip oleh Winardi 2002, bahwa ada kaitan antara motivasi, kemampuan dan kenerja, yang menyatakan : kinerja pekerja merupakan hasil dari banyak faktor yang sebahagian tidak diketahui oleh para manajer, dan bahkan ada beberapa faktor diantara faktor - faktor tersebut yang tidak dipahami oleh pegawai atau staf. Terdapat adanya kesetujuan pandangan bahwa kedua variabel yang paling penting dalam hal menerangkan kinerja adalah motivasi pegawai atau staf dan kemampuan kerja. Kaitan antara variabel - variabel tersebut diperlihatkan melalui persamaan berikut : Kinerja = Motivasi x Kemampuan Winardi, 2002.

2.3.4. Penilaian Kinerja